Sistematika Penulisan Terorisme 1. Analisis produksi program dialog TVRI pada tema "Penanganan Terorisme"

berbeda dan peneliti memilih menggunakan teori dari Fred Wibowo yang berbeda dengan teori-teori yang digunakan oleh skripsi-skripsi diatas. Maka penulis mengambil kesimpulan bahwa belum ada mahasiswa yang meneliti tentang “ Analisis Produksi Program Berita Dialog TVRI Pada Tema Penanganan Terorisme ”.

G. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini penulis membagi menjadi 5 Bab dan ditambah beberapa lampiran-lampiran. Dalam Bab satu yaitu Pendahuluan, Penulis menguraikan latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. Bab dua yaitu Landasan Teori, Penulis menguraikan teori-teori yang menjadi landasan dalam kerangka pemikiran dalam penelitian ini. Berisi tentang, definisi analisis, produksi program televisi, berikut juga konsep berita, pengertian berita,nilai berita, komposisi berita, kategori berita. Bab tiga yaitu Profile Stasiun TVRI, Pada bab ini penulis menguraikan gambaran umum sejarah perkembangan TVRI, visi dan misi, program-program TVRI, struktur organisasi TVRI, serta program berita Dialog TVRI sebagai masalah penelitian. Bab empat yaitu Temuan Data dan Analisis, Bab ini berisi deskriptif hasil penelitian dan pembahasan mengenai proses produksi program berita Dialog TVRI serta proses produksi pada edisi 23 januari 2013 tentang “ Penanganan Terorisme”. Bab lima yaitu Penutup, Penulis memberikan kesimpulan dan saran terhadap apa yang telah diteliti dalam skripsi ini, dan juga beberapa lampiran yang didapat. 18

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Analisis Produksi 1.

