ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul “Motif Diversi Dan Tayangan Infotainment Studi Korelasional Pemenuhan Motif Diversi Mahasiswa FISIP USU Melalui Tayangan
Infotainment Di Stasiun Televisi Swasta”. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan antara pemenuhan motif diversi mahasiswa FISIP USU
melalui tayangan infotainment dengan menggunakan pendekatan uses and gratifications. Pendekatan ini menekankan bahwa khalayak adalah pihak yang
aktif dalam menggunakan media. Khalayak bebas memilih media mana yang mampu memuaskan kebutuhannya, dalam hal ini kebutuhan motif diversi.
Penelitian ini dimulai pada bulan April 2010 dengan lama penelitian yang disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk mencari jumlah sampel dalam penelitian ini
maka dipakai rumus Taro Yamane dengan presisi 10 dan tingkat kepercayaan 90. Dari hasil ini maka didapatlah jumlah responden yaitu 90 orang. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah teknik stratifikasi proporsional berdasarkan jenis kelamin responden. Kriteria sampel dalam
penelitian ini adalah mahasiswa reguler FISIP USU angkatan 2007-2008.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Untuk menguji hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan
maka peneliti menggunakan rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman Spearman’s Rho Rank Order Correlations yakni data dari variabel-variabel
yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar dengan alat bantu SPSS Seri 13.0 for Windows. Lalu didapatlah kekuatan
hubungannya sebesar r = 0.604. Sesuai dengan skala Guilford, maka kekuatan hubungan antara pemenuhan motif diversi mahasiswa FISIP USU melalui
tayangan infotainment di televisi swasta menunjukkan korelasi yang cukup berarti. Angka probabilitas yang terlihat dalam hasil tabel pengolahan data SPSS
adalah 0.00 0.05 maka hubungan kedua variabel adalah signifikan dan layak diteliti. Ini juga berarti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dari hasil
penghitungan koefisien determinasi yang dilakukan dengan rumus KD = r
2
x
100, hasil yang diperoleh adalah 36,5.
Dengan demikian dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara pemenuhan motif diversi mahasiswa FISIP
USU melalui tayangan infotainment di televisi swasta dengan peranan sebesar 36,5.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan kebudayaannya, media massa mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi
yang dipergunkannya. Semua digunakan untuk memuaskan penggunanya yang heterogen dengan jangkauan yang sangat luas. Salah satu media massa yang terus
berkembang adalah televisi melalui beragam jenis tayangannya. Televisi sebagai salah satu bukti nyata dari perkembangan teknologi
komunikasi yang sudah menunjukkan perannya dalam kehidupan. Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa. Menurut Wikipedia, 2005
Televisi adalah sistem telekomunikasi untuk penyiaran dan penerimaan gambar dan suara dari jauh.
Dibandingkan media-media yang lain, baik media elektronik, media massa maupun media online, televisi tergolong yang paling banyak diminati.
Berdasarkan data Bank Dunia tahun 2004 ada 65 persen lebih rumah tangga pemilik televisi di Indonesia. Hiburan yang disajikan mampu menarik mayoritas
penduduk untuk menekuni tayangan televisi dalam kegiatannya sehari-hari. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas tahun 2006, lebih tiga
perempat 86 dari seluruh penduduk usia 10 tahun ke atas di Indonesia memiliki aktivitas rutin mengikuti acara televisi dalam seminggu.
Universitas Sumatera Utara
Semua media massa umumnya mempunyai fungsi yang sama. Sebagai alat komunikasi memberikan informasi fungsi informatif, artinya melalui isinya
seseorang dapat mengetahui dan memahami suatu hal. Sebagai alat yang mendidik fungsi edukatif, artinya isi televisi dapat meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan moral seseorang. Sebagai alat hiburan fungsi entertainment, artinya seseorang dapat terhibur, menyenangkan hati, memenuhi hobi dan mengisi
waktu luangnya melalui tayangan-tayangan televisi. Dalam perkembangannya terutama setelah lahirnya televisi-televisi swasta
porsi tayangan menjadi berubah. Fungsi hiburan menjadi dominan karena lebih banyak mendatangkan iklan yang merupakan nyawa bagi kelangsungan hidup
suatu stasiun televisi. Saat ini terdapat sebelas stasiun televisi, mulai dari TVRI, RCTI, SCTV, TPI, Indosiar, ANTV, Metro TV, Global TV, Trans TV, Trans 7
dan TV One. Namun, Metro TV dan TV One mengkhususkan dirinya sebagai TV berita.
Sejumlah program yang ditawarkan oleh stasiun TV berhasil menarik sejumlah besar pemirsa, yang menjadikannya sebagai tayangan yang patut
diperhitungkan sebagai tayangan TV. Namun sebagian lainnya justru menjauhkan pemirsa. Setiap tahunnya stasiun TV menghadirkan beragam tayangan; banyak di
antaranya yang kreatif, yang kemudian menjadi tren, tetapi yang lainnya hanya menjadi “pengikut”. Program kontes menyanyi atau sinetron misteri sempat naik
daun beberapa tahun silam, meski beberapa “pengikut” gagal mengikuti jejak program yang menjadi “trend setter”. Belakangan, reality show yang sempat
memunculkan kontroversi, karena diragukan keaslian realitasnya, menjadi tren baru, terutama sejak akhir tahun 2008.
Universitas Sumatera Utara
Secara umum, pada tahun 2009, porsi tayangan hiburan seperti reality
show, musik, variety show, kuis, dll dan berita di stasiun TV nasional adalah
yang terbesar, yaitu 21 dari total jam tayang. Porsi ini meningkat 3 dibandingkan tahun 2008. Sebaliknya, porsi tayang program informasi berkurang
2, sementara porsi tayang film dan serial masing-masing turun 1. Tahun ini, penonton terlihat menambah porsi menonton program hiburan sebanyak 4 dan
berita sebanyak 2 dari total jam menonton mereka. Sebaliknya porsi menonton
serial dan film mereka turun masing-masing 2. Namun, porsi menonton terbesar pemirsa diberikan untuk program hiburan 25 dan serial 24
1
Namun, pemirsa hanya menghabiskan 10 dari 2- jam-42-menit waktu menonton setiap harinya untuk menonton program informasi. Sementara 25
dihabiskan untuk program hiburan. Dari program-program berkategori Informasi, tampak bahwa setiap sub-genre menarik perhatian dari pemirsa yang berbeda-
beda. Biasanya laki-laki menonton program dokumenter seperti The Shark Fin, .
Masih menurut riset dari AGB Nielsen, dua puluh empat persen 24 dari total jam siaran dialokasikan oleh stasiun televisi untuk program Informasi
selama bulan April-Juni 2008. Rata-rata durasi tayang program Informasi sama banyaknya dengan program Hiburan 25, seperti musik, kuis, game show,
variety show, komedi, dll. Sekarang tergantung apakah Anda lebih memilih untuk memperoleh informasi daripada hiburan dari kotak ajaib bernama televisi? Atau
Anda menyukai kombinasi keduanya? “Nyalakan TV dan dapatkan informasi yang menghibur darinya”, itu mungkin yang akan dikatakan oleh stasiun TV.
1
http:www.agb.comUploadsIndonesiaAGBNielsenNewsletterDec09-Ind.pdf.
Universitas Sumatera Utara
Reptiles of the Living Desert, Halal, dll. dan ketrampilan hobi seperti Jejak Petualang, Mancing Mania, Impossible Matic 2, dll.. Di sisi lain, perempuan
memperlihatkan ketertarikan pada program bincang-bincang Dunia Bunda, Kick Andy, dll., infotainment Silet, Hot Shot, dll., infomercial Summarecon Serpong
Better Living, Sahabat Hemat, dll., majalah TV Griya Unik, Jelang, dll., dan jalan-jalangaya hidup Paspor Selebritis, Nikmatnya Dunia, dll.
Program bincang-bincang dan dokumenter mendapat alokasi waktu yang lebih banyak di antara sub-sub-genre di dalam kategori program Informasi.
Masing-masing dialokasikan 21 dan 23 dari total jam siar Informasi dalam satu hari atau rata-rata satu jam per hari pada setiap stasiun TV 21 stasiun TV
yang dimonitor oleh AGBNielsen. Alokasi jam tayang berikutnya adalah infotainment 16, infomercial 15, jalan-jalangaya hidup 10, majalah
TV 8, dan ketrampilanhobi 7
2
Berdasarkan profil pemirsa pada bulan April-Juni 2006, persentase dari penonton dewasa muda sebanyak penonton anak-anak. Dua puluh satu persen
21 dari total pemirsa adalah para dewasa muda. Meskipun persentasenya besar, kepemirsaan TV mereka tidak setinggi anak-anak atau orang dewasa.
Angka indeks – yang menunjukkan kedekatan target pemirsa tertentu pada program TV – dari pemirsa dewasa muda di bawah 100, artinya program TV
kurang efektif dalam menjangkau kelompok ini. Kelompok ini juga pada penonton dewasa pada pukul 08.00 hingga 11.00 maksimum 10,6 dari populasi
dewasa muda menonton TV, sedangkan 10 dari populasi dewasa menonton .
2
http:cs.agbnmr.comUploadsIndonesiaAGBNielsenNewsletterAugInd.pdf.
Universitas Sumatera Utara
TV. Remaja merupakan penonton yang paling dominan. Pada pencapaian tertingginya antara pukul 08.00 hingga 11.00, semua stasiun TV dapat meraih
14,7 dari populasi remaja dan 13,3 dari populasi anak-anak. Dewasa muda memilih tayangan hiburan di televisi sebagai untuk
memenuhi kebutuhannya melalui tayangan ringan seperti Selamat Pagi Indeks 168. Nilai indeks menunjukkan bahwa jumlah penonton dewasa muda pada
program tersebut 68 lebih tinggi daripada semua penonton TV usia 5 tahun ke atas. Pada pukul 23.00-04.00, kebanyakan dewasa muda menonton program yang
menarik perhatian seperti film, baik horor maupun drama. Mahasiswa termasuk dalam kategori usia dewasa muda. Sebagai kaum
terpelajar dan intelek, akan sangat menarik untuk melihat bagaimana kecenderungan konsumsi media massa—terutama televisi— di kalangan
mahasiswa. Bagaimana cara mereka menggunakan televisi untuk mendapatkan sebuah kepuasan artinya televisi mampu memenuhi kebutuhan mereka akan
suatu hal. Ditengah kian maraknya kritik terhadap tayangan hiburan televisi yang
dianggap tidak mendidik, pilihan tayangan para mahasiswa ini tentu menarik untuk diteliti. Tayangan-tayangan seperti apa yang dapat memberikan hiburan
bagi mereka, tentunya sesuai dengan selera dan keinginan. Terlepas dari apakah tayangan hiburan itu mendidik atau tidak, yang menjadi fokus adalah apakah
mereka merasa terhibur atau tidak setelah menyaksikan tayangan tersebut. Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk melihat sejauhmanakah
pemenuhan motif diversi dalam diri mahasiswa mempengaruhi keputusannya dalam memilih tayangan di televisi.
Universitas Sumatera Utara
1. 2. Perumusan Masalah