Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran KAJIAN TEORI

dengan nilai-nilai masyarakat dan agama, dan juga agar manusia tersebut menjadi baik dan lebih baik lagi dari sebelumnya serta menambahnya pengetahuan mereka akan ilmu. Dengan beragamnya metode pendidikan dihaarapkan pendidik dapat memilih metode yang sesuai dengan karakter peserta didiknya masing- masing. Di samping itu pula, peserta didik diharapkan mampu berfikir logis dan sehat serat sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh pendidik, sehingga tercapainya sebuah proses pendidikan yang sempurna. Adapun jenis-jenis metode pendidikan yang dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar yang baik pada diri manusia terlebih pada peserta didik antara lain adalah sebagai berikut:

1. Metode Ceramah

Metode ceramah dikenal juga sebagai metode kuliah karena umumnya banyak dipakai di perguruan tinggi. Dan ada juga disebut orang methode pidatotabligh, karen disampaikan secara berpidato. Di dalam bahasa Inggris disebiut lecturing methode atau telling methode. Istilah lecturing berasal dari bahasa Yunani “Legire” yang berarti to teach = mengajar. Dari kata legire ditimbulkan kata lecture yang artinya memberi kuliah dengan kata atau ucapan. Dari kata lecture ditimbulkan kata lecturing yaitu cara penyajian bahan-bahan dengan lisan. Istilah telling berasal dari kata “to tell” yang artinya menyatakan sesuatu kepada orang lain dan akhirnya berarti menyajikan keterangan-keterangan dan uraian-uraian kepada orang lain sehingga ia mengerti apa yang disampaikan itu. 37 Sejak zaman Rasulullah metode ceramah merupakan cara yang paling awal yang dilakukan Rasulullah SAW. Dalam menyampaikan wahyu kepada umat. Karakteristik yang menonjol dari metode ceramah adalah peranan guru 37 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1990, cet ke 1, h. 115 tampak lebih dominan. Sementara siswa lebih banyak pasif dan menerima apa yang disampaikan oleh guru. 38 Dalam sebuah Hadist Nabi SAW bersabda : لﺎﻗ ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﻲﺒﻨﻟا نأ ﺎﻤﮭﻨﻋ ﷲا ﻲﺿر صﺎﻌﻟا ﻦﺑ وﺮﻤﻋ ﻦﺑ ﷲا ﺪﺒﻋ ﻦﻋو : ﻲﻨﻋ اﻮﻐﻠﺑ رﺎﻨﻟا ﻦﻣ هﺪﻌﻘﻣ أﻮﺒﺘﯿﻠﻓ اًﺪﻤﻌﺘﻣ ﻲﻠﻋ بﺬﻛ ﻦﻣو ،جﺮﺣ ﻻو ﻞﯿﺋاﺮﺳإ ﻲﻨﺑ ﻦﻋ اﻮﺛﺪﺣو ﺔﯾآ ﻮﻟو هاور يرﺎﺨﺒﻟا . Artinya: sampaikanlah apa yang datang dariku walaupun satu ayat, dan ceritakanlah apa yang kamu dengar dari Bani Isra’il, dan hal itu tidak ada Salahnya, dan barang siapa berdusta atas namaku maka bersiap-siaplah untuk menempati tempatnya dineraka. HR. Bukhori. hal ini juga berkenaan dengan firman Allah SWT :                        ﻒﺳﻮﻳ 12 : 2 - 3 Artinya : “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum kami mewahyukan nya adalah Termasuk orang-orang yang belum mengetahui”.Q.S. Yusuf12:2-3 39 Ayat di atas menerangkan, bahwa Tuhan menurunkan Al-Qur’an dengan memakai bahasa Arab kepada Nabi Muhammad SAW. Dan Nabi 38 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, h. 136 39 Kementerian Agama RI, Op.cit., h. 317 menyampaikan kepada para sahabat dengan jalan cerita dan ceramah. Metode ceramah masih merupakan metode mengajar yang masih dominan dipakai, khususnya di sekolah-sekolah tradisional.

