Diagnosis kesulitan belajar dan pembelajaran remedial untuk sisiwa kelas VIII.A SMP Budi Mulia Minggir Sleman pada materi pokok lingkaran tahun ajaran 2014/2015.

(1)

vi

ABSTRAK

Damiano Gaudensius Setiawan (111414095). “Diagnosis Kesulitan Belajar

dan Pembelajaran Remedial untuk Siswa Kelas VIII.A SMP Budi Mulia Minggir pada Materi Pokok Lingkaran Tahun Ajaran 2014/2015”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, September 2015.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa ketika diberikan tes (berupa tes diagnostik) berkaitan dengan materi pokok lingkaran dan untuk mengetahui uapaya remediasi yang dapat meningkatkan nilai siswa. Kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam hasil kerja siswa itu kemudian dianalisis untuk memastikan langkah remedial yang dapat digunakan guna meningkatkan nilai siswa. Pembelajaran remedial yang merupakan tindak lanjut dari kegiatan diagnostik dimaksudkan untuk melihat apakah siswa mengalami peningkatan berkaitan dengan nilai mereka. Dalam pembelajaran remedial, kesalahan siswa berkaitan dengan materi lingkaran akan diperbaiki untuk membantu siswa dalam memahami materi lingkaran tersebut.

Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah eksploratif kuantitaif dan kualitatif. Data-data dikumpulkan dengan menggunakan tes pemahaman awal, tes diagnostik, wawancara (guru bidang studi dan beberapa siswa), dan tes remedial. Tes remedial dimaksudkan sebagai sumber data untuk membandingkan hasil pada tes diagnostik dan juga tes remedial itu sendiri. Sedangkan instrumen pada tes remedial, peneliti menggunakan soal yang sama dengan soal-soal pada tes diagnostik, walaupun terdapat beberapa perubahan seperti angka-angka yang digunakan dalam soal.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Budi Mulia Minggir tersebut diperoleh beberapa hasil yaitu bahwa kesalahan yang dilakukan siswa dikategorikan menjadi beberapa jenis yaitu kesalahan data, kesalahan konsep dan prinsip, kesalahan teknis, kesalahan logika, kesalahan solusi, kesalahan karena tidak mengerjakan, dan kesalahan karena tanpa proses pengerjaan dengan rata-rata jumlah siswa yang melakukan kesalahan ditiap soalnya adalah 1.12, 3, 0.5, 0.25, 0.12, 7.75, dan 2.25. Setelah dilakukan pembelajaran remedial dan tes remedial ditemukan bahwa sebagian besar siswa menggalami peningkatan nilai. Persentase perbandingan hasil pada tes diagnostik dan tes remediasi yaitu bahwa sebanyak 57,69% siswa mengalami peningkatan nilai dan 30,76% tidak mengalami peningkatan, sedangkan 11,53% lainnya tidak analisis karena tidak mengikuti salah satu tes baik itu tes diagnostik maupun tes remediasi, sehingga tidak ada nilai yang bisa dijadikan faktor pembading untuk menganalisis siswa-siswa tersebut.

Kata Kunci: Kesulitan belajar, diagnosis kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal lingkaran, pembelajaran remedial.


(2)

vii

ABSTRACT

Damiano Gaudensius Setiawan (111414095). “Diagnosis of Student’s

Difficulties study and Remedial Learning for Students of Class VIII.A Budi Mulia Minggir Junior High School in Cyrcle Topic Academic Year 2014/2015.

Undergraduate Thesis Mathematic Education Study Program, Departement of Mathematic and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta, September 2015.

The Research is aimed to determine the mistakes done students when be given tests (diagnostic test) with a basic subject of a Circle. The mistakes that found in a result of working students had then analyzed to determine methods for remedial learning. Remedial learning is continuation diagnostic measure as upgrading effort of students’ achievement. In remedial learning, student’s difficulties about circle topic will be corrected to support the students in order to understand about circle topic.

The type of research use was exploratory quantitative dan qualitative. Data collected by using the initial test (as a comprehension test), a diagnostic test , interview (teachers field of study and some students) , and test remedial. Test remedial is used as one source of data in this research was intended to compare the result of diagnostic tes and remedial test. While to an instrument test on remedial test, researchers used exams have been equal to exams have been in a diagnostic test, although there have been some changes like the figures used in the matter.

Based on research in Budi Mulia Minggir Junior High School, researcher get some data as result of research, that is the students’ mistakes can be categoried in some kind of mistakes that is misused data (mean of error is 1.12 students for one question), distorted theorem or definition (mean of error is 3 students for one question), technical error (mean of error is 0.5 students for one question), logically invalid inference (mean of error is 0.25 students for one question), unverified solution (mean of error is 0.12 students for one question), do not answer the questions of the tests (mean of error is 7.75 students for one question), and answer the questins without execution steps (mean of error is 2.25 students for one question). After remedial learning and remedial tes, researcher find that much of the students’ achievement is better, there are 57,69% of students increased, 30,76 % not increased, and 11,53 % of students their data are not analyzed because they did not attend any one test (diagnostic test or remedial rest)

Keywords: a learning disability , diagnosis difficulty in resolving circle exams , learning remedial .


(3)

SISWA KELAS VIII.A SMP BUDI MULIA MINGGIR SLEMAN PADA MATERI POKOK LINGKARAN TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

dalam Ilmu Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Damiano Gaudensius Setiawan (111414095)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN REMEDIAL UNTUK SISWA KELAS VIII.A SMP BUDI MULIA MINGGIR SLEMAN PADA MATERI

POKOK LINGKARAN TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

dalam Ilmu Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Damiano Gaudensius Setiawan (111414095)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

Anda terlahir untuk banyak tujuan

Maka adalah baik ketika segalanya

menjadi bagian yang menyentuh

seluruh hari-

hari anda….

Dengan penuh syukur kupersembahkan karyaku kepada: TuhanYesus dan Bunda Maria

Kedua orangtua tercinta Kakak-kakak dan adik-adik tersayang Sahabat dan teman-teman terkasih, dan Almamaterku Universitas Sanata Dharma


(8)

v

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak termuat dalam karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagai mana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,

Penulis


(9)

vi

ABSTRAK

Damiano Gaudensius Setiawan (111414095). “Diagnosis Kesulitan Belajar

dan Pembelajaran Remedial untuk Siswa Kelas VIII.A SMP Budi Mulia Minggir pada Materi Pokok Lingkaran Tahun Ajaran 2014/2015”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, September 2015.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa ketika diberikan tes (berupa tes diagnostik) berkaitan dengan materi pokok lingkaran dan untuk mengetahui uapaya remediasi yang dapat meningkatkan nilai siswa. Kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam hasil kerja siswa itu kemudian dianalisis untuk memastikan langkah remedial yang dapat digunakan guna meningkatkan nilai siswa. Pembelajaran remedial yang merupakan tindak lanjut dari kegiatan diagnostik dimaksudkan untuk melihat apakah siswa mengalami peningkatan berkaitan dengan nilai mereka. Dalam pembelajaran remedial, kesalahan siswa berkaitan dengan materi lingkaran akan diperbaiki untuk membantu siswa dalam memahami materi lingkaran tersebut.

Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah eksploratif kuantitaif dan kualitatif. Data-data dikumpulkan dengan menggunakan tes pemahaman awal, tes diagnostik, wawancara (guru bidang studi dan beberapa siswa), dan tes remedial. Tes remedial dimaksudkan sebagai sumber data untuk membandingkan hasil pada tes diagnostik dan juga tes remedial itu sendiri. Sedangkan instrumen pada tes remedial, peneliti menggunakan soal yang sama dengan soal-soal pada tes diagnostik, walaupun terdapat beberapa perubahan seperti angka-angka yang digunakan dalam soal.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Budi Mulia Minggir tersebut diperoleh beberapa hasil yaitu bahwa kesalahan yang dilakukan siswa dikategorikan menjadi beberapa jenis yaitu kesalahan data, kesalahan konsep dan prinsip, kesalahan teknis, kesalahan logika, kesalahan solusi, kesalahan karena tidak mengerjakan, dan kesalahan karena tanpa proses pengerjaan dengan rata-rata jumlah siswa yang melakukan kesalahan ditiap soalnya adalah 1.12, 3, 0.5, 0.25, 0.12, 7.75, dan 2.25. Setelah dilakukan pembelajaran remedial dan tes remedial ditemukan bahwa sebagian besar siswa menggalami peningkatan nilai. Persentase perbandingan hasil pada tes diagnostik dan tes remediasi yaitu bahwa sebanyak 57,69% siswa mengalami peningkatan nilai dan 30,76% tidak mengalami peningkatan, sedangkan 11,53% lainnya tidak analisis karena tidak mengikuti salah satu tes baik itu tes diagnostik maupun tes remediasi, sehingga tidak ada nilai yang bisa dijadikan faktor pembading untuk menganalisis siswa-siswa tersebut.

Kata Kunci: Kesulitan belajar, diagnosis kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal lingkaran, pembelajaran remedial.


(10)

vii

ABSTRACT

Damiano Gaudensius Setiawan (111414095). “Diagnosis of Student’s

Difficulties study and Remedial Learning for Students of Class VIII.A Budi Mulia Minggir Junior High School in Cyrcle Topic Academic Year 2014/2015.

Undergraduate Thesis Mathematic Education Study Program, Departement of Mathematic and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta, September 2015.

The Research is aimed to determine the mistakes done students when be given tests (diagnostic test) with a basic subject of a Circle. The mistakes that found in a result of working students had then analyzed to determine methods for remedial learning. Remedial learning is continuation diagnostic measure as upgrading effort of students’ achievement. In remedial learning, student’s difficulties about circle topic will be corrected to support the students in order to understand about circle topic.

The type of research use was exploratory quantitative dan qualitative. Data collected by using the initial test (as a comprehension test), a diagnostic test , interview (teachers field of study and some students) , and test remedial. Test remedial is used as one source of data in this research was intended to compare the result of diagnostic tes and remedial test. While to an instrument test on remedial test, researchers used exams have been equal to exams have been in a diagnostic test, although there have been some changes like the figures used in the matter.

