Faktor Pendukung dan Kendala Proses Produksi Program Dialog TVRI

109

BAB V PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan observasi, menganalisa data dalam rangka menjawab rumusan pertanyaan dalam skripsi ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:. 1. Dalam proses produksi program berita Dialog TVRI edisi 23 Januari 2013 pada tema penanganan terorisme, memiliki beberapa tahapan yang sama seperti program-program lainya, yaitu: tahap pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Ketiga tahapan tersebut memiliki keterkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainya. a. Proses pra produksi program Dialog TVRI Pada tahapan pra produksi program Dialog TVRI edisi 23 Januari 2013 pada tema penanganan terorisme, diawali dengan menentukan ide atau tema yang nantinya akan menjadi sebuah topik yang akan dibahas. Ide atau tema yang didapat merupakan hasil rapat redaksi dari para produser dan beberapa crew yang dilakukan melalui pertemuan langsung di ruang manager current affair sehari sebelum produksi dilaksanakan, pada saat penentuan tema beberapa produser masing-masing mengajukan tema yang berbeda-beda sehingga sempat terjadi perbedaan pendapat. Tema yang diangkat pada 23 januari yaitu penanganan terorisme adalah hasil dari rapat redaksi dimana tema itu dipilih dengan alasan tema tersebut sedang hangat dibicarakan karena pada saat banyak terjadi aksi serta penanganan terorisme salah satunya yaitu penyergapan para terduga teroris di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat NTB. Dalam pemilihan tema tersebut selain melihat aktualitas TVRI dengan program dialog nya juga memliki tujuan dan harapan atas penayangan tema tersebut. Yaitu lebih karena TVRI ingin menjalankan fungsinya sebagai sebuah media yaitu salah satunya memberikan informasi dan juga TVRI berharap dengan adanya pembahasan tema tersebut masyarakat dapat mampu menilai bagaimana bahayanya sebuah terorisme dan seperti apa penanganan dan konsekuensinya bagi pelaku terorisme. Dengan kata lain TVRI ingin berperan dalam membantu menghentaskan permasalahan terorisme. TVRI berharap informasi mengenai terorisme melalui program dialog tersebut, masyarakat lebih berhati- hati dalam menerima hal- hal baru yang bersifat doktrin. Selain penemuan tema tahap pra produksi saat itu juga membahas dan menentukan narasumber, dalam penentuan narasumber pada edisi 23 januari 2013 produser lebih memilih Wawan H Purwanto seorang pengamat intelejen dan Susningtyas Kertopati seorang anggota komisi satu DPR dengan alasan keduanya lebih berkompeten, selain itu alasannya ialah komisi satu DPR bertugas menangani HANKAM dalam membahas penanganan terorisme selain itu sebenarnya Dialog TVRI telah memanggil satu narasumber lagi yaitu Nasir Abbas mantan pelaku terorisme namun pada saat itu tidak dapat hadir. Persiapan studio dengan perangkat- perangkatnya juga dibahas dalam proses ini. b. Proses produksi program Dialog TVRI Dalam program Dialog TVRI proses produksinya dilakukan secara langsung. Dalam prosesnya langkah awal yang dilakukan adalah menyiapkan materi, sarana dan prasarana serta pendukung lainnya. Pelaksanaan produksinya sendiri dimulai dengan mengedit gambar berita terkait tema untuk ditampilkan pada saat dialog berlangsung dan menyusun rundown acara. Program ini dibagi menjadi tiga segmen. Pada segmen pertama yaitu opening oleh pembawa acara, pengenalan tema dan narasumber serta memulai dialog segmen pertama dan pada segmen ini acara mengalami kendla yaitu narasumber dua terlambat hadir. Pada segmen kedua yaitu melanjutkan dialog serta diskusi bersama narasumber mengenai tema yang sedang dibahas. Dan pada segmen ketiga pemirsa dapat berinteraksi kepada narasumber secara langsung melalui telepon yang Kemudian langsung ditanggapi oleh para narasumber dan di akhiri dengan kesimpulan dari masing- masing narasumber dan closing. Namun sangat disayangkan pada segmen ini sedikit mengalami gangguan pada bagian audio penerima telepon sehingga mengganggu jalanya dialog.