Strategi Metode Belajar Aktif

27 Beri gambaran kepada siswa dalam diskusi dengan menunjukkan relevansi perpustakaan untuk studi mereka 9. Allowing students time to ask questions at the end of class. Membiarkan waktu siswa untuk mengajukan pertanyaan di akhir kelas Dari pernyataan tersebut dapat dinyatakan bahwa pendekatan yang didaftar oleh Drueke identik dengan modifikasi untuk poin yang sederhana yang dibuat oleh para pendukung belajar aktif. Hal ini juga menunjukkan bahwa dengan sedikit usaha pembelajaran dapat berubah menjadi pengalaman belajar aktif bagi para siswa. Pengaplikasian metode belajar aktif yang sederhana yaitu seperti menjawab pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan pemikiran yang kritis, penggunaan kosakata yang baik bolean logic dalam proses penelusuran, dan menunjukkan database terakurat untuk sebuah kasus. Pendapat lain tentang strategi metode belajar aktif dikemukakan oleh Allen 96-98. Allen telah meringkas enam kegiatan khusus untuk mendorong siswa dalam proses pembelajaran, yaitu : including the modified lecture, brainstorming, small-group work, cooperative projects, peer teaching and partnering, and writing. Dapat diartikan strategi metode belajar aktif termasuk kuliah dimodifikasi, metode brainstorming, kerja kelompok kecil, proyek kerja sama, mengajar rekan dan kemitraan, dan menulis. Praktek metode belajar aktif dapat diartikan sebagai metode pembelajaran kolaboratif. Collaborative learning theory is closely related to both constructivist theory and sociocultural theory Smith 2004, 65-83; Wang 2007, 149- 58.Collaborative learning emphasizes the social construction of knowledge and the importance of both teachers and learners taking an 28 active role in the education process Whipple 1987, 4-6. As in constructivist learning environments, collaborative learning environments require the instructor to act as a facilitator who shares authority with hisher students and helps learning take place MacGregor 1990, 19-30. Teori pembelajaran kolaboratif berkaitan erat dengan teori konstruktivis dan teori sosial budaya Smith 2004, 65-83; Wang 2007, 149- 58. Belajar kolaborativ menekankan konstruksi dan pentingnya pengetahuan sosial baik guru dan peserta didik mengambil peran aktif dalam proses pendidikan Whipple 1987, 4-6. Seperti dalam lingkungan belajar konstruktivis, lingkungan belajar kolaboratif membutuhkan instruktur untuk bertindak sebagai fasilitator yang berbagi kekuasaan dengan siswa dan membantu belajar berlangsung MacGregor 1990, 19-30. Hosnan 2014, 208 menyatakan bahwa terdapat beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam proses belajar aktif yaitu: 1. Everyone is a teacher here 2. Active debate 3. Index card match 4. Jigsaw learning 5. Role play 6. Writing in the here and now 7. Reading aloud 8. The power of two four 9. Information search 10. Point-counterpoint 11. Reading guide 12. Debat berantai 13. Listening team 14. Small group discussion 15. Team quiz 16. Card short 17. Gallery walk Dari pernyataan di atas maka dapat diketahui bahwa metode belajar aktif dapat di lakukan dengan pembelajaran kolaboratif, karena dengan pembelajaran kolaboratif dapat memberikan siswa kesempatan berdiskusi dan bertukar ilmu 29 sesama rekan mereka. Sehingga siswa akan lebih aktif dalam mencari informasi dari suatu kasus yang telah diberikan pemateri. Pendidikan pemakai perpustakaan dianggap kurang memikat oleh banyak siswa. Siswa mungkin tidak menyadari bahwa perpustakaan sangat penting, baik untuk kebutuhan informasi mereka maupun akademis mereka. Maka sehubungan dengan hal tersebut pustakawan di tuntut harus mampu memberikan inovasi dalam penyampaian materi pendidikan pemakai perpustakaan. Penggunaan teknologi di dalam kelas dianggap sebuah inovasi yang baik untuk penerapan metode belajar aktif ini karena teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan pendidikan pemakai perpustakaan. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Eva dan Nicholson 2011 berikut ini : Technology can be a good way to connect with today’s students – it is the world they are familiar and comfortable with – and, as such, may make them more open to receiving the message being taught. Technology can make library instruction more engaging, more entertaining and more interactive. Dapat diartikan bahwa teknologi bisa menjadi cara yang baik untuk berhubungan dengan siswa saat ini. Hal tersebut merupakan dunia yang akrab dan nyaman untuk mereka. Dengan demikian, dapat membuat mereka lebih terbuka untuk menerima pesan yang diajarkan. Teknologi dapat membuat instruksi perpustakaan lebih menarik, lebih menghibur dan lebih interaktif. Dari beberapa pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa hal pertama yang dilakukan untuk melakukan pembelajaran aktif didalam kelas ini adalah bahwa peserta didik harus merasa nyaman terlebih dahulu dengan belajar aktif. Penerapan belajar aktif perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar tercipta suasana pembelajaran yang kondusif aman dan nyaman bagi para peserta didik. 30

