HAK KESEJAHTERAAN JENIS-JENIS HAK KESEJAHTERAAN

C. HAK KESEJAHTERAAN

Pengertian dari hak kesejahteraan sebenarnya memiliki pengertian yang sama dengan Hak Asasi Manusia, dimana didalam HAM tersebut memiliki pokok-pokok yang mengatur tentang kesejahteran manusia dengan jelas. Setiap manusia berhak atas penghidupan yang layak, mendapatkan pekerjaan yang layak tanpa adanya diskriminasi. Kemudian didalam pembukaan UUD 1945 juga telah tertulis dengan jelas bahwa “....mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur ”. 26 Hak kesejahteraan tersebut juga tertuang didalam Undang-Undang No.39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia dimana dijelaskan hak kesejahteraan menurut Undang-undang tersebut yaitu hak atas pekerjaan yang layak sesuai bakat, kecakapan dan kemampuan, hak untuk memilih pekerjaan yang disukai dan berhak atas syarat-syarat ketenagakerjaan, hak pria dan wanita untuk mendapatkan upah yang sama dan melaksanakan pekerjaan sesuai martabat dan mendapat upah yang adil, hak atas jaminan sosial untuk hidup layak serta perkembangan pribadi yang utuh. 27

D. JENIS-JENIS HAK KESEJAHTERAAN

Pada dasarnya buruh sangat memerlukan hak kesejahteraan dari tempat yang mereka bekerja. Dimana mereka harus mendapatkan hak yang sama dari 26 Fitriani A Sjarif, Artikel Hak Atas Kesejahteraan, Jakarta, 2011,h.2 27 Ibid.,h.5. pegawai kerja lainnya tanpa adanya diskriminasi antar sesama golongan pekerja tersebut diantaranya yaitu dengan adanya perlindungan ekonomis yang harus mereka dapatkan sewajarnya sebagai pekerja,. Perlindungan ekonomis pada hakikatnya adalah bertujuan agar buruh dapat menikmati penghasilan secara layak yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari baik bagi dirinya sendiri maupun bagi anggota keluarganya secara layak. 28 Berangkat dari hakikat tujuan perlindungan ekonomis tersebut sebenarnya telah diatur didalam Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sebagaimana diatur didalam Pasal 99 Bagian Ketiga tentang Kesejahteraan. “1 Setiap pekerjaburuh dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja” “2 Jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.” Sehingga perlindungan ekonomis yang harus para pekerja dapatkan dari itu semua, diantaranya, yaitu: 29 1. Upah 28 Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan, Jakarta: Sinar Grafika, 2009,h.76. 29 Undang-Undang Ketenagakerjaan, Jakarta: Sinar Grafika, 2009,h.7. Upah sebagai salah satu esensi perjanjian kerja merupakan faktor penting yang menentukan ada tidaknya suatu hubungan kerja. Disamping itu upah juga merupakan masalah yang kotorversial, karena upah selalu menjadi ittik-tolak menjadi pertentangan antara pekerja dengan pengusaha. Hal ini disebabkan masing-masing pihak melihat upah dari segi kepentingan masing-masing yang berbeda antara satu sama lain. Hal ini menimbulkan konsekuensi belum ditemukannnya perumusan upah yang standar. 30 Dalam Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah, dirumuskan disana: “Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha pada buruh untuk sesuatu pekerjajasa yang telah atau akan dilaksanakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan atau peraturan perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh, termasuk tunjangan baik untuk buruh maupun bagi keluarganya” 31 2. Jaminan Sosial 30 Abdul Rachman Budiono, Hukum Perburuhan di Indonesia, Jakarta: Rja Grafindo Persada, 1997,h.35. 31 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Perlindungan Upah. Pada hakikatnya jaminan sosial adalah bagian dari kesejahteraan buruh yang diterimanya sebagai tambahan untuk menjamin penghidupan yang layak sesuai dengan kemanusiaan. Senada dengan pengertian tersebut ILO merumuskan Jaminan Sosial sebagai berikut : “Jaminan sosial merupakan suatu usaha pemerintah untuk melindungi buruh dari tekanan ekonomi yang dapat menyebabkan hilangnya penghasilan, misalnya karena sakit atau cacat akibat kecelakaan kerja, pensiun, dan sebagainya.” 32 Kemudian di dalam Pasal 29 bagian 2 dan 3 Permenakertrans No.39 tahun 2012 menjelaskan bahwa: “2 dalam hal hubungan kerja didsarkan atas perjanjian kerja waktu tertentu yang objek kerjanya tetap ada sebagaimana dimaksud pada penjelasan ayat 1, sekurang-kurangnya harus memuat: a. Jaminan kelangsungan bekerja b. Jaminan terpenuhinya hak-hak pekerjaburuh sesuai dengan peratura perundang-undangan dan yang diperjanjikan;dan c. Jaminan perhitungan masa kerja apabila terjadi pergantian perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh untuk menetapkan upah 32 Iman Sjahputra Tunggal, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta: Havarindo, 2005, h.42. “3 hak-hak pekerjaburuh yang sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf b meliputi: a. Hak atas cuti apabila telah memenuhi syarat masa kerja; b. Hak atas jaminan sosial; c. Hak atas tunjangan hari raya; d. Hak istirahat paling singkat 1 satu hari dalam 1 satu minggu; e. Hak menerima ganti rugi dalam hal hubungan kerja diakhiri oleh perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh sebelum perjanjian kerja waktu tertentu berakhir bukan karena kesalahan pekerja; f. Hak atas penyesuaian upah yang diperhitungkan dari akumulasi masa kerja yang telah dilalui; g. Hak-hak lain yang telah diatur dalam peraturan perundang- undangan danatau perjanjian kerja sebelumnya.