Produksi Program Televisi Berita sebelum disajikan kepada masyarakat mengalami suatu proses. Dalam bahasa latin, proses adalah processus yang berarti geraknya, jalannya, kemajuan, berhasil yang dalam bahasa inggris procession berarti gerakan, maju, prosesi. Produksi adalah pelaksanaan pengubah bentuk naskah menjadi bentuk auditif dan visual, sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku bagi Pertelevisian. 1 Produksi juga bias diartikan, barang yang dihasilkan atau kegiatan yang menghasilkan suatu barang atau jasa. Menurut Anton Moeliono proses adalah rangkaian tindakan, perbuatanatau pengelolaan yang dihasilkan. 2 Sedangkan pengertian analisis produksi adalah tahap menganalisa atau memeriksa sebuah proses produksi, sehingga dapat mengetahui hasil dari analisis tersebut. Hal ini dilakukan karena produksi televisi merupakan sebuah proses pembuatan program yang nantinya ditayangkan di televisi dan memerlukan perjalanan panjang dan melewati berbagai tahapan, melibatkan banyak sumber daya 1 Darwanto Sastro Soebroto, Televisi Sebagai Media Pendidikan Yogyakarta: Duta Wacana, 1995, h. 125. 2 Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1999, h. 703 manusia dengan berbagai keahlian dan peralatan penunjang serta biaya yang besar. Produksi program televisi memiliki berbagai macam format dan materi, beberapa di antaranya terkadang memiliki prosedur atau tata laksana kerja yang berbeda. Setiap materi program mendapatkan perlakuan khusus berdasarkan karakteristik dan spesifikasinya. Produksi siaran merupakan salah satu bagian dari organisasi penyiaran yang bertugas menangani produksi mata acara atau program acara. 3 Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser professional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan pemikiran mendalam, yaitu materi produksi, sarana produksi equipment, biaya produksi financial, organisasi pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan produksi. 4 Berfikir tentang produksi program televisi bagi seorang produser professional, berarti mengembangkan gagasan bagaimana materi produksi itu, selain menghibur, dapat menjadi suatu sajian yang bernilai, dan memiliki makna. Produksi yang bernilai atau berbobot hanya dapat diciptakan oleh seorang produser yang memiliki visi. Namun, apakah visi itu tumbuh dari suatu acuan mendalam yang bermuara pada orientasi, ideology, religi, dan pemikiran-pemikiran kritis atas sarana yang 3 Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Siaran Televisi Jakarta: Grasindo, 1997, cet. Ke- 1, h. 24. 4 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007, cet. I, h. 23 dipakai untuk menampilkan materi produksi. Atau, visi itu sekedar mengikuti arus yang mengalir. Bertolak dari dorongan kreativitas, seorang produser yang menghadapi materi produksi akan membuat seleksi. Dalam seleksi ini intelektualitas dan mana yang tidak. Kemudian akan lahir yang menunjang ide ini, akan tercipta konsep berupa naskah untuk produksi. Naskah ini merupakan bahan dasar yang perlu dipikirkan oleh seorang produser ketika ia akan mulai berproduksi. 1. Materi Produksi Bagi seorang produser, materi produksi dapat berupa apa saja. Kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan manusia merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi yang bermutu. Suatu kejadian yang istimewa biasanya merupakan materi produksi yang baik untuk program-program documenter atau sinetron. Tentu saja kejadian itu masih harus dilengkapi dengan latar belakang kejadian dan hal-hal lain yang perlu untuk menjadikan program itu sebuah program yang utuh. Untuk itu, masih diperlukan riset yang lebih mendalam agar semua data yang bersangkut paut dengan materi hasil produksi itu lengkap. Dari hasil riset materi produksi, muncul gagasan atau ide yang kemudian akan diubah menjadi tema untuk program documenter atau sinetron film televisi. Mungkin juga gagasan itu langsung menjadi konsep program. Tema ataupun konsep program kemudian diwujudkan menjadi treatment. Treatment adalah langkah pelaksanaan perwujudan gagasan menjadi program. Oleh karena itu, treatment untuk setiap format program berbeda-beda. Dari treatment akan diciptakan naskah script atau langsung dilaksanakan produksi program. Bobot atau muatan sebuah program sebetulnya sudah tampak ketika gagasan diwujudkan menjadi treatment. Dari sinilah penyempurnaan konsep program dapat dilaksanakan sehingga menghasilkan naskah atau program yang baik. 2. Sarana produksi Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Tentu saja diperlukan kualitas allat standar yang mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus. Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu unit peralatan perekam gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit peralatan pencahayaan. Kualitas standar dari ketiga unit peralatan ini menjadi pertimbangan utama seorang produser ketika ia mulai dalam perencanaan produksinya. Selebihnya berfungsi sebagai peralatan penunjang produksi. Seperti alat transportasi untuk produksi luar studio dan unit studio dengan dekorasi untuk produksi dalam studio. 3. Biaya produksi Tidak terlalu sederhana merencanakan biaya untuk suatu program produksi. Dalam hal ini, seorang produser dapat memikirkan sampai sejauh mana produksi itu kiranya akan memperoleh dukungan financial dari suatu pusat produksi atau stasiun televisi. Oleh karena itu, perencanaan budget atau biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan, yaitu: 5 a. Financial Oriented Prenecanaan biaya produksi yang didasarkan pada kemungkinana keuangan yang ada. Kalau keuangan terbatas berarti tuntutan-tuntutan tertentu untuk kebutuhan produksi harus pula dibatasi. Misalnya: tidak menggunakan artis yang pembayarannya mahal, menggunakan lokasi shooting yang tidak terlalu jauh, konsumsi yang tidak terlalu mewah. Segala sesuatunya didasari atas kemungkinan keuangan. b. Quality Oriented Perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas tuntutan kualitas hasil produksi yang maksimal. Dalam hal ini, tidak ada masalah keuangan. Produksi dengan orientasi badget semacam ini biasanya produksi prestige. Produksi yang diharapkan mendatangkan keuntungan besar, baik dari segi nama maupun financial. Untuk 5 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, h.29 menghasilkan kualitas yang paling tinggi dari produksi itu, produser boleh melibatkan semua orang nomor satu dibidangnya. Menentukan biaya produksi suatu program televisi dengan video bagi produser atau manager siapa pun merupakan hal yang rumit. Banyak factor tidak terduga yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Oleh karena itu, membuat perencanaan anggaran produksi seolah-olah mengharuskan mata dan pikiran kita melihat hal-hal tersembunyi atau yang sekiranya tidak ketahuan dan yang mungkin memerlukan biaya. Estimasi biaya yang tertera dalam rencana anggaran, paling tidak dapat membuat batasan-batasan yang baik ketika pelaksanaan produksi dan mencegah pemborosan. Bagaimanapun tidak ada produksi yang ingin menderita kerugian dan menjadi macet karena kekeliruan dalam melaksanakan rencana anggaran atau membuat estimasi biaya. 4. Organisasi Pelaksanaan Produksi Suatu produksi program televisi meliatkan banyak orang, misalnya pada artis, crew, dan fungsionaris lembaga penyelenggara, polisi, aparat setempat dimana lokasi shooting dilaksanakan, dan pejabar yang bersangkut paut dengan masalah perijinan. Supaya pelaksanaan shooting dapat berjalan lancer, produser harus memikirkan juga penyusunan organisasi pelaksana produksi yang serapi-rapinya. Dalam hal ini, produser dapat dibantu oleh asisten produser atau sering disebut produser pelaksana atau production manager. Ia mendampingi sutradara dalam mengendalikan organisasi.. Produser pelaksana membawahi bendahara dan kasir yang mengatur keuangan dan membayar kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan. Sementara itu, secretariat mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan surat menyurat, kontrak, dan perijinan. Tanggung jawab untuk pelaksanaan dari organisasi yang bersifat lapangan ini dipikul oleh bagian yang disebut unit manager. Bagian ini menanggung tugas dari dua sisi sekaligus; sisi organisasi dan sisi artistic. Bidang yang langsung dibawah koordinasi pelaksana unit manager, misalnya perijinan, transportasi, konsumsi, dan akomodasi. Lokasi, settingdekorasi, property perlengkapan, kostum dan make- up, pelaksanaan lapangan berada dalam koordinasi unit manager, tetapi segi artistic sepenuhnya dibawah tanggung jawab art designer atau art director. Sutradara dibantu sepenuhnya oleh art designer dan director of photography kamerawan. Sementara kamerawan membawahi bagian pencahayaan lighting dan suara sound. Sutradara adalah penanggung jawab penuh suatu produksi. Pelaksanaan produksi untuk produksi program televisi di studio memiliki nama yang berada pula. Sutradara disebut pengarah program atau program director PD. Fungsi dan tugasnya mirip dengan sutradara. Hanya ia bekerja di belakang meja control di ruang control. Asisten sutradara disebut floor DirectorFD tugasnya membantu sutradara mengarahkan pemain dan crew didalam studio rekaman gambar. Pembantu pengarah program yang lain adalah switcher. Ia bertugas membantu pengarah cara men-switch kamera melalui tombol di meja control. Pelaksana produksi lain sama dengan pelaksana produksi shooting lapangan. Bedanya pada jumlah cameramen. Dengan multikamera diperlukan dua sampai empat kamerawan sekaligus. 5. Tahap Pelaksanaan Produksi Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas efisien. Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut standart operasion procedure SOP, seperti berikut: 6 a. Pra – Produksi Perencanaan dan Persiapan Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Tahap pra –produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut: 6 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, h.39 1 Penemuan Ide Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. 2 Perencanaan Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja time schedule, penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti. 3 Persiapan Tahap ini meliputi pemberesan samua kontrak, perijinan dan surat menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Keberhasilan sebuah produksi program televisi sangat ditentukan oleh keberesan tahap perencanaan dan persiapan. Oleh karena itu, pada tahap ini harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar dalam tahap produksinya pun berjalan dengan baik dan lancar. b. Produksi Sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis, crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan shooting script menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil dalam adegan scene. Berikut ini adalah posisii kamera camera position, yang apabila terangkaikan akan menjadi suatu cerita yang hidup: 7 1. Shoot jauh long shoot Suatu pengambilan objek oleh kamera dari jarak yang jauhnya cukup untuk dapat mengambil pemandangan yang lengkap dari suatu adegan. 2. Shoot dekat close shoot Suatu pengambilan objek dari bahu ke atas. Close shoot dalam naskah kamera disingkat CS. 3. Shoot agak dekat medium shoot Suatu pengambilan objek oleh kamera dari dada ke atas. Dalam naskah kamera istilah itu disingkat MCS. 4. Shoot sewajah close-up Suatu pengambilan objek untuk menghasilkan gambar wajah seseorang sebatas dagu ke atas. Istilah ini disingkat CU. 7 Sunandar, Telaah Format Program Keagamaan di Televisi: Studi Deskriptif Analisis Televisi Pendidikan Indonesia, TesisYogyakarta: IAIN Sunan Kali Jaga, 1998 5. Shoot terdekat big close-up Pengambilan sebuah objek secara khusus oleh kamera untuk menampilkan salah satu bagian dari tubuh manusia atau suatu benda tertentu sehingga tampak amat sangat jelas. Big close-up yang lazim disingkat BCU, kadang-kadang disebut juga extra close-up dan Extreme close-up. Dengan big close-up dapat ditampilkan mata, hidung, bibir, dan lain-lain secara khusus untuk memberikan kesan tertentu pada pemirsa. 6. Shoot sedang medium shoot Suatu pengambilan objek oleh kamera sebatas pinggang ke atas. Dalam naskah kamera, shoot tersebut disingkat MS. 7. Shoot agak jauh medium long shoot Suatu pengambilan objek oleh kamera sebatas lutut ke atas. Shoot yang sering kali disingkat MLS ini dinamakan juga shoot lutut knee shoot. 8. Shoot dua two shoot Pengambilan objek oleh kamera yang menampilkan dua orang sebatas dada keatas. 9. Shoot kelompok group shoot Pengambilan objek oleh kamera yang menampilkan sejumlah orang sebatas dada keatas. 10. Shoot udara aerial shoot Pengambilan objek oleh kamera dari udara untuk menghasilkan suatu pemandangan yang mengesankan. 11. Shoot lebar wide shoot Pengambilan suatu objek yang tidak terlalu jauh, suatu pengambilan gambar oleh kamera yang melingkupi area yang luas. 12. Shoot amat jauh very long shoot Suatu pengambilan objek dari kamera yang melingkupi area yang amat luas dimana terdapat suatu objek. Semua shoot yang dibuat dicatat oleh bagian pencatat shoot dengan mencatat time code pada saat mulai pengambilan, isi shoot dan time code pada akhir pengambilan adegan. Kode waktu time code adalah nomor pada pita. Nomor itu berputar ketika kamera dihidupkan dan terekam dalam gambar. Catatan kode waktu ini nanti akan berguna dalam proses editing. Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap malam di akhir shooting hari itu untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sungguh baik. Apabila tidak maka adegan tersebut perlu diulang pengambilan gambarnya. Sesudah semua adegan di dalam naskah selesai diambil maka hasil gambar asli original materialrow foot- age dibuat catatannya logging untuk kemudian masuk dalam proses post production, yaitu editing. c. Pasca-Produksi Pasca produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online, dan mixing. Dalam hal ini, terdapat dua macam editing, yaitu: pertama, yang disebut editing dengan teknik analog atau linier. Kedua, editing dengan teknik digital atau nion linier dengan computer. 8 1 Editing Offline dengan teknik analog Setelah shooting selesai, script boygirl membuat logging, yaitu mencatat kembali hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing offline dengan copy video VHS supaya murah sesuai gagasan yang ada dalam synopsis dan treatment. Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambung-sambung dalam pita VHS. Sesudah editing kasar ini jadi, hasilnya dilihat dengan seksama dalam screening. Apalbila masih perlu ditambah atau diedit lagi, pekerjaan ini dapat langsung dikerjakan sampai hasilnya memuaskan. Sesudah hasil editing offline ini dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script. Naskah editing ini sudah dilengkapi uraian untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi music. Naskah editing ini formatnya sama dengan skenario. 8 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007, cet. I, h. 42 2 Editing Online dengan teknik analog Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan scene dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editing online ini siap, proses berlanjut dengan mixing. 3 Mixing pencampuran gambar dengan suara Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi music yang juga sudah direkam, di masukkan kedalam pita hasil editing online sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan music harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu tak terdengar jelas.. 4 Editing Offline dengan teknik digital atau non-linier Editing non-linier atau editing digital adalah editing yang menggunakan computer dengan peralatan khusus untuk editing.alat editing tersebut bermacam-macam nama, jenis, fasilitasnya, misalnya : Pinacle – matrox – canupus, dll. Tahapan pertama, yang harus dilakukan adalah memasukan seluruh hasil shoot gambar yang dalam catatan atau logging memperoleh OK, kedalam hardisk. Proses ini disebut capturing atau digitizing, yaitu mengubah hasil gambar dalam pita menjadi file, yang ketika diperlukan dapat dipanggil untuk disusun berdasarkan urutan yang diinginkan sutradara. Sesudah tersusun baik baru diuritkan kemudian dipersatukan agar shoot-shoot yang sudah disambung dapat dilihat secara utuh, proses ini disebut render. Setelah render dapat dilakukan screening. Apabila dalam screening masih perlu koreksi, maka koreksi dapat dikerjakan dengan menambah, mengurangi, atau menyisipi shoot yang diperlukan. 5 Editing online dengan teknik digital Editing online dengan teknik digital sebenarnya tinggal penyempurnaan hasil editing offline dalam computer, sekaligus mixing dengan music ilustrasi atau efek gambar misalnya perlu animasi atau wipe efek dan suara sound effect atau narasi yang harus dimasukan. Sesudah semua sempurna, hasil online ini kemudian dimasukan kembali dari file menjadi gambar pada pita betacam SP atau pita dengan kualitas broadcast standart. Setelah program dimasukan pita, boleh dikatakan pekerjaan selesai dan kelanjutannya adalah bagian dari pekerjaan distasiun televisi. Kelima langkah utama pasca produksi tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi seorang produser, penulis naskah, dan sutradara. Karena, hal tersebut dapat mengahsilkan sebuah tayangan yang menarik dan enak ditonton.

