Bagaimana pandangan anda mengenai penanganan terorisme di

langsung mendengar apa yang terjadi masukan dari pemirsa. Jadi dari kedua sisi itu aja.

9. Ketika audience atau pemirsa mengajukan pertanyaan yang tidak

sesuai dengan tematerlalu banyak bicara, apa yang anda lakukan sebagai presenter? Harus dipotong, durasinya terbatas, tapi memang harus tidak mudah sebagai presenter untuk menyela pembicaraan orang karena itu harus mempunyai keahlian tertentu punya tehnik smooth ,sehingga orang tidak tersinggung dan tidak terkesan tidak bagus dilayar, harus masuk selanya itu harus enak dan itu soal yang terbaru. 10. Bagaimana menurut anda kinerja para crew dalam program ini? Sejauh ini standar tinggal nanti mungkin pembenahan lagi , kalau bisa mungkin akan ada diskusi atau memilih tema dan juga memilih narasumber, sehingga kemudian kita tahu kenapa kita memilih tema ini, dan narasumber apa yang kita pilih, siapa yang kita pilih dan dan kira – kira arahnya dimana.

11. Apakah ada factor pendukung dan penghambat selama anda menjadi

presenter? Sejauh ini standar tinggal nanti mungkin pembenahan lagi , kalau bisa mungkin akan ada diskusi atau memilih tema dan juga memilih narasumber, sehingga kemudian kita tahu kenapa kita memilih tema ini, dan narasumber apa yang kita pilih, siapa yang kita pilih dan dan kira – kira arahnya dimana.

12. Menurut anda apa yang harus dilakukan agar program program

Dialog TVRI semakin menarik dan diminati banyak penonton? Program TVRI ini perlu menampilkan narasumber yang bersustansi, ini bukan hanya talk tapi juga show. Jadi narasumber juga harus bisa show, jadi sustansinya oke tapi juga ada sisi-sisi hiburannya. Yang kedua adalah jam tayang, jam tayang ini penting sesuai dengan segmentasi, yang ketiga adalah tema yang benar-benar aktual. Tapi yang utama TVRI sebagai televisi publik tetap harus berpegang kepada upaya pencerdasan masyarakat dan edukasi. Tidak boleh karena kepentingan rating, tidak boleh karena kepentingan sensasi, kemudian mengorbankan idealisme TVRI.

13. Bagaimana kesan anda selama menjadi presenter pada program

Dialog TVRI? Saya suka, artinya TVRI memberikan banyak ruang cukup besar untuk bisa belajar, untuk aktualisasikan diri saya, TVRI banyak memberikan kesempatan kepada saya untuk mengembangkan diri, misalnya dengan belajar, dengan membaca, mempersiapkan diri untuk memandu suatu dialog, kemudian memberikan kesempatan kepada saya untuk berkenalan dengan narasumber.

14. Pada edisi 23 januari 2013 program Dialog TVRI mengangkat tema

tentang Penanganan Terorisme di Indonesia dan anda sebagai presenternya, menurut pandangan anda apa yang dimaksud dengasn terorisme itu dan bagaimana terorisme di Indonesia? Yang dimaksud dengan terorisme adalah sebuah aksi kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang atau masyarakat atau individu yang tujuan nya menimbulkan ketakutan atau menimbulkan traumatik tapi dibalik aksi teroris itu ada motif politik. Terorisme adalah aksi kekerasan, motif politik, upaya menimpulkan perasaan sikap traumatik. Terorisme di indonesia seperti yang kita lihat, ada jaringan yang macam-macam, walaupun tidak ada satu agama pun yang menganjurkan kekerasan, tetapi terorisme di indonesia itu kerap kali dan dibanyak tempat membawa-bawa agama, walaupun sebenarnya tidak ada agama , kalau dia beragama dengan benar beriman tentu yang mereka lakukan adalah mereka propagandakan atau mereka promosikan adalah kasih, persaudaraan, perdamaian kemanusiaan yang sifatnya melintas batas, sementara teroris menebar ancaman, permusuhan, ketakutan, kekerasan, perpecahan. Harus dimulai dari mainseat, orang bisa berlaku anarkis karena dia mempunyai pola pikir tertentu, bahkan dia berfikir kalau berbuat kekerasan akan masuk surga. Jadi menurut saya adalah mainseat, karena banyak kasus otaknya dicuci sehingga mereka terpengaruh dengan buaian- buaian , yang kedua banyak yang dekat dengan kemiskinan struktural, ada yang mengatakan teroris merupakan protes terhadap ketidakadilan sosial maupun global.

15. Bagaimana pandangan anda mengenai penanganan terorisme di

Indonesia? Penanganan itu ada dua pendekatan, yang pertama adalah prospority aprous pendekatan kesejahteraan, yang kedua security aprous kalau memang teroris sudah membahayakan harus disikat kenapa enggak, karena negara tidak boleh kalah dengan teroris.