2. Metode Diskusi

Dalam pengertian yang umum,diskusi ialah suatu proses yang melibatkan dua atau lebih individu yang berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tentu melalui cara tukar menukar informasi self maintenance, atau pemecahan masalah problem solving. Metode diskusi dalam pendidikan adalah suatu cara penyajianpenyampaian bahan pelajaran, dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswakelompok-kelompok siswa untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah. 40 Dengan demikian dapat disimpulakan, bahwa metode diskusi adalah salah satu alternatif metodecara yang dapat dipakai oleh seorang guru di kelas dengan tujuan dapat memecahkan suatu masalah berdasarkan pendapat para siswa. Seiring dengan itu metode diskusi berfungsi sebagai rangsangan agar murid berpikir dan mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh satu jawaban atau satu cara saja, tetapi memerlukan ilmu pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik. Namun metode ini tidak selalu tepat, digunakan pada setiap pelajaran, karena metode ini juga memiliki nilai positif dan negatif. Oleh karena itu seorang pendidik hendaknya mampu menggunakan metode ini sesuai dengan situasi dan kondisi yang kondusif.

3. Metode Nasihat

Dalam bahasa Arab nasihat diungkapkan dengan mau’iżah yang artinya memberi pelajaran akhlak terpuji serta memotivasi pelaksanaannya dan 40 Ramayulis, Op.cit., h. 127 menjelaskan akhlak tercela serta memperingatkannya atau meningkatkan kebaikan dengan apa-apa yang melembutkan hati. 41 Rasyid Ridha 1865-1935 M menyatakan sebagaimana yang dikutip oleh Tamyiz Burhanuddin bahwa mau’iżah adalah nasihat, peringatan atas kebaikan dan kebenaran dengan jalan apa saja yang dapat menyentuh hati dan membangkitkan untuk mengamalkannya. 42 Nasihat dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya yaitu bercerita, dialog, humor, perumpamaan, memperagakan tangan, memperagakan gambar, dan amalan praktis. Nasihat yang dituturkan oleh pendidik harus menggunakan bahasa yang baik dan halus karena akan dapat melatih anak pada pemakaian bahasa yang baik. Di samping itu pemberi nasihat seharusnya orang yang berwibawa dimata peserta didik. Bila dalam keluarga, maka orang tualah yang dipandang sebagai orang yang paling berwibawa dan dihormati oleh anak. Anak akan mendengarkan nasihat, apabila pemberi nasihat juga bisa memberi keteladanancontoh yang baik. Selanjutnya, hendaknya nasihat diberikan dengan jiwa yang ikhlas, suci, hati terbuka serta akal yang bijak, agar nasihat tersebut akan lebih cepat berpengaruh tanpa bimbang, bahkan dengan cepat akan tunduk kepada kebenaran dan menerima hidayah Allah. Muh ammad Quţub dalam bukunya yang berjudul Manhaj Tarbiyah Al- Islâ miyah yang diterjemahkan oleh Salman Harun menyebutkan bahwa nasihat harus diberikan sesering mungkin kepada anak, karena dalam jiwa seorang anak terdapat pembawaan yang biasanya belum tetap, sehingga pemberian nasihat kepada anak harus diulang-ulang agar apa yang telah diberikan dalam keluarganya tidak mudah luntur atau tepengaruh oleh lingkungan barunya. 43 41 M. Rabbi Muhammad Jauhari, Keistimewaan Akhlak Islami, Bandung: CV Pustaka Setia, 2006, h. 92 42 Tamyiz Burhanuddin, Akhlak Pesantren Pandangan K.H Hasyim Asy’ari, Yogyakarta: Ittaqa Press, 2001, h. 57 43 Muhammad Qutub, Manhaj Tarbiyah Al-Islamiyah, terj. Sistem Pendidikan Islam, oleh Salman Harun, Bandung: PT. Maarif, 1988, Cet. II, h. 334