Menurut‘Abdullah Nasih Ulwan, kebanyakan ayat-ayat di dalam Al- Quran selalu menonjolkan metode pemberian nasihat sebagai dasar dakwah,
jalan menuju perbaikan individu dan memberi petunjuk kepada berbagai kelompok.
44
Adapun contoh ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan nasihat di antaranya adalah sebagai berikut:
فاﺮﻋﻻا 79:7
Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: Hai kaumku Sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku
telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat. Q.S. Al-A’raf7:79
45
Pada ayat ini disebutkan bahwa nasihat diberikan kepada satu kaum yang terlihat melanggar perintah Allah. Kaum tersebut terkena bencana
karena tidak mengindahkan nasihat tersebut. Pada umumnya nasihat diberikan pada orang-orang yang menyimpang. Jika nasihat ini dikaitkan
dengan dengan metode, maka menurut Al-Quran, metode ini hanya diberikan kepada mereka yang melanggar peraturan. Dengan demikian metode nasihat
tampaknya lebih ditunjukan kepada peserta didik yang melanggar peraturan. Selanjutnya nasihat juga menunjukan adanya perbedaan antara yang
memberi nasihat dengan yang menerima nasihat, yaitu pemberi nasihat sebaiknya berada pada posisi lebih tinggi dibanding yang menerima nasihat.
Jika nasihat tersebut datang dari bawahan atau dari orang yang tidak disukai, maka sangat mungkin nasihat tidak akan banyak berpengaruh atau berarti.
Berbeda bila nasihat datang dari orang yang di atasnya dan orang yang disukainya, mereka justru datang meminta nasihat atau lebih senang
dinasihati.
44
‘Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyatul Tarbiyatul Aulad fi Al-Islam, terj. Pendidikan Anak dalam Islam, oleh Jamaluddin Miri, Jakarta: Pustaka Amani, 2007, Cet. I, h.71
45
Kementerian Agama RI, Op.cit., h. 215
E. Aplikasi Metode Pembelajaran
Seorang guru dituntut untuk dapat mengembangkan program pendidikan yang optimal, sehingga terwujud proses pendidikan dan
pembelajaran yang efektif dan efisien. Belajar merupakan proses yang sangat penting dilakukan siswa, karena tanpa adanya hasil belajar yang memadai
mereka akan kesulitan dalam menghadapi berbagai tantangan dalam masyarakat.
Suatu metode dapat dikatakan efektif jika prestasi belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat pula.
Maksudnya dengan memakai metode tertentu maka akan didapatkan hasil prestasi belajar yang lebih baik. Hasil pembelajaran yang baik haruslah
bersifat menyeluruh, artinya bukan hanya sekedar penguasaan pengetahuan semata-mata, tetapi juga tampak dalam perubahan sikap dan tingkah laku
secara terpadu. Perubahan ini sudah barang tentu harus dapat dilihat dan diamati, bersifat khusus dan operasional, dalam arti mudah diukur.
Agar metode yang digunakan dalam suatu pembelajaran bisa lebih efektif maka seorang guru harus mampu melihat situasi dan kondisi peserta
didik, termasuk perangkat pendidikan. Proses kegiatan belajar mengajar untuk peserta didik yang berkemampuan sedang, tentu berbeda penggunan
metodenya dengan peserta didik yang lebih pandai. Metode ceramah misalnya, akan menjadi kurang efektif apabila
digunakan di dalam ruang kelas yang jumlah peserta didiknya banyak. Karena berbagai alasan, seperti sebagian dari mereka kurang memperhatikan
pembicaraan guru, mengobrol dengan teman sebangkunya, dan guru juga kurang optimal dalam mengawasi peserta didik.
Kiat untuk mengoptimalkan proses pendidikan diawali dengan perbaikan rancangan pembelajaran. Namun perlu ditegaskan bahwa
bagaimanapun canggihnya suatu rancangan pendidikan, hal itu bukan satu- satunya faktor yang menentukan keberhasilan suatu proses pendidikan. Akan
tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa proses pendidikan tidak akan berhasil tanpa rancangan pendidikan yang berkualitas.
Untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas dan mampu menghadapi perkembangan zaman maka kebutuhan pembaharuan dalam
metode pendidikan merupakan suatu keharusan. Kualitas pendidikan dapat dilihat dari proses dann dari segi hasil. Dari segi proses pendidikan dapat
dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial
dalam proses pendidikan, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi dan semangat serta percaya pada diri sendiri.
Sedang dari segi hasil, proses pendidikan dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan yang positif dari peserta didik seluruhnya atau setidak-
tidaknya sebagian besar 75.
46
Sutau proses belajar mengajar yang efektif dan bermakna akan berlangsung apabila dapat memberikan keberhasilan bagi
siswa maupun guru itu sendiri.
47
Sebagai seorang pendidik, guru diharapkan bekerja secara profesional, mengajar secara sistematis dan berdasarkan prinsip didaktif metodik yang
berdaya guna dan berhasil guna efektif dan efisien, artinya guru dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis dalam penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran aktif.
48
Jadi kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas pengujian, penjelasan, dan pengaturan unsur-unsur belajar dengan memperhatikan metode-metode
pendidikan dan efektifitasnya yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik secara individual. Karena pada dasarnya setiap anak belajar
tidak secara kelompok, akan tetapi secara individual, menurut caranya masing-masing meskipun berada dalam satu kelompok atau satu kelas.
Tidak ada metode yang jelek atau metode yang baik. Dengan kata lain, kita tidak dapat mengatakan dengan penuh kepastian bahwa metode inilah
46
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep,Karakteristik dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, h. 102
47
Depdikbud, Dedaktik Metodik Umum, Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar, 2004, h. 40
48
Dimyati Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, h. 117-118