Penjelasan Responden PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk Medan

91

IV.1.3. Penjelasan Responden PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk Medan

IV.1.3.1. Penjelasan responden atas variabel pelatihan dan pengembangan Penjelasan responden atas kesesuaian antara materi program pelatihan dan pengembangan yang telah diikuti dengan kebutuhan dalam pelaksanaan tugas, menunjukkan mayoritas responden yang berjumlah 36 orang 62.1 persen menyatakan bahwa materi program pelatihan dan pengembangan yang telah diikuti sesuai dengan kebutuhan dalam pelaksanaan tugas. Sedangkan 22 orang responden 37.9 persen menyatakan sangat sesuai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa seluruh responden telah merasakan kesesuaian antara materi program pelatihan dan pengembangan yang telah diikuti dengan kebutuhan dalam pelaksanaan tugas. Manfaat dari mengikuti program pelatihan dan pengembangan ini dirasakan oleh setiap pegawai dalam menyelesaikan setiap pekerjaan . Selain efektivitas dalam bekerja, pegawai juga dapat mengembangkan kepribadian dan tanggung jawab terhadap pekerjaan. Hal ini juga tidak terlepas dari peraturan perusahaan untuk lebih memprioritaskan pegawai yang benar-benar membutuhkan pelatihan dan pengembangan berkaitan dengan pekerjaan pegawai tersebut. Penjelasan responden atas kemudahan metode pelatihan yang pernah diikuti, menunjukkan responden yang berjumlah 33 orang 56.9 persen menyatakan metode pelatihan yang pernah diikuti oleh responden adalah mudah untuk diikuti. Responden yang menyatakan kurang mudah sebanyak 24 orang 41.4 persen dan 1 orang responden 1.7 persen menyatakan sangat mudah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden merasa mudah untuk memahami metode pelatihan yang Djatmiko Noviantoro : Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan, Serta Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk Medan, 2009 USU Repository © 2008 92 pernah diikuti pegawai. Hal ini dikarenakan sebagian besar pegawai telah mengikuti pelatihan dengan metode latihan dalam bekerja on the job training atau pelatihan praktek dengan menggunakan suasana dan tempat bekerja. Metode ini dinilai mudah karena pegawai dapat mempraktekkan langsung teori yang diperoleh dari instruktur pelatihan . Sedangkan responden yang menyatakan kurang mudah menilai bahwa program pelatihan dan pengembangan yang pernah diikuti membutuhkan waktu hingga berhari-hari, sehingga teori yang diberikan oleh instruktur tidak dapat diaplikasikan langsung dalam pekerjaan. Umumnya metode yang digunakan adalah off the job training atau pelatihan di luar tempat bekerja. Penjelasan responden atas kemampuan instruktur pelatihan dalam menyampaikan materi menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 38 orang 65.5 persen menyatakan instruktur pelatihan mampu dalam menyampaikan materi. Sekitar 10 orang 17.2 persen menyatakan kurang mampu dan 10 orang 17.2 persen menyatakan sangat mampu. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan instruktur pelatihan mampu dalam menyampaikan materi. Hal ini dikarenakan penguasaan materi pelatihan yang sangat baik oleh instruktur. Selain menguasai materi, insruktur juga menyampaikan materi melalui tahapan yang tersusun dengan baik hingga para peserta memahami betul materi yang disampaikan oleh instruktur. Sedangkan responden yang menyatakan kurang mampu biasanya sudah pernah mengikuti program pelatihan dan pengembangan lebih dari satu kali, dan responden sering kali membandingkan antara satu instruktur dengan instruktur Djatmiko Noviantoro : Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan, Serta Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk Medan, 2009 USU Repository © 2008 93 lain. Hal ini juga dapat diakibatkan karena perbedaan kemampuan responden dalam menganalisis materi yang disampaikan oleh instruktur. Penjelasan responden atas pelaksanaan pelatihan dan pengembangan menggunakan waktu latihan sambil bekerja on the job training menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 49 orang 84.5 persen menyatakan kurang setuju pelaksanaan pelatihan dan pengembangan menggunakan waktu latihan sambil bekerja, sedangkan 9 orang 15.5 persen menyatakan setuju. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan pelaksanaan pelatihan dan pengembangan menggunakan waktu latihan sambil bekerja kurang setuju. Hal ini dikarenakan apabila program pelatihan dan pengembangan menggunakan waktu latihan sambil bekerja maka pada saat yang bersamaan pula seorang pegawai akan menunda pekerjaan yang harus diselesaikan pada saat itu. Penundaan pekerjaan ini akan mengakibatkan penumpukan pekerjaan pegawai yang bersangkutan. Beberapa pegawai bahkan menginginkan pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan dapat diadakan pada hari Sabtu dan Minggu, sehingga tidak mengganggu aktivitas hari-hari lain yang difokuskan untuk mengerjakan pekerjaan kantor secara rutin . Sedangkan responden yang menyatakan setuju menilai bahwa program pelatihan dan pengembangan merupakan bagian dari pembelajaran yang mendukung pekerjaan pegawai. Karena program tersebut berhubungan dengan pekerjaan maka sebaiknya menggunakan jam kerja sehari-hari, sehingga tidak mengganggu waktu istirahat atau weekend pegawai yang bersangkutan. Djatmiko Noviantoro : Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan, Serta Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk Medan, 2009 USU Repository © 2008 94 Penjelasan responden atas kenyamanan fasilitas yang disediakan selama program pelatihan dan pengembangan menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 47 orang 81 persen menyatakan fasilitas yang disediakan selama program pelatihan dan pengembangan adalah nyaman. Sekitar 11 orang 19 persen menyatakan sangat nyaman. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden merasakan kenyamanan fasilitas yang disediakan selama program pelatihan dan pengembangan. Fasilitas yang umum dirasakan para peserta pelatihan dan pengembangan selama mengikuti program tersebut seperti kelengkapan ruang pertemuan tempat pelaksanaan pelatihan dan pengembangan. Penyediaan fasilitas penginapan yang memuaskan apabila pelatihan diadakan di luar kota, hingga peyajian makanan yang memuaskan selera para peserta pelatihan. IV.1.3.2. Penjelasan responden atas variabel kompensasi Penjelasan responden atas kesesuaian gaji yang diterima dengan kinerja yang telah dilakukan menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 38 orang 65.5 persen menyatakan gaji yang diterima responden dengan kinerja yang telah dilakukan adalah kurang sesuai. Jumlah responden sebanyak 20 orang 34.5 persen menyatakan sesuai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan gaji yang diterima responden kurang sesuai dengan kinerja yang telah dilakukan. Hal ini dikarenakan beban tugas yang diberikan senantiasa bertambah akan tetapi tidak diiringi dengan pertambahan gaji yang diterima. Sedangkan responden yang menyatakan setuju lebih realistis mengakui keterbatasan kemampuan Djatmiko Noviantoro : Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan, Serta Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk Medan, 2009 USU Repository © 2008 95 pribadi pegawai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan. Artinya, pegawai yang masih mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, maka gaji yang diterima dianggap masih sesuai dengan kinerja. Penjelasan responden atas cara pemberian bonus disesuaikan dengan penilaian kerja menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 44 orang 75.9 persen menyatakan sangat setuju cara pemberian bonus disesuaikan dengan penilaian kerja. Sekitar 14 orang 24.1 persen menyatakan setuju. