Pelaksanaan Penelitian Deskripsi Hasil Penelitian

Diagram 3 Pengalaman Saat Membaca Referesi Berbahasa Inggris Dari Tabel 7 terlihat bahwa ketika membaca referensi berbahasa Inggris 225 mahasiswa 71 mempunyai pengalaman yang baik, 37 mahasiswa 12 mempunyai pengalaman yang buruk, dan 50 mahasiswa 16 mempunyai pengalaman baik dan buruk sekaligus. Tabel 8 Kategorisasi Perasaan dan Alasan Mahasiswa Saat Membaca Referensi Berbahasa Inggris Perasaan saat membaca Alasan Perasaan Frekuensi Kategori Frekuensi Marah 24 7 Positif 83 26 Senang 145 43 Negatif 172 55 Jijik 8 2 Kedua-duanya 47 15 Sedih 48 14 Total responden 315 Takut 108 32 Bosan 8 2 Jumlah total jawaban 341 100 Diagram 4 Perasaan Responden Pada Saat Membaca 7 43 2 14 32 2 Mar ah Senang Jij ik Sedih Takut Bosan Diagram 5 Alasan Mahasiswa Mengenai Perasaan Saat Membaca Referensi Berbahasa Inggris Dari Tabel 8 di atas nampak bahwa perasaan mahasiswa saat membaca sangat bervariasi. Dua puluh empat mahasiswa 7 cenderung memiliki perasaan marah, 145 mahasiswa 43 memiliki perasan senang, 8 mahasiswa 2 memiliki perasaan jijik, 48 mahasiswa 14 memiliki perasaan sedih, 108 mahasiswa 32 memiliki perasaan takut dan 8 mahasiswa 2 memiliki perasaan bosan. Alasan yang melatarbelakangi mahasiswa memiliki perasaan-perasaan tersebut ditunjukkan dengan 83 mahasiswa 26 masuk ke dalam kategori emosi positif, 172 mahasiswa 55 masuk ke dalam kategori tidak emosi negatif, dan 47 mahasiswa 15 masuk dalam kategori kedua-duanya, baik emosi positif maupun negatif. Tabel 9 Kategorisasi Waktu dan Alasan Mahasiswa Saat Membaca Referensi Berbahasa Inggris Waktu membaca referensi Alasan Pada saat apa mahasiswa membaca Frekuensi Kategori Frekuensi Disuruh dosen 175 34 Internal 40 13 Mengerjakan tugas 230 44 Eksternal 229 73 Ingin menambah pengetahuan 116 22 Kedua- duanya 29 1 Jumlah total jawaban 512 100 Jumlah responden 315 Diagram 6 Waktu Mahasiswa Membaca 34 44 22 Disu r uh dosen Menger j akan t ugas I ngin m enam bah penget ahuan Diagram 7 Alasan Mahasiswa Mengenai Waktu Membaca Referensi Berbahasa Inggris Dari Tabel 9 di atas terlihat bahwa 175 mahasiswa 34 membaca referensi bahasa Inggris ketika disuruh dosen, 230 mahasiswa 44 membaca referensi bahasa Inggris ketika mengerjakan tugas, dan 116 mahasiswa 22 membaca referensi bahasa Inggris ketika ingin menambah pengetahuan. Dapat dilihat pula bahwa faktor eksternal menjadi faktor pendukung yang dipilih oleh 299 mahasiswa 73 ketika menentukan waktu membaca referensi berbahasa Inggris. Sedangkan yang mengaku bahwa faktor internal menjadi faktor pendukung dalam menentukan waktu membaca referensi berbahasa Inggris sebanya 40 mahasiswa 13. Dua puluh sembilan mahasiswa 1 memilikh kedua- duanya, baik faktor eksternal maupun internal. Tabel 10 Kategorisasi Motivasi Mahasiswa Saat Membaca Referensi Berbahasa Inggris Motivasi saat membaca Frekuensi Eksternal Jawaban pilihan A 142 45 Internal Jawaban