36,1 pasien mengatakan bahwa tenaga kesehatan kurang tanggap terhadap keluhan keluhan pasien, 26,4 mengatakan bahwa fasilitas yang ada di Rumah Sakit
Pelabuhan Medan masih kurang memadai, dan ada sebanyak 6,9 pasien menilai bahwa tenaga kesehatan di Rumah Sakit Pelabuhan Medan kurang rapih dalam
berpakaian. Perkembangan rumah sakit saat menghadapi berbagai tantangan termasuk
meningkatnya harapan masyarakat terhadap rumah sakit. Pengelola rumah sakit dituntut untuk senantiasa melakukan upaya perbaikan mutu pelayanan melaluui
sumber daya manusia yang trampil dan professional, tersedianya peralatan yang memadai, tersedianya obat-obat yang memadai dan tersedianya fasilitas perawatan
yang baik Buchari, 2000.
5.2.6. Pengaruh Proses terhadap Keputusan Pasien Rawat Inap Memilih Rumah Sakit Pelabuhan Medan
Pengaruh secara parsial dari variable proses terhadap keputusan pasien rawat inap memiliki nilai signifikansi 0.660. Hal ini berarti leb
ih besar dari α = 0,025. Dari hasil uji statistik secara parsial tersebut maka H
diterima dan sebaliknya H
a
Variabel proses juga menunjukkan bahwa secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pasien rawat inap memilih Rumah Sakit Pelabuhan
ditplak, sehingga dapat diartikan bahwa variabel proses tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan mahasiswa. Dari persamaan regresi didapat koefisien produk bernilai 0.026, hal ini menunjukkan bahwa variabel proses kecil mempengaruhi pasien rawat
inap memilih Rumah Sakit Pelabuhan Medan.
Universitas Sumatera Utara
Medan. Hal tersebut dapat dikarenakan masih adanya pasien yang merasa bahwa penerimaan pasien di Rumah Sakit Pelabuhan Medan kurang tertib dan kurang cepat
27,8, dan sebesar 29,2 pasien mengatakan bahwa kecepatan waktu menit yang dipakai petugas pelayanan adminitrasi kurang cepat, bahkan ada sebesar 8,3
menilai tidak cepat sama sekali. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Palmer 1994, bahwa keputusan konsumen membeli dipengaruhi oleh bauran pemasaran
khususnya proses, dimana waktu tunggu merupakan masalah yang sering mendatangkan keluhan dari pasien.
5.2.7. Pengaruh Orang terhadap Keputusan Pasien Rawat Inap Memilih Rumah Sakit Pelabuhan Medan
Pengaruh secara parsial dari variabel orang terhadap keputusan pasien rawat inap memiliki nilai signifikansi 0.953. Hal ini berarti lebih besar dari α = 0,025. Dari
hasil uji statistik secara parsial tersebut maka H diterima dan sebaliknya H
a
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variabel orang secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pasien rawat inap memilih Rumah
Sakit Pelabuhan Medan. Hal tersebut dapat dikarenakan masih adanya pasien yang merasa bahwa tenaga kesehatan di Rumah Sakit Pelabuhan Medan kurang kompeten
13,9, 22,2 mengatakan tenaga kesehatan Rumah Sakit Pelabuhan Medan kurang ditolak,
sehingga dapat diartikan bahwa variabel orang tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pasien. Dari persamaan regresi didapat koefisien produk bernilai 0.006, hal
ini menunjukkan bahwa variabel orang sangat kecil mempengaruhi pasien rawat inap memilih Rumah Sakit Pelabuhan Medan.
Universitas Sumatera Utara
disiplin, dan 25,0 pasien mengatakan bahwa tenaga kesehatan di Rumah Sakit Pelabuhan Medan kurang peduli kepada pasien saat memberikan pelayanan.
Pasien sangat mengharapkan agar mereka dilayani dengan sikap yang ramah, halus, sopan, serius, penuh pengertian serta rasa kasih sayang. Namun dengan melihat
beban dan tanggung jawab yang harus dipikul oleh tenaga kesehatan terutama perawat, seperti harus melakukan asuhan keperawatan dan mematuhi peraturan-
peraturan rumah sakit dengan baik, maka pelayanan kepada pasien sering menimbulkan permasalahan, karena perawat merupakan orang yang paling banyak
berhubungan dengan pasien dibandingkan dengan petugas lain di rumah sakit. Keberhasilan pemasaran jasa rumah sakit sangat tergantung pada
karyawannya. Dalam konsep pemasaran yang terintegrasi, peranan pemasaran dilakukan oleh semua karyawan disetiap bagian. Karyawan sebagai faktor penting
dalam menentukan keberhasilan kegiatan pemasaran harus dilatih dan diberi motivasi agar dapat menunjukkan kinerja yang baik. Beberapa hal yang berhubungan dengan
pengelolaan karyawan ini adalah proses seleksi karyawan, pemberian motivasi dan kegiatan pelatihan, serta manajemen sumber daya manusia. Terlebih lagi dewasa ini
mulai berkembang suatu pandangan bahwa untuk memasarkan jasa dengan baik kepada konsumen, maka terlebih dahulu harus diusahakan untuk memenuhi
kebutuhan internal perusahaan, terutama karyawan perusahaan Lupiyoadi, 2001.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Uji Korelasi Pearson