miliar per tahun. Sedangkan untuk biaya perawatannya, jumlah yang dibutuhkan berkisar antara 860 sampai 960 per bulan Doughty, 2006.
Menurut Booker 2009, inkontinensia urin memiliki beberapa dampak, di antaranya:
a. Perubahan pada kesejahteraan emosi, sosial, fisik, dan ekonomi individu yang mengalami inkontinensia urin.
b. Ketakutan akan kehilangan kontrol yang disaksikan oleh orang lain menyebabkan pasien membatasi aktivitas sosial dan kemasyarakatan.
c. Orang yang mengalami inkontinensia menunjukkan suatu rentang emosi mencakup peningkatan depresi, iritabilitas, cemas, dan
perasaan tidak berdaya. Adapun menurut Continence Essential Guide 2009, dampak
inkontinensia urin antara lain: a. Jatuh
b. Depresi c. Luka dekubitus
d. Masalah bowel e. Infeksi kulit
f. Isolasi g. Penurunan
kualitas hidup
h. Peningkatan perhatian institusi kesehatan
B. Peran dan Fungsi Perawat terhadap Perawatan Inkontinensia Urin
1. Definisi Perawat
Sesuai dengan pernyataan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. HK 02.02MENKES148I2012,
perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di
dalam maupun di luar negeri sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Perawat adalah orang yang mengasuh, merawat dan
melindungi, yang merawat orang sakit, luka, dan usia lanjut Elis Hartley, 1980 dalam Priharjo, 2008. Sedangkan menurut Kusnanto
2004, perawat adalah seseorang seorang profesional yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan dalam melaksanakan
pelayananasuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan keperawatan.
Fokus dari praktik keperawatan adalah pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Seorang perawat dikatakan profesional ketika dirinya
mampu mengasuh, merawat dan melindungi pasien secara komprehensif, melakukan aktifitas keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan,
serta memberikan pelayananasuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan keperawatan Kusnanto, 2004.
2. Peran Perawat terhadap Perawatan Inkontinensia Urin
Salah satu peran dan fungsi perawat yang penting dalam pendidikan kesehatan, di antaranya: menjaga kesehatan, mencegah dan
mengurangi komplikasi, serta menyesuaikan diri dengan perawatan dan masalah kesehatan Mauk, 2010. Peran dan fungsi tersebut saat ini
menjadi lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif.
Perawat kontemporer menjalankan fungsi dalam berbagai peran, yaitu: pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan
advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, pembuat kenyamanan, komunikator, dan pendidik Potter Perry, 2005. Peran dan fungsi
tersebut juga diterapkan dalam perawatan inkontinensia urin pada pasien yang dirawat di rumah sakit.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Perawatan Inkontinensia Urin