46
Tabel 10. Hasil Karakterisasi Biodiesel dari Proses Transesterfikasi Minyak Biji Karet
Kode Sampel
Massa Jenis kgm
3
Viskositas cSt
Pour Point
o
C Flash
Point
o
C Kalor
Pembakaran kalg
B
1
887,37 21,1135
9 210
9420,3125 B
2
880,1 19,8651
-3 204
8838,2115 B
3
898,67 16,3189
3 196
9458,48 B
4
902,7 16,7291
208 9821,6535
B
5
897,9 19,7945
6 198
9068,65 B
6
886,9333 20,7268
184 9216,28
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik minyak biji karet yang meliputi: massa jenis, viskositas, dan analisa struktur dengan spektroskopi
FTIR, mengetahui karakteristik biodiesel hasil sintesis dari minyak biji karet yang meliputi: massa jenis, viskositas, nilai kalor pembakaran, titik tuang, titik nyala
serta analisa struktur dengan spektroskopi FTIR, mengetahui kesesuaian karakter biodiesel hasil sintesa jika dibandingkan dengan standar SNI 04-7182:2012.
Proses pembuatan biodiesel dari minyak biji karet dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu :
1. Pengambilan Minyak Biji Karet
Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk mengambil minyak biji karet adalah metode pres. Pemilihan metode ini disertai pertimbangan yaitu
pengoperasian mesin pres cukup sederhana dan membutuhkan waktu yang relatif
singkat dalam proses pengepresannya.
47
Biji karet yang digunakan berasal dari PTPN IX Semarang, Jawa Tengah. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak yang dianggap mewakili biji
karet yang ada di daerah PTPN IX Semarang , Jawa Tengah. Biji karet terdiri dari dua bagian yaitu cangkang biji karet dan daging biji karet. Biji karet yang belum
dikupas diberi perlakuan awal yaitu dikeringkan di bawah sinar matahari kurang lebih 7 hari. Biji karet ini kemudian dikupas untuk mengambil bagian daging biji
karet. Setelah itu daging biji karet dilakukan pengeringan kembali dengan menggunakan oven pada suhu 40-50
o
C. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
kandungan air yang ada di dalam biji karet.
Daging biji karet yang sudah kering kemudian dipres menggunakan pres hidrolik. Daging biji karet tersebut dimasukkan ke dalam alat pres yang berbentuk
tabung yang mempunyai kapasitas sebanyak 200 gram, dimana pada bagian bawah tabung sudah diberi kain saring. Pengepresan dilakukan pada tekanan 240
kN selama 5 menit. Hasil minyak biji karet kemudian ditampung dalam sebuah
wadah.
Hasil minyak biji karet tersebut harus dijernihkan terlebih dahulu dengan menggunakan arang aktif. Hal ini dikarenakan minyak hasil pengepresan tersebut
masih mengandung kotoran-kotoran yang tercampur dengan minyak. Proses penjernihan dilakukan dengan arang aktif karena arang aktif merupakan adsorben
yang dapat menjerap kotoran-kotoran yang ada didalam minyak. Minyak biji karet dicampur dengan arang aktif dengan perbandingan 100:1 kemudian
48
didiamkan selama 48 jam. Setelah itu minyak biji karet disaring dengan
menggunakan kertas saring sehingga diperoleh minyak biji karet yang jernih. 2.
Degumming
Minyak biji karet yang sudah dijernihkan perlu dilakukan proses degumming terlebih dahulu untuk menghilangkan sifat emulsifier dari zat-zat
terlarut seperti gum, protein, dan fosfatida sebelum digunakan untuk memproduksi biodiesel. Degumming merupakan proses pemisahan gum yang
tidak diinginkan yang dapat mengurangi stabilitas produk hasil pengolahan
minyak nabati Ristianingsih, 2012.
Pada penelitian ini proses degumming minyak biji karet dilakukan dengan metode pemanasan pada suhu 80
o
C dan pengasaman dengan asam fosfat 20 sebanyak 0,3 -berat minyak dan diaduk selama 30 menit. Asam fosfat berfungsi
untuk menarik getah yang terdapat pada minyak biji karet. Kemudian minyak biji karet dimasukkan ke dalam corong pisah dan dicuci dengan menggunakan air
hangat. Pencucian dilakukan secara berulang-ulang hingga diperoleh air buangan mencapai pH netral. Setelah itu dilakukan pemanasan minyak pada suhu 120
o
C untuk menghilangkan sisa air yang tersisa dalam minyak. Pada proses degumming
muncul gum berwarna putih. Gum tersebut merupakan latey dan oil slime. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak biji karet sebelum dan sesudah dilakukan
proses degumming memiliki tingkat kejernihan yang berbeda. Minyak biji karet yang sudah di-degumming secara visual tampak kelihatan lebih jernih
dibandingkan dengan minyak sebelum dilakukan degumming.
49
3. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas Free Fatty Acid FFA Minyak