2. Media Sebagai Intitusi Budaya

Media massa secara teoritis memiliki fungsi sebagai saluran informasi, saluran pendidikan dan daluran hiburan, namun kenyataanya media massa memberi efektif lain diluar fungsinya itu. Efek media massa bukan hanya mempengaruhi sikap seseorang namun dapat pula mempengaruhi perilaku, bahkan pada tataran yang lebih jauh efek media massa dapat mempengaruhi sistem-sistem sosial maupun sistem budaya masyarakat. Dengan kata lain media massa dapat membentuk budaya di masyarakat. Denis McQuail menjelaskan, bahwa efek media massa memiliki typology yang mana terdiri dari empat bagian yang besar. Pertama, efek efek media merupakan efek yang direncanakan, sebagai sebuah efek yang diharapkan terjadi baik oleh media massa sendiri maupun orang yang menggunakan media massa untuk kepentingan berbagai penyebaran informasi. Kedua, efek media massa yang tidak direncanakan atau tidak dapat diperkirakan, sebagai efek yang benar- benar diluar kontrol media, di luar kemampuan media ataupun orang lain yang menggunakan media untuk penyebaran informasi melalui media untuk mengontrol terjadinya efek media massa. Ketiga, efek media massa terjadi dalam waktu pendek namun secara cepat, instan, dan keras memengaruhi seseorang atau masyarakat. Keempat, efek media massa berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga memengaruhi sikap- sikap adopsi inovasi, kontrol sosial sampai dengan perubahan kelembagaan, dan persoalan- persoalan perubahan budaya. 9 9 Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S, sos., M.Si. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus, Teknologi Komunikasi di Masyarakat Jakarta: KENCANA, 2008, Cet. 3, hal. 317-318. Media berperan dalam pengembangan kebudayaan,bukan saja seni dan simbol, melainkan juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma melalui proses komunikasi.