Based on research in Budi Mulia Minggir Junior High School, researcher get some data as result of research, that is the students’ mistakes can be categoried in some kind of mistakes that is misused data (mean of error is 1.12 students for one question), distorted theorem or definition (mean of error is 3 students for one question), technical error (mean of error is 0.5 students for one question), logically invalid inference (mean of error is 0.25 students for one question), unverified solution (mean of error is 0.12 students for one question), do not answer the questions of the tests (mean of error is 7.75 students for one question), and answer the questins without execution steps (mean of error is 2.25 students for one question). After remedial learning and remedial tes, researcher find that much of the students’ achievement is better, there are 57,69% of students increased, 30,76 % not increased, and 11,53 % of students their data are not analyzed because they did not attend any one test (diagnostic test or remedial rest)

Keywords: a learning disability , diagnosis difficulty in resolving circle exams , learning remedial .


(11)

viii

HALAMAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Damiano Gaudensius Setiawan

NIM : 111414095

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DAN PEMBELAJARAN REMEDIAL UNTUK SISWA KELAS VIII.A SMP BUDI MULIA MINGGIR SLEMAN

PADA MATERI POKOK LINGKARAN TAHUN AJARAN 2014/2015

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusinya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 12 November 2015 Yang menyatakan


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pembelajaran Remedial untuk Siswa Kelas VIII.A SMP Budi Mulia Minggir pada Materi Pokok Lingkaran” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Perlu penulis akui bahwa dalam seluruh proses penulisan skripsi ini terdapat banyak kendala, namun berkat dukungan, doa, dan semangat serta bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung, skripsi ini bisa terselesaikan. Oleh karena itu, secara khusus penulis ingin berterima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik 4. Bapak Dr. Marselinus Andy Rudhito, S.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah memberikan banyak masukan berharga bagi penulis

5. Kepala SMP Budi Mulia Minggir yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di SMP Budi MuliaMinggir.

6. Ibu Naniek Praptiwidiyati selaku guru bidang studi Matematika di SMP Budi Mulia Minggir yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas VIII.A SMP Budi Mulia Minggir.


(13)

x

7. Siswa dan siswa kelas VIII.A SMP Budi Mulia Minggir yang telah bersedia menjadi subjek penelitian dalam seluruh proses penelitian yang dilakukan penulis 8. Dosen dan staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

9. Kedua orang tuasaya Ignatius Jematu dan Elisabeth Danur serta kakak-kakak saya Yuventus Pongko Miharjo, Maria Hildegardis Melawati, Fransiskus Eugenius Suparjo dan adik-adik saya Anastasius Engelbertus Jematu dan Yosephina Flaviana Nirmala yang selalu mendukung penulis dalam bentuk doa dan semangat yang telah mereka berikan kepada penulis.

10.Para sahabat saya Frederikus Arie, Karolus Dayemsa, Margaretha Septyanna Tri Hartati, Calcilea Deny Krisnawati, Meta Dispini, Meilina Putri, Anastasia Renggani, dan Meta Kusuma Wijayanti serta teman-teman angkatan 2011 yang telah membantu dan mendukung peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang berguna. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 12 November 2015 Penulis


(14)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4


(15)

xii

E. Pembatasan Masalah ... 5

F. Penjelasan Istilah ... 5

G. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Belajar dan Pembelajaran ... 7

B. Kesulitan Belajar Matematika ... 8

C. Diagnosis Kesulitan Belajar ... 9

D. Langkah-Langkah Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika ... 10

E. Prosedur dan Teknik Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika ... 11

F. Pembelajaran Remedial ... 12

G. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran Remedial ... 13

H. Prosedur Pembelajaran Remedial ... 16

I. Prinsip Pembelajaran Remedial ... 19

J. Materi Lingkaran ... 21

K. Jenis-Jenis Kesalahan ... 29

BAB III : METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Setting Penelitian ... 34

C. Bentuk Data ... 34

D. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ... 35

1. Metode Pengumpulan Data ... 35

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 37


(16)

xiii

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian secara Keseluruhan ... 43

G. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 44

BAB IV : HASIL PENELITIAN ... 45

A. Deskripsi Tempat Penelitian ... 45

B. Pelaksanaan Penelitian ... 47

C. Temuan Teknis selama Penelitian ... 49

D. Hasil Penelitian ... 51

E. Pembahasan Akhir ... 96

BAB V : PENUTUP ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 107


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Kisi-kisi Soal Tes Diagnostik dan Remediasi ... 38

Tabel 3.2 : Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara Siswa ... 39

Tabel 3.3 : Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara Guru Bidang Studi ... 39

Tabel 3.4 : Penjadwalan waktu pelaksanaan penelitian ... 44

Tabel 4.1 : Pelaksanaan Penelitian ... 48

Tabel 4.2 : Hasil Tes Pemahaman Awal (KKM=60) ... 52

Tabel 4.3 : Nilai Reabilitas dan Tingkat Kesulitan Soal (KKM=60) ... 53

Tabel 4.4 : Hasil Tes Pemahaman Awal (KKM=75) ... 54

Tabel 4.5 : Nilai Reabilitas dan Tingkat Kesulitan Soal (KKM=75) ... 55

Tabel 4.6 : Materi Remedial Tiap Siswa ... 57

Tabel 4.7 : Peserta Remedial Berdasarkan Indikator ... 62

Tabel 4.8 : Hasil Tes Diagnostik ... 64

Tabel 4.9 : Kategori Kesalahan yang Dilakukan Siswa pada Tes Diagnostik ... 67

Tabel 4.10 : Rekapitulasi dan Persentase Kesalahan Siswa pada Tes Diagnostik ... 69

Tabel 4.11 : Hasil Tes Remedial ... 83

Tabel 4.12 : Kategori Kesalahan yang Dilakukan Siswa pada Tes Remedial .... 86

Tabel 4.13 : Rekapitulasi dan Persentase Kesalahan Siswa pada Tes Remedial . 88 Tabel 4.14 : Perbandingan Nilai pada Tes Diagnostik dan Tes Remedial ... 89

Tabel 4.15 : Perbandingan Jenis Kesalahan Siswa pada Tes Diagnostik dan Tes Remedial ... 91


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Contoh Pusat Lingkaran ... 21

Gambar 2.2 : Contoh Jari-jari Lingkaran ... 22

Gambar 2.3 : Contoh Diameter Lingkaran ... 22

Gambar 2.4 : Contoh yang bukan Diameter Lingkaran ... 22

Gambar 2.5 : Contoh Talibusur ... 23

Gambar 2.6 : Contoh Apotema ... 23

Gambar 2.7 : Contoh Sudut Pusat Lingkaran ... 24

Gambar 2.8 : Contoh Sudut Keliling Lingkaran ... 24

Gambar 2.9 : Contoh Juring ... 25

Gambar 2.10 : Contoh Tembereng ... 25

Gambar 2.11 : Hubungan antara Sudut Keliling dan Sudut Pusat Lingkaran .... 26

Gambar 2.12 : Pembuktian Rumus Luas Daerah Lingkaran ... 27

Gambar 2.13 : Pembuktian Rumus Luas Daerah Lingkaran ... 27

Gambar 4.1 : Peta Kerawanan Kelas VIII.A ... 50

Gambar 4.2 : Diagram Nilai Tes Pemahaman Awal (KKM=60) ... 54

Gambar 4.3 : Diagram Persentase Ketuntasan Belajar pada Tes Pemahaman Awal (KKM=60) ... 54

Gambar 4.4 : Diagram Nilai Tes Pemahaman Awal (KKM=75) ... 56

Gambar 4.5 : Diagram Persentase KKM=75) ... 57

Gambar 4.6 : Diagram Ketuntasan Belajar pada Tes Diagnostik ... 65

Gambar 4.7 : Diagram Persentase Ketuntasan Belajar pada Tes Diagnostik ... 65


(19)

xvi

Gambar 4.9 : Diagram Persentase Ketuntasan Belajar pada Tes Remedial ... 84

Gambar 4.10 : Diagram Perbandingan Tes Diagnostik dan Tes Remedial ... 90

Gambar 4.11 : Contoh Kesalahan Teorema atau Definisi ... 97

Gambar 4.12 : Contoh Kesalahan Data ... 98

Gambar 4.13 : Contoh Kesalahan Teknis ... 99

Gambar 4.14 : Contoh Kesalahan karena Tanpa Proses Pengerjaan ... 99

Gambar 4.15 : Contoh Kesalahan Interpretasi Bahasa ... 100

Gambar 4.16 : Contoh Kesalahan Langkah ... 101


(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A.1 : Jadwal Pelaksanaan pembelajaran Harian ... 109

Lampiran A.2 : Validasi soal oleh dosen pembimbing ... 110

Lampiran A.3 : Validasi soal oleh guru bidang studi ... 116

Lampiran A.4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 123

Lampiran B.1 : Soal-soal Tes Pemahaman Awal ... 127

Lampiran B.2 : Soal-Soal Tes Diagnostik ... 131

Lampiran B.3 : Soal-Soal Tes Remediasi ... 134

Lampiran B.4 : Kunci Jawaban Tes Diagnostik ... 137

Lampiran B.5 : Kunci Jawaban Tes Remediasi ... 143

Lampiran B.6 : Hasil Pekerjaan Siswa pada Tes Diagnostik ... 149

Lampiran B.7 : Hasil Pekerjaan Siswa pada Tes Remediasi ... 161

Lampiran C : Transkrip Wawancara Subjek Penelitian ... 171


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fakta yang tak dapat ditolak adalah bahwa pendidikan di Indonesia masih berada pada taraf pengembangan. Hal ini bisa dimaknai sebagai sebuah konsekuensi dari pendidikan yang jauh dari kata sempurna. Sebuah bukti yang terlihat jelas misalnya pada persoalan kurikulum yang hingga saat ini masih dalam tahap percobaan yang akan sangat mempengaruhi laju dan tingkat perkembangan pendidikan di Indonesia secara umum. Keadaan inilah yang mengundang banyak keprihatinan dari kalangan yang bergerak di dunia pendidikan untuk mengupayakan perubahan dalam sistem pendidikan di Indonesia.

