19
Menurut Dalyono 2005, 49 belajar aktif merupakan salah satu cara atau strategi pembelajaran yang menuntut keaktifan dan partisipasi siswa semaksimal
mungkin, sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien.
Sedangkan menurut Usman 1992, belajar aktif adalah sistem pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa, baik secara fisik, mental,
intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara kognitif, afektif dan psikomotorik.
Defenisi lain mengenai metode belajar aktif dikemukakan oleh Prince 2004, 223 menyatakan bahwa active learning is generally defined as any
instructional method that engages students in the learning process. In short, active learning requires student to do meaningful learning activities and think
about what they are doing. Yaitu pembelajaran aktif secara umum didefinisikan
sebagai metode pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Singkatnya, pembelajaran aktif mengharuskan siswa untuk melakukan kegiatan
belajar yang bermakna dan berpikir tentang apa yang mereka lakukan. Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar aktif
adalah sebuah metode pembelajaran yang menuntut siswa agar lebih aktif dan dilatih berfikir kritis. Siswa harus mampu mengembangkan bakat yang ada pada
dirinya. Siswa merupakan pusat dari sebuah kegiatan belajar dan pembelajaran, sehingga dari kegiatan tersebut diharapkan siswa menjadi lebih kreatif.
20
2.4.2 Metode Belajar Aktif
Dalam pembelajaran aktif terdapat pendekatan motodologi, yaitu menyangkut cara mahasiswa mengadaptasi ide aktif yang disajikan ke
dalam struktur kognitifnya, sejalan dengan cara yang ditempuh dosen dalam menyajikan
bahan pembelajaran tersebut. Lebih lanjut, Suherman, E, dkk 2003 menyatakan bahwa metode adalah
cara menyajikan materi yang bersifat umum, misalnya dosen menyampaikan materi dengan menggunakan ceramah dan diselingi dengan tanya jawab. Metode
ini memuat prosedur pembelajaran yang dipilih untuk membantu para mahasiswa untuk mencapai tujuan atau untuk membantu mereka menginternalisasikan isi atau
pesan. Terdapat beberapa cara dalam pelaksanaan metode belajar aktif ini,
diantaranya adalah seperti yang dikemukakan oleh Swaine 1997,5 berikut: Student teams may be given standard worksheets and assigned specific
resources to examine.The worksheets can ask for title of resource, type of information it contains, how it works andease of use, currencyfrequency
of updating, limitations, etc. Groups can be given a certainamount of time, perhaps 10 minutes, for this and can then report their findings to the whole
class5 minute limit per group, for example. Tim mahasiswa dapat diberikan lembar kerja standar dan ditugaskan
sumber daya yang spesifik untuk latihan. Lembar kerja dapat berupa judul sumber daya, jenis informasi yang dikandungnya, cara kerjanya dan
kemudahan penggunaan, mata uang frekuensi update, keterbatasan, dll Setiap kelompok dapat diberi waktu tertentu mungkin 10 menit dan
kemudian dapat melaporkan temuan mereka ke seluruh kelas batas 5 menit per kelompok, misalnya.
Lunde dalam Hosnan 2014, 208 mengemukakan beberapa teknik yang dapat digunakan untuk pembelajaran aktif di dalam kelas, yaitu think-pair-share,
barinstorming , kerja kelompok kecil, bermain peran, deba siswa, studi kasus,
21
jurnal, concept mapping, kelompok belajar kolaboratif, one-minute-paper, permainan, demonstrasi, student-gen erated exam question, presentasi dan proyek,
newsletter dan perburuan harta karun.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam belajar aktif adalah model pembelajran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dilakukan dengan
membentuk kelompok kecil yang anggotanya heterogen untuk bekerja sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan masalah, tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif dikenal adanya bebrapamavam tipe, diantaranya Student Team Achievement Division STAD,
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, investigasi kelompok IK, pembelajaran kooperatif tipe Pendekatan Struktural PS.
Dalam buku panduan pembelajaran aktif di perguruan tinggi 2010, 52 menjelaskan perbandingan empat tipe dalam pembelajaran kooperatif, seperti
tabel berikut: Tabel II. 1 Perbandingan empat tipe dalam pembelajaran kooperatif
Aspek STAD
Jigsaw IK
PS
Tujuan kognitif
Informasi akadenik
sederhana Informasi
akademik sederhana
Informasi akademik
tingkat tinggi dan
keterampilan inkuiri
Informasi akademik
sederhana
Tujuan sosial Kerja
kelompok dan kerjasama
Kerja kelompok dan
kerjasama Kerjasama
dalam kelompok
kompleks Keterampilan
kelompok dan keterampilan
social
Struktur tim Kelompok
belajar heterogen
dengan
4-5 orang anggota
Kelompok belajar
heterogen dengan
5-6 menggunakan
Kelompok belajar dengan
5-6 orang
anggota heterogen
Bervariasi berdua,
bertiga, kelompok
dengan 4-6