advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, pembuat kenyamanan, komunikator, dan pendidik Potter Perry, 2005. Peran dan fungsi
tersebut juga diterapkan dalam perawatan inkontinensia urin pada pasien yang dirawat di rumah sakit.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Perawatan Inkontinensia Urin
Praktik perawatan inkontinensia urin pada pasien yang dirawat di rumah sakit merupakan bentuk perilaku kesehatan, dimana perawat menjadi salah satu
pihak yang bertanggung jawab di dalamnya. Perilaku itu sendiri didefinisikan sebagai tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan
bahkan dapat dipelajari. Kwick, 1974 dalam Notoatmodjo, 2003. Beberapa teori yang mengungkap determinan perilaku dari analisis faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku yang berhubungan dengan perilaku kesehatan, antara lain:
1. Teori Lawrence Green
Green 1980, dalam Notoatmodjo, 2007 menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2
faktor pokok, yakni faktor perilaku behaviour causes dan faktor di luar perilaku non-behaviour causes. Selanjutnya perilaku itu sendiri
ditentukan dari 3 faktor, yaitu: a. Faktor-faktor predisposisi predisposing factors, yang terwujud
dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
b. Faktor-faktor pendukung enabling factors, yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau
sarana-sarana kesehatan, misalnya obat-obatan, alat-alat, dan sebagainya.
c. Faktor-faktor pendorong reinforcing factors yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan.
Model ini dapat digambarkan sebagai berikut:
dimana: B
= Behaviour RF
= Reinforcing factors PF
= Predisposing factors f
= fungsi EF
= Enabling factors
2. Teori World Health Organization WHO
Sementara itu, WHO 1984, dalam Notoadmodjo, 2007 menganalisis bahwa hal-hal yang menyebabkan seseorang itu berperilaku
tertentu adalah: a. Pengetahuan Knowledge
Pengetahuan dipengaruhi oleh pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
b. Kepercayaan Beliefs Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek.
Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.
B = f PF, EF, RF
c. Sikap Attitudes Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek.
Sikap sering dipengaruhi oleh pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati
atau menjauhi objek lain. d. Orang-orang penting References
Perilaku seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu dianggap penting untuknya,
maka apa yang ia katakan atau ia lakukan cenderung untuk dicontoh. e. Sumber-sumber daya Recources
Sumber daya di sini mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya. Semua itu berpengaruh baik positif maupun negatif
terhadap perilaku seseorang. f. Kebudayaan Culture
Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber- sumber akan menghasilkan suatu pola hidup yang pada umumnya
disebut kebudayaan. Teori ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:
dimana: B = Behaviour
R = Resources
f = fungsi
PR = Personal References
TF = Thoughts and feelings
C = Culture
meliputi pengetahuan,
kepercayaan, dan sikap
B = f TF, PR, R, RC
Kedua teori di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan
sebagainya. Di samping itu, ketersediaan fasilitas dan perilaku petugas kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku
yang biasa diwujudkan dengan praktiktindakan yang nyata. Hal tersebut juga berlaku pada praktik perawatan inkontinensia urin pada pasien yang
dirawat di rumah sakit.
3. Teori Henderson