B. Televisi

1. Pengertian Televisi

Televisi dari segi etimologis berasal dari kata “tele” yang artinya jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Segi jauhnya diusahakan oleh prinsip radio dan penglihatannya oleh gambar. 10 Dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan balai pustaka, televisi adalah pesawat system penyiaran gambar obyek yang bergerak yang disertai dengan bunyi suara melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahayagambar dan bunyi suara menjadi gelombang listrik dan mengubahnya menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar, digunakan untuk penyiaran pertunjukan berita dan sebagainya. 11 Sedangkan, dalam ensiklopedi Nasional Indonesia, televisi mempunyai pengertian pengubahan gambar serta suara menjadi sinyal listrik kemudian disalurkan dengan perantara kabel atau gelombang elektromagnetik untuk diubah menjadi bentuk semula oleh pesawat penerima. Karena televisi merupakan peranti yang mengubah 10 Latief Rosyidi, Dasar-dasat Retorika Komunikasi dan Informasi Medan: Firma Rimbow, 1989. Cet. II, h. 221 11 Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta, Bina Aksara, 1986, Cet. III, h. 59 pantulan cahaya objek menjadi deretan pulsa-pulsa listrik, tabung kamera tersedia Dalam berbagai bentuk dan jenis. Namun, pada umumnya mempunyai dua bagian penting, yakni: permukaan peka cahaya berfungsi untuk mengubah pantulan cahaya obyek menjadi muatan listrik membentuk citra elektris electrical image. Berkas dibangkitkan oleh penembak electron kemudia dipindahkan keseluruh permukaan bermuatan listrik. 12 Televisi mempunyai daya tarik yang kuat tak perlu dijelaskan lagi. Kalau radio mempunyai daya tarik yang kuat disababkan unsur- unsur kata-kata, music dan sound effect, maka televisi selain ketiga unsur tersebut juga memiliki unsur visual berupa gambar. Dan gambar ini bukan gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada penonton. Daya tarik ini selain melebihi radio, juga melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati dirumah dengan aman dan nyaman, sedang pesawat yang kecil mungil itu dapat menghidangkan selain film juga program yang menarik lainnya. Televisi sebagai suatu alat merupakan bagian dari suatu system yang besar, sehingga meskipun televisi merupakan kotak hitam ajaib, tetapi apabila gelombang elektromagnetik dari suatu pemancar televisi, berhubungan langsung dengan televisi tadi yang ditekan tombolnya, maka dengan serta merta akan merubah kearah fungsi 12 Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jakarta: PT. Cipta Adi Pusaka, Jilid 16, cet. I, h. 194 sebenarnya, dimana kita akan dapat menikmati acara yang ditayangkan dari stasiun penyiaran yang bersangkutan. Televisi sebagai suatu alat dapat dimanfaatkan untuk mengkomunikasikan informasi, dengan menggunakan bayangan gambar dan suara demikian halnya dengan video dan film. 13 Televisi adalah media yang mampu mempersatukan gambar dan bahasa. Secara keseluruhan, bahasa yang ada dalam materi acara terdiri dari bahasa asing, bahasa sehari-hari dan bahasa Indonesia. Ini tampak dalam film asing maupun local, sinetron, music, serta iklan. 14 Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa televisi merupakan media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.

2. Program Siaran Televisi

Program siaran televisi dapat di definisikan sebagai satu bagian atau segmen dari isi siaran radio atau televisi secara keseluruhan. Sehingga memberikan pengertian bahwa, dalam siaran keseluruhan terdapat beberapa program yang diudarakan. Atau dapat dikatakan bahwa, siaran keseluruhan satu stasiun penyiaran tersusun dari beberpa program siaran. 15 13 Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1994, h. 1-2 14 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Isi Media Televisi Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996, cet. I, h. 5 15 Hidajanto Djamal dan Andi Fachrudin, Dasar-dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional dan Regulasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011, h. 159-160 Program siaran televisi di Indonesia pada umumnya di produksi oleh stasiun televisi yang bersangkutan. 16 Namun pada saat ini sudah banyak stasiun-stasiun televisi yang mulai tidak memproduksi program-programnya secara mandiri seperti pada segmen hiburan, sinetron dan lain-lain yang biasanya mereka membeli dari sebuah production house.

3. Program Karya Jurnalistik Current Affairs

Current Affairs atau Curreant Event adalah satu kategori atau format dalam jurnalis penyiaran yang dicirikan pada penekanan analisis satu peristiwa yang baru terjadi atau seang berlangsung ketika topik berita ini disiarkan, yang meliputi persoalan politik, atau kontroversi kebijakan publik. Current Affairs tidak dimasukan dalam siaran berita reguler yang disiarkan pada jadwal rutin berita stasiun penyiaran seperti “Warta Berita” TVRI, “Liputan 6” SCTV, “Reportase Pagi” Trans TV, “Topik Malam” ANTV. Perbedaan dengan berita reguler adalah pada penekanan ulasanya, yaitu kedalaman analisis, sementara berita reguler hanya merupakan reportase sederhana berdasarkan fakta yang harus disiarkan segera dan minim analisis. 17 16 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003, h. 7 17 Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar- Dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi Jakarta: Kencana, 2011. Cet. I, h. 164-165

C. Berita

1. Pengertian Berita

Mitchel V. Charney seperti dikutip Uchjana dalam bukunya Ilmu, Teori dan filsafat komunikasi menyatakan bahwa berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk. 18 Sudirman tebba dalam bukunya jurnalistik baru memaparkan secera singkat definisi berita secara singkat bahwa berita adalah jalan cerita tentang peristiwa. 19 Pendapat lain dikemukakan oleh AS Haris Sumadiria menyatakan bahwa berita adalah semua hal yang terjadi didunia, apa yang dituliskan dalam surat kabar, apa yang disiarkan diradio, dan apa yang ditayangkan oleh televisi. Berita menampilkan fakta, tetapi tidak semua fakta merupakan berita, berita menyangkut orang-orang tetapi tidak semua menjadi berita, dan berita merupakan sejumlah peristiwa yang terjadi didunia, tetapi sebagian kecil yang dilaporkan. 20 Williard C. Bleyer dalam bukunya Newspaper and Editing mendefinisikan berita sebagai suatu yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar, karena menarik minat atau 18 Suhaimi dan Ruli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h. 27. 19 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru Ciputat: Kalam Indonesia, 2005, h.55. 20 A.S Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktisi Jurnalis Profesional, Bandung: PT. Simbiosa Rekatama Media, 2006, h. 63. mempunyai makna bagi pembaca surat kabar, atau karena dapat menarik para pembaca untuk membaca berita tersebut. 21 Sebuah pernyataan sederhana mendefinisikan berita, yaitu : sebuah berita sudah pasti sebuah informasi, tetapi sebuah informasi belum tentu sebuah berita. Hal itu karena informasi baru dapat dikatakan berita apabila informasi itu memiliki unsur-unsur yang mempunyai „nilai berita‟ atau nilai jurnalistik dan disebar luaskan kepada khalayak. 22 Banyak pendapat para ahli yang mendefinisikan berita dengan beragam pendapat, namun dari sekian macam pengertian itu belum ada satupun definisi berita yang menjadi tolak ukur. Namun penulis menyimpulkan pengertian berita sebagai sebuah informasi sebuah fakta Atau peristiwa aktual yang kemudian disebar luaskan melalui media massa, seperti surat kabar, televisi, radio maupun media online.

