37
F. Teknik Analisis Data
1. Penentuan FFA minyak biji karet
Penentuan FFA minyak karet dilakukan dengan mengunakan rumus sebagai berikut:
FFA = x 100
Keterangan : �
= Volume titrasi NaOH mL BM
= Berat molekul asam lemak grammol W
= massa sampel biodiesel gram
2. Penentuan Massa Jenis
Penentuan massa jenis menggunakan rumus: �
�
= Keterangan :
V
p
= volume piknometer yang digunakan mL Mx
= massa piknometer + akuades gram M
= massa piknometer kosong gram �
�
= massa jenis akuades pada suhu 25
o
C gram.ml
-1
3. Penentuan Viskositas
Mengisi alat Oswald dengan akuades secukupnya dan menaikkan akuades lebih tinggi dari tanda paling atas. Setelah itu tutup lubang dengan jari dan
siapkan stopwatch, lalu lepaskan jari dan hidupkan stopwatch ketika air tepat
38
pada tanda bawah dan menghitung waktu yang diperlukan untuk mengalir. Mengulangi langkah 2 sebanyak 3 kali. Mengulangi langkah ini untuk biodiesel
B
1
, B
2,
B
3,
B
4,
B
5
,dan B
6
. Viskositas dihitung dengan rumus:
Keterangan: = Viskositas biodiesel cSt atau mm
2
s = Viskoditas cairan pembanding, yaitu air : cSt atau mm
2
s = Massa jenis biodiesel kmm3
= Mass jenis air = Waktu alir biodiesel melalui kapiler
= Waktu alir air melalui kapiler
4. Penentuan Titik Tuang
Sampel dituang ke dalam wadah kemudian dipanaskan dalam waterbath sampai temperatur 115
o
F, lalu didinginkan hingga temperatur 90
o
F. Setelah itu sampel dimasukkan ke dalam alat pengukur lalu temperatur alat mulai
diturunkan. Setiap penurunan temperatur 5
o
F dilakukan pengecekan kebekuan dengan memiringkan wadah sampel. Bila sampel sudah mulai menimbulkan
kabut pada dinding alat pengukur temperatur tersebut dicatat sebagai titik kabut dan temperatur dimana sampel mulai membeku dicatat sebagai titik tuang.
Ulangi langkah ini untuk biodiesel B
2,
B
3,
B
4,
B
5
,dan B
6 .
39
5. Penentuan Titik nyala
Sampel dimasukkan dalam wadah alat Pensky-Martens closed up. Kemudian alat dihubungkan dengan pompa dan tangki bensin, ujung penyala
dinyalakan, termometer dipasang serta pemanas dan pengaduk dijalankan. Setiap kenaikan temperatur 5
o
F, pengaduk dimatikan dan ujung nyala ditundukkan kepermukaan sampel untuk mengecek nyala. Temperatur pertama kali
munculnya nyala dicatat sebagai titik nyala. Ulangi langkah iniuntuk biodiesel B
2,
B
3,
B
4,
B
5
,dan B
6 .
6. Penentuan Kalor Pembakaran