Feminisme Dekonstruksi pada Simbol Ziarah Feminisme Dekonstruksi pada Proklamasi Doxa

3.3.11 Feminisme Dekonstruksi pada Simbol Ziarah

Konsep ziarah adalah mengunjungi makam orang-orang yang dianggap suci dan bersejarah atau orang yang mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan di masyarakat. Sudah menjadi tradisi bagi umat beragama untuk melakukan tradisi ini. Seperti orang Kristen dan Yahudi di Jerusalem dan orang Islam di Mekah. Pada umumnya, ziarah dilakukan untuk mengunjungi makam-makam orang yang berjenis kelamin laki-laki, tetapi hal ini berbeda dengan fenomena dalam novel The Da Vinci Code , yang mana ziarah dilakukan terhadap makam Maria Magdalena seperti terlihat dalam kutipan berikut: “The quest for the Holy Grail is the quest to kneel before the bones of Mary Magdalene. A journey to pray at the feet of the outcast one” Brown, 2003: 489. Kutipan tadi menunjukkan bahwa ada dekonstruksi terhadap konsep ziarah dalam novel ini, ziarah dilakukan pada orang yang terbuang, yang diliyankan, dalam hal ini Maria Magdalena. Pada masyarakat yang patriarkis menziarahi perempuan dianggap sesuatu yang tabu. Yang tidak selayaknya dilakukan oleh laki-laki. Akan tetapi, novel ini menunjukkan Langdon yang berlutut pada makam Maria Magdalena. Dengan begitu, novel ini mendekonstruksi dominasi laki-laki atas perempuan dan menempatkan kembali perempuan menjadi sosok yang sejajar dengan laki-laki.

3.3.12 Feminisme Dekonstruksi pada Proklamasi Doxa

Dekonstruksi Doxa terhadap sistem patriarkis melalui proklamasinya: “So Dark The Con of Man” dengan begitu mendekonstruksi dominasi laki-laki yang ada. Orthodoxa berupaya untuk menjaga keutuhan dominasi laki-laki atas perempuan dengan upaya membuat citra perempuan menjadi setan. Seperti konsep dosa asal dimana Hawa dianggap sebagai setan karena membujuk Adam untuk mengambil buah yang dilarang oleh Tuhan dengan begitu menyebabkan mereka turun ke bumi. Selain itu Doxa juga mendekonstruksi tatanan patriarki yang hierarkis melalui kutipan berikut ini: “The Priory’s tradition of perpetuating goddess worship is based on a belief that powerful men in the early Christian Church ‘conned’ the world by propagating lies that devalued the female and tipped the scales in favor of the masculine” Brown, 2003: 132 Sudah menjadi tradisi Doxa untuk melestarikan pemujaan terhadap perempuan. Doxa percaya bahwa Constantine dan penerus lelakinya memutar balik dunia dari paganisme matriarkal menjadi Kristen patriarkal dengan cara menyebarkan propaganda yang mensetankan perempuan suci, dengan menghapus dewi dari agama modern untuk selamanya. Dekonstruksi Doxa atas dominasi laki-laki melalui kutipan tadi dilakukan dengan sous rature dan mengubah perspektif yang ada. + - Laki-laki Perempuan Tinggi Rendah Malaikat Setan Doxa mengangguhkan kata rendah dan setan yang melekat pada perempuan. Menurut Doxa, perempuan mempunyai derajat yang lebih tinggi dan seperti malaikat. Konstruksi yang ada pada masyarakat memang menyatakan bahwa laki-laki mempunyai derajat lebih tinggi, tapi menurut Doxa ini hanyalah tindakan yang bersifat politis. Doxa percaya bahwa hilangnya perempuan suci dalam kehidupan modernlah yang mengakibatkan apa yang disebut oleh suku Indian Hopi sebagai “koyanisquatsi”, hidup tanpa keseimbangan, suatu keadaan tak stabil dan penuh kekacauan, dan hidup yang misoginis.

3.4. SKEMA DEKONSTRUKSI DOMINASI LAKI-LAKI DARI 3 ANALISIS