Pengertian Awalan Penguasaan kata depan di, ke ada awalan di-, ke dalam peragraf narsi siswa kelas X semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta

1. Awalan me- Awalan me- berfungsi membentuk kata kerja verba, kata sifat ajektiva, dan interogativa. Awalan ini mengalami proses morfofonemik berupa: “a. pengekalan fonem; b. penambahan fonem; dan c. peluluhan fonem.” 17 a. Pengekalan fonem Pengekalan ini hanya dapat terjadi bila bentuk kata dasarnya diawali dengan konsonan r, l, w, y, m, n, ng, dan ny. Contoh: merona, melawan, mewujud, meminum, menunggu, menganga, menyala. b. Penambahan fonem Penambahan yang dilakukan adalah dengan menyelipkan fonem nasal m, n, ng, dan nge. Fonem m ditambahkan bila bentuk dasarnya dimulai dengan konsonan b dan f. Contoh: membawa, memfosil. Penambahan fonem n bila bentuk kata dasarnya dimulai dengan konsonan

d. Contoh: mendaur, mendorong. Penambahan fonem ng bila bentuk kata

dasarnya dimulai dengan kosonan dan vokal g, h, kh, a, i, u, e, dan o. Contoh: menggusur, mengharap, mengkhitan, mengangkat, mengintip, mengungkap. Penambahan fonem nge bila bentuk kata dasarnya tiga huruf saja. Contoh: mengetik, mengecat. c. Peluluhan fonem Ini terjadi bila awalan me- diimbuhkan pada kata dasar yang diawali dengan konsonan k, t, s, p. Contoh: mengutip, menawar, menyambut, memukul. 17 Abdul Chaer, Morfologi Bahasa Indonesia Pendekatan Proses Jakarta: Rineka Cipta, 2008, Cet. ke-1, hlm. 47. 2. Awalan di- Tiap kata dasar yang digabung awalan atau prefiks di- tidak mengalami perubahan bentuk. Karena awalan ini tidak mengalami proses morfofonemik yang serumit awalan me-, ber-, pe-, per-, dan ter-. Awalan di- berfungsi memasifkan verba berawalan me-. Dengan kata lain, awalan di- sebagai kata kerja pasif yang dapat diubah menjadi kata kerja aktif dengan menggantinya dengan awalan me-. “Afiks di- hanya memiliki satu fungsi, ialah membentuk kata kerja pasif, berbeda dengan afiks meN- yang mempunyai fungsi membentuk kata kerja aktif., sedangkan maknanya ialah menyatakan makna[sic] „suatu perbuatan yang pasif‟.” 18 Misalnya: dimakan memakan digunting menggunting dimarahi memarahi digantikan menggantikan Awalan di- jarang dirangkaikan dengan kata benda, kata bilangan, kata sifat dalam konteks kalimat tertentu. Hal tersebut dikarenakan akan terdengar rancu jika dirangkaikan. Seperti pada contoh berikut ini: - “Batu-batu disusun supaya dirumah. - Kata orang, tanah itu akan ditinggi. - Karena ingin segera sampai, lari mereka dicepat. - Kayu itu diketam akan dikecil.” 19 Jika ingin merangkaikannya dengan kata benda, kata sifat, dan kata bilangan, maka awalan di- harus dirangkaikan juga dengan imbuhan lainnya, 18 M. Ramlan, Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif Yogyakarta: CV. Karyono, 2001, Cet. ke-12, hlm. 116 —117. 19 Sudarno dan Eman A. Rahman, Kemampuan Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi Jakarta: PT. Hikmat Syahid Indah, 1986, hlm. 36.