38 Piaget Ahmad Susanto, 2011: 48 mengemukakan bahwa pendidik perlu
mengembangkan kemampuan kognitif peserta didik karena pentingnya perkembangan kognitif agar:
a. Anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang dilihat, didengar dan rasakan, sehingga anak akan memiliki pemahaman yang utuh
atau komprehensif. b. Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan kejadian
yang pernah dialaminya. c. Anak mampu mengembangkan pemikiran-pemikirannya dalam rangka
menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. d. Agar anak mampu mehami simbol-simbol yang tersebar didunia sekitarnya.
e. Anak mampu melakukan penalaran-penalaran, baik yang terjadi secara alamiah spontan, maupun melalui proses ilmiah percobaan.
f. Anak mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya, sehingga pada akhirnya anak akan menjadi individu yang mampu menolong dirinya sendiri.
D. Kerangka Pikir
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang memberikan pengasuhan, pelayanan dan pengajaran kepada anak sejak lahir sampai usia 6
tahun. Layanan pendidikan anak usia dini bertujuan untuk memaksimalkan perkembangan anak dan menyiapkan anak untuk sekolah dasar. Kesiapan sekolah
membutuhkan pembelajaran yang bermakna sejak usia dini. Pembelajaran yang bermakna memberikan pengalaman bagi anak dalam proses kesiapan belajar.
39 Anak membutuhkan kesiapan belajar terutama dalam pengembangan dibidang
kognitif. Bidang kognitif dapat dimaksimalkan melalui pembelajaran sains. Pembelajaran sains merupakan kegiatan pembelajaran sains yang
mempelajari tentang alam melalui pembuktian ilmiah. Kegiatan pembelajaran sains memberikan kesempatan luas kepada anak untuk menjadi pembelajar yang
aktif. Anak mempelajari sains akan memberikan manfaat dalam meningkatkan kemampuan kognitif. Anak dapat melatih kemampuan kemampuan panca indera
dan kemampuan berfikir kritis serta sistematis. Anak akan memiliki kemampuan berfikir kritis dan peka terhadap lingkungan sekitar sejak dini. Pembelajaran sains
pada anak usia dini dapat berupa pengenalan. Pengenalan sains pada anak usia dini dapat dilakukan dengan percobaan sederhana.
Percobaan sederhana merupakan salah satu kegiatan pembelajaran, dimana anak melakukan percobaan tentang suatu hal, melakukan pengamatan terhadap
prosesnya, dan menyampaikan hasil percobaan. Kegiatan percobaan memberikan fasilitas kepada anak untuk mengeksplorasi benda yang ada dalam percobaan.
Anak dapat mengamati secara langsung tentang kejadian percobaan. Anak belajar aktif melakukan kegiatan percobaan. Percobaan sederhana dapat dikenalkan pada
anak usia dini melalui perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang disesuaikan dengan kemampuan anak. Perencanaan berisi pembuatan jadwal dan materi
percobaan. Pelaksanaan percobaan sains berisi topik percobaan, alat dan bahan, metode yang digunakan, peran guru dan anak, serta hasil belajar.
Topik percobaan berasal dari lingkungan sekitar anak yang dikembangkan guru menjadi pembelajaran. Guru menyiapkan materi, alat dan bahan untuk
melaksanakan kegiatan percobaan bersama anak. Alat dan bahan yang digunakan
40 disesuaikan dengan topik percobaan dan disediakan sebelum kegiatan percobaan.
Peran guru dan anak menjadi hal yang mampu menentukan tingkat keberhasilan kegiatan percobaan. Guru memegang peranan penting dalam perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan percobaan. Anak memiliki peran aktif dalam pelaksanaan kegiatan percobaan. Hasil belajar menjadi hal yang dapat dilihat untuk mengukur
kemampuan anak dalam memahami kegiatan percobaan sains.
E. Pertanyaan Penelitian