E. Prosedur dan Teknik Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika
Pada dasarnya ada beberapa prosedur yang bisa ditempuh ketika hendak melakukan tindakan diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa. Namun dalam
penelitian ini, peneliti hanya menggunakan satu prosedur yakni dengan mengidentifikasi kelemahan belajar siswa. Identifikasi kelemahan belajar
tersebut bisa dilakukan dengan cara menandai dan memastikan siswa mana dalam satu kelompok belajar yang mengalami kesulitan dalam belajar
matematika dengan membandingkan hasil belajar dengan kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berikut ini akan dijelaskan secara lebih rinci
berkaitan dengan prosedur dan teknik diagnosis kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran materi lingkaran:
1. Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan
Mengidentifikasi siswa yang mengalami masalah dalam belajar matematika dapat dilakukan dengan cara-cara atau teknik-teknik berikut ini
yaitu: a.
Menandai siswa dalam satu kelas yang diperkirakan mengalami masalah dalam mempelajari dan memahami materi lingkaran. Pada tahap ini, cara
yang bisa dilakukan adalah membandingkan prestasi siswa dalam kelas dengan standar ketuntasan atau Kriteria Ketuntasan Minimal KKM
yang telah ditentukan sebelumnya. b.
Tekniknya dapat ditempuh dengan berbagai cara seperti meneliti hasil tes pemahaman awal siswa sebelum melakukan tes diagnostik atau
dengan memeriksa buku catatan siswa.
2. Identifikasi masalah
Cara mengidentifikasi jenis kesalahan siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara yang dimungkinkan artinya indentifikasi masalah kesulitan
belajar siswa bersifat fleksibel tergantung pada kebutuhan. Misalnya dengan menggolongkan jenis-jenis kesalahan ke dalam kategori-kategori
tertentu seperti kesalahan teknis, kesalahan konsep, dan lain sebagainya.
F. Pembelajaran Remedial
Secara etimologis kata remedial berasal dari bahasa inggris yaitu remedy yang berarti obat, memperbaiki, atau menolong. Dalam KBBI
dijelaskan bahwa remedial adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan perbaikan. Berkaitan dengan hal pengajaran, remedial mengandung arti
pengajaran ulang bagi siswa yang memiliki hasil belajar di bawah standar kelulusan yang telah ditetapkan, sedangkan lebih lanjut dijelaskan juga bahwa
segala sesuatu yang menjadi tindakan dan proses perbaikan penyembuhan tersebut adalah sebuah kegiatan remediasi.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh M. Entang 1984, p: 10. Beliau berpendapat bahwa kegiatan remediasi adalah kegiatan yang tujuannya
mengarah pada segala cara yang mungkin dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa baik secara pencegahan preventif, secara
penyembuhan kuratif, maupun secara pengembangan developmental berdasarkan hasil diagnosis yang berisi tentang data informasi yang