Perubahan dalam tubuh pendidikan di Indonesia sangat diharapkan oleh semua pihak tak terkecuali para guru yang secara langsung bergelut di dalamnya. Ada begitu banyak langkah yang perlu dan bisa dilakukan menuju perubahan tersebut, namun tidak menutup kemungkinan adanya berbagai tantangan yang akan dihadapi termasuk dari diri siswa itu sendiri. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah dari diri siswa. Hal ini didasarkan pada karakter para siswa yang beraneka-ragam sehingga guru perlu memahami semua karakter tersebut secara mendalam, artinya ada sebuah tuntutan yang mengharuskan seorang calon guru untuk mulai menanamkan sebuah komitmen bahwa taraf kemampuan berpikir dari siswa senantiasa berbeda.


(22)

Jika dikaitkan dengan bidang psikologi anak, karakter yang dimiliki oleh seorang siswa akan sangat mempengaruhi cara belajarnya. Jadi bisa dibayangkan besarnya tantangan yang dihadapi oleh para guru ketika berhadapan dengan jumlah siswa yang jumlahnya tidak sedikit sehingga berdampak pada sulitnya memberikan pemahaman secara merata kepada para siswa. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian terkait apa yang menjadi masalah siswa dalam memahami materi pelajaran (kesulitan belajar) yang selanjutkan akan dibantu dengan pembelajaran remedial sebagai opsi pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa. Hal ini juga akan sangat membantu peneliti untuk melihat dan memahami tingkat pemahaman siswa berkaitan dengan ilmu matematika yang secara khusus akan dibahas mengenai materi Lingkaran di SMP Kelas VIII. Peneliti memilih materi lingkaran pada peneltian ini karena selain hendak disesuaikan dengan materi yang diajarkan di kelas VIII semester II, juga karena peneliti merasa bahwa materi lingkaran adalah materi yang memiliki banyak prinsip (rumus-rumus), sehingga peneliti tertarik untuk menganalisis kemampuan siswa dalam menguasai prinsip-prinsip tersebut.

Peneliti meyakini ada banyak langkah yang semestinya bisa ditempuh untuk mencapai sistem dan kualitas pendidikan yang lebih baik. Perubahan dalam dunia pendidikan menjadi penting mengingat Negara Indonesia yang masih berusaha untuk terus maju dan berkembang. Perlu diakui bahwa untuk mencapai perubahan itu tentunya bukanlah hal yang instan. Bagi peneliti sendiri, salah satu langkah kecil yang bisa ditempuh untuk mencapai


(23)

perubahan tersebut adalah dengan memahami kesulitan siswa dalam mempelajari suatu materi. Oleh karena itu peneliti merasa penting untuk membahas kesulitan belajar siswa dalam penelitian ini. Sebagai seorang calon guru, peneliti mempunyai kewajiban untuk melaksanakan tugas utama yang telah diamanatkan kepada seorang guru.

Tak dapat ditolak bahwa dalam ilmu matematika, ada banyak hal (materi pembelajaran) yang menjadi kesulitan bagi para siswa. Kenyataan inilah yang menjadi alasan mendasar mengapa kehadiran seorang guru begitu penting untuk membantu para siswa keluar dari persoalan yang mereka hadapi. Kesulitan belajar menjadi tantangan tersendiri bagi seorang guru. Bahwasannya kesulitan siswa menjadi bagian dari tanggung jawab seorang guru. Oleh karena itulah, sebagai seorang calon guru, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian berkaitan dengan kesulitan belajar siswa. Hal inilah yang nantinya dapat menjadi bekal yang amat berharga bagi peneliti untuk belajar menjadi seorang guru yang mengerti dan memahami tanggung jawabnya. Salah satu langkah/metode yang hendak dilakukan oleh peneliti adalah dengan memberikan pembelajaran remedial kepada siswa. Peneliti berharap bahwa dengan adanya pembelajaran remedial ini, para siswa yang menjadi subjek penelitian dapat dengan mudah memahami materi lingkaran dalam ilmu matematika.


(24)

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang jadi alasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari materi lingkaran terutama pada latihan soal-soal.

2. Kegiatan ini dilakukan di sekolah yang melibatkan siswa SMP Budi Mulia Minggir kelas VIII.A sebagai subjek penelitian.

C. Rumusan Masalah

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti akan mengkaji beberapa masalah yang akan dicari jawabannya. Beberapa masalah tersebut akan peneliti rangkum dalam beberapa rumusan masalah seperti berikut ini:

1. Jenis kesalahan apa saja yang sering dilakukan siswa ketika mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan lingkaran?

2. Bagaimana hasil upaya remedial yang dilakukan untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan ketika mengerjakan soal-soal lingkaran

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini terdiri dari dua bagian penting yaitu:

1. Mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal-soal lingkaran?

2. Mengetahui bagaimana hasil upaya remedial untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengerjakan soal-soal lingkaran?


(25)

E. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya dan mengingat adanya masalah yang muncul dalam upaya pemahaman materi Lingkaran, peneliti merasa penting untuk membatasi lingkup pembahasan penelitian. Adapun pembatasan masalah yang dimaksud adalah penelitian yang dilakukan untuk melihat, menelaah, dan mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dalam mempelajari matematika khususnya materi mengenai Lingkaran, yang bertujuan untuk melihat tingkat perubahan dari peningkatan dari segi pemahaman berkaitan dengan materi lingkaran.

F. Penjelasan Istilah

Dalam penelitian ini, ada dua istilah penting yang digunakan oleh peneliti sebagai bagian inti dan pokok demi terlaksananya penelitian ini. Dua istilah tersebut adalah Diagnosis dan Remidiasi. Secara umum, yang dimaksudkan dengan diagnosis kesulitan belajar siswa adalah mendalami, menelaah, dan mengkaji apa yang menjadi kesulitan belajar siswa. Sedangkan remidiasi mengandung arti sebagai tindak lanjut dari tindakan diagnosis yang telah dilakukan sebelumnya yaitu upaya perbaikan (cara mengatasi) mengenai kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa tersebut.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu: 1. Manfaat teoritis


(26)

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat membantu para siswa dalam memahami materi Lingkaran sebagai bagian dari pembelajaran matematika yang memiliki tingkat keabstrakan yang berbeda-beda.

2. Manfaat praktis a. Bagi Guru

Manfaat penelitian ini bagi para guru adalah agar para guru dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

b. Bagi Siswa

Penelitian yang dilakukan sangat bermanfaat bagi para siswa. Seperti pada penjelasan sebelumnya yaitu bahwa melalui penelitian ini, para siswa dapat terbantu dalam memahami materi Lingkaran. Dampak lanjutannya pun berupa meningkatkan hasil belajar siswa terkait materiLingkaran.

c. Bagi Peneliti

Sebagai seorang calon guru, penelitian ini bermanfaat bagi diri peneliti yaitu selain untuk menambah pengalaman, juga sebagai kesempatan untuk belajar menjadi seorang guru yang mampu mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh para siswa.


(27)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A.Belajar dan Pembelajaran

Pendidikan sebagai “kekuatan masa depan” seyogyanya dapat memberikan pengaruh positif bagi setiap langkah dan keputusan yang hendak diambil demi membangun bangsa yang bermartabat. Salah satunya dapat dilakukan melalui kegiatan belajar. Pada hakekatnya belajar adalah sebuah kegiatan berproses dan merupakan hal mendasar dalam pelaksanaan setiap jenis dan tingkatan pendidikan yang berarti bahwa keberhasilan dalam pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada keberhasilan dari setiap proses dan tahapan belajar yang dilakukan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, hal:23) menjelaskan bahwa belajar merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk memperoleh kepandaian atau ilmu pengetahuan. Menurut Syah (dalam Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 119-120)) belajar adalah kegiatan yang bertahap untuk memberikan perubahan berarti bagi prilaku siswa sebagai hasil interaksi dengan keadaan lingkungan yang tentunya melibatkan aspek kognitif. Sedangkan menurut Sardjana (dalam Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 120-121)) belajar adalah sebuah proses yang ditandai dengan adanya perubahan dalam diri seseorang (siswa) yang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk misalnya perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lainnya yang ada pada siswa tersebut.


(28)

Dari beberapa penjelasan di atas, peneliti bisa menyimpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses yang akan melewati beberapa tahapan. Dengan kata lain, belajar adalah kegiatan berproses dan bertahap yang dimaksudkan agar dapat memberikan pengaruh dan perubahan berarti dalam diri siswa yang sedang belajar tersebut. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dalam setiap aspek kehidupan siswa yang berkaitan dengan bagian kognitifnya seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kebiasaan dan kecakapan mereka. Sedangkan kata pembelajaran mengarah pada proses belajar yang hendak dilaksanakan. KBBI menjelaskan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan untuk menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

B.Kesulitan Belajar Matematika

Adalah suatu keharusan yaitu bahwa setiap siswa memiliki kesempatan dan berhak untuk mendapatkan pelayanan yang sama untuk berkembang secara optimal berdasarkan kemampuan, kecerdasan, bakat, dan minatnya. Kenyataan ini mengarah pada makna pendidikan yang paling luas yang memainkan peran besar untuk mewujudkan perubahan berarti dan besar dalam diri siswa (siswa). Perubahan itu tentunya mesti didukung oleh kemampuan, kecerdasan, bakat, dan minat dari para siswa yang perlu ditempa dengan baik dan benar.


(29)

Tak dapat dipungkiri bahwa pendidikan menjadi sebuah kekuatan yang amat besar bagi perkembangan pribadi siswa, sehingga tak jarang pendidikan sering diibaratkan dengan sebuah ͞kekuatan masa depan͟. Oleh karena itu peneliti merasa perlu untuk melakukan diagnosis kesulitan belajar siswa sebagai salah satu langkah awal yang kiranya dapat memberikan sumbangan berarti bagi tercapainya perubahan besar dalam diri siswa. Apa maksud dari diagnosis kesulitan belajar siswa itu sendiri?

