Pengalaman Auditor Tekanan Anggaran Waktu Audit

yang sangat berkaitan dengan kepercayaan masyarakat sangat penting untuk berperilaku sesuai kode etik. Salah satu hal yang membedakan profesi auditor dengan profesi yang lainnya adalah tanggung jawab auditor dalam melindungi kepentingan publik. Ketika bertugas untuk kepentingan publik, setiap auditor harus mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan kode etik profesi. Auditor mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri Nugrahaningsih, 2005. Kurnia 2014 mendefinisikan etika auditor sebagai ilmu tentang penilaian hal yang baik dan hal yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Perilaku auditor harus sesuai kode etik sebagaimana kode etik itu sendiri merupakan ukuran mutu minimal yang harus dipenuhi auditor dalam melaksanakan tugasnya. Ini merupakan langkah untuk menjamin kualitas profesi dan menjaga kepercayaan publik. Bahkan, apabila aturan ini tidak dipenuhi yang berarti auditor bekerja di bawah standar minimal, maka hal ini dapat disebut malpraktik Jaafar, 2008 dalam Sari, 2011.

2.4.4. Pengalaman Auditor

Pengalaman auditor mengacu pada berbagai jenis pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh auditor sebagai akibat dari lamanya jabatan praktek kerja di profesi audit yang akan meningkatkan efektivitasnya Badara dan Saidin, 2013. Menurut KBBI 2008 pengalaman didefinisikan sebagai yang pernah dialami dijalani, dirasakan, ditanggung, dsb. Pengalaman auditor dapat didefinisikan hasil pengetahuan yang didapat setelah sekian lama auditor melakukan pekerjaan audit. Pengalaman ini merupakan suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi Sari, 2011. Hasil dari lamanya pengalaman kerja ini, auditor memiliki kemampuan dan keahlian yang unik dan khusus dalam menghadapi suatu kejadian dalam audit. Pengalaman kerja yang luas akan menjadikan seorang profesional memiliki kelebihan tersendiri. Auditor menjadi lebih responsif dan tangkas dalam merangsang kejadian-kejadian dalam audit yang berhubungan dengan perolehan temuan salah saji dalam laporan keuangan. Puspaningsih 2004 dalam Sari 2011 mengungkapkan bahwa semakin luas pengalaman kerja seseorang, semakin terampil melakukan pekerjaan dan semakin sempurna pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendapat tersebut diperkuat oleh keterangan yang dikemukakan oleh Susetyo 2009 dalam penelitiannya bahwa auditor yang berpengalaman akan membuat keputusan judgment tidak dipengaruhi oleh informasi yang tidak relevan. Pengalaman kerja menjadikan auditor lebih mengerti bagaimana mendapatkan data yang dibutuhkan, menghadapi entitas atau obyek pemeriksaan, mengetahui informasi yang relevan dan mendeteksi kesalahan serta memberikan rekomendasi Lamuda, 2013.

2.4.5. Tekanan Anggaran Waktu Audit

Tekanan anggaran waktu audit menurut Solomon dan Broen 2005 dalam Lestari 2013 adalah suatu tekanan oleh anggaran waktu audit yang telah disusun. Sososutikno 2003 dalam Prasita dan Adi 2007 mendefinsikan tekanan anggaran waktu sebagai keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembatasan waktu dan anggaran yang sangat ketat dan kaku. Tekanan anggaran waktu ini dirasakan auditor ketika menjalankan pekerjaan auditnya. Ada pertimbangan bagi auditor untuk menyelesaikan pekerjaan audit ini sesuai anggaran waktu yang disusun demi menghemat biaya audit, di sisi lain ada pengaruh buruk sebagai akibat dari tekanan anggaran waktu yang disusun yaitu terburu-burunya auditor yang dapat jadi tidak memiliki waktu yang cukup untuk mencari, menemukan dan mengevaluasi bukti secara keseluruhan. Prasita dan Adi 2007 mengungkapkan bahwa kualitas audit bisa menjadi semakin buruk, bila alokasi waktu yang dianggaran tidak realistis dengan kompleksitas audit yang diembannya. Azad 1994 dalam penilitiannya menyimpulkan anggaran waktu menginduksi auditor bereaksi negatif dalam melakukan audit mereka. Reaksi negatif ini dapat berupa premature sign-off maupun penyelesaian audit secara asal-asalan yang tidak dapat mengungkap semua kesalahan maupun kecurangan.

2.5. Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh tekanan klien, pengamalan auditor dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit; studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta Selatan

6 23 115

Pengaruh sikap skeptisme auditor profesionalisme auditor dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit (studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta Utara)

2 12 137

Analisis Tekanan Anggaran Waktu Pengaruhnya Terhadap Profesionalisme Auditor Eksternal Dan Implikasinya Pada Kualitas Audit

1 8 1

PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU DAN KOMPLEKSITAS AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU DAN KOMPLEKSITAS AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik).

0 2 16

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, PROFESIONALISME, TEKANAN ANGGARAN WAKTU, DAN FEE AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT Pengaruh Kompetensi, Independensi, Profesionalisme, Tekanan Anggaran Waktu, Dan Fee Audit Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris KAP Jateng

0 3 17

Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Kualitas Audit dengan Pemahaman Teknologi Informasi sebagai Variabel Pemoderasi pada Auditor Pemerintah.

0 0 1

PENGARUH ETIKA, PENGALAMAN DAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU TERHADAP KUALITAS AUDIT

0 1 15

Pengaruh independensi, tekanan anggaran waktu, dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

PENGARUH INDEPENDENSI, TEKANAN ANGGARAN WAKTU, DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

0 0 14

TEKANAN ANGGARAN WAKTU DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR DAN KUALITAS AUDIT (STUDI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA)

0 0 19