Metode Belajar Aktif Penerapan Metode Belajar Aktif dalam Pendidikan Pemakai
21
jurnal, concept mapping, kelompok belajar kolaboratif, one-minute-paper, permainan, demonstrasi, student-gen erated exam question, presentasi dan proyek,
newsletter dan perburuan harta karun.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam belajar aktif adalah model pembelajran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dilakukan dengan
membentuk kelompok kecil yang anggotanya heterogen untuk bekerja sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan masalah, tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif dikenal adanya bebrapamavam tipe, diantaranya Student Team Achievement Division STAD,
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, investigasi kelompok IK, pembelajaran kooperatif tipe Pendekatan Struktural PS.
Dalam buku panduan pembelajaran aktif di perguruan tinggi 2010, 52 menjelaskan perbandingan empat tipe dalam pembelajaran kooperatif, seperti
tabel berikut: Tabel II. 1 Perbandingan empat tipe dalam pembelajaran kooperatif
Aspek STAD
Jigsaw IK
PS
Tujuan kognitif
Informasi akadenik
sederhana Informasi
akademik sederhana
Informasi akademik
tingkat tinggi dan
keterampilan inkuiri
Informasi akademik
sederhana
Tujuan sosial Kerja
kelompok dan kerjasama
Kerja kelompok dan
kerjasama Kerjasama
dalam kelompok
kompleks Keterampilan
kelompok dan keterampilan
social
Struktur tim Kelompok
belajar heterogen
dengan
4-5 orang anggota
Kelompok belajar
heterogen dengan
5-6 menggunakan
Kelompok belajar dengan
5-6 orang
anggota heterogen
Bervariasi berdua,
bertiga, kelompok
dengan 4-6
22
Aspek STAD
Jigsaw IK
PS
Pola kelompok
“asal” dan
kelompok “ahli”
orang anggota heterogen
Pemilihan topik
pelajaran Biasanya
dosen Biasanya
dosen Biasanya
mahasiswa Biasanya
dosen
Tugas utama Mahasiswa
dapat menggunkan
LKS
dan saling
membantu untuk
menuntaskan materi
belajarnya Mahasiswa
mempelajari materi dalam
kelompok
“ahli” kemudian
membantu anggota
kelompok
“asal” mempelajari
materi itu. Mahasiswa
menyelesaikan inkuiri
kompleks Mahasiswa
mengerjakan tugas-tugas
keterampilan sosial
dan kognitif
Penilaian Tes mingguan
atau kuis
setiap akhir
pertemuan Bervariasi
dapat berupa tes mingguan
Menyelesaikan proyek
menulis laporan,
menggunakan tes essai
Bervariasi
pengakuan Lembar
pengakuan dan publikasi
lain. Publikasi lain
Lembar pengakuan dan
publikasi lain Bervariasi
Sumber: buku panduan pembelajaran aktif untuk perguruan tinggi 2010 Dari berbagai tipe pembelajaran tersebut, penulis hanya membahas dua
tipe pembelajaran aktif, yaitu pembelajaran tipe jigsaw dan pembelajaran tipe Pendekatan Struktural PS. Tipe PS memberi penekanan pada penggunaan
struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi mahasiswa. Terdapat dua macam sttruktur PS, yaitu Think-Pair-Share TPS dan Numbered-
Heads-Together NHT.
23
Selanjutnya dalam buku panduan pembelajran aktif di perguruan tinggi 2010, 35-36 menjelaskan langkah kegiatan untuk model pembelajaran tipe TPS
dan jigsaw. Seperti berikut:
Diskusi dengan model pembelajaran tipe TPS
1. Fasilitator menyampaikan topik bahasan yang akan didiskusiakan 2. Fasilitator selanjutnya meminta setiap peserta memikirkan masalah
yang mereka hadapi dan menyiapkan diri untuk berdiskusi tentang masalah yang dihadapi tersebut.
3. Fasilitator meminta setiap peserta mencari pasangan untuk membahas masalah tersebut dan penyelesaian yang mungkin
ditempuh. Setiap peserta cukup diminta memilih pasangan peserta lain yang duduk berdekatan dengannya.
4. Fasilitator selanjutnya mengarahkan semua peserta berdiskusi secara bersama-sama dengan memulai dari satu peserta yang
mengemukakan masalahnya. 5. Fasilitator meminta sejumlah perwakilan pasangan untuk
menyajikan hasil diskusi mereka. 6. Fasilitator menyimpulkan dan member penjelasan tentang model
pembelajaran yang baru saja disimulasikan.
Diskusi kelompok dengan model pembelajran tipe jigsaw.
1. Fasilitator membagi peserta ke dalam beberapa kelompok awal yang beranggotakan 8 orang.
2. Fasilitator membagikan materi model0model pembelajran aktif penjelasan tentang 8 model pembelajran aktif. Setiap anggota
setiap kelompok diminta menangani satu model pembelajaran. 3. Fasilitator mengarahkan setiap peserta dengan model pembelajran
yang sama berkumpul menjadi kelompok ahli dan mendiskusikan model yang mereka tangani.
4. Fasilitator meminta setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menyampaikan hasil diskusi mereka selama
berada di kelompok ahli. Fasilitator meminta anggota kelompok lain untuk tidak hanya mendengar penjelasana tersebut, tetapi juga
membahasnya untuk mencapai pemahaman bersama yang tepat.
5. Fasilitator membagikan lembar kegiatan pada setiap peserta dalam kelompok awal.
6. Fasilitator meminta
beberapa kelompok
awal untuk
mempresentasikan hasil diskusi. Sebaiknya, satu kelompok diminta menjelaskan paling banyak dua model pembelajaran saja dan satu
scenario berupa langkah-langkah kegiatan inti pembelajaran yang telah dikembangkan.
24
Teknik lain juga dikemukakan oleh Swaine 1997 yang menyatakan bahwa siswa dapat melakukan latihan untuk menyelesaikan tugas-tugas
perpustakaan sederhana atau untuk menyelesai kan latihan dalam menemukan materi yang bersangkutan mengenai satu topik, yaitu sebagai berikut:
Tabel II. 2 Kegiatan pembelajaran aktif dalam kelas Sample time frame for a class 75-minute upper-division class session:
Time Activity
10:00 come handouts; give overview of the session and basic objectives
10:05 Introductory session; putting things in context; looking at the big
picture10:10. Initiate group formation with clear instructions on assignments
10:13 Groups begin for example, 1 group using Yahoo to search the
Internet, one group searching a cd-rom database, 2 groups searching different printedindexes andor other important
reference works with librarian remaining in thearea for consultation
10:35 Groups return and begin presentations 5 groups x 4 minutes
each, plus1 minute per presentation for the librarian to make further clarifications
11:00 Librarian pulls it all together, possibly with a reminder of search
strategy on a handout, a brief trip to the reference area to show pertinent locations, orreminder of services such as interlibrary
loan, reference assistance, availabilityof printed guides, etc.
11:15 Class dismissed
Sumber: Swaine 1997. Berdasarkan uraian pendapat tersebut maka dapat diketahui bahwa untuk
melaksanakan metode belajar aktif pada pendidikan pemakai waktu pembelajaran tidak harus lama, cukup dengan waktu yang singkat tetapi materi yang
disampaikan dapat bermanfaat oleh para siswa.
25