oposisi biner yang ada di dalamnya. Oposisi biner hasil dari analisis struktural digunakan sebagai acuan analisis dekonstruksi.
2.2.2. Dekonstruksi
2.2.1.1 Sejarah dan Perkembangan
Tokoh utama dekonstruksi adalah Jacques Derrida, seorang Yahudi Aljazair yang menjadi kritikus sastra dan seorang filsuf di Perancis. Ia menerbitkan tiga bukunya yang
sangat berpengaruh pada tahun 1967 yaitu Of Grammatology, Speech and Phenomena, dan Writing and Difference Sarup, 2004: 51. Ketiga buku tersebut dipakai untuk
membaca berbagai macam teks, baik sastra maupun non-sastra. Dekonstruksi Derrida adalah sebuah percobaan untuk mengguncang fondasi filsafat. Dekonstruksi ini
memberikan kritik tajam terhadap strukturalisme dan mendapatkan pengaruh dari fenomenologi Husserl dan Heidegger Amalik, 2002: 49.
1. Strukturalisme Saussure
Menurut Derrida dalam Of Grammatology 1967, Saussure menganggap bahwa tulisan tidak lebih dari fungsi yang terbatas dan derivatif. Terbatas karena hanya ada satu
modalitas di antara yang lain, sebuah modalitas dari peristiwa yang bisa menjatuhkan bahasa yang pada dasarnya bisa selamanya tidak terkontaminasi oleh tulisan. “Bahasa
mempunyai tradisi oral yaitu bebas dari tulisan” Cours de Linguistique Generale. Sedangkan bersifat derivatif karena merupakan penanda representative dari penanda
utama, representasi dari kehadiran diri, dari intuisi, dari karakter, signifikasi arti secara langsung dari petanda, konsep, dari objek ideal, atau pengalaman. Definisi tentang
tulisan yang diambil oleh Saussure mengacu pada definisi yang diberikan oleh Plato dan
Aristoteles bahwa tulisan hanya terbatas pada phonetic script dan bahasa kata-kata. Aristoteles mendefinisikan tulisan sebagai simbol-simbol tuturan dan tuturan adalah
simbol-simbol pengalaman mental. Inilah definisi yang lengkap mengenai tulisan oleh Saussure: tuturan dan tulisan adalah dua sistem tanda yang berbeda; tulisan ada hanya
untuk merepresentasikan tuturan.” Padahal menurut Derrida, tulisan yang merupakan manifestasi ketidakhadiran
lebih tepat mewakili sistem pemberian makna signifying system. Tulisan adalah bentuk permainan bebas unsur-unsur bahasa dan komunikasi, dia merupakan proses perubahan
makna terus-menerus dan perubahan ini menempatkan dirinya di luar jangkauan kebenaran mutlak logos.
Metode struktural Saussure mengindikasikan bahwa, tuturan adalah kesatuan petanda dan penanda yang dianggap kelihatan menjadi satu dan sepadan, yang
membangun sebuah tanda sign. Kesatuan antara penanda dan petanda inilah yang disebut Derrida dengan metafisika kehadiran. Metafisika kehadiran adalah asumsi bahwa
sesuatu yang bersifat fisik penanda dan yang melampaui isi petanda dapat hadir secara bersamaan dan hal ini hanya ada dalam tuturan Norris, 2006:10. Dengan metafisika
kehadiran ini, seakan-akan suara menjadi metafor dan otentisitas kebenaran. Ketika berbicara, orang cenderung merasakan keterkaitan antara suara dan sense, satu
kesadaran ─yang muncul dari dalam langsung─akan makna yang mengejawantahkan
dirinya tanpa harus terikat dengan pemahaman yang jelas dan sempurna. Di lain pihak, tulisan cenderung merusak kehadiran-diri yang ideal. Tulisan menjadi asing: medium
yang tidak mempunyai rupa dan sosok depersonalized, oleh karena itu seolah-olah ada yang jatuh di antara maksud dan makna Norris, 2006: 69. Hal seperti tadilah yang tidak
disukai oleh Derrida, yaitu bahwa tulisan menjadi momok atau ancaman terhadap filsafat yang mengedepankan kehadiran diri.
Meskipun demikian, Derrida dalam Of Grammatologi-nya mengatakan bahwa bukan Saussurelah yang ia ingin kritisi, tetapi lebih kepada hilangnya atmosfer kritik
yang diwariskan oleh Saussure “my quarry is not primarily Ferdinand de Saussures intention or motivation, but rather the entire uncritical tradition which he inherits”
1967. Dalam kata lain, ia tidak mempermasalahkan proyek Saussurian sama sekali, ia tidak berusaha menunjukkan bahwa tulisan lebih tinggi dibanding tuturan. Sebab hakikat
dekonstruksi adalah menghilangkan tatanan dominasi dan hierarki oposisi, seperti yang dianut oleh kaum strukturalis.
2. Fenomenologi Husserl dan Heidegger