C. Diagnosis Kesulitan Belajar

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa kata diagnosis memiliki beberapa arti. Jika dikaitkan dengan ilmu kesehatan, diagnosis dapat dipahami sebagai bagian dari upaya untuk menentukan jenis penyakit dengan cara meneliti (memeriksa) gejala-gejalanya menggunakan alat-alat medis seperti laboratorium klinik, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam ilmu sosial (secara umum), diagnosis adalah pemeriksaan terhadap suatu hal.

Berdasarkan pengertian di atas, bisa disimpulkan bahwa diagnosis dalam dunia pendidikan khususnya berkaitan dengan kesulitan belajar siswa (dalam bidang matematika) mengacu pada upaya untuk menentukan kesulitan yang dihadapi oleh para siswa terkait hal-hal matematis dengan cara meneliti, menelaah, memeriksa, dan mengkaji apa yang menjadi faktor penyebab kesulitan belajar siswa dengan menggunakan instrumen-instrumen dan media


(30)

pembelajaran seperti latihan soal, pemberian materi, penilaian, dan lain sebagainya.

D.Langkah-Langkah Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika

Ketika hendak melakukan diagnosis kesulitan belajar, perlu adanya langkah-langkah yang harus dilaksanakan secara terstruktur sehingga kegiatan diagnosis yang dilaksanakan berjalan dengan baik. Berikut ini ada beberapa langkah teoritis berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Ross dan Stanley (1956) dalam buku yang berjudul Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pembelajaran Remedial tulisan M. Entang (1984; p: 16-17) yang hendak dilakukan peneliti dalam melakukan diagnosis kesalahan siswa dalam memahami materi matematika dengan materi pokok lingkaran:

Bagaimana kesulitan tersebut dicegah pada kasus-kasus matematis lain?

Mengapa para siswa tersebut mengalami kesulitan dalam memahami materi lingkaran?

Siswa mana yang mengalami kesulitan dalam memahami materi lingkaran?

Bagaimana dan dimanakah kesulitan-kesulitan itu dilokalisasikan?

Langkah-langkah penyelesaian apa yang bisa dilakukan untuk memecahkan persoalan


(31)

E.Prosedur dan Teknik Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika

Pada dasarnya ada beberapa prosedur yang bisa ditempuh ketika hendak melakukan tindakan diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan satu prosedur yakni dengan mengidentifikasi kelemahan belajar siswa. Identifikasi kelemahan belajar tersebut bisa dilakukan dengan cara menandai dan memastikan siswa mana (dalam satu kelompok belajar) yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika dengan membandingkan hasil belajar dengan kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berikut ini akan dijelaskan secara lebih rinci berkaitan dengan prosedur dan teknik diagnosis kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran materi lingkaran:

1. Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan

Mengidentifikasi siswa yang mengalami masalah dalam belajar matematika dapat dilakukan dengan cara-cara atau teknik-teknik berikut ini yaitu:

a. Menandai siswa dalam satu kelas yang diperkirakan mengalami masalah dalam mempelajari dan memahami materi lingkaran. Pada tahap ini, cara yang bisa dilakukan adalah membandingkan prestasi siswa dalam kelas dengan standar ketuntasan atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Tekniknya dapat ditempuh dengan berbagai cara seperti meneliti hasil tes pemahaman awal siswa sebelum melakukan tes diagnostik atau dengan memeriksa buku catatan siswa.


(32)

2. Identifikasi masalah

Cara mengidentifikasi jenis kesalahan siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara yang dimungkinkan artinya indentifikasi masalah kesulitan belajar siswa bersifat fleksibel tergantung pada kebutuhan. Misalnya dengan menggolongkan jenis-jenis kesalahan ke dalam kategori-kategori tertentu seperti kesalahan teknis, kesalahan konsep, dan lain sebagainya.

F. Pembelajaran Remedial

Secara etimologis kata remedial berasal dari bahasa inggris yaitu remedy yang berarti obat, memperbaiki, atau menolong. Dalam KBBI dijelaskan bahwa remedial adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan perbaikan. Berkaitan dengan hal pengajaran, remedial mengandung arti pengajaran ulang bagi siswa yang memiliki hasil belajar di bawah standar kelulusan yang telah ditetapkan, sedangkan lebih lanjut dijelaskan juga bahwa segala sesuatu yang menjadi tindakan dan proses perbaikan (penyembuhan) tersebut adalah sebuah kegiatan remediasi.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh M. Entang (1984, p: 10). Beliau berpendapat bahwa kegiatan remediasi adalah kegiatan yang tujuannya mengarah pada segala cara yang mungkin dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa baik secara pencegahan (preventif), secara penyembuhan (kuratif), maupun secara pengembangan (developmental) berdasarkan hasil diagnosis yang berisi tentang data informasi yang


(33)

memungkinkan kegiatan penyembuhan tersebut terlaksana dengan baik dan benar.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa remediasi dalam pembelajaran matematika adalah sebuah tindakan yang perlu dilakukan sebagai lanjutan dari tindakan diagnosis. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membantu para siswa dalam menyelesaikan masalah kesulitan belajar matematika yang sedang mereka hadapi. Bantuan tersebut berupa cara penyembuhan/perbaikan, pencegahan, dan cara pengembangan belajar siswa agar kesulitan tersebut bisa diminimalkan.

G. Pendekatan, Metode, dan Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

1. Pendekatan pembelajaran remedial

Pendekatan pembelajaran remedial yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah pendekatan dan metode yang dikemukan oleh M. Entang (1984; p: 32-33) dalam bukunya yang berjudul Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran remedial. Secara sederhana beliau menjelaskan tiga pendekatan yang digunakan dalam melakukan pembelajaran remedial yang kemudian diperjelas oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004) dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar lebih lanjut menjelaskan tiga

pendekatan di atas secara lebih mendalam yaitu pencegahan, penyembuhan, pengembangan. Namun pada pelaksanaan penelitian ini, peneliti hanya menggunakan pendekatan penyembuhan (kuratif). Peneliti


(34)

tidak menggunakan pendekatan pencegahan dan pengembangan karena beberapa alasan sebagai berikut:

a. Pendekatan preventif (pencegahan). Metode ini tidak digunakan karena pembelajaran remedial pada hakekatnya adalah upaya penyembuhan, bukan pencegahan. Jadi secara eksplisit dijelaskan bahwa telah terjadi suatu fenomena (kesalahan-kesalahan siswa) yang kemudian akan diperbaiki sehingga materi yang dipelajari bisa lebih dimengerti.

b. Pendekatan development (pengembangan). Metode ini tidak digunakana atas pertimbangan bahawa pada hakekat pendekatan pengembangan yang menuntut upaya peneliti untuk memonitor secara terus-menerus kegiatan siswa sebagai subjek penelitian selama proses belajar mengajar berlangsung, sementara peneliti memiliki waktu yang terbatas untuk melaksanakan penelitian.

2. Metode pembelajaran remedial

Berbeda dengan pendekatan pembelajaran remedial, metode pembelajaran remedial adalah segala sesuatu yang menjadi cara untuk digunakan dalam keseluruhan kegiatan belajar mulai dari fase identifikasi masalah sampai pada tahap akhir sehingga persoalan itu bisa terpecahkan. Dalam penelitian ini, metode pembelajaran yang digunakan peneliti adalah:


(35)

a. Metode pemberian latihan soal (tugas).

Pemberian latiahan soal-soal pada pembelajaran remedial dimaksudkan untuk membiasakan siswa untuk mengerjakan soal-soal tentang lingkaran sehingga mereka dapat belajar tentang cara menyelesaikan soal-soal tersebut.

b. Metode Tanya-jawab

Metode tanya jawab pada pembelajaran remedial dimaksudkan untuk memberikan umpan balik kepada siswa sehingga mereka teransang untuk mencari jawaban dari apa yang ditanyakan. Pemberian pertanyaan dikhususkan untuk siswa yang memiliki kesalahan atau kesulitan pada hal yang ditanyakan.

c. Metode tutorial (ceramah)

Metode tutorial yang dimaksudkan adalah metode pembelajaran dengan memberikan penjelasan kepada para siswa tentang materi yang diajarkan termasuk juga materi yang dirasa sulit ketika mengerjakan soal-soal.

d. Metode pengajaran secara individu

Pengajaran secara individu bisa dalam bentuk bimbingan kepada siswa ketika sedang mengerjakan soal-soal latihan di papan tulis. Siswa yang mengerjakan soal di papan tulis adalah siswa yang memiliki kesulitan terkait apa yang dikerjakannya di papan tulis, artinya pengajaran secara individu adalah pengajaran berdasarkan


(36)

kesalahan yang dilakukan siswa. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa pada sesi wawancara juga akan dilakukan hal serupa.

3. Pembelajaran remedial

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memanfaatkan jam pelajaran matematika di sekolah untuk melakukan pembelajaran remedial. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti melakukan penelitian dan penilaian terhadap seluruh siswa kelas VIII.A SMP Budi Mulia Minggir, sehingga peneliti juga mampu mengkondisikan semua siswa yang dijadikan sebagai subjek penelitian.

H. Prosedur Pembelajaran Remedial

Pada dasarnya pembelajaran remedial adalah kegiatan lanjutan dari kegiatan diagnosis terhadap kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Pembelajaran remedial akan dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan yang dimaksudkan agar masalah yang dihadapi oleh siswa dapat terselesaikan. Prosedur pembelajaran remedial yang dilakukan peneliti mengikuti apa yang dikemukan oleh M. Entang (1987; p: 31-32) dalam buku yang sama yaitu sebagai berikut:

1. Menelaah kembali siswa yang membutuhkan upaya remediasi.

Secara sederhana kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai persoalan yang sedang dihadapi oleh siswa. Persoalan yang dimaksud dalam hal ini adalah kelemahan apa yang dihadapi, letak kelemahan, faktor penyebab terjadinya kelemahan tersebut,


(37)

apakah kelemahan tersebut bisa diupayakan pemecahannya, berapa lama upaya tersebut dilakukan, dan kapan itu dilakukan.

