F. Kerangka Teori
Bagan 2.2 Kerangka Teori
Etiologi:
a.
Deliriumdemensia
b.
Infeksi saluran kemih
c.
Atrofi vagina atau urethra
d.
Psikologis
e.
Farmakologis
f.
Sistem endokrin DM
g.
Produksi urin yang berlebihan excessive
h.
Restriksihambatan mobilitas
i.
Stool impaction impaksi feses
j.
Penyakit Degeneratif
k.
Penyakit Parkinson
Doughty, 2006; Wagg et al, 2006 Inkontinensia Urin:
Dampak Inkontinensia Urin:
a. Jatuh b. Luka dekubitus
c. Masalah bowel d. Infeksi kulit
e. Isolasi f. Penurunan kualitas hidup
secara fisik dan ekonomi g. Pembatasan aktivitas sosial
h. Peningkatan depresi, iritabilitas, cemas, dan
perasaan tidak berdaya.
Continence Essential Guide 2009; Booker, 2009
a. Pengetahuan
b. Kepercayaan c. Sikap
d. Orang-orang penting Manajemen RS e. Sumber daya yang tersedia
f. Kebudayaan
WHO, 1984 dalam Notoatmodjo, 2007 a. Predisposing factors pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dsb b. Enabling factors lingkungan fisik, tersedianya
fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya obat-obatan, alat-alat, dsb
c. Reinforcing factors sikap dan perilaku petugas kesehatan
Green, 1980 dalam Notoatmodjo, 2007 a.
Pengetahuan
b. Kepercayaan c. Sikap
Henderson, 1996
Perilaku Kesehatan
Praktik Perawatan Inkontinensia Urin:
a. Pengkajian riwayat kontinensia, fungsi kognitif, dan kebutuhan penggunaan pads
b. Behavioral intervention: Bladder training, Habit training, Prompted voiding,
Kegel’s Exercise
, Corong vagina, dan Biofeedback c. Terapi farmakologis
d. Penatalaksanaan lain, seperti: kateter intermitten, pengumpulan urin, klem penis,
dan perawatan kulit.
Continence Essential Guide 2009; Lewis et al, 2011
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Dalam penelitian ini, variabel bebas independen yang ingin diketahui yakni pengetahuan perawat tentang inkontinensia urin, sedangkan
variabel terikat dependen yang akan diteliti yaitu praktik perawatan inkontinensia urin.
Variabel pengetahuan merupakan variabel yang sangat mempengaruhi praktik perawatan inkontinensia urin yang dilakukan oleh perawat, dimana
pengetahuan merupakan domain dari perilaku Notoatmodjo, 2007; Henderson, 1996; dan Saxer et al, 2008. Hal ini perlu diketahui dan diteliti
dengan baik sehingga perawat dapat melakukan perawatan dan meminimalkan terjadinya komplikasi inkontinensia urin. Di bawah ini
dijelaskan mengenai kerangka konsep yang akan dilakukan peneliti di RSU Kabupaten Tangerang.
Bagan 3.1. Kerangka konsep penelitian tentang hubungan pengetahuan perawat tentang inkontinensia urin terhadap praktik perawatan inkontinensia
urin di RSU Kabupaten Tangerang
Praktik perawatan inkontinensia urin
Kebiasaan minum dan ekskresi Pengkajian dan informasi
Dokumentasi Dukungan
Pengetahuan perawat tentang inkontinensia urin
Prevalensi dan insidensi Etiologi inkontinensia urin
Tipe-tipe inkontinensia urin Penatalaksanaan