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat setuju apabila cara pemberian bonus disesuaikan dengan penilaian kerja. Hal ini akan membuat para pegawai lebih termotivasi dalam menyelesaikan pekerjaan. Pegawai juga mengharapkan pihak manajer untuk memberikan penilaian yang obyektif dan transparan terhadap kinerja yang telah dilakukan bukan hanya dilihat dari segi kuantitas pekerjaan akan tetapi penilaian dari kualitas pekerjaan yang telah diselesaikan oleh pegawai yang bersangkutan. Dengan melakukan hal ini diharapkan tidak terjadi konflik antara pegawai yang berprestasi dan kurang berprestasi. Penjelasan responden atas kesesuaian waktu lembur dengan uang lembur yang diberikan oleh perusahaan menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 38 orang 65.5 persen menyatakan kurang sesuai. Sekitar 20 orang 34.5 persen menyatakan sesuai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan kurang sesuai waktu lembur dengan uang lembur yang diberikan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan oleh alasan-alasan yang bersifat pribadi. Pegawai merasa sudah mengorbankan waktu untuk berkumpul bersama keluarga, resiko keamanan dan Djatmiko Noviantoro : Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan, Serta Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk Medan, 2009 USU Repository © 2008 96 keselamatan lebih besar apabila pulang lebih larut, hingga faktor kesehatan pribadi yang menjadi tolok ukur seorang pegawai menginginkan uang lembur yang lebih ditingkatkan. Sedangkan sebagian responden menyatakan sesuai, beranggapan apabila pemberian uang lembur itu sudah mengikuti ketentuan yang berlaku maka perusahaan dinilai sudah menjalankan kewajiban sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Penjelasan responden atas kelengkapan fasilitas kesehatan yang diberikan perusahaan pada pegawainya menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 43 orang 74.1 persen menyatakan fasilitas kesehatan yang diberikan perusahaan pada pegawainya lengkap. Sekitar 15 orang 25.9 persen menyatakan sangat lengkap. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan fasilitas kesehatan yang diberikan perusahaan pada pegawainya lengkap. Hal ini dapat dilihat dari adanya klinik perusahaan yang disediakan di kantor, dan beberapa rumah sakit rujukan bagi pegawai PT. PP Lonsum Indonesia Tbk yakni rumah sakit Gleni serta rumah sakit dan klinik Permata Bunda. Penjelasan responden atas pemberian fasilitas perumahan pada pegawai menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 29 orang 50 persen menyatakan setuju dan sangat setuju atas pemberian fasilitas perumahan pada pegawai. Hal ini dikarenakan masih banyak pegawai yang belum memiliki rumah pribadi dan diharapkan perusahaan senantiasa mengupayakan untuk memberikan kemudahan bagi para pegawai yang ingin memiliki rumah pribadi tersebut. Kemudahan yang Djatmiko Noviantoro : Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan, Serta Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk Medan, 2009 USU Repository © 2008 97 dimaksud adalah bantuan kredit rumah atau kredit ringan terhadap perumahan yang didirikan oleh perusahaan bagi pegawai yang akan membelinya. Penjelasan responden atas promosi jenjang karier yang diberikan kepada pegawai dinilai dari prestasi kerjanya menunjukkan bahwa 29 orang responden 50 persen menyatakan setuju dan 29 orang responden 50 persen lainnya menyatakan sangat setuju. Hal ini dikarenakan pegawai yang dipromosi sebaiknya adalah pegawai yang memiliki prestasi dalam kinerjanya. Pegawai yang penilaian kinerjanya baik selayaknya mendapatkan penghargaan dari perusahaan baik yang berupa promosi maupun kenaikan gaji. IV.1.3.3. Penjelasan responden atas variabel kinerja Penjelasan responden atas kesesuaian antara banyaknya pekerjaan yang ada dengan kemampuan yang dimiliki menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 44 orang 75.9 persen menyatakan telah sesuai antara banyaknya pekerjaan yang ada dengan kemampuan yang dimiliki. Sekitar 10 orang 17.2 persen menyatakan sangat sesuai dan 4 orang 6.9 persen menyatakan kurang sesuai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan telah sesuai antara banyaknya pekerjaan yang ada dengan kemampuan yang dimiliki. Hal ini dikarenakan setiap pegawai masih merasa mampu untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan, walaupun jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan semakin bertambah banyak. Sedangkan yang menyatakan kurang sesuai melihat bahwa bobot dari pekerjaan yang harus