2. Membuat alternatif tindakan yang bisa digunakan sebagai bagian dari prosedur pelaksanaan pembelajaran remedial. Setelah mendapat gambaran mengenai keadaan siswa, akan dilakukan perencanaan berkaitan dengan tindakan penyembuhan yang tentunya sesuai dengan karakteristik kesulitan yang dihadapi. Ada beberapa alternative tindakan yang bisa dilakukan yakni:

a) Review materi. Pada tahap ini, pendidik dan siswa bisa diminta untuk:

1) Mengingat kembali tentang berbagai istilah yang harus dipahami yang terdapat dalam mteri lingkaran, misalnya yang berkaitan dengan unsure-unsur dan bagian-bagian lingkaran.

2) Mengingat kembali bagian-bagian yang dianggap penting dan merupakan kelemahan bagi siswa tersebut.

3) Membuat daftar pertanyaan yang dimaksudkan agar mengarahkan siswa dalam mempelajari materi tersebut. Pada bagian ini, secara khusus pertanyaan akan diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.

4) Memberi motivasi dan semangat untuk belajar

5) Menyediakan waktu untuk berdiskusi dan menjawab pertanyaan dari siswa bila mendapat kesulitan.

b) Mencoba alternatif kegiatan lain. Dalam kegiatan ini, siswa diminta untuk mencoba alternative kegiatan lain yang tentunya setara dengan


(38)

kegiatan belajar mengajar yang telah ditempuhnya dan mempunyai tujuan yang sama dengan KBM yang telah dilakukan sebelumnya. Untuk itu siswa perlu diberikan pengarahan tentang:

1) Kegiatan apa yang harus dikerjakan oleh siswa tersebut misalnya dengan melakukan kegiatan belajar berkelompok

2) Memberikan latihan soal-soal yang kemudian dijadikan PR sebagai bahan penunjang agar siswa mampu membangun pemahamannya sendiri berkaitan dengan materi lingkaran

3) Bagian mana yang harus mendapat penekanan khusus.

4) Pertanyaan apa yang harus diajukan untuk lebih memusatkan perhatian terhadap inti persoalan.

5) Cara yang sebaiknya untuk memahami dan menguasai materi tersebut.

3. Evaluasi pengajaran remedial

Sebagai bagian akhir dari kegiatan pengajaran remedial ini, evaluasi kegiatan penting untuk dilakukan mengingat adanya kemungkinan bahwa tidak semua yang diajarkan dapat diterima dengan baik oleh siswa baik dari segi pendekatan, metode, ataupun model pengajaran yang diterapkan. Selain itu, evaluasi juga menjadi penting untuk melihat hasil/pencapaian siswa setelah mengikuti pengajaran remedial. Tujuan paling mendasar adalah adalah tercapainya kriterian ketuntasan minimal yang diharapkan. Namun, jika masih ditemukan masalah serupa (kesulitan belajar),


(39)

hendaknya dilakukan kembali diagnosis dan pengajaran remedial berikutnya.

I. Prinsip Pembelajaran Remedial

Ketika hendak melakukan pembelajaran remedial tentu dibutuhkan beberapa prinsip sebagai acuan atau pedoman pelaksanaannya. Buku Sistem Penilaian KTSP, Pembelajaran Remedial yang diterbitkan oleh Diktorat pendidikan Nasional menjelaskan lima buah prinsip yang perlu diterapkan dalam pembelajaran remedial yaitu:

1. Prinsip Adaptif

Tak dapat ditolak bahwa setiap individu mempunyai karakater yang beraneka ragam. Hal demikian berlaku juga bagi para siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan yang adaptif (penyesuaian) sehingga pembelajaran remedial dapat disesuaikan dengan kecepatan siswa dalam memahami materi remedial dan juga disesuaikan dengan gaya belajar mereka.

2. Interaktif

Membangun komunikasi yang baik dengan siswa adalah inti dari prinsip ini. Prinsi interaktif ini menuntut adanya model belajar yang dialog-partisipatif dengan siswa. Selain itu, prinsip interakif penting untuk digunakan mengingat yang menjadi subjek dalam hal ini adalah siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan membutuhkan bimbingan dan pelayanan lebih dalam. Bimbingan dan pelayanan bisa


(40)

dilakukan dengan cara memonotoring dan mengawasi untuk mengetahui tingkat kemajuan belajar mereka.

3. Fleksibel dalam metode pembelajaran dan penilaian

Fleksibel yang dimaksud dalam hal ini adalah bahwa metode yang digunakan dalam pengajaran remedial tidak terpaku pada metode tertentu yang kemudian menjadi hal baku untuk diterapkan. Dalam kasus seperti ini, diharapkan metode yang digunakan bisa disesuaikan dengan karakter siswa. Demikian juga halnya dengan penilaian yang hendak diterapkan. 4. Pemberian umpan balik sesegera mungkin

Pemberian umpan balik ini dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan terjadinya kekeliruan dari siswa terkait materi remedial yang dibelajarkan. Hal ini perlu dilakukan sesegera mungkin sebagai langkah preventif sehingga siswa tidak berlarut-larut dalam kebingungan yang dihadapi. Pemberian umpan balik ini hendaknya bersifat korektif (membenarkan) dan konfirmatif (menegaskan).

5. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan

Prinsip ini menekankan adanya hubungan antara kegiatan belajar regular dengan kegiatan belajar remedial. Kesinambungan antara kedua kegiatan belajar ini akan turut membantu siswa dalam memahami materi, karena apa yang telah mereka dapatkan dalam kegiatan belajar regular kembali diajarkan pada kegiatan belajar remedial.


(41)

J. Materi Lingkaran

1. Pemahaman dasar

Lingkaran adalah himpunan semua titik yang berjarak sama terhadap suatu titik tertentu. Jarak tersebut adalah sebuah jari-jari dan titik tertentu yang dimaksud adalah pusat lingkaran. Nama lingkaran biasanya sesuai dengan nama titik pusatnya. Jarak dari titik pusat ke semua titik pada lingkaran disebut dengan jari-jari dan biasanya disimbolkan dengan huruf r. Unsur lingkaran meliputi:

a) Pusat lingkaran: merupakan titik tengah lingkaran, dimana jarak titik tersebut dengan titik manapun pada lingkaran selalu tetap.

Gambar 2.1: Contoh Pusat Lingkatan

Perhatikan gambar di samping! Titik O adalah pusat dari lingkaran O, dan titik L adalah pusat dari lingkaran T


(42)

b) Jari-jari lingkaran: merupakan jarak dari titik pusat ke lingkaran. Contoh:

c) Diameter lingkaran: sebuah segmen garis yang membagi dua lingkaran sama besar. Artinya garis tersebut melalui pusat lingkaran. Secara matematis dapat ditulis d = 2r

Contoh:

Perhatikan kedua gambar di bawah ini!

Perhatikan gambar di samping! Sebuah lingkaran mempunyai titik pusat P (Lingkaran P) dan sebuah titik Q terletak pada lingkaran, maka jarak (panjang segmen garis PQ) adalah jari-jari lingkaran (r)

Gambar 2.3: Contoh Diameter Lingkaran

Panjang segmen garis AB adalah diameter lingkaran. Sedangkan segmen garis OA dan OB adalah jari-jari lingkaran. Maka OB= OA + OB sehingga (d= 2r)

Gambar 2.4: Contoh yang bukan Diameter Lingkaran

Gambar di atas bukanlah diameter lingkaran, walaupun OA + OB = 2r, karena OA dan OB tidak membagi dua lingkaran O sama besar.


(43)

d) Tali busur: ruas garis yang kedua titik ujungnya berada pada lingkaran. Dengan kata lain tali busur adalah sebuah garis lurus yang menghubungkan dua titik pada lingkaran. Akibatnya diameter pada lingkaran merupakan tali busur terpanjang pada lingkaran.

Contoh:

e) Apotema: ruas garis terpendek yang menghubungkan titik pusat lingkaran dengan tali busur pada lingkaran

Contoh:

Perhatikan gambar di samping!

Yang dimaksudkan dengan tali busur seperti AD, AB, BC, dan CD. Akibatnya bias disimpulkan bahwa tali busur terpanjang dari sebuah lingkaran adalah diameter lingkaran.

Perhatikan gambar di samping!

PQ adalah jarak terpendek titik P (sebagai pusat lingkaran) dengan tali busur RS, akibatnya PQ adalah apotema pada lingkaran P.

Gambar 2.5: Contoh Talibusur


(44)

f) Sudut pusat: sudut yang titik pusatnya adalah titik pusat lingkaran. Contoh:

g) Sudut keliling: sudut yang kedua kaki sudutnya berimpit dengan tali busur dengan sudut pusat pada keliling lingkaran.

Contoh:

Perhatikan gambar di samping!

Yang dimaksudkan dengan sudut pusat lingkaran pada gambar di samping adalah ∠ �

Perhatikan gambar di samping!

Yang dimaksudkan dengan sudut keliling lingkaran pada gambar di samping adalah ∠

Gambar 2.7: Contoh Sudut Pusat Lingkaran

Gambar 2.8: Contoh Sudut Keliling Lingkaran


(45)

Sedangkan bagian-bagian lingkaran meliputi 2 bagian penting yaitu: a) Juring: daerah di dalam lingkaran yang dibatasi oleh dua buah jari-jari

dan busur lingkaran. Contoh:

b) Tembereng: daerah lingkaran yang dibatasi oleh tali busur dan busur lingkaran.

contoh:

Perhatikan gambar di samping! Juring pada gambar di samping adalah daerah yang diarsir yaitu daerah yang dibatasi oleh jari-jari OB, jari-jari OA, dan Busur OB.

Perhatikan gambar di samping!

Tembereng pada gambar di samping adalah daerah yang diarsir yaitu daerah yang dibatasi oleh tali busur AB dan busur AB.

Gambar 2.9: Contoh Juring

Gambar 2.10: Contoh Tembereng


(46)

2. Hubungan antara sudut pusat dan sudut keliling lingkaran.

Jika sebuah sudut pusat mengarah ke busur yang sama dengan sudut keliling, maka besar sudut pusat adalah 2 kali sudut keliling seperti pada gambar berikut:

3. Menghitung luas dan keliling lingkaran a. Menemukan pendekatan nilai pi (�

Pi (� memiliki nilai sebesar 22

7 atau setara dengan 3,14. Untuk

menentukan besar nilai pi (� tersebut, maka dilakukan pendekatan antara diameter lingkaran dengan keliling lingkaran yang diukur dengan menggunakan tali atau sejenisnya dimana keliling lingkaran dibandingkan dengan diameter lingkaran atau secara matematis dapat ditulis pi (� = � � � � � � ��� �

��� � � � � ���

O

C

B A

Sebuah lingkaran berpusat di titik O.