2.4.5 Keunggulan Belajar Aktif

Belajar aktif adalah suatu bentuk pengalaman belajar yang baik bagi para siswamahasiswa. Munir 2008, 87 mengelompokkan keaktifan peserta didik menjadi beberapa aspek, antara lain: 1. Aktif secara jasmani seperti penginderaan, yaitu mendengar, melihat,mencium, merasa dan meraba. 2. Aktif berfikir melalui tanya jawab, mengolah dan mengemukakan ide, berfikir logis, sistematis dan sebagainya. 3. Aktif secara sosial seperti aktif berinteraksi atau bekerja sama dengan orang lain. Hosnan 2014,216-217 menyatakan bahwa keuntungan belajar aktif adalah sebagai berikut: 1. Peserta didik lebih termotivasi 2. Mempunyai lingkungan yang aman 3. Partisipasi oleh seluruh kelompok 4. Setiap orang bertanggung jawab dalam kegiatan belajarnya sendiri 5. Kegiatan bersifat fleksibel dan ada relevansinya 6. Reseptif meningkat 7. Pendapat induktif distimulasi 8. Partisipan mengungkapkan proses berpikir mereka 9. Memberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan 10. Memberi kesempatan untuk mengambil resiko Berdasarkan pendapat di atas pengetahuan peserta didik terbentuk melalui proses persepsi dan tanggapan terhadap informasi yang diterimanya melalui penginderaan. Maka dengan demikian, tingkat keberhasilan belajar peserta didik akan berada pada level yang lebih tinggi karena pembelajaran melibatkan lebih banyak penginderaan. Sehubungan dengan survey tersebut maka peneliti menganggap metode belajar aktif adalah sebuah metode yang pantas dilakukan untuk penyampaian materi pendidikan pemakai di perpustakaan. Karena metode tersebut lebih 31 melibatkan peserta didiknya untuk belajar aktif dan kreatif, sehingga akan meningkatkan kualitas diri peserta didik dalam hal mencari dan melakukan tugas penelitian.

2.5 Literasi Informasi dalam Perpustakaan

Dunia perpustakaan Indonesia sebenarnya sudah lama mengenal dan melakukan aktivitas yang berkenaan dengan literasi informasi, meskipun dengan istilah yang berbeda. Menurut Pendit 2008 literasi informasi dalam perpustakaan adalah sebagi berikut: Pada perpustakaan, konsep literasi informasi bermula dari pendidikan pemakai di perpustakaan. Prinsip kegiatan yang ada dalam pendidikan pemaki sama dengan apa yang akan dikembangkan melalui program- program literasi informasi, yaitu mengembangkan kemampuan pengguna dalam menetapkan hakikat dan rentang informasi yang dibutuhkan, mengakses informasiyang dibutuhkan secara efektif dan efisien, mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis, menggunakan informasi untuk keperluan tertentu. Perpustakaan perguruan tinggi pada umumnya membekali mahasiswa dengan literasi informasi yang berkaitan dengan kegiatan perpustakaan yaitu cara mengakses koleksi perpustakaan. Mahasiswa diarahkan memiliki kemampuan mengoperasikan komputer. Menurut Proboyekti 2008 keterampilan yang dapat diajarkan perpustakaan adalah sebagai berikut: 1. Orientasi perpustakaan: cara menggunakan koleksi dan memanfaatkan layanan perpustakaan. 2. Pengoperasian komputer dan internet. 3. Penelusuran artikel pada online database yang dilanggan. 4. Pemanfaatan layanan online kampus: email, forum mahasiswa, file transfer, e-class , dan sebagainya.