BAB III PROFIL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

A. Sejarah Singkat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kementerian

Komunikasi dan Informatika Pusdiklat Kementerian KOMINFO bisa dibilang cukup tua karena mengingat sejarah berdiri Kementerian ini pada tahun 1945 setelah kemerdekaan Republik Indonesia. Sejak saat itu sampai saat ini sempat beberapa kali ganti nama, awal nama Kementerian ini adalah Pusdiklat Penerangan sampai tahun 1975. Kemudian berganti lagi menjadi Balai Diklat Departemen Penerangan DEPPEN pada tahun 2001, lalu berganti nama lagi pada tahun 2005 menjadi Pusdiklat Departemen KOMINFO dan sampai sekarang menjadi Pusdiklat Kementerian KOMINFO. Peranan Deppen semestinya terbatas pada fungsi membangun dan menggerakkan sistem akses informasi timbal-balik antara pemerintah dan publik. Dengan kata lain, Deppen tak akan beranjak jauh dari fungsi- fungsi public service pada ranah informasi dan komunikasi. Namun sejarah mencatat, di bawah kendali Menteri Mashuri dan Ali Murtopo, Deppen secara sistematis mengalami reinkarnasi menjadi perangkat ideologis-represif negara Orde Baru. Lingkup-kerjanya bukan 39

Dokumen yang terkait

Analisis Terhadap Status Hukum Dan Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Outsourcing Dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

11 248 141

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Medan

7 58 107

Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja Alih Daya dan Penerapan Pengaturan Tenaga Kerja Alih Daya Dalam Perusahaan Farmasi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Jo Se Permenakertrans Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Syarat-Syarat P

0 13 41

Analisis Yuridis Larangan Suami-Istri Bekerja Pada Perusahaan Yang Sama Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

0 1 36

TINJAUAN YURIDIS TENTANG ASURANSI PHK DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN.

0 0 1

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA DENGAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) TERKAIT HAL PENGALIHAN HUBUNGAN KERJA DI PERUSAHAAN ALIH DAYA BERDASARKAN UNDANG - UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KE.

0 0 4

PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PADA PT AGRONESIA SARIPETOJO KOTA CIREBON DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO.3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DAN UNDANG-UNDANG NO.13 TAHUN 2003.

0 0 1

Undang Undang tahun 2003 13 03

0 0 66

Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Kontrak Dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Muhammad Wildan

0 0 9

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA WANITA DI KOTA MAKASSAR BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

0 1 75