∠ � = . ∠ Atau

∠ = . ∠ �

Gambar 2.11: Hubungan antara Sudut Pusat dan Sudut Keliling Lingkaran


(47)

b. Menentukan keliling lingkaran

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan masalah berkaiatan dengan cara menentukan nilai pi (� yaitu bahwa nilai pi (� = � � � � � � ��� �

��� � � � � ��� , sehingga dengan aturan perkalian silang

dapat diketahui keliling lingkaran yakni � � = � × dengan panjang diameter (d) = 2 x jari-jari (r). Jadi, = � atau = � .

c. Menghitung luas lingkaran

Secara historis, cara menentukan rumus luas lingkaran adalah dengan menggunakan pendekatan luas persegi panjang seperti pada gambar berikut ini:

Dari gambar di atas tampak bahwa sebuah lingkaran dengan jejari r dipotong menjadi 12 bagian yang sama besar kemudian disusun membentuk bidang yang hamper serupa dengan persegi panjang, sehingga terlihat bahwa lebar bidang tersebut adalah r dan panjangnya adalah setengah keliling lingkaran yaitu � , sehingga :

Gambar 2.12: Pembuktian Rumus

Luas Lingkaran

Gambar 2.13: Pembuktian Rumus


(48)

= × = � × = � 2

4. Menghitung luas juring dan luas tembereng a. Menghitung luas juring

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu bahwa juring adalah bagian lingkaran yang mana daerahnya dibatasi oleh 2 buah segmen garis yang membentuk jari-jari dan sebuah busur lingkaran yang menghubungkan titik ujung dari kedua segmen garis tersebut. Itu artinya juring dapat diartikan sebagai bagian lingkaran yang telah dipotong. Maka untuk mencari luas juring dapat menggunakan aturan sebagai berikut:

Misalnya diketahui sebuah juring lingkaran dengan besar sudut pusatnya adalah �, maka berlaku:

6 0 =

� � �

6 0 =

� 2

Dimana 6 0 adalah total besar sudut dalam satu lingkaran penuh.

b. Menghitung luas tembereng

Menghitung luas tembereng adalah lanjutan dari bagian sebelumnya yaitu menghitung luas juring. Cara mencari luas tembereng dapat dilakukan dengan cara/langkah berikut ini:


(49)

1. Menghitung luas juring

2. Menghitung luas segitiga yang terbentuk dalam juring

3. Menghitung luas tembereng dengan cara Luas juringdikurangi dengan luas segitiga.

K. Jenis-jenis Kesalahan dalam pengerjaan soal.

Pada pelaksanaan penelitian, peneliti mengkategorikan jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa yang dikutip dari jurnal tulisan Nitsa Movshovits, Hadar, Orit Zaslavsky, dan Shlomo Inbar (1987) yang berjudul An Empirical Classification Model for Error in High School Mathematics. Disana dijelaskan secara detail berkaitan dengan jenis kesalahan yang dilakukan siswa seperti berikut ini:

1. Kesalahan Data

Jenis kesalahan data yang dimaksudkan dalam kategori ini adalah jenis kesalahan yang dapat dihubungkan dengan data yang diketahui dengan apa yang ditangkap siswa. Jenis kesalahan data meliputi:

a. Menambahkan data yang tidak ada hubungannya dengan soal b. Mengabaikan data penting dari soal yang diberikan

c. Menguraikan syarat-syarat (dalam pembuktian, perhitungan) yang sebenarnya tidak dibutuhkan dalam masalah

d. Mengartikan informasi tidak sesuai dengan teks yang sebenarnya e. Mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang tidak


(50)

f. Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel yang lain g. Salah menyalin data

2. Kesalahan menginterpretasikan bahasa Kategori jenis kesalahan ini meliputi:

a. Mengubah bahasa sehari-hari ke dalam bentuk persamaan matematika dengan arti yang berbeda

b. Menuliskan simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang artinya berbeda

c. Salah mengartikan grafik

3. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan

Kategori jenis kesalahan ini merupakan kesalahan-kesalahan dalam menarik kesimpulan dari suatu informasi yang diberikan atau dari kesimpulan sebelumnya, yaitu:

a. Dari pernyataan implikasi ⇒ , siswa menarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Bila diketahui maka pasti terjadi 2) Bila salah maka juga salah

b. Mengambil kesimpulan tidak benar, misalnya memberikan sebagai akibat dari tanpa dapat menjelaskan urutan pembuktian yang betul 4. Kesalahan teorema atau definisi

Kategori jenis kesalahan ini merupakan penyimpangan dari prinsip, aturan, teorema atau definisi yang pokok. Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan sebagai berikut:


(51)

a. Menerapkan teorema pada kondisi yang tidak sesuai, misalnya menerapkan rumus untuk mencari tembereng ketika hendak mengerjakan soal yang berkaitan dengan juring.

b. Menerapkan sifat distributif untuk fungsi atau operasi yang bukan distributif, misalnya + = +

c. Tidak teliti atau tidak tepat dalam mengutip definisi, rumus, atau teorema, misalnya − 2 = 2 + − 2

5. Kesalahan langkah

Kategori ini terjadi jika setiap langkah yang diambil oleh siswa tidak memiliki hubungan satu sama lain, artinya terdapat perbedaan langkah yang diambil siswa dengan langkah sebelumnya. Misalnya ketidaksesuaian rumus dengan apa yang dijabarkan selanjutnya sehingga jawaban yang didapatkan menjadi salah.

6. Kesalahan teknis Kategori ini meliputi:

a. Kesalahan perhitungan

b. Kesalahan dalam mengutip data dari tabel

c. Kesalahan dalam memanipulasi simbol-simbol aljabar dasar, misalnya menulis − × − sebagai pengganti dari − −


(52)

32 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan mengenai metodologi penelitian yang digunakan oleh peneliti termasuk di dalamnya adalah subjek dan objek penelitian. Selain itu dalam bab ini, peneliti akan menjelaskan setting penelitian, rencana tindakan, instrumen penelitian teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.

A.Jenis Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksploratif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Eksploratif yang dimaksud dalam hal ini adalah sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan secara luas dan mendalam terkait hal-hal yang mempengaruhi suatu fenomena. Fenomena yang yang dimaksud adalah hal-hal yang terjadi adalah kesulitan belajar siswa dalam mempelajari matematika pada pokok bahasan Lingkaran.

Peneliti menggunakan metode ini karena penelitian yang dilakukan berada dalam ruang lingkup kelas dan cara mengatasi masalah yang dihadapi beberapa siswa kelas VIII.A di SMP Budi Mulia Minggir serta diharapkan tindakan yang diberikan dapat berlangsung sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Selain itu, peneliti menggunakan metode penelitian ini karena prosedur penelitian ini menggunakan ukuran kuantitatif untuk menentukan dan memastikan banyaknya siswa yang mengalami kesulitan belajar dan menghasilkan data deskriptif dari siswa yang diamati dan dianalisis.


(53)

Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa model tindakan. Peneliti memilih untuk menggunakan model penelitian yang didasarkan pada diagnosis kesulitan belajar siswa. Seperti yang dijelaskan oleh M. Entang yaitu bahwa beberapa hal yang berkaitan dengan kesulitan belajar peserta didik dalam proses belajar mengajar sekiranya dapat menjadi bahan yang perlu diteliti untuk menambah pengalaman agar mempermudah dalam memberikan bantuan khusus dan tepat kepada peserta didik tersebut.

Berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Roos dan Stanley (dalam Entang (1984: 332-341)). Mereka menggarisbawahi beberapa tahapan diagnosis seperti pada gambar berikut ini yang digunakan peneliti sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini yaitu:

Who are the Pupils having trauble? (Siapa-siswa yang mengalami gangguan?)

Where are the errors located?

(Dimana kelemahan-kelemahan itu dapat dilokalisasikan?) Why do the errors occur?

(Mengapa kelemahan-kelemahan itu terjadi?) What remedies are suggested?

(Penyembuhan apakah yang disarankan?)

How can errors be preventive? (Bagaimana kelemahan itu dapat


(54)

Dari skema di atas, terlihat bahwa keempat langkah yang pertama dari diagnosis itu merupakan usaha perbaikan/penyembuhan (correcting diagnosis) sedangkan langkah kelima adalah langkah pencegahan (preventive).

B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Budi Mulia Minggir, Sleman, Yogyakarta

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII tahun ajaran 2014/2015.

3. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah kesulitan belajar para peserta didik dalam mempelajari Ilmu matematika khususnya topic Lingkaran.

4. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April sampai bulan Mei.

C. Bentuk Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah (a) data nilai siswa berdasarkan tes pemahaman awal, (b) data dari hasil tes diagnostik(c) data dari hasil wawancara siswa dan (d) data dari hasil tes remediasi. Teknik


(55)

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes pemahaman awal, tes diagnostik, wawancara, dan tes remedial.

D. Model dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah: a. Observasi (Boleh untuk tidak dilakukan).

Metode observasi digunakan untuk melihat tingkat keaktifan siswa di kelas, sehingga peneliti dapat memiliki gambaran mengenai keadaan kelas yang tentunya sangat berpengaruh pada prestasi belajar peserta didik.

b. Tes pemahaman awal

Metode ini digunakan peneliti dimaksudkan agar peneliti bisa mendapat gambaran umum mengenai tingkat pengetahuan siswa berkaitan dengan materi lingkaran. Soal-soal dalam tes pemahaman awal bersifat objektif dengan 4 pilihan jawaban di setiap butir soalnya.

c. Tes diagnostik

Setelah mendapat cukup banyak data berkaitan dengan tingkat pemahaman peserta didik, metode selanjutnya yang digunakan peneliti adalah memberikan tes diagnostik untuk mengetahui letak kesalahan/persoalan peserta didik dalam memahami materi.