diselesaikan terlalu membebani pegawai sehingga tidak semua pekerjaan dapat Djatmiko Noviantoro : Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan, Serta Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk Medan, 2009 USU Repository © 2008 98 diselesaikan dengan baik. Selain itu latar belakang pendidikan juga dirasakan pegawai mempengaruhi banyak pekerjaan uang dapat diselesaikan. Penjelasan responden atas ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan lebih diutamakan menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 40 orang 69 persen menyatakan setuju jika ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan lebih diutamakan. Sekitar 18 orang 31 persen menyatakan sangat setuju. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju jika ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan lebih diutamakan. Hal ini dikarenakan setiap pegawai memiliki kesadaran yang tinggi atas tanggung jawab pekerjaan yang diberikan. Dengan tanggung jawab yang dimiliki tentu akan membuat pegawai senantiasa berupaya melakukan sesuatu yang terbaik untuk menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai dengan yang diharapkan. Penjelasan responden atas penyelesaian pekerjaan yang tepat pada waktu yang telah ditentukan menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 41 orang 70.7 persen menyatakan setuju penyelesaian pekerjaan yang tepat pada waktu yang telah ditentukan. Sekitar 13 orang 22.4 persen menyatakan sangat setuju dan 4 orang 6.9 persen menyatakan kurang setuju. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju penyelesaian pekerjaan yang tepat pada waktu yang telah ditentukan. Hal ini berhubungan dengan pekerjaan lain yang juga harus diselesaikan. Apabila satu pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya tentu tidak akan mempengaruhi pekerjaan yang akan datang. Sebaliknya, dengan tertundanya satu pekerjaan dapat mengakibatkan penumpukan tugas-tugas berikut Djatmiko Noviantoro : Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan, Serta Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk Medan, 2009 USU Repository © 2008 99 yang juga wajib untuk diselesaikan. Sedangkan minoritas menyatakan apabila ketepatan waktu sulit untuk dipenuhi jika pekerjaan yang harus diselesaikan berhubungan dengan pekerjan pegawai lain atau departemen lain. Cepat atau lambat pekerjaan yang dapat dikerjakan seorang pegawai juga dipengaruhi oleh kinerja pegawai lain dalam menyelesaikan data-data yang dibutuhkan. Penjelasan responden atas kesediaan bekerja sama dalam tim dengan rekan kerja untuk tercapainya tujuan bersama menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 41 orang 70.7 persen menyatakan bersedia bekerja sama dalam tim dengan rekan kerja untuk tercapainya tujuan bersama. Sekitar 17 orang 29.3 persen menyatakan sangat bersedia. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan bersedia bekerja sama dalam tim dengan rekan kerja untuk tercapainya tujuan bersama. Pekerjaan yang diselesaikan bersama tentu akan lebih baik karena hasil dari pekerjaan itu merupakan gabungan pemikiran anggota tim yang dapat saling melengkapi untuk kesempurnaan tugas. Bekerja secara tim juga dapat meningkatkan efektivitas kerja dan efisiensi waktu yang tersedia. IV.1.3.4. Penjelasan responden atas variabel keadilan Penjelasan responden atas kesesuaian antara jenis pekerjaan dengan gaji yang diterima menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 51 orang 87.9 persen menyatakan telah sesuai antara antara jenis pekerjaan dengan gaji yang diterima. Responden berjumlah 7 orang 12.1 persen menyatakan kurang sesuai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan jenis pekerjaan sesuai dengan Djatmiko Noviantoro : Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan, Serta Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk Medan, 2009 USU Repository © 2008 100 gaji yang diterima. Hal ini dikarenakan pegawai membandingkan masing-masing pekerjaan yang menuntut tanggung jawab dan resiko tersendiri, sehingga wajar apabila semakin besar tanggung jawab, semakin