Pilihan B,CD 53 17 Kedua-duanya 108 34 Jumlah responden 315 Diagram 6 Motivasi Mahasiswa Saat Membaca Referensi Berbahasa Inggris Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa motivasi membaca referensi bahasa Inggris dipengaruhi oleh faktor eksternal, internal, serta gabungan kedua faktor tersebut. Sebanyak 142 mahasiswa 45 memilih faktor eksternal sebagai motivator membaca referensi berbahasa Inggris. Seratus enam puluh mahasiswa 17 menilai bahwa motivasi membaca dipengaruhi oleh faktor internal dan 108 mahasiswa 34 menilai bahwa motivasi membaca dipengaruhi oleh gabungan kedua faktor, internal dan eksternal. Tabel 11 Kategorisasi Respon Mahasiswa Terhadap Kesulitan atau Tidaknya Membaca Referensi Berbahasa Inggris Kesulitan membaca referensi berbahasa Inggris Frekuensi Ya 271 86 Tidak 44 14 Jumlah total jawaban 315 100 Diagram 7 Pendapat Mengenai Kesulitan atau Tidaknya Membaca Referensi Berbahasa Inggris 86 14 Ya Tidak Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa 271 mahasiswa 86 mengalami kesulitan dan 44 mahasiswa 14 tidak mengalami kesulitan ketika membaca referensi berbahasa Inggris. Tabel 12 Kategorisasi Kesulitan Mahasiswa Saat Membaca Referensi Berbahasa Inggris Kesulitan membaca referensi Bahasa Inggris Alasan Kesulitan utama Frekuensi Kategori Frekuensi Mengenali kosa kata 161 35 Bahasa yang kompleks 97 31 Memahami kalimat 167 37 Kemampuan kurang 133 42 Menggabungkan paragraph 95 21 Kedua- duanya 17 5 Menginterpretasikan ilustrasi 34 7 Jumlah responden 315 Jumlah total jawaban 457 100 Diagram 8 Kesulitan Utama Dalam Membaca Referensi Berbahasa Inggris Diagram 9 Alasan Mahasiswa Mengenai Kesulitan Pada Saat membaca Referensi Berbahasa Inggris Dari tabel 12 di atas terlihat bahwa sebanyak 161 mahasiswa 35 mengalami kesulitan dalam mengenali kosakata, 167 mahasiswa 37 mengalami kesulitan dalam memahami kalimat, 95 mahasiswa 21 mengalami kesulitan dalam menggabungkan paragraf, dan 34 mahasiswa 7 mengalami kesulitan dalam menginterpretasikan ilustrasi. Alasan yang dikemukakan mahasiswa beragam. Akan tetapi jika dikategorikan, 97 mahasiswa 31 melihat bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa yang kompleks, 133 mahasiswa 42 memiliki 35 37 21 7 Mengenali kosakat a Mem aham i kalim at Mengabungkan par agr af Mengint er pr et asi kan ilust r asi kemampuan yang kurang, sedangkan 17 mahasiswa 5 melihat kedua- duanya, bahasa Inggris sebagai bahasa yang kompleks serta kemampuan diri yang kurang sebagai faktor yang menyulitkan dalam membaca referensi berbahasa Inggris. Tabel 13 Kategorisasi Perilaku Mahasiswa Saat Mengalami Kesulitan Membaca Referensi Berbahasa Inggris Perilaku Saat Mengalami Kesulitan Frekuensi Membuka kamus 240 41 Bertanya pada teman 183 31 Mencari referensi lain berbahasa Indonesia 127 22 Berhenti membaca 40 7 Jumlah total jawaban 590 100 Diagram 10 Perilaku Saat Mengalami Kesulitan Membaca Referensi Berbahasa Inggris 41 