(56)

d. Wawancara

Metode wawancara dimaksudkan agar peneliti mendapat banyak informasi mengenai peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi Lingkaran. Pertama kali peneliti akan mewawancarai siswa yang berdasarkan pengamatan peneliti pada tes diagnostik mengalami kesulitan dalam menguasai materi lingkaran setelahnya peneliti mewawancarai guru bidang studi matematika di kelas yang diteliti. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui persoalan peserta didik dalam kegiatan belajarnya.

e. Pengajaran remedial

Berdasarkan hasil yang dicapai peserta didik dalam tes diagnostik, peneliti akan mengetahui persoalan apa yang rentan dilakukan oleh peserta didik. Sehingga peneliti dapat memberikan pengajaran remedial yang berkaitan dengan kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik. Selanjutnya akan diberikan tes terakhir untuk melihat apakah ada perubahan setelah mengikuti pengajaran remedial ini.

f. Tes remedial

Pemberian tes remedial ini adalah sebagai tindak lanjut dari seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Soal-soal yang diberikan pada tes remedial bersifat uraian dan hampir sama dengan soal-soal pada tes diagnostik. Hal ini


(57)

dimaksudkan untuk melihat apakah siswa mengalami peningkatan pemahaman berkaitan dengan soal-soal lingkaran yang diujikan.

2. Instrumen pengumpulan data

Ada instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu:

a. Instrumen pengajaran yang meliputi: Soal-soal untuk tes diagnostik, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), LKS, Ringkasan materi, Tes remedial, dan rubric penilaian.

b. Instrumen pendataan peserta didik yang meliputi: tes pemahaman awal, tes diagnostik, daftar pertanyaan wawancara, pembelajaran remedial, dan tes remediasi.

1. Tes pemahaman awal

Tes ini dilakukan untuk melihat tingkat pemahaman siswa terkait materi lingkaran. Soal pada tes pemahaman awal sebanyak 15 soal objektif dimana masing-masing butir soal terdiri atas 4 pilihan jawaban. Indikator pencapaian kompetensi sama dengan tes diagnostik.

2. Tes diagnostik

Tes ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana pemahaman peserta didik mengenai materi Lingkaran. Selain itu, tes diagnostik dimaksudkan untuk melihat kemampuan peserta didik dalam memaknai perintah yang dimaksud dalam soal. Beberapa hal yang akan dites adalah sebagai berikut:


(58)

Tabel 3.1: Kisi-kisi soal tes diagnostik dan remediasi

No Indikator pencapaian Jumlah

soal 1

Mampu menyebutkan unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran

2

2

Mampu menyebutkan sifat-sifat tali busur dari sebuah lingkaran

1

3

Mampu menentukan mana yang termasuk sudut keliling dan pusat lingkaran dan menentukan besar sudut keliling dan sudut pusat lingkaran.

2

4

Mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan cara menentukan Keliling dan Luas Lingkaran

2

5

Mampu menentukan panjang busur, panjang apotema, luas juring, dan luas tembereng dari sebuah lingkaran

1

6

Penerapan materi luas daerah lingkaran dalam kehidupan sehari-hari

2

3. Wawancara

a. Wawancara subjek penelitian

Berikut ini adalah kisi-kisi yang digunakan peneliti dalam melakukan wawancara subjek penelitian


(59)

Tabel 3.2: Kisi-kisi pertanyaan wawancara siswa

No. Indikator pertanyaan

1 Motivasi belajar siswa dalam bidang matematika 2 Cara belajar siswa dalam bidang matematika 3 Sumber belajar siswa

4 Kelemahan siswa dalam matematika (lingkaran) 5 Suasana lingkungan belajar

6 Peran serta orang tua dalam peningkatan prestasi siswa 7 Alokasi waktu yang disediakan untuk belajar

matematika

8 Tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan (PR, dll)

b. Wawancara guru bidang studi

Narasumber yang digunakan dalam metode ini adalah guru mata pelajaran matematika dan peserta didik yang memiliki kesulitan dalam memahami materi lingkaran. Kisi-kisi yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3: Kisi-kisi pertanyaan wawancara guru bidang studi

No. Indikator pertanyaan

1 Pendapat guru bidang studi tentang cara belajar Kelas VIII.A


(60)

3 pendapat guru tentang media dan sumber belajar di kelas 4 Pendapat guru tentang prestasi siswa yang telah

diwawancara sebelumnya

5 Pendapat guru tentang kelemahan dari siswa yang telah diwawancara oleh peneliti sebelumnya

6 pendapat guru tentang kelebihan yang dimiliki siswa 7 Suasana kelas selama kegiatan pembelajaran berlangsung 8 Keaktifan peserta didik selama mengikuti kegiatan

pembelajaran di kelas

9 Alat pembelajaran yang dimiliki peserta didik (buku, LKS, dll).

4. Pembelajaran remedial

Pembelajaran remedial dilakukan setelah peneliti mengetahui letak kelemahan dan kesulitan siswa. Oleh karena itu, pada pembelajaran remedial ini, peneliti akan mencoba melakukan pendekatan kepada siswa berdasarkan kesulitan yang mereka alami pada tes diagnostik yang telah dilakukan sebelumnya. 5. Tes remediasi

Pelaksaan tes remediasi dimaksudkan untuk melihat tingkat perubahan pemahaman siswa terhadap materi lingkaran. Ini adalah tahap terakhir dalam seluruh tahap penelitian. Dari hasil tes


(61)

remediasi ini, peneliti bisa melihat siswa-siswa yang mengalami peningkatan dalam belajar dan mana yang tidak.

E. Metode Analisis Data

1. Analisis tes pemahaman awal

Setelah siswa mengikuti tes pemahaman awal, peneliti menggunakan bantuan Microsoft Excel untuk menganalisis dan menentukan siswa mana yang mengalami kesulitan dan juga menentukan materi remediasinya yang mana setiap jawaban yang benar akan diberi nilai 1 dan yang salah akan diberi nilai 0. Persentase ketuntasan secara umum adalah sebagai berikut:

=� ℎ � � ℎ × %

Sedangkan untuk penilaian secara pribadi dari pekerjaan siswa adalah sebagai berikut:

� ℎ = ℎ �

2. Analisis hasil tes diagnostik

Pelaksanaan tes diagnostik pada dasarnya untuk melihat kelemahan peserta didik dalam mengerjakan beberapa latihan soal yang berkaitan dengan materi Lingkaran. Untuk menganalisnya, peneliti menggunakan


(62)

standar penilaian yang sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang diterapkan oleh pihak sekolah.

Persentase ketuntasan tersebut dapat dihitung dengan menggunakan cara:

=� ℎ � � ℎ × %

3. Analisis hasil wawancara

Wawancara yang dilakukan kepada para siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan kepada guru bidang studi akan sangat membantu peneliti dalam menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan dalam pembelajaran remedial. Hasil wawancara tersebut dapat memberikan gambaran secara umum tentang kelemahan dan persoalan yang dihadapi siswa dan juga kesalahan yang cendrung dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan lingkaran. 4. Analisis tes remediasi

Sama halnya pada tes diagnostik, analisis hasil tes remediasi dilakukan secara keseluruhan untuk melihat tingkat pemahaman siswa kelas VIII.A secara umum yaitu seperti berikut ini:


(63)

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan 1. Tahap persiapan

Sebelum melaksanakan penelitian ke SMP Budi Mulia Minggir, peneliti terlebih dahulu melakukan beberapa persiapan seperti berikut ini:

a. Menemui kepala SMP Budi Mulia Minggir untuk meminta ijin melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

b. Menemui guru bidang studi untuk meminta ijin melakukan observasi di kelas yang diampunya dan juga untuk melakukan diskusi terkait materi matematika yang hendak diteliti.

c. Menyerahkan surat ijin penelitian dari kampus kepada pihak sekolah bersangkutan.

d. Menyesuaikan jadwal pengambilan data dengan jadwal sekolah

e. Melakukan validasi terhadap soal-soal yang hendak diujikan pada tes diagnostik.

2. Tahap observasi

Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi secara umum ke kelas VIII.A yang hendak dijadikan sebagai subjek penelitian.

3. Tahap pengambilan data

Langkah pertama pada tahap ini adalah pemberian tes awal kepada siswa kelas VIII.A yang selanjutnya akan diberikan tes diagnostik, wawancara, pembelajaran remedial, dan tes remedial.


(64)

G. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Berikut ini adalah tabel penjadwalan pelaksanaan penelitian di SMP Budi Mulia Minggir pada Kelas VIII.A dengan materi Lingkaran:

Tabel 3.4: Penjadwalan waktu pelaksanaan penelitian

No. Jenis kegiatan Hari, tanggal Waktu (jam)

1 Observasi kelas Kamis, 30 April

2015 11.30-12.50

2 Tes pemahaman awal Rabu, 13 Mei 2015 11.30-12.50 3 Tes diagnostik Kamis, 14 Mei 2014 11.30-12.50 4 Wawancara siswa 15-19 Mei 2015 Pada setiap jam

istirahat 5 Wawancara guru Rabu, 20 Mei 2015 09.15-10.35 6 Pembelajaran

remedial

Jumat, 22 Mei 2015 07.40-08.20 Rabu, 27 Mei 2015 11.30-12.50 7 Tes remediasi Kamis, 28 Mei 2015 11.30-12.50


(65)

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN A.Deskripsi Tempat Penelitian

1. Sejarah Singkat

Penelitian ini dilakukan di SMP Budi Mulia Minggir-Sleman pada kelas VIII.A tahun ajaran 2014/2015. SMP Budi Mulia Minggir adalah sebuah sekolah yang didirikan dan dikelolah oleh Bruder-Bruder kongregasi Budi Mulia (BM). Sekolah ini didirikan pada tahun 1956 dan diberi nama SMP Santo Yusup yang lokasinya berdekatan dengan kompleks gereja Klepu. Namun sebelum mempunyai gedung sekolah sendiri, sekolah ini menggunakan gedung yang dimiliki oleh SMP Kanisius Klepu yang berada di bawah naungan Yayasan Pengurus Gereja dan Papa Miskin (PGPM) sehingga seluruh proses pembelajarannya dilaksanakan pada sore hari.