besar resiko maka semakin besar pula gaji yang harus diterima. Sedangkan responden menyatakan kurang sesuai karena selama ini besarnya gaji ditentukan oleh penilaian kinerja masing-masing pegawai. Jadi belum pasti pegawai dengan jenis pekerjaan yang menuntut tanggung jawab dan resiko lebih besar akan mendapatkan gaji lebih besar pula dibanding pegawai lain dengan penilaian kinerja yang tinggi tetapi tanggung jawab dan resiko pekerjaan kecil. Penjelasan responden atas kesesuaian antara resiko pada pekerjaan dengan gaji yang diterima menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 36 orang 62.1 persen menyatakan telah sesuai antara resiko pada pekerjaan dengan gaji yang diterima. Sekitar 14 orang 24.1 persen menyatakan kurang sesuai dan 8 orang 13.8 persen menyatakan tidak sesuai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan resiko pada pekerjaan sesuai dengan gaji yang diterima. Pegawai merasakan bahwa tugas yang diselesaikan sejauh ini belum menuntut tanggung jawab yang cukup besar, sehingga pegawai dapat menerima besarnya gaji sudah sesuai dengan resiko kecil yang dihadapi dalam menyelesaikan tugas. Sedangkan sebagian pegawai menyatakan kurang sesuai bahkan tidak sesuai karena resiko yang dihadapi pegawai tekadang lebih besar dibanding dengan yang dihadapi seorang staf, akan tetapi gaji yang diterima pegawai jauh lebih sedikit dibanding dengan gaji staf. Djatmiko Noviantoro : Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan, Serta Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk Medan, 2009 USU Repository © 2008 101 Penilaian seperti ini ditujukan bagi para staf yang kurang bertanggung jawab atas kesalahan dalam pengawasan kinerja pegawai bawahannya. Penjelasan responden atas kesesuaian antara tanggung jawab atas pekerjaan dengan gaji yang diterima menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 40 orang 69 persen menyatakan telah sesuai antara tanggung jawab atas pekerjaan dengan gaji yang diterima. Sekitar 18 orang 31 persen menyatakan kurang sesuai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan tanggung jawab atas pekerjaan sesuai dengan gaji yang diterima. Setiap pegawai menjalankan tugas atas petunjuk masing-masing atasan. Atasan yang memberikan tugas senantiasa mengacu pada kemampuan dan penilaian masing-masing pegawai dilihat dari penilaian kinerja pegawai sebelumnya. Dengan demikian tugas yang diberikan senantiasa sesuai dengan kemampuan pegawai. Kemampuan pegawai ini yang menjadi tolok ukur pemberian gaji setiap pegawai, maka pegawai merasa bahwa gaji yang diterima sesuai dengan tanggung jawab suatu pekerjaan. Sedangkan responden yang menyatakan kurang sesuai melihat perbedaan gaji antara pegawai dengan staf terlalu besar bila dibandingkan dengan tanggung jawab pada pekerjaan yang tidak terlalu berbeda. Penjelasan responden atas kesesuaian antara jabatan yang diemban pegawai dengan gaji yang diterima menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 54 orang 93.1 persen menyatakan telah sesuai antara jabatan yang diemban pegawai dengan gaji yang diterima. Responden menyatakan kurang sesuai sebanyak 4 orang 6.9 persen. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan jabatan Djatmiko Noviantoro : Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan, Serta Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk Medan, 2009 USU Repository © 2008 102 yang diemban pegawai sesuai dengan gaji yang diterima. Setiap pegawai yang mendapatkan kepercayaan untuk menduduki suatu jabatan tertentu dalam PT.PP. Lonsum Indonesia Tbk biasanya mendapatkan promosi berupa kenaikan pangkat grade seseorang. Kenaikan pangkat tersebut juga diikuti dengan kenaikan tunjangan-tunjangan yang berhubungan dengan jabatan pegawai bersangkutan. Sedangkan 4 orang yang menyatakan kurang sesuai menilai pangkat grade seseorang yang menempati jabatan tertentu tidak sama dengan pangkat pada jabatan yang setingkat pada departemen lain. Perdedaan sepeti ini dapat menimbulkan perasaan ketidakadilan antara sesama pengemban jabatan. IV.1.3.5. Penjelasan responden atas variabel kelayakan Penjelasan responden atas perusahaan memberikan gajiupah sama dengan upah minimum provinsi tahun 2009 menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 34 orang 58.6 persen menyatakan setuju jika perusahaan memberikan gajiupah sama dengan upah minimum provinsi tahun 2009. Sekitar 19 orang 32.8 persen menyatakan kurang setuju dan 5 orang 8.6 persen menyatakan tidak setuju. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju jika perusahaan memberikan gajiupah sama dengan upah minimum provinsi tahun 2009. Pegawai menyetujui besar gajiupah mengikuti UMP yang berlaku karena hal ini sudah menjadi peraturan dan ketentuan pemerintah. Akan tetapi pegawai mengharapkan pihak perusahaan memberikan tunjangan-tunjangan lain di luar gajiupah pokok yang diterima pegawai berdasarkan UMP tersebut. Sedangkan Djatmiko Noviantoro : Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan, Serta Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk Medan, 2009 USU Repository © 2008 103 responden yang kurang menyetujui hal ini beranggapan bahwa gajiupah yang diterima apabila disamakan dengan UMP masih belum bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama bagi pegawai yang sudah memiliki keluarga sendiri. Penjelasan responden atas kesesuaian gaji yang diterima dengan gaji yang diterima pegawai pada perusahaan lain yang sejenis menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 46 orang 79.3 persen menyatakan sangat sesuai gaji yang diterima dengan gaji yang diterima pegawai pada perusahaan lain yang sejenis. Sekitar 12 orang 20.7 persen menyatakan kurang sesuai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat sesuai gaji yang diterima dengan gaji yang diterima pegawai pada perusahaan lain yang sejenis. Hal ini diketahui pegawai setelah membandingkannya dengan teman atau keluarga yang bekerja pada perusahaan swasta yang juga bergerak di bidang perkebunan. Sedangkan minoritas menyatakan kurang sesuai menilai dari sisi beban tugas yang harus dikerjakan dibandingkan dengan pegawai pada perusahaan lain kemudian baru dikaitkan dengan besar gaji yang diterima. Penjelasan responden atas kesesuaian gaji dengan tingkat harga kebutuhan pokok yang berlaku menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 25 orang 43.1 persen menyatakan sangat sesuai gaji dengan tingkat harga kebutuhan pokok yang berlaku. Sekitar 23 orang 39.7 persen menyatakan kurang sesuai dan 10 orang 17.2 persen menyatakan tidak sesuai. Pegawai yang merasa sangat sesuai antara gaji dengan tingkat harga kebutuhan pokok yang berlaku dapat dikatakan adalah para pegawai yang memiliki pendapatan lebih dari 2 dua juta rupiah. Selain jumlahnya Djatmiko Noviantoro : Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan, Serta Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk Medan, 2009 USU Repository © 2008 104 yang sudah jauh melebihi UMP, besar pula kemungkinan dengan jumlah itu seorang pegawai sudah lebih fleksibel mengatur keuangan pribadi dalam mencukupi setiap kebutuhan hidupnya. Sedangkan bagi pegawai yang menyatakan kurang sesuai bahkan tidak sesuai memiliki alasan tertentu, diantaranya adalah banyak anggota keluarga yang harus ditanggung, biaya pendidikan bagi putra-putri yang semakin tinggi, serta biaya tak terduga lain yang belum dapat terpenuhi dengan gajiupah yang diterima pegawai. IV.1.3.6. Penjelasan responden atas variabel pemberian kompensasi Penjelasan responden atas kemampuan perusahaan untuk memberikan segala bentuk kompensasi seperti gaji, insentif, dan bonus menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 40 orang 69 persen menyatakan mampu jika perusahaan untuk memberikan segala bentuk kompensasi seperti gaji, insentif, dan bonus. Sekitar 9 orang 15.5 persen menyatakan sangat mampu dan kurang mampu. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan mampu jika perusahaan untuk memberikan segala bentuk kompensasi seperti gaji, insentif, dan bonus. Setiap pegawai sudah pasti mengetahui bahwa PT. PP. Lonsum Indonesia Tbk adalah perusahaan yang sudah menjalankan aktivitas usaha selama lebih dari 1 satu abad. Perusahaan juga memiliki perkebunan dengan luas + 200.000 dua ratus ribu hektar yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Dengan kemampuan perusahaan untuk bertahan dan masih menjalankan aktivitas usahanya dapat dikatakan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk memberikan dan Djatmiko Noviantoro : Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan, Serta Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk Medan, 2009 USU Repository © 2008 105 meningkatkan kesejahteraan para pegawai melalui pemberian kompensasi yang sesuai dengan kredibilitas perusahaan. Akan tetapi, bagi pegawai yang menyatakan kurang mampu menilai bahwa perusahaan masih menanggung beban hutang yang jumlahnya cukup besar. Selain itu peralihan kepemilikan PT. PP. Lonsum Indonesia Tbk pada perusahaan lain semakin menguatkan persepsi sebagian pegawai yang menyatakan bahwa perusahaan kurang mampu untuk memberikan segala bentuk kompensasi pada para pegawai. Penjelasan responden atas pengaruh serikat pekerja yang ada diperusahaan dalam memperjuangkan hak pegawai dalam hal penetapan kompensasi menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 20 orang 34.5 persen menyatakan berpengaruh. Sekitar 16 orang 27.6 persen menyatakan tidak berpengaruh, 11 orang 19 persen menyatakan kurang berpengaruh, 7 orang 12.1 persen menyatakan sangat berpengaruh, dan 4 orang 6.9 persen menyatakan sangat tidak berpengaruh. Hasil tersebut menunjukkan bahwa responden yang menyatakan keberadaan serikat pekerja diperusahaan berpengaruh dalam memperjuangkan hak pegawai dalam hal penetapan kompensasi memiliki pandangan bahwa serikat pekerja merupakan wadah untuk menampung setiap keluhan dan aspirasi yang disampaikan pegawai dalam perusahaan. Serikat pekerja juga menjadi tumpuan bagi pegawai dalam memperjuangkan hak-hak pegawai yang tidak dipenuhi oleh perusahaan. Sedangkan sebagian responden yang menyatakan tidak berpengaruh memiliki penilaian bahwa serikat pekerja tidak sungguh-sungguh menyalurkan setiap aspirasi maupun keluhan- keluhan pegawai yang merasa tidak diperhatikan oleh perusahaan. Dasar penilaian ini Djatmiko Noviantoro : Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan, Serta Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk Medan, 2009 USU Repository © 2008 106 dilihat pada kenyataan bahwa anggota serikat pekerja adalah pegawai perusahaan, sehingga pegawai yang merasakan ketidakpuasan akan kinerja serikat pekerja karena adanya intervensi tertentu oleh perusahaan terhadap aspirasi dan keluhan-keluhan yang disampaikan. Penjelasan responden atas diperlukannya peranan pemerintah dalam menentukan besarnya kompensasi yang disesuaikan dengan kebutuhan hidup sekarang menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 27 orang 46.6 persen menyatakan diperlukan. Sekitar 24 orang 41.4 persen menyatakan sangat diperlukan, dan 7 orang 12.1 persen menyatakan kurang diperlukan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan diperlukan peranan pemerintah dalam menentukan besarnya kompensasi yang disesuaikan dengan kebutuhan hidup sekarang. Tanpa ada peranan pemerintah dikhawatirkan perusahaan akan semena-mena dalam membuat dan menentukan kebijakan yang berhubungan dengan kesejahteraan pegawai. Sedangkan minoritas responden menyatakan kurang diperlukan peranan pemerintah dalam menentukan besarnya kompensasi yang disesuaikan dengan kebutuhan hidup sekarang beranggapan bahwa pemerintah lebih berpihak pada perusahaan dibandingkan keberpihakan pemerintah pada kesejahteraan para pegawai perusahaan tersebut. Salah satu peranan pemerintah yang dianggap kurang memuaskan adalah tentang penetapan UMP yang dijadikan standar pemberian gajiupah oleh perusahaan, sedangkan jumlah UMP tersebut masih jauh dari harapan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup para pegawai. Djatmiko Noviantoro : Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan, Serta Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk Medan, 2009 USU Repository © 2008 107 IV.2. Pembahasan IV.2.1. Pengujian Hipotesis Pertama