Aplikasi Metode Pembelajaran KAJIAN TEORI

32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penulisan

Dalam penelitian, metode merupakan suatu hal yang sangat penting, karena dengan metode yang baik dan benar akan memungkinkan tercapainya sesuatu tujuan penelitian. Adapun proses yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu : 1. Penelitian Tahlili Dalam penelitian ini penulis menggunakan data penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan hermeneutic, merupakan suatu metode penafsiran yang berangkat dari analisis bahasa dan kemudian melangkah ke analisis konteks, untuk kemudian “menarik” makna yang didapat ke dalam ruang dan waktu saat proses pemahaman dan penafsiran tersebut dilakukan. Jika pendekatan hermeneutika ini dipertemukan dengan kajian Al-Qur’an, maka persoalan dan tema pokok yang dihadapi adalah bagaimana teks Al- Qur’an hadir di tengah masyarakat, lalu dipahami, ditafsirkan, diterjemahkan, dan didialogkan dengan dinamika realitas historisnya. Metode penafsiran yang penulis gunakan adalah metode tahlili. Metode tahlili adalah metode yang menggunakan makna yang dikandung oleh Al- Qur’an, ayat demi ayat dan surah demi surah sesuai urutannya di dalam mushaf. Pada metode tahlili ini, penulis menggunakan jenis tafsir bil Ma’tsuri yaitu menafsirkan ayat-ayat lain, dengan sunnah nabi SAW, dengan pendapat sahabat nabi SAW, dan dengan perkataan tabi’in. Uraian tersebut mencakup berbagai aspek yang terkandung dalam ayat yang ditafsirkan, seperti pengertian kosakata, konotasi kalimatnya, latar belakang turunnya ayat, kaitannya dengan ayat-ayat lain, baik sebelum maupun sesudahnya. Dan tak ketinggalan pula pendapat yang telah diberikan berkenaan dengan tafsiran ayat-ayat tersebut, baik yang disampaikan oleh nabi, sahabat, para tabi’in, maupun ahli tafsir lainnya. 1 Selain itu, langkah metodis dalam penyusunan penelitian karya ilmiah ini menggunakan pendekatan yang bersifat deskritip-analisis. Menurut Whitey, sebagaimana yang dikutip oleh Nazir, yang dimaksud dengan metode deskritif adalah: Perencanaan fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskritif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. 2 2. Sumber Data a. Sumber Data Primer Sumber primer yaitu hasil penelitian-penelitian atau tulisan-tulisan karya peneliti atau teoritis yang orsinil, dalam hal ini sumber data primer yang digunakan adalah kitab-kitab tafsir baik klasik maupun kontemporer yang membahas tentang surat an-Nahl ayat 125, diantaranya adalah tafsir 1 Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Qur’an, Pustaka Pelajar,1998, cet. 1. h. 31 2 Moh.Nazir, , Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1999, cet. IV, h. 63-64 al-Misbah, yaitu mengemukakan petunjuk ayat-ayat dalam bahasa yang mudah dimengerti dan indah didengar sehingga memudahkan untuk dianalisa dan diambil kesimpulannya. Kamus arab, yaitu mengartikan ayat dengan kosa kata untuk mempermudah secara terperinci. Tafsir al- Maraghi yaitu dibahas arti perkata yang asing, serta memberikan penjelasan secara terperinci, sehingga memudahkan dalam pengertiannya, Tafsir Al-Azhar yang berisi padat dan jelas, dan Hasyiah Ash-Shawi b. Sumber Data Sekunder Sumber sekunder adalah bahan pustaka yang ditulis dan dipublikasikan oleh seorang penulis yang tidak secara langsung melakukan pengamatan atau berpartisipasi dalam kenyataan yang ia deskripsikan. Dengan kata lain penulis tersebut bukan penemu teori. Adapun sumber data sekunder yang menjadi pendukung ialah buku-buku tentang teori-teori dan metode pembelajaran, diantaranya adalah Ilmu Pendidikan Islam, Tafsir Tarbawi Pesan-Pesan Al-Qur’an Tentang Pendidikan, Filsafat Pendidikan Islam, Metodologi Pendidikan Agama Islam, dan buku-buku pendukung lainnya. 3. Analisis Data Dalam menganalisa data yang telah terkumpul penulis menggunakan analisis data content analysis yaitu suatu metode tafsir yang digunakan oleh para mufasir dalam menjelaskan kandungan ayat Al-Qur’an dari berbagai seginya dengan memperhatikan ayat-ayat Al-Qur’an sebaimana yang tercantum di dalam mushaf. Dimulai dengan menyebutkan ayat-ayat yang akan ditafsirkan, menjelaskan makna lafadz yang terdapat di dalamnya. Kemudian ayat-ayat yang ditafsirkan itu dideskripsikan dan dianalisa secara jelas, sehingga dapat diambil kesimpulan.

B. Prosedur Penelitian Tahlili

Dalam metode ini, para mufasir menguraikan maknanya yang dikandung oleh Al-qur’an, ayat demi ayat dan surah demi surah, sesuai