2. Jenis-jenis Berita

a. Jenis berita berdasarkan jenis peristiwa dan penggalian data, jenis berita ini dapat diklasifikasikan kedalam dua kategori, yaitu: 1 Hard News berita berat adalah segala informasi penting atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiarankarena sifatnya yang harus segera di tayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Yang termasuk 21 A.S Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktisi Jurnalis Profesional, Bandung: PT. Simbiosa Rekatama Media, 2006, h. 64. 22 Jani Yosep, To Be Journalist: Menjadi Jurnalis TV, Radio, dan Surat Kabar yang Profesional Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, h. 22. dalam berita hard news yaitu strarightnews, feature, dan infotainment. 23 2 Soft News berita ringan adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam indepth, namun tidak bersifat harus segera ditayangkan.Berita yang masuk dalam kategori berita ringan seperti magazine, current affair, documentar, dan talk show. 3 Investigative Reports laporan penyelidikan atau investigasi adalah jenis berita yang eksklusif. Karena data yang didapat tidak bias diperoleh di permukaan seperti berita pada umumnya, tetapi harus melalui penyelidikan. Dalam penyajian berita ini membutuhkan waktu yang lama dan tentu akan menghabiskan energy reporternya. b. Jenis berita berdasarkan sifat kejadiannya 1. Berita diduga adalah peristiwa yang direncanakan atau sudah diketahui sebelumnya, seperti lokakarya, pemilihan umum, peringatan hari-hari bersejarah. 2. Berita tak terduga adalah peristiwa yang sifatnya tiba-tiba, tidak direncanakan, tidak diketahui sebelumnya. Seperti peristiwa kereta api terguling, gedung perkantoran terbakar, bus tabrakan, kapal tenggelam, pesawat dibajak anak-anak 23 Morissan. M.A, Jurnalistik Televisi MutakhirJakarta: Kencana, 2010, h. 25. sekolah di sandera, atau terjadinya ledakan bom di pusat keramaian. 24 c. Jenis berita berdasarkan lokasi kejadian 1. Indoor News adalah berita yang terjadi di tempat tertutup, siding cabinet, seminar, pengadilan adalah semua jenis berita yang berlangsung ditempat tertutup. Berita jenis ini umumnya masuk dalam kategori berita ringan soft news, karena berita tersebut tidak sampai mengguncangkan perhatian serta tidak menimbulkan dampak yang luas terhadap masyarakat. 2. Outdoor news adalah berita yang terjadi di tempat terbuka. Berita tentang kerusuhan, bencana alam, peperangan adalah berita yang terjadi ditempat terbuka dan jenis berita ini umumnya masuk dalam kategori berita berat hard news. 25 d. Jenis berita berdasarkan isinya Dilihat dari cakupan isinya, berita jenis ini terbagi pada berita politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, hokum, seni, agama, kejahatan, olahraga, militer, laporan ilmu pengetahuan dan teknologi. 26

3. Nilai Berita

Nilai pada berita adalah acuan yang dapat digunakan oleh para jurnalis untuk dapat memilih dan memutuskan berbagai fakta yang dianggap pantas dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik 24 A.S Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktisi Jurnalis Profesional, Bandung: PT. Simbiosa Rekatama Media, 2006, h. 66. 25 A.S Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktisi Jurnalis Profesional, Bandung: PT. Simbiosa Rekatama Media, 2006, h. 66-67. 26 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru Ciputat: Kalam Indonesia, 2005, h. 56. untuk diangkat. Dengan kriteria tersebut, seorang reporter dapat dengan mudah mendeteksi mana peristiwa yang harus diliput dan dilaporkan. Begitu juga dengan editor, kriteris umum nilai berita membantu editor untuk mempertimbangkan, memilih dan memutuskan berita terbaik dan terpenting untuk dipublikasikan pada khalayak lewat media massa. Kriteria umum nilai berita, menurut Brian S. Brooks, George Kennedy, Darly R. Moen, dan Don Ranly dalam news reporting and Editing 1980:6-17 menunjuk pada Sembilan hal, namun pakar lain menyebutkan dua hal lain yang juga termasuk dalam kriteria umum nilai berita, sehingga semuanya terdapat sebelas nilai berita, yaitu: 27 1. Keluarbiasaan unusualness News is unusualness. Berita adalah sesuatu yang luar biasa. Dalam pandangan jurnalistik, berita merupakan suatu peristiwa yang luar biasa. Semakin besar suatu peristiwa, semakin besar pula nilai berita yang ditimbulkannya. 2. Kebaruan newness News is new. Berita adalah semua apa yang terbaru. Semua hal yang baru, apapun namanya, pasti memiliki nilai berita. 3. Akibat impact News has impact. Berita adalah segala sesuatu yang berdampak luas. Suatu peristiwa tidak jarang menimbulkan dampak besar dalam kehidupan masyarakat. Semakin besar dampak sosial 27 A.S Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktisi Jurnalis Profesional, Bandung: PT. Simbiosa Rekatama Media, 2006, h. 81-91. budaya ekonomi atau politik yang ditimbulkannya, maka semakin besar nilai berita yang dikandungnya. 4. Aktual timeliness News is timeliness. Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru saja terjadi. Aktual berarti menunjuk pada peristiwa yang baru atau yang sedang terjadi. Media massa harus memuat atau menyiarkan berita-berita aktual yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. 5. Kedekatan Proximity News is nearby. Berita adalah kedekatan, kedekatan yang dimaksud adalah kedekatan yang terjadi, baik berupa pernyataan atau pendapat didekat khalayak dalam bentuk dekat berupa geografis maupun dekat secara emosional agar dapat menarik penonton, pendengar dan pembaca. 6. Information Information News is information. Berita adalah informasi. Menurut Wilbur Schramm informasi adalah segala yang bias menghilangkan ketidakpastian. 7. Konflik conflict News is conflict. Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau sarat dengan dimensi pertentangan. 8. Orang Penting Public Figure, News Maker News is about people. Berita adalah tentang orang-orang penting, ternama, pesohor, selebriti, figure public. Orang-orang penting, orang-orang terkemuka, dimanapun selalu membuat berita. 9. Kejutan Surprising News is surprising. Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba- tiba, diluar dugaan, tidak direncanakan, diluar perhitungan, tidak diketahui sebelumnya. 10. Ketertarikan manusiawi Human Interest News is interesting. Kadang- kadang peristiwa tidak menimbulkan efek berarti pada seseorang, sekelompok orang, atau bahkan lebih jauh lagi pada suatu masyarakat, tetapi telah menimbulkan getaran pada suasana hati, suasana kejiwaan, alam kejiwaan dan alam perasaannya. 11. Seks sex News is sex. Berita adalah seks, seks adalah berita sepanjang sejarah peradaban manusia segala hal yang berkaitan dengan perempuan, pasti menarik dan menjadi sumber berita.

