Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Instrumen Penelitian

40

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi analitik kuantitatif dengan desain studi partial correlation. Partial correlation adalah desain studi yang digunakan untuk mengendalikan kemungkinan pengaruh variabel pengganggu sehingga memungkinkan peneliti bisa mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang hubungan antara dua variabel yang diinginkan Pallant, 2011. Penelitian ini dilakukan dalam satu waktu sehingga disebut cross sectional. Penelitian cross sectional meneliti suatu kejadian pada titik waktu dimana variabel dependen dan independen diteliti sekaligus pada saat yang sama Setiadi, 2007.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei tahun 2013 di Ruang Rawat Inap Dewasa Rumah Sakit Umum RSU Kabupaten Tangerang, tepatnya di Paviliun Dahlia, Soka, Kenanga, Flamboyan, Cempaka, Seruni, Mawar, dan Melati. Alasan peneliti memilih RSU Kabupaten Tangerang sebagai lokasi penelitian karena di rumah sakit ini kejadian inkontinensia urin cukup sering, letaknya yang terjangkau, kemudahan dalam hal birokrasi, dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai hubungan pengetahuan perawat tentang inkontinensia urin terhadap praktik perawatan inkontinensia urin di Ruang Rawat Inap Dewasa RSU Kabupaten Tangerang.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Hidayat, 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja di Ruang Rawat Inap Dewasa Paviliun Dahlia, Soka, Kenanga, Flamboyan, Cempaka, Seruni, Mawar, dan Melati RSU Kabupaten Tangerang dengan jumlah 121 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, atau sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti Hidayat, 2007. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling, yaitu memberikan kesempatan yang sama kepada anggota populasi untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel dan setiap elemen dipilih secara acak Nursalam, 2008. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di Ruang Rawat Inap Dewasa RSU Kabupaten Tangerang. Agar sampel yang digunakan match, peneliti menentukan kriteria inklusi: a. Perawat laki-laki dan perempuan yang bekerja di Ruang Rawat Inap Dewasa RSU Kabupaten Tangerang b. Perawat yang sehat secara fisik dan mental c. Perawat yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian d. Perawat dengan pendidikan minimal D3 Keperawatan e. Perawat yang mempunyai pengalaman kerja minimal 3 tahun. Sedangkan kriteria eksklusi sampel dari penelitian ini adalah: a. Perawat yang sedang cutiperjalanan dinastugas luar Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sesuai dengan ketentuan rumus besar sampel yang sesuai dengan rancangan penelitian yaitu rumus sampel uji beda dua proporsi. Keterangan : n = jumlah sampel Z 1- α2 = 1,96 derajat kemaknaan 95 CIConfidence Interval dengan α sebesar 5 Z 1- β = 1.64 kekuatan uji pada 1- β = 95 P 1 = 0.24 proporsi perawat yang mengenali dan menyelesaikan masalah inkontinensia urin Zurcher et al, 2011 P 2 = 0.76 proporsi perawat yang tidak mengenali dan menyelesaikan masalah inkontinensia urin Zurcher et al, 2011 P = P 1 +P 2 2 = 0.24+0.762 = 0.5 1 - P = 1 – 0.5 = 0.5 Maka besar sampel yang dihasilkan adalah : n = {1,96 2 � 0.5 � 0.5 + 1.64 0.24 � 0.76 + 0.76 � 0.24 } 2 0,24 – 0,76 2 = 1.96 � 0.71+1.64 � 0.62 0.27 = 5.62 0.27 x = 20.81 Karena menggunakan rumus uji beda dua proporsi, maka hasil dikali dua: 20.81 x 2 = 41.63 = 42 orang Untuk menghidari terjadinya sampel yang drop out dan sebagai cadangan maka peneliti menambahkan 10 dari jumlah sampel minimal: 10 x 42 = 4.2 = 4 orang. Jadi, total sampel dalam penelitian ini adalah: 42+4 = 46 responden. Pada penelitian ini, semua anggota populasi yang masuk ke dalam kriteria inklusi diberi kode berupa angka kecuali yang sudah menjadi responden uji validitas dan reliabilitas, kemudian peneliti melakukan pengundian terhadap calon responden yang akan diteliti. Adapun angka yang muncul sebagai responden adalah 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 38, 39, 40, 41, 43, 44, 47, 48, 49, 51, 52, 53, 55, 56, 57, 58, 59, 60, dan 61. Selanjutnya, peneliti melanjutkan dengan informed consent dan pengambilan data dengan kuisioner. Waktu pengisian kuisioner selama kurang lebih 45 menit untuk masing-masing responden, sedangkan proses pengambilan data dilakukan selama 8 hari disesuaikan dengan kondisi jam kerja di RSU Kabupaten Tangerang, yaitu jam 8 pagi untuk perawat shift malam, jam 11 untuk perawat shift pagi, dan jam 5 sore untuk perawat shift siang.

D. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner tentang data demografi dan Urinary Incontinence Scales . Kuesioner tentang data demografi berisi tentang inisial responden, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, lama kerja, dan alamat. Sedangkan Urinary Incontinence Scales adalah instrumen yang dibuat oleh Henderson 1996. Urinary Incontinence Scales ini terdiri dari empat dimensi yang berbeda, yaitu sikap, keyakinan, pengetahuan, dan praktik perawatan inkontinensia urin. Namun pada penelitian ini, penulis hanya menggunakan dimensi pengetahuan dan praktik perawatan inkontinensia urin. Dimensi pengetahuan terdiri dari 23 item terkait fakta dan pernyataan tentang inkontinensia urin; 16 di antaranya merupakan pernyataan positif dengan jawaban Ya 1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 19, 20, 21, 23 dan 7 di antaranya pernyataan negatif dengan jawaban Tidak 2, 4, 13, 14, 17, 18, 22. Sementara dimensi praktik terdiri dari 23 item terkait tindakan perawat dalam menangani inkontinensia urin Henderson, 1996. Bentuk original dari Urinary Incontinence Scales ini berbahasa Inggris yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh seorang translator dengan latar belakang Sarjana Sastra Inggris UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya mispersepsi dalam instrumen tersebut. Cara pengukuran dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisioner dengan skala Guttman untuk variabel bebas dan skala Likert untuk variabel terikat. Dengan skala Guttman dan Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pernyataan. Adapun jawaban responden untuk semua pernyataan variabel bebas dan variabel terikat kemudian diberi skor: a. Pernyataan untuk variabel bebas Skor untuk jawaban benar adalah 1, skor untuk jawaban salah adalah 0

b. Pernyataan untuk variabel terikat

Skor Selalu adalah 3, skor Sering adalah 2, skor Kadang-kadang adalah 1, dan skor Tidak Pernah adalah 0. Henderson, 1996 Untuk analisis selanjutnya, data variabel independen, yakni pengetahuan perawat tentang inkontinensia urin dikategorikan menjadi: a. Baik: jika prosentase hasil 76-100 b. Cukup: jika prosentase hasil 51-75 c. Kurang : jika prosentase hasil ≤50 Nursalam, 2008 Sedangkan data variabel dependen, yakni praktik perawatan inkontinensia urin dikategorikan menjadi: a. Baik = jika skor jawaban x ≥ µ+1.0σ b. Cukup = jika skor jawaban µ- 1.0σ ≤ x µ+1.0σ c. Kurang = jika skor jawaban x µ- 1.0σ Azwar, 2012 dimana: µ = 12 Xmaks+Xmin x total item pertanyaan σ = 16 Imaks - Imin Xmaks = skor tertinggi pada 1 item pernyataan 3 Xmin = skor terendah pada 1 item pernyataan 0 Imaks = jumlah total skor tertinggi 69 Imin = jumlah total skor terendah 0

E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas