pengetahuan hukum perdata dan dagang, khususnya dalam bidang hak kesejahteraan tenaga kerja outsourcing pada perusahaan outsourcing.
b. Manfaat Praktis :
Bahwa penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembuat kebijakan maupun pihak legislatif guna melengkapi
peraturan perundang-undangan yang masih diperlukan. Dan juga diharapkan penulisan ini berguna untuk melindungi para pekerja
outsourcing untuk mendapatkan hak-hak nya untuk kesejahteraan hidupnya berdasarkan Undang-Undang.
6. Kerangka Teoritik dan Konseptual
1. Kerangka Teoritik
Teori pluralisme dalam teori ini meyakini, bahwa kenaikan upah buruh secara politis diwadahi dalam Upah Minimum Regional UMR
yang menandakan prospek keamanan hubungan industrial yang jauh dari konflik. Disinilah upah buruh memiliki arti palng penting sebagai
pembangunan hubungan industrial. Ketika upah buruh semakin meningkat, maka kesenjangan antara manajemen dan buruh semakin
menipis, sehingga semakin kecil pula lasan buruh untuk melakukan konflik industrial. Serikat buruh mempunyai makna utama sebagai
wahana untuk meningkatkan upah buruh, berikut fasilitas kerja lainnya. Untuk itu serikat buruh berunding dengan asosiasi pengusaha,
merumuskan Kesepakatan Kerja Bersama KKB yang antara lain berisi peningkatan upah buruh.
9
Teori “Prima Facie” menguraikan bahwa, pembenaran terhadap
pembebasan para kaum buruh dari pengaturan kerja waktu tertentu dapat dilakukan, karena pengaturan kerja wakatu tertentu merugikan kaum
buruh baik sebelum hingga setelah melaksanakan tugas, pengaturan kerja waktu tertentu yang melahirkan pelanggaran hukum bukan dikarenakan
kesalahan atau kesengajaan buruh.
10
2. Kerangka Konseptual
Dalam konteks ini kerangka konseptual yang berkaitan dengan materi penelitian penulis hanya memuat definisi operasional, yaitu:
a. Hukum Ketenagakerjaan
Peraturan hukum yang mengatur hubungan kerja antara pekerjaburuh dan pengusahamajikan dengan segala konsekuensinya.
b. Outsourcing
Istilah masyarakat untuk menyebut jenis hubungan kerja yang dalam UU No.13 Tahun 2003 diistilahkan dengan penyerahan
9
Surya Tjandra, Jafar Suryomenggolo,Makin Terang Bagi Kami Belajar Hukum Perburuhan, Jakarta: TURC, 2006, h.206-207.
10
Abdullah Sulaiman, “Implementasi Sistem Outsourcing Tenaga Kerja di Indonesia :
Pra dan Pasca Putusan MK tentang Outsourcing Tenaga Kerja”, Dalam Studium General Prodi Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2 Mei
2003 Ciputat : 2013, h.2.
sebagian pelaksanaan kerja pada perusahaan lain, yaitu hubungan kerja yang bersifat waktu tertentu dan hanya untuk jenis dan
pekerjaan yang bersifat penunjang produksi non-core activities c.
Pemberi Kerja Orang yang memiliki modal kapital dan tak mampu mengelola
sendiri modal itu maka dia akan mencari orang lain yang dianggap dapat membantu mengelolanya
d. Masa kerja
Waktu tertentu
yang digunakan
dalam melaksanakan
tugaspekerjaan tertentu sebagaimana disepakati. Masa kerja disini harus jelas dan tegas dalam menyatakan waktu kapan mulai dan kapan
pula berakhirnya. e.
Perjanjian kerja Kesepakatan dan kesepahaman yang terjalin antara pemberi kerja
dan pekerjaburuh untuk menjalin suatu komitmen pekerjaan yang baik.
7. Tinjauan Kajian Terdahulu