Memasuki bulan Juli 1980, SMP Santo Yusup berpindah lokasi yaitu ke daerah Padon, Sendangrejo, Minggir dan menempati genung SPG Albertus yang sekarang dijadikan asrama. Selanjutnya, pada tahun 1983, SMP Santo Yusup dan SPG Albertus dipindah-tangankan ke Yayasan Budi Mulia yang kemudian berganti nama menjadi SMP Budi Mulia Minggir dan SPG Budi Mulia Minggir. Pada tahun 1985, SMP Budi Mulia membangun gedung baru yang didirikan bersebelahan dengan gedung SPG Budi Mulia dan ditempati sampai sekarang.

2. Keadaan Lingkungan

Keadaan lingkungan yang coba dicari informasinya di sini adalah keadaan lingkungan yang secara umum dapat berdampak pada peningkatan


(66)

hasil belajar siswa khususnya dalam bidang matematika. Pada Rabu, 2 september 2015, peneliti berkesempatan untuk mewawancarai guru bidang studi matematika berkaitan pengaruh dan keadaan lingkungan sekitar dalam seluruh proses pembelajaran di kelas. Pertama, berkaitan dengan lingkungan sekolah sendiri. Berdasarkan hasil wawancara peneliti, guru bidang studi matematika mengakui bahwa lingkungan SMP Budi Mulia Minggir adalah sebuah lingkungan sekolah yang sangat mendukung terciptanya suasana kondusif sehingga berdampak positif pada pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar di kelas. Selain itu, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh pihak sekolah sudah cukup menunjang dan membantu dalam upaya peningkatan pemahaman siswa, misalnya sarana belajar, fasilitas belajar untuk bidang studi matematika, dan sarana internet yang memadai dan dapat digunakan secara efektif oleh semua siswa yang membutuhkan. Namun berdasarkan pengakuan lain dari guru yang peneliti wawancarai bahwa SMP Budi Mulia pada beberapa tahun terakhir tidak lagi menjadi sekolah yang diminati oleh banyak orang (bukan sekolah favorit), hal ini terlihat jelas dari menurunnya jumlah siswa yang mendaftar tiap tahunnya, bahkan pada kesempatan yang sama beliau juga mengatakan bahwa para siswa di SMP Budi Mulia Minggir adalah siswa-siswa “sisa” dari sekolah lain. Hal ini tentunya sangat berdampak pada upaya pihak sekolah sendiri untuk mengejar NEM yang cukup bagi para siswa. Di samping itu, secara umum matematika menjadi mata pelajaran yang paling banyak dikeluhkan oleh para siswa dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Kedua, berkaitan dengan lingkungan sekitar. Ada sebuah kebiasaan bahwa


(1)

203

P: kalo misalnya belajar matematika di rumah, biasanya hari apa aja? S: senin sama jumat

P: hari senin 2 jam? S: 1 jam aja...

P: berarti jumat juga 1 jam? S: iya..

P: kalo belajar di rumah, misalnya matematika gitu, apa pernah di awasi orang tua? S: gak pernah...

P: gak pernah? Belajar sendiri? Terus kalo misalnya ada kesulitan gitu, berarti gak kamu tanya ke orang tua?

S: tanya...

P: orang tua menjawab gak? S: menjawab

P: biasanya yang kamu tanyakan tentang apanya? S: tentang caranya

P: suasana di rumah sendiri gimana? Nyaman gak buat kamu belajar? S: lumayan nyaman

P: orang tua tiap hari di rumah? S: gak...

P: yang sering keluar rumah siapa? S: ayah...

P: ayah keluar rumah karena pekerjaan gitu? S: iya..

P: ibu kerjanya apa? Ibu rumah tangga atau? S: buruh

P: ayah?

S: sama buruh juga

P: kamu lebih akrabnya ke siapa? Ke ibu atau ke ayah? S: semua...

P: berarti akrabnya ke semua ya... terus kira-kira kalo kamu di rumah, kah pulang sekolah jam 1 kan, terus langsung ke rumah, kira-kira di rumah itu ada masalah gak? Mungkin ada hal yang membuat kamu merasa sulit untuk belajar

S: kadang-kadang...

P:Kadang-kadang? Kira-kira masalahnya itu apa? S: di suruh kerja cuci baju...

P: oh di suruh bantu-bantu ya... tapi gak pernahkan kalo misalnya ibu atau bapak nyuruh kamu bantu-bantu pas jam kamu belajar?

S: iya gak pernah...

P: berarti jam belajar ya belajar ya... nah kalo misalnya di sekolah, menurut kamu sendiri suasana kelas gimana?

S: lumayan nyaman... P: ada keluhan gak? S: gak ada

P: kemarin kan kita belajar matematika, kamu suka matematika gak? S: lumayan suka

P: tapi cara kamu belajar matematika itu gimana? Tadi kan kamu belajarnya hari senin sama jumat, masing-masing 1 jam, itu udah lumayan lama, nah selama satu jam itu kamu belajarnya gimana? Misalnya hari senin kan sejam, kira-kira sejam itu kamu ngapain?

S: ngerjain tugas

P: kalo misalnya gak ada tugas, kamu ngapain? S: belajar

P: belajarnya gimana? Apakah latihan soal, atau baca-baca S: belajar cara ngerjainnya

P: berarti belajar latihan soal ya... nah, kamu itu punya kelompok belajar gak? S: gak punya...


(2)

204

P: terus, ada saudara? S: ada kakak

P: pernah di bantu sama kakak gak kalo lagi belajar? S: gak pernah

P: yang sering bantu kamu belajar di rumah siapa? S: bapak..

P: dari cara ngajarnya bu Nanik, kira-kira menurut kamu gimana? S: baik...

P: baik nya itu gimana? Apa kamu bisa nangkap semua yang diajarkan apa gimana? S: ya lumayan nangkap

P: lumayan ngerti berarti? Ada keluhan gak selama bu Nanik ngajar? Ada persoalan gak atau masalah gitu?

S: gak ada masalah

P: sama temen-temen ada masalah mungkin? S: gak juga...

P: kita kan kemarin tes materi lingkaran ya, nah kalo saya melihat hasil pekerjaan mu kemarin, ada banyak kesalahan yang saya temukan.. menurut kamu sendiri yang membuat kamu kesulitan mempelajari matematika itu apa? Khususnya lingkaran deh... yang membuat kamu merasa sulit mempelajari lingkaran

S: caranya

P: cara apanya? Cara ngerjainnya? Kalo tadikan temenmu gak terlalu pandai menghitung dan gak terlalu bisa menghafal rumus, kalo kamu?

S: gak bisa hafal rumus juga...

P: oke... ntar lagi kan ujian kenaikan kelas, yang pasti kan kamu pengen dapat nilai bagus, kira-kira kamu punya caranya biar bisa menguasai semua rumus-rumus itu loh...

S: belajar dengan giat

P: belajar dengan giat kalo seminggu berapa kali? S: tiga

P: nah untuk materi lingkaran sendiri, yang paling susah di lingkaran itu apa? S: cara menghitung luas juring

S: itu yang paling susah ya... kalo ngitung sudut? S: sama...

P: sama susah juga? Ada masalah lain gak yang kamu temukan dalam dirimu sendiri? S: gak ada

P: baiklah... setidaknya kamu dari sekarang bisa mempersiapkan diri buat ujian kenaikan kelas kan, kamu udah siap?

S: lumayan siap

P: yang kamu udah persiapkan apa? S: belajar...

P: belajar materi? Semua materi? S: iya...

P: oke... baiklah... apa lagi ya? Itu aja dulu sih... mkasih ya...

Analisis:

Pada tes diagnostik, S22 hanya mendapatkan skor 10 dan ditemukan beberapa

kategori kesalahan yang dilakukan oleh subjek yaitu antara lain:

1.

Tidak ada

2.

Tidak ada


(3)

205

3.

Tidak mengerjakan

4.

Tidak mengerjakan

5.

Tidak mengerjakan

6.

Tidak mengerjakan

7.

Tidak mengerjakan

8.

Tidak mengerjakan

Pada lain kesempatan, peneliti mencoba untuk mewawancara subjek terkait

kelemaham\nnya dalam mempelajari lingkaran, dan dari hasil wawancara

tersebut, peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal berkaitan dengan mengapa

kesalahan-kesalahan itu terjadi seperti berikut ini:

1.

Pengawasan/bimbingan orang tua yang berdasarkan pengakuan dari subjek

memang tidak pernah dibimbing ketika melaksanakan kegiatan belajar di

rumah.

2.

Kelemahan siswa dalam menguasai materi lingkaran khususnya yang

berkaitan dengan pemahaman terhadap rumus-rumus yang digunakan

ketika hendak mengerjakan soal-soal lingkaran, misalnya saja berkaitan

dengan cara menentukan luas juring lingkaran.


(4)

206

Lampiran D: Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian

No Gambar

No

Gambar

Pelaksanaan Tes Remedial

1

2

Pelaksaan wawancara

1

2


(5)

207

No Gambar

No Gambar

Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

1

4

2

5

3

6


(6)

208

No

Gambar

No

Gambar

Pelaksaan Tes Remedial

1

3

2

4


Dokumen yang terkait

analisis kesulitan beleaar dalam mengerjakan soal-soal akutansi pokok bahasan laporan keuangan pad siswa kelas 1.3 cawu 1 man 2 jember tahun ajaran 2000/2001

0 12 64

Identifikasi miskonsepsi materi biologi kelas II semester 1 pada siswa SMP negeri di kecamatan Kencong tahun ajaran 2003/2004

2 6 94

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran project based learning (pjbl) dan konvensional pada pokok bahasan lingkaran kelas viii smp n 3 Tanjung Morawa tahun ajaran 2017-2018 - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 162

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN - Penerapan model pembelajaran kreatif dan produktif pada materi pokok zat dan wujudnya kelas VII semester I SMP-N 7 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 9

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 12

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 21

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 48

Diagnosis kesulitan belajar matematika SMP

2 2 64