31 22 7 Mam buka kam us Bert anya pada t em an Mencari referensi lain berbahasa I ndonesia Berhenti m embaca Dari tabel 13 di atas tampak bahwa saat mengalami kesulitan dalam membaca referensi berbahasa Inggris, sebanyak 240 mahasiswa 41 akan membuka kamus, 183 mahasiswa 31 akan bertanya pada teman, 127 mahasiswa 22 akan mencari referensi lain yang berbahasa Indonesia, dan 40 mahasiswa 7 akan berhenti membaca referensi berbahasa Inggris tersebut. Tabel 14 Ringkasan Usulan Untuk Mahasiswa Mengenai Penggunaan Referensi Berbahasa Inggris Usulan untuk mahasiswa Frekuensi Membaca referensi berbahasa Indonesia 12 4 Membaca referensi berbahasa Inggris 268 85 Kedua-duanya 4 1 Jumlah responden 315 Diagram 11 Usulan Untuk Mahasiswa Mengenai Penggunaan Referensi Berbahasa Inggris Dari tabel 14 di atas terlihat bahwa 12 mahasiswa 4 mengusulkan pada para mahasiswa agar membaca referensi berbahasa Indonesia dan 268 mahasiswa 85 mengusulkan agar membaca referensi berbahasa Inggris, sedangkan 4 mahasiswa 1 mengusulkan agar membaca referensi dalam bahasa apapun, baik bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Tabel 15 Kategorisasi Usulan Mahasiswa Untuk Dosen Terhadap Penggunaan Referensi Berbahasa Inggris Usulan untuk dosen Frekuensi Metode pengajaraan yang mendukung bahasa Inggris 119 38 Metode pengajaran alternatif 130 41 Menjawab 2 kategori: metode yang mendukung dan alternatif 19 6 Dosen diharapkan memperluas pengetahuan dengan lebih banyak membaca 18 6 Jumlah responden 315 Diagram 12 Usulan Untuk Dosen Mengenai Penggunaan Referensi Berbahasa Inggris Dari tabel 15 di atas nampak bahwa 119 mahasiswa 38 mengusulkan kepada dosen untuk menggunakan metode pembelajaran yang mendukung penggunaan bahasa Inggris secara lebih luas, 130 mahasiswa 41 mengusulkan pada dosen untuk menggunakan metode pembelajaran alternatif, dan 19 mahasiswa 6 mengusulkan keduanya, penerapan metode pengajaran alternatif dan yang mendukung penggunaan bahasa Inggris. Sedangkan 18 mahasiswa 6 mengusulkan agar dosen memperluas pengetahuan dengan lebih banyak membaca. Tabel 16 Kategorisasi Usulan Mahasiswa Untuk Fakultas Mengenai Penggunaan Referensi Berbahasa Inggris Usulan untuk Fakultas Frekuensi Memperbanyak buku 156 50 Menyediakan fasilitas dan program bahasa Inggris 79 25 Menjawab 2 kategori: memperbanyak buku dan fasilitasprogram bahasa Inggris 12 3 Lebih memperhatikan kualitas dosen 2 0,05 Jumlah responden 315 Diagram 13 Usulan Untuk Fakultas Mengenai Penggunaan Referensi Berbahasa Inggris Dari tabel 16 menunjukkan bahwa 156 mahasiswa 50 mengusulkan kepada fakultas untuk memperbanyak buku, 79 mahasiswa 25 mengusulkan untuk menyediakan fasilitas dan membuat program bahasa Inggris, dan yang mengusulkan kedua hal tersebut diatas, yaitu memperbanyak buku dan menyediakan fasilitasprogram bahasa Inggris sebanyak 12 mahasiswa 3. Sedangkan 2 mahasiswa 0,05 mengusulkan untuk memperhatikan kualitas dosen.

C. Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 60 mahasiswa melihat bahwa referensi berbahasa Inggris digunakan pada beberapa matakuliah dan 39 mahasiswa melihat bahwa referensi berbahasa Inggris digunakan pada seluruh matakuliah. Sebagian besar opini mahasiswa tentang penggunaan referensi berbahasa Inggris bersifat positif 43. Kategorisasi respon positif ini merupakan gabungan dari beragam jawaban yang berkisar pada pernyataan “baik, bagus, dan mendukung” bila referensi berbahasa Inggris digunakan dalam perkuliahan. Mahasiswa merasa lebih banyak mendapatkan pengetahuan tentang suatu materi dalam referensi berbahasa Inggris. Referensi berbahasa Inggris dinilai lebih detail dan mutakhir dibandingkan dengan referensi berbahasa Indonesia. Hal ini menjadikan referensi berbahasa Inggris sebagai suatu hal yang menarik untuk dibaca. Selain itu, mahasiswa juga merasa bahwa dengan membaca referensi berbahasa Inggris, mereka dapat sekaligus belajar bahasa Inggris yang dirasa penting bagi masa depan mereka. Atkinson 1983 menjelaskan bahwa persepsi ini terbentuk karena individu dapat mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimulus sebagai sesuatu yang berarti bagi dirinya. Di sisi lain, 17 mahasiswa merasa bahwa penggunaan referensi berbahasa Inggris merupakan suatu hal merepotkan dan memakan banyak waktu karena harus menerjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia terlebih dahulu sebelum dapat memahami apa yang dibaca. Alasan ini membuat mahasiswa merasa kesulitan dan malas untuk menggunakan referensi berbahasa Inggris. Subjek menyadari bahwa hal ini beranjak dari kurangnya kemampuan berbahasa Inggris yang dimiliki. Respon-respon ini kemudian digabung dan dikategorikan menjadi opini negatif. Sementera subjek yang beropini bahwa referensi berbahasa Inggris sebagai hal yang positif sekaligus negatif sebanyak 40. Dalam kategori ini, subjek biasanya berpendapat bahwa referensi berbahasa Inggris itu “baik, bagus, tetapi sulit, tetapi membuat bingung” dan semacamnya. Pengalaman yang didapat saat membaca referensi berbahasa Inggris sangat bervariasi. Akan tetapi subjek cenderung menilai bahwa mereka memiliki pengalaman yang baik ketika membaca referensi berbahasa Inggris. Tujuh puluh satu persen jawaban subjek tergolong dalam kategori baik. Kategori baik adalah saat subjek merasakan manfaat positif ketika membaca referensi berbahasa Inggris. Pengalaman positif didapat dari pernyataan mahasiswa yang berkisar “dapat menambah pengetahuan, penyajian dan pembahasannya lebih detail dan up to date, dapat belajar, dan memperoleh tantangan”. Hal ini sesuai dengan penelitian Carrell dan Grabe dalam Usõ- Juan, 2006 menyebutkan bahwa kemampuan membaca dalam bahasa Inggris merupakan sesuatu yang sangat penting untuk meraih keberhasilan dalam studi di dunia akademik. Sementara itu pengalaman 12 subjek masuk dalam kategori buruk sebab subjek menilai bahwa membaca referensi berbahasa Inggris itu membingungkan karena kurangnya pengetahuan akan kosakata yang dimiliki sehingga menjadi sulit untuk menangkap isi dari bacaan berbahasa Inggris. Membaca referensi berbahasa Inggris itu sendiri memakan banyak waktu dan menyebabkan menjadi malas untuk membacanya. Sedangkan pengalaman 16 subjek masuk dalam kategori baik dan buruk. Artinya subjek merasakan pengalaman yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan secara bersamaan ketika membaca referensi berbahasa Inggris. Perasaan yang dirasakan oleh subjek ketika membaca referensi berbahasa Inggris cukup beragam. Perasaan marah dialami sebanyak 7 subjek, senang sebanyak 43 subjek, jijik sebanyak 2 subjek, sedih sebanyak 14 subjek, takut sebanyak 32 subjek, dan bingung sebanyak 2 subjek. Alasan subjek memiliki perasaan juga beragam. Antara lain adalah karena subjek mendapatkan pengetahuan sekaligus dapat belajar bahasa Inggris, penjelasan dan penyajian dalam referensi bahasa Inggris sangat detail sehingga mahasiswa merasa tertarik untuk membacanya. Perasaan takut juga menyelimuti mahasiswa saat membaca referensi berbahasa Inggris karena merasa takut ketika menerjemahkan dan mengartikan bila tidak sesuai dengan apa yang dimaksud oleh pengarangnya, subjek juga menilai bahwa kemampuan berbahasa Inggris yang dimiliki masih sangat kurang. Peryataaan ini didukung oleh Cohen dalam Arohana, 2002 yang menyebutkