akhirnya budaya organisasi dapat membentuk pola pikir dan perilaku anggota organisasi.Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh kedua belah pihak, baik
organisasi maupun para anggotanya. Manfaat tersebut adalah memberikan pedoman bagi tindakan pengambilan keputusan, mempertinggi komitmen
organisasi, menambah perilaku konsistensi perilaku para anggota organisasi danmengurangi keraguan para anggota organisasi, karena budaya
memberitahukan pada mereka sesuatu dilakukan dan dianggap penting Mangkunegara, 2007.
2.2.6 Pembentukan Budaya organisasi
Robbins 2008 berpendapat bahwa dibutuhkan waktu yang lama untuk pembentukan budaya organisasi. Sekali terbentuk, budaya itu cenderung berakar,
sehingga sukar bagi para manager untuk mengubahnya.
Gambar 2.1 Pembentukan Budaya Organisasi
Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa budaya organisasi diturunkan dari filsafat pendiri, kemudian budaya ini sangat mempengaruhi kriteria yang digunakan
dalam merekrut mempekerjakan anggota organisasi. Tindakan dari manajemen puncak menentukan iklim umum dari perilaku yang dapat diterima baik dan tidak.
Tingkat kesuksesan dalam mensosialisasikan budaya organisasi tergantung pada kecocokan nilai-nilai staf baru dengan nilai-nilai organisasi dalam proses seleksi
maupun pada preferensi manajemen puncak akan metode-metode sosialisasi.
2.2.7 Kekuatan Budaya Organisasi
Kekuatan budaya organisasi pada intinya menjelaskan bagaimana pengaruh budaya organisasi pada organisasi. Menurut Robbins 1996:292
kekuatan budaya dapat terbagi menjadi dua bagian yaitu budaya kuat dan budaya lemah.Menurut Robbins budaya kuat adalah budaya dimana nilai-nilai inti
organisasi dipegang secara intensif dan dianut bersama secara meluas oleh anggota organisasi. Sedang Vijay Sathe dalam Tika, MP 2006:108 mengartikan
budaya kuat sebagai budaya yang ideal dimana kekuatan budaya mempengaruhi intensitas perilaku.
Selanjutnya Robbins dalam Tika MP 2006:111 mengemukakan ciri-ciri budaya organisasi kuat adalah :
1.Menurunnya tingkat keluarnya pegawai 2.Ada pembinaan kohesif, kesetiaan, dan komitmen organisasi
3.Ada kesepakatan yang tinggi dikalangan anggota mengenai apa yang dipertahankan oleh organisasi.
Sedangkan menurut Deal dan Kennedy dalam Tika MP,2006:111 juga mengemukakan ciri-ciri budya organnisasi lemah yaitu:
1.Mudah terbentuk kelompok antara satu dengan yang lainnya
2.Kesetiaan pada kelompok melebihi kesetiaan pada organisasi 3.Anggota organisasi tidak segan-segan mengorbankan kepentingan organisasi
untuk kepentingan kelompok Budaya organisasi yang kuat akan membantu organisasi memberikan
kepastian bagi seluruh individu yang ada dalam organisasi untuk berkembang bersama dan mempertahankan eksistensinya selama mungkin. Sedangkan budaya
organisasi yang lemah akan berpengaruh negatif pada organisasi karena akan memberi arah yang salah kepada para pegawai sehingga organisasi menjadi tidak
efektif dan kurang kompetitif.
2.3 Kinerja 2.3.1 Pengertian Kinerja