Berdasarkan jenis-jenis tersebut, berikut ini akan dijelaskan lebih lengkap mengenai salah satunya, yaitu awalan atau prefiks.
Istilah awalan prefiks berasal dari bahasa Latin, yaitu praefixus. Kata prae
berarti „sebelum‟ dan kata fixus, figere bearti „sebelum sesuatu‟.
13
Awalan disebut juga prefiks. Awalan merupakan “afiks yang ditempatkan di bagian muka
suatu kata dasar.”
14
“Prefixes are bound morphemes that are attached to the initian position of the free morphemes
.”
15
Artinya, “Prefiks adalah morfem terikat yang melekat pad
a posisi awal morfem bebas”. Pengertian lain menyebutkan, “prefiks adalah sebuah afiks yang dibubuhkan pada awal sebuah kata dasar.”
16
Penulisan awalan selalu dirangkaikan dengan kata dasar yang mengikutinya. Jadi, dapat penulis katakan bahwa awalan atau prefiks adalah salah
satu jenis imbuhan afiks yang berada di depan suatu kata dasar dan penulisannya diserangkaikan dengan kata yang mengikutinya.
E. Jenis-jenis Awalan
Dalam bahasa Indonesia, seperti halnya kata depan, awalan juga memiliki berbagai jenis dengan fungsinya masing-masing, di antaranya: me-, di-,
ber-, ke-, ter-, pe, per, se-.
13
Deny Arnos Kwary, ”Analisis Afiks Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris”, artikel ini diakses pada 30 Maret 2011, pukul 14.04 WIB dari http:bit.lyj5aVPr
14
Hasan Alwi, et. al, op. cit., hlm. 31.
15
Muhammad Farkhan, An Introduction Linguistics Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, Cet. ke-1, hlm. 57.
16
Wikipedia Indonesia, “Prefiks”, artikel diakses pada 30 Maret 2011, pukul 13.57 dari http:id.wikipedia.orgwikiPrefiks
1. Awalan me-
Awalan me- berfungsi membentuk kata kerja verba, kata sifat ajektiva, dan interogativa. Awalan ini mengalami proses morfofonemik berupa:
“a. pengekalan fonem; b. penambahan fonem; dan c. peluluhan fonem.”
17
a. Pengekalan fonem
Pengekalan ini hanya dapat terjadi bila bentuk kata dasarnya diawali dengan konsonan r, l, w, y, m, n, ng, dan ny. Contoh: merona, melawan,
mewujud, meminum, menunggu, menganga, menyala. b.
Penambahan fonem Penambahan yang dilakukan adalah dengan menyelipkan fonem
nasal m, n, ng, dan nge. Fonem m ditambahkan bila bentuk dasarnya
dimulai dengan konsonan b dan f. Contoh: membawa, memfosil.
Penambahan fonem n bila bentuk kata dasarnya dimulai dengan konsonan
d. Contoh: mendaur, mendorong. Penambahan fonem ng bila bentuk kata
dasarnya dimulai dengan kosonan dan vokal g, h, kh, a, i, u, e, dan o.
Contoh: menggusur, mengharap, mengkhitan, mengangkat, mengintip, mengungkap. Penambahan fonem nge bila bentuk kata dasarnya tiga huruf
saja. Contoh: mengetik, mengecat.
c. Peluluhan fonem
Ini terjadi bila awalan me- diimbuhkan pada kata dasar yang diawali
dengan konsonan k, t, s, p. Contoh: mengutip, menawar, menyambut, memukul.
17
Abdul Chaer, Morfologi Bahasa Indonesia Pendekatan Proses Jakarta: Rineka Cipta, 2008, Cet. ke-1, hlm. 47.