4. Format Berita Televisi

Dunia televisi memiliki banyak istilah yang harus dimengerti oleh setiap orang yang bekerja didalamnya, tanpa istilah ini maka komunikasi akan terputus. Ada sejumlah istilah yang terkait dengan format yang digunakan dalam menyajikan suatu berita. Kelompok istilah ini melihat pada format yang berbeda dan digunakan untuk jenis berita yang berbeda. Salah satu tantangan yang dihadapi pengelola berita adalah mencari cara atau format terbaik dalam menyajikan setiap berita. Dalam program berita televisi dikenal beberapa format berita yaitu cara bagaimana suatu berita itu ditampilkan atau disajikan. Format apa yang akan dipilih tentunya tidak dapat dilakukan sesukanya saja. Terdapat sejumlah kriteria atau persyaratan untuk menentukan suatu format berita dalam suatu program berita televisi. Suatu format dipilih tentunya karena terdapat alasan untuk itu.. suatu berita dapat disajikan dalam beberapa bentuk yaitu: 1. Reader RDR Sebuah cara paling dasar untuk menyajikan sebuah berita. Reader atau RDR adalah jenis berita yang seluruh narasi atau story-nya dibacakan oleh presenter tanpa didukung dengan gambar. Format seperti ini biasanya hanya digunakan jika sebuah berita penting terjadi pada saat program berita masih ”on air”. Tentu saja belum ada gambar yang tersedia karena tim liputan belum dikirim ketempat kejadian tetapi informasi penting itu harus segera dilaporkan setidaknya pada fakta-fakta dasarnya saja. Dengan demikian, reader merupakan format berita singkat yang disampaikan presenter tanpa didukung gambarvideo. Format ini biasanya digunakan untuk melaporkan peristiwa penting dan mendadak yang belum ada videonya. Dikenal juga istilah lain selain reader seperti “berita copy” dan “in vision only” yang memiliki pengertian yang sama dengan Reader. Laporan dalam format reader dapat dimulai dengan kata- kata: “ berita yang baru saja kami terima…” atau “Kami baru saja menerima laporan bahwa sebuah pesawat baru saja jatuh…” format berita reader ini biasanya diakhiri dengan kata-kata: “…kami akan menyampaikan perkembangan selanjutnya segera setelah kami menerima informasi terakhir.” 2. Voice Over VO Voice Over sering disingkat dengan sebutan VO saja yang mana naskah berita untuk VO dibacakan oleh presenter. Format VO menyajikan video atau gambar pendek biasanya sekitar satu menit yang diiringi dengan kata-kata penyiar. Format berita ini biasanya digunakan untuk menceritakan sebuah topic dalam waktu yang singkat. VO adalah format berita dengan video yang keseluruhan narasinya mulai dari intro hingga kalimat terakhir dibacakan oleh presenter. Presenter tampil didepan kamera on-cam setelah itu muncul gambar berita namun suara presenter tetap terdengar mengiringi gambar. Dalam format ini presenter muncul didepan kamera untuk membacakan intro kata-kata yang diucapkan oleh presenter untuk mengantarkan sebuah berita dan diikuti oleh pemutaran gambar video yang biasanya berlangsung sekitar 45 detik sementara suara si presenter atau VO terdengar membaca berita mengiringi gambar. Istilah lain untuk VO adalah out of vision OOV atau underlay. Jika stasiun televisi telah menerima gambar video dari suatu peristiwa maka cara tercepat untuk menyampaikan gambar dan berita itu adalah dengan menggunakan format ini. 3. Reader Sound on Tape RDR SOT Format berita Reader Sound on Tape RDR SOT terdiri dari presenter yang muncul membacakan intro dan kemudian muncul Soundbite on Tape SOT dari narasumber berita. SOT adalah Cuplikan suara dari narasumber atau cuplikan dari wawancara panjan dengan narasumber. Istilah lain untuk SOT adalah sync baca “sing”. SOT sebaiknya diusahakan pendek dan focus sehingga bias membantu memberikan efek dramatis dari berita yang dibaca sebelumnya. Dalam intro presenter menjelaskan nama sumber dan informasi singkat SOT-nya, namun tidak boleh sama persis parroting dengan SOT-nya. Format berita semacam ini sering disebut dengan reader SOT. 4. Voice Over-Sound on Tape VOSOT VO-SOT adalah format berita yang memadukan antar voice over dengan sound on tape. Yang mana VO mmengenai peristiwa atau isu yang relevan atau ada kaitannya dengan apa yang diungkapkan dalam SOT. Sedangkat SOT adalah bagian pernyataan sumber yang penting atau spesifik berkaitan dengan peristiwa event atau isu bersangkutan. 5. Reader Grafis RDR-GRF Format berita reader grafis RDR-GRF biasanya digunakan jika sebuah berita penting baru saja terjadi dan stasiun televisi belum mendapatkan akses untuk mengambil gambar dan merekamnya dalam kaset video. Untuk menggantikan gambar video yang belum ada maka digunakan ilustrasi berupa grafis. Pada banyak kasus terutama jenis berita bencana maka grafis yang digunakan adalah berupa peta yang menunjukan dimana lokasi bencana itu terjadi. Grafis dapat pula muncul dalam bentuk foto seseorang, misalnya Dalam menyampaikan berita bahwa seseorang yang terkenal meninggal dunia atau mengundurkan dari suatu jabatan. Dalam format berita grafis, pertama-tama presenter muncul membacakan intro lead berita dan kemudian muncul gambar grafis sementara suara presenter terdengar membacakan kelanjutan berita tersebut. 6. Package PKG Paket adalah laporan berita lengkap dengan narasi voice over yang direkam kedalam pita kaset. Narasi dalam paket dibacakan oleh seorang pengisi suara atau dubber yang biasanya adalah seorang reporter atau penulis berita writer. Dengan kata lain, format berita paket package adalah format berita yang bersifat komprehensif dengan intro dibacakan presenter sedangkan naskah paket dibacakan atau dinarasikan sendiri oleh reporter atau pengisi suara dubber. Jadi berbeda dengan format VO dimana narasi dibacakan oleh presenter di studio. Biasanya rata-rata durasi sebuah paket dalam suatu program berita adalah 1,5 menit hingga 2,5 menit. Tentu saja ada paket yang berdurasi lebih lama, misalnya 5 menit atau bahkan 30 menit untuk sebuah laporan khusus. Dalam sebuah paket biasanya mengandung bagian-bagian sebagai berikut, yaitu: gambar, narasi, suara alami, kutipan langsung narasumber, grafis, dan laporan reporter di depan kamera stand up. Paket selalu dimulai dengan presenter membacakan intro. 7. Laporan langsung Live Jika suatu peristiwa mengandung nilai berita masih berlangsung sementara program berita masih “On air”, maka stasiun televisi dapat menyampaikan berita dengan format laporan langsunglive report. Hal ini dapat dimungkinkan karena komunikasi dapat dilakukan melalui hubungan satelit atau microwave. Dalam format seperti ini presenter akan langsung berbicara dengan reporter yang berada dilokasi yang sedang meliput suatu peristiwa. Laporan langsung akan dimulai dengan layar yang terbagi dua memperlihatkan presenter di studio pada bagian kiri layar dan reporter dari lokasi berita pada bagian kanan layar. Jika stasiun televisi atau reporter tidak mendapatkan kesempatan untuk melakukan laporan langsung secara visual, maka presenter dapat mewawancarai reporter dari lokasi melalui telepon yang dikenal dengan istilah laporan langsung melalui telepon live by phone LBP atau phono. Dalam format seperti ini presenter akan tampil bersama dengan grafis yang memperlihatkan foto reporter yang sedang menyampaikan laporan atau sebuah peta atau gambar lokasi yang sudah terkenal dimana si reporter menyampaikan laporannya, misalnya gambar menara Eiffel jika si reporter melaporkan dari paris, perancis atau gambar gedung putih jika reporter ada di Washington DC Amerika Serikat. Dalam suatu laporan langsung, narasumber tidak selalu harus reporter tetapi bias saja salah seorang yang sudah benar- benar terlibat dalam berita, yang tentu saja akan memberikan kredibilitas Yang lebih baik daripada sekedar laporan wartawan. Durasi bagi laporan langsung tidak terbatas dan bergantung terhadap peristiwa itu sendiri. 8. Breaking News Berita yang sangat penting dan harus segera disiarkan, bila memungkinkan bersamaan dengan terjadinya peristiwa tersebut. Breaking News merupakan berita yang tidak terjadwal karena dapat terjadi kapan saja. Misalnya berita-berita kecelakaan besar, srangan terror, bencana alam yang mengancam keselamatan jiwa, kerusuhan massa yang berdampak luas, keputusan politik dan ekonomi yang sangat penting dan berdampak pada hajat hidup orang banyak. Durasi breaking news mulai dari dua menit hingga tidak terbatas. 9. Laporan khusus Berita dengan format paket, lengkap dengan narasi dan soundbite dan sejumlah narasumber yang memberikan pendapat dan analisis mereka. Biasanya merupakan laporan panjang yang komprehensif mengenai berbagai peristiwa atau isu seperti politik, hokum, criminal, dan bencana sering disebut dengan current affair. Laporan khusus biasanya disajikan dalam program tersendiri diluar program berita karenanya memiliki durasi panjang yaitu 30 menit atau lebih.

