Hubungan antara Pengetahuan Perawat tentang Inkontinensia

52.2, sedangkan yang masuk dalam kategori praktik baik sebesar 19 responden 41.3, dan yang berkategori praktik kurang sebesar 3 responden 6.5. Hal ini bisa dilihat pada tabel 5.8 berikut ini: Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Praktik di Ruang Rawat Inap Dewasa RSU Kabupaten Tangerang Mei 2013 n=46 Praktik Frekuensi Persentase Baik 19 41.3 Cukup 24 52.2 Kurang 3 6.5 Total 46 100.0

D. Hasil Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis data dari dua variabel yang berbeda. Analisis bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan perawat tentang inkontinensia urin terhadap praktik perawatan inkontinensia urin di RSU Kabupaten Tangerang. Teknik analisis dilakukan dengan uji korelasi Spearman.

1. Hubungan antara Pengetahuan Perawat tentang Inkontinensia

Urin dan Praktik Perawatan Inkontinensia Urin di RSU Kabupaten Tangerang Tabel 5.9 Korelasi Pengetahuan dan Praktik Perawatan Inkontinensia Urin di Ruang Rawat Inap Dewasa RSU Kabupaten Tangerang Mei 2013 n=46 Pengetahuan Praktik Total p- value r Baik Cukup Kurang N N N N 0.035 0.311 Baik 7 87.5 1 12.5 8 100 Cukup 9 30.0 19 63.3 2 6.7 30 100 Kurang 3 37.5 4 50.0 1 12.5 8 100 Total 19 41.3 24 52.2 3 6.5 46 100 Dari tabel 5.9 di atas, hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0.035. Hal tersebut menunjukan ada hubungan antara variabel pengetahuan dengan variabel praktik perawatan inkontinensia urin p 0.05. Dari hasil koefisien korelasi diketahui r = 0.311. Hal itu berarti hubungan antara kedua variabel merupakan hubungan yang moderatsedang karena berada pada rentang koefisian korelasi antara 0.30- 0.49. Korelasi tersebut signifikan pada level 0.05 2-tailed. Sementara itu, koefisien korelasi dalam penelitian ini bernilai positif, artinya hubungan antara variabel pengetahuan dengan variabel praktik merupakan hubungan yang sebanding, dimana pengetahuan yang baik disertai dengan praktik yang baik, pengetahuan yang cukup disertai dengan praktik yang cukup, begitu pula pengetahuan yang kurang juga disertai dengan praktik yang kurang. 68

BAB VI PEMBAHASAN

Pembahasan pada penelitian ini difokuskan pada pembahasan tentang karakteristik perawat, pengetahuan perawat tentang inkontinensia urin, praktik perawatan inkontinensia urin, serta hubungan antara pengetahuan perawat tentang inkontinensia urin terhadap praktik perawatan inkontinensia urin di RSU Kabupaten Tangerang. Pada akhir pembahasan, peneliti juga menyertakan keterbatasan dari penelitian ini.

A. Analisis Univariat

1. Gambaran Karakteristik Perawat di RSU Kabupaten Tangerang

a. Jenis Kelamin

Green 1980, dalam Notoatmodjo 2007 menyatakan bahwa jenis kelamin termasuk predisposing factor terjadinya perubahan perilaku seseorang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa perbedaan jenis kelamin mungkin bisa mempengaruhi seseorang dalam melakukan pekerjaan sehingga perlu diukur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan, yaitu sebesar 84.8 , sedangkan responden laki-laki hanya sebesar 15.2 . Hal ini menggambarkan bahwa terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antara perawat laki-laki dan perempuan. Hal ini mungkin disebabkan karena minat perempuan di bidang keperawatan