petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.Q.S An-Nahl 16:89
12
Adalah amat jelas bahwa dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang mengandung berbagai ragam metode pembelajaran yang bisa dijadikan
sebagai salah satu pilihan metode pembelajaran saat ini. Metode pembelajaran yang sangat berharga dapat kita petik dari kisah nabi Musa
yang diperintahkan oleh Allah secara langsung untuk belajar kepada sang guru pilihan Allah, yaitu Khidhir. Juga pembelajaran yang diberikan Luqman
al-Hakim kepada anaknya. Peneliti sendiri tertarik untuk meleliti atau mengkaji surat an-Nahl ayat
125. Sebab peneliti menemukan di banyak buku yang menjelaskan tentang dakwah, yang dapat dikatakan semuanya mengaitkan dengan ayat
ini surat an-Nahl ayat 125. Padahal jika dikaji dalam konteks pendidikan terkait dengan metodenya, tentunya ayat tersebut sangat menarik, lebih-
lebih pada saat ini perkembangan pendidikan khususnya pendidikan Islam sudah ada signifikansi kemajuan yang luar biasa. Dalam beberapa buku
pendidikan Islam sebenarnya Surat an-Nahl ayat 125 sudah dijelaskan terkait dengan metode pendidikan, hanya saja pembahasan tersebut masih
sangat sederhana dan sangat singkat.
13
Sudah tidak diragukan lagi, bahwa Al-Qur’an mempunyai sumbangan yang sangat besar dalam pelaksanaan pendidikan bagi manusia. Ia juga
telah memberi banyak contoh yang bisa diambil sebagai bagian dari metode pembelajaran. Umat Islam harus selalu berusaha menggali isi dan kandungan
Al-Qur’an tersebut sebagai upaya untuk memberikan pembelajaran kepada peserta didik agar ide-ide yang ingin diberikan bisa diserap dengan mudah
sesuai yang diharapkan.
12
Ibid., h. 377
13
Sebagaimana dijelaskan dalam bukunya Abdul Mujib dan Jusuf Muzkkir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006 hlm. 189-190 dan dalam
bukunya A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam . . . , h. 149
Dalam usaha menyukseskan setiap pendidikan, maka perlu ditopang dengan berbagai metode dan strategi khusus. Untuk mendapatkan ragam
metode dan strategi tersebut, perlu kiranya selalu diadakan kajian-kajian diberbagai tempat dan kesempatan, selalu dicari formula yang tepat sesuai
kebutuhan, situasi dan kondisi. Dan salah satu sarana yang menjadi obyek kajian paling utama adalah al-Qur’an.
Dari pemaparan di atas, peneliti sangat tertarik untuk ikut mencari dan menggali konsep metode pendidikan yang ada dalam salah satu ayat Al-
Qur’an, dengan sebuah penelitian berjudul “TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 125 KAJIAN TENTANG METODE PEMBELAJARAN.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah penulis paparkan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah, sebagai berikut:
1. Bagaimanakah metode-metode dalam pembelajaran 2. Perbedaan metode pembelajaran yang terkandung dalam surat an-
Nahl16 ayat 125 dan metode pembelajaran lainnya 3. Banyaknyamasyarakat dan kaum musliminyang tidak mengetahui
tentang tafsir surat an-Nahl16 ayat 125 4. Bagaimanakah metode-metode pembelajaran yang terkandung dalam
surat an-Nahl16 ayat 125
C. Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan pembahasan maka diperlukan pembatasan masalah, maka penulis membatasi permasalahan dalam penulisan skripsi
sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran dalam surat an-Nahl16 ayat 125
2. Penafsiran para mufassir dalam surat an-Nahl16 ayat 125
D. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, ada permasalahan penting yang akan diungkap dalam penelitian ini, yaitu:
1. Metode pembelajaran ap a sa ja yang terkandung dalam Al-Qur’an surat an-Nahl16 ayat 125?
2. Bagaimana penafsiran ahli tafsir terhadap metode pembelajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an surat an-Nahl16 ayat 125?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui macam-macam metode pembelajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an surat an-Nahl16 ayat 125.
2. Untuk mengetahui penafsiran ahli tafsir terhadap metode pembelajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an surat an-Nahl16 ayat 125?
F. Manfaat Penelitian
Sedangkan mafaat yang hendak ingin penulis capai adalah sebagai berikut:
1. Menjadi sumbangan pemikiran bagi mereka yang membutuhkannya. Peneliti yakin bahwa penelitian skripsi ini akan memberikan
sumbangan pemikiran yang sangat berharga. 2. Untuk mengembangkan kreatifitas potensi diri peneliti dalam
mencurahkan pemikiran ilmiyah lebih lanjut, dan untuk menambah wawasan peneliti tentang ragam metode pendidikan.
3. Sebagai bahan untuk menambah khazanah bacaan Islam pada perguruan tinggi, khususnya pada perguruan tinggi Islam dan
perguruan-perguruan tinggi lain yang intens dengan studi pendidikan Islam.
4. Menambah perbendaharaan referensi di perpustakaan Universitas Islam Negri S yarifhidayatullah Jakarta.
8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Metode Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan sebuah metode merupakan alat atau jalan untuk mencapai sebuah pendidikan yang sempurna, karena tanpa adanya
metode sebaik apapun dan sesempurna apapun suatu kurikulum maka tidak akan berjalan dengan semestinya dan sebuah pendidikanpun tidak akan
menjadi apa-apa. Untuk mencapai itu semua maka terciptalah sebuah metode pendidikan, dimana penulis akan menjelaskan definisi dan fungsi dari metode
pendidikan.
1. Definisi Metode Pembelajaran
Untuk mendapatkan pengertian metode pembelajaran, penulis terlebih dahulu akan mendefinisikan pengertian metode kemudian baru pengertian
pembelajaran. Dari kedua pengertian tersebut kemudian dikombinasikan sehingga akan ditemukan pengertian metode pembelajaran. Karena metode
pembelajaran merupakan rangkaian dua kata yang memiliki kesatuan arti, dan untuk dapat memahaminya harus dimengerti terlebih dahulu arti dari masing-
masing kata tersebut. a. Definisi Metode
Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui” dan hodos berarti “jalan” atau “cara”. Dengan
demikian metode dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
1
Dalam bahasa Arab, kata metode diungkapkan dalam berbagai kata. Terkadang digunakan kata al-thariqah, manhaj, dan al-wasilah. Al-thariqah
berarti jalan, manhaj berarti sistem, dan al-wasilah berarti perantara atau mediator.
2
Dan menurut Sholeh Abdul Azis sebagaimana dikutip Ramayulis, bahwa metode dalam bahas Arab dikenal dengan istilah thuriquh yang
bebarti langkah-langkah stategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.
3
Sedangkan menurut istilah yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan beraneka ragam. Diantaranya sebagai berikut:
1 Hasan Langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah cara
atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan.
2 Abd. Al-Rahman Ghunaiman mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan.
4
b. Definisi Pembelajaran secara etimologi istilah pembelajaran berasal dari kata dasar “ajar”,
yang artinya “memelihara dan memberi latihan ajaran, tuntunan, pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran”. Sedangkan pembelajaran adalah
proses usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
5
Di indonesia pembelajaran sering sekali diistilahkan dengan sebutan pedagogis. Dalam sejarah, istilah pedagogis diambil dari bahasa
Yunani “paedagogy” yang diartikan sebagai seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh seorang pelayan. Proses tersebut kemudian
dikenal dengan istilah “paedagogy”, sementara pelayan yang bertugas
1
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005, h. 143
2
Ibid, h. 144
3
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Penerbit Kalam Mulia, Cetakan ke Empat, 2005, h. 2
4
Ibid, h. 3
5
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa, 2007, Edisi III, h. 263
mengantar dan menjemput anak tersebut dengan paedagogos.
6
Selain istilah paedagogis, pendidikan juga dikenal dengan istilah “education” yang berarti
“mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam atau memperbaiki moral dan melatih intelektual”.
7
Bila kita melihat pengertian pendidikan dari segi bahasa, maka kita harus melihat kepada kata Arab karena ajaran Islam itu diturunkan dalam
bahasa tersebut. Kata “pendidikan” yang umum kita gunakan sekarang, dalam bahsa Arabnya terambil dari kata “
ﺑﺮﺗ ﺔّﯿ “ dengan kata kerjanya “
ّبر –
ﻲّﺑﺮﯾ “
mendidik. Kata kerja rabba mendidik sudah digunakan pada zaman Nabi
Muhammad SAW seperti terlihat dalam ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi.
8
Dalam ayat Al-Qur’an kata ini digunakan dalam susunan sebagai berikut :
. . .
ﺀﺍﺮﺳﻻﺍ
24:17
Artinya : “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil. Q.S. Al-Isra 17:24
9
Dalam bentuk kata benda, kata “rabba” ini digunakan juga untuk “Tuhan”, mungkin karena Tuhan juga bersifat mendidik, mengasuh,
memelihara malah mencipta. Dalam ayat lain kata ini juga digunakan dalam susunan sebagai berikut :
ﺀﺍﺮﻌﺸﻟﺍ
26:18
Artinya : “Berkata Fir’aun kepada Nabi Musa, bukankah kami telah
mengasuhmu mendidikmu dalam keluarga kami, waktu kamu masih kanak-
6
Zurinal Z Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan, Jakarta: Uin Press, 2006, h.1
7
Ibid, h. 2
8
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 25-26
9
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia, 2012, h. 387