5. Sumber Berita Televisi

Setiap stasiun TV tidak dapat hanya menunggu berita yang dating. Stasiun TV harus mengejar berita dan untuk mendapatkan berita tersebut Mereka harus memiliki reporter TV. Namun , selain berita stasiun TV juga membutuhkan gambar untuk mendukung berita yang sudah didapat, maka stasiun TV membutuhkan seorang juru kamera camera person. Pada bagian ini akan membahas sumber berita TV yang diperoleh dari beberapa komponen, yaitu: a. Reporter Sumber berita terpenting bagi stasiun TV adalah reporter dan juru kamera yang bertugas mencari informasi dan mengambil gambar dilapangan. Seorang reporter atau juru kamera dapat dikategorikan sebagai sumber berita jika mereka melihat langsung atau menjadi saksi mata dari suatu peristiwa bernilai berita. Jika mereka mendapat berita dari pihak lain, maka pihak lain itulah yang menjadi sumber berita bukan si reporter. Stasiun TV juga memperoleh bahan berita dari reporter dan juru kamera freelance. Selain itu juga stasiun TV bias juga memperoleh bahan berita dari juru kamera amatir yang kebetulan menyaksikan suatu peristiwa dan meliputnya. b. Pelayanan darurat Dalam setiap menjalankan tugasnya seorang reporter harus selalu sigap dan proaktif terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dimasyarakat. Reporter tidak hanya menunggu penugasan yang akan diberikan kepadanya, namun ia juga harus mencari informasi awal yang dapat menjadi petunjuk dari suatu berita penting. Stasiun TV harus memiliki kontak dengan berbagai unit pelayanan darurat seperti polisi, pemadam kebakaran, rumah sakit gawat darurat, pusat informasi cuaca, terutama saat musim hujan, badan SAR search and rescue Informasi yang diperoleh dari pelayanan darurat tersebut dapat menjadi sumber berita bagi stasiun televisi. c. Kontak Publik Kontak public adalah orang-orang atau narasumber yang dapat dihubungi oleh semua orangpublic untuk dimintai keterangan terkait dengan organisasi atau profesi mereka. Narasumber ini dapat berasal dari organisasi pemerintah, non pemerintah, serikat buruh, kelompok-kelompok oposisi penekan atau pengamat dan kalangan perguruan tinggi. Orang yang paling mudah dihubungi biasanya adalah bagian hubungan masyarakat Humas atau juru bicara suatu organisasi atau lembaga. Mereka adalah lapis pertama sebelum reporter bias memperoleh keterangan kepada pejabat lain yang lebih tinggi kedudukannya. d. Kontak pribadi Kontak pribadi adalah barang berharga yang dimiliki seorang reporter. Reporter biasanya memiliki kontak pribadi dengan sumber-sumber berita yang terdiri dari para pejabat, tokoh masyarakat, atau orang-orang yang bekerja pada berbagai lembaga pemerintah dan non pemerintah. Mereka yang menjadi kontak pribadi suatu waktu akan memberikan informasi kepada reporter dan ia dapat diminta berbicara didepan kamera. Ini berarti orang tersebut dapat diidentifikasikan sebagai narasumber. Namun , ada beberapa kontak yang menawarkan informasi hanya jika identitas mereka dirahasiakan. Hal ini dapat diterima dalam praktik jurnalisme televisi guna melindungi sumber yang tak ingin namanya disebutkan. e. Kantor berita Hamper seluruh stasiun televisi berlangganan kantor berita dan bahkan kebanyakan stasiun televisi menjadikan kantor berita sebagai sumber berita paling penting dan paling utama bagi program beritanya. f. Siaran Pers Siaran pers press release adalah informasi atau pernyataan statement yang dikirimkan ke media massa dengan tujuan untuk dapat dipublikasikan. Dalam memberikan informasi sah-sah saja mengutip press release selama informasi itu bermanfaat bagi masyarakat, namun jangan terkesan seperti iklan atau promosi gratis, karena siaran pers yang disebarkan biasanya menggambarkan hal-hal yang positif bagi lembaga yang mengeluarkannya, dan untuk membangun citra yang baik atas suatu organisasi yang bersangkutan. g. Jumpa Pers Sebagaimana siaran pers, jumpa pers atau konferensi pers biasanya mempunyai tujuan untuk menyampaikan pesan yang akan menguntungkan lembaga yang mengadakan jumpa pers tersebut. Statiun TV hendaknya lebih selektif dalam memilih konferensi pers yang akan diliput, dengan mempertimbangkan bobot berita dan siapa yang akan memberikan jumpa pers tersebut. Jadikan jumpa pers sebagai kesempatan yang bagus untuk mendapatkan kutipan langsung narasumber atau wawancara khusus. h. Pemirsa Banyak pemirsa televisi yang suka menghubungi stasiun TV untuk memberikan informasi mengenai suatu peristiwa. Informasi dari pemirsa tersebut penting bagi stasiun TV karena biasanya cepat disampaikan. i. Saksi mata Para saksi mata dapat menjadi sumber informasi yang sangat baik, karena dapat memberikan keterangan dengan cepat sehingga menambah kredibilitas berita yang dibuat. Namun sering kali para saksi mata ini masih dalam kondisi emosional atau terguncang dengan peristiwa yang baru saja dialami sehingga reporter tidak bias sepenuhnya mengandalkan keterangan para saksi mata untuk mendapatkan keterangan yang objektif. j. Media lainnya Siaran televisi dan radio dari berbagai pelosok dunia dapat juga menjadi narasumber berita bagi suatu stasiun televisi. Sudah seharusnya setiap stasiun TV berlangganan surat kabar yang terbit di ibukota dan surat kabar local yang dianggap berwibawa. Stasiun TV sebaiknya memiliki perpustakaan yang menyimpan berbagai referensi seperti buku, buku pintar, petunjuk wisata, klipping atau naskah-naskah berita lama arsip. Stasiun TV seringkali menerima informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi dimasa datang. Reporter harus mencatatnya dalam News Diary sehingga redaksi tetap akan mengetahui peristiwa tersebut meskipun reporter itu sedang cuti. Tulislah tanggal penting atau hari peringatan dalam News Diary.

D. Terorisme 1.

Pengertian Terorisme Ketika membahas teroris, tidak terlepas dari empat istilah penting yaitu terorisme, teror, kelompok teroris, dan tindak terorisme. Selama ini terorisme didefinisikan dengan berbagai arti oleh para penstudi terorisme. Keberagaman defiisi ini menunjukan tidak adanya definisi universal mengenai terorisme. Pemerintah Amerika Serikat mendefinisikan terorisme sebagai “…. The calculated use of violence or threat of violence to attain goals that are political, religious or ideological in nature… through intimidation, coercion or instilling fear.” Ini berarti bahwa kelompok teroris merupakan kelompok pengguna kekerasan dengan tujuan menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan politis. Sementara itu, yang dimaksud dengan teror adalah suatu usaha untuk menciptakan ketakutan, kengerian dan kekejaman oleh seseorang atau golongan. Maka kelompok teroris menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut kepada non-kombatan dengan cara-cara yang tidak sah dan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan politik. 28 28 Sukawarsini Djelantik, Ph. D, Terorisme: Tinjauan Psiko-Politis, Peran Media, Kemiskinan dan Keamanan Nasional Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indoneaia,2010, hal. 74 Kekerasan yang dilakukan kelompok teroris merupakan tindak pidana terorisme. Menurut UU No. 15 tahun 2003 pasal 6 dan 7, tindak pidana terorisme adalah: 1 Suatu tindakan yang dilakukan oleh setiap orang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau hilangnya nyawa dan harta benda orang lain, atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas internasional; 2 Suatu tindakan yang dilakukan oleh setiap orang yang secara melawan hukum untuk memasukan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan, atau mengeluarkan ke dan atau dari Indonesia suatu senjata api, amunisi, atau suatu bahan peledak dan bahan-bahan lainnya yang berbahaya dengan maksud untuk melakukan tindak pidana terorisme. Peneliti ilmu sosial mendefinisikan tindak terorisme sebagai berikut:“... kekerasan yang dikalkulasikan, mengejutkan, dan ditujukan terhadap masyarakat sipil, termasuk personel keamanan dan militer yang tidak sedang bertugas, terjadi dalam kondisi damai, dan target-target simbolis lainnya yang dilakukan oleh agen-agen rahasia, untuk tujuan psikologis yaitu mempublikasikan masalah politik, agama dan atau intimidasi atau pemaksaan terhadap pemerintah atau masyarakat sipil agar menyetujui tuntutan mereka. 29 Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu kelompok dapat dikatakan sebagai kelompok teroris apabila memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: a Mengeksploitasi kelemahan manusia secara sistematik, yaitu kengerian atau ketakutan yang melumpuhkan; b Adanya penggunaan ancaman atau penggunaan kekerasan fisik; c Adanya tujuan politik yang ingin dicapai; d Adanya sasaran yang umumnya masyarakat sipil; dan e Dilakukannya perencanaan dan persiapan secara rasional 29 Sukawarsini Djelantik, Ph. D, Terorisme: Tinjauan Psiko-Politis, Peran Media, Kemiskinan dan Keamanan Nasional Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indoneaia,2010, hal. 21 59 BAB III PROFIL STASIUN TVRI

A. Gambaran Umum TVRI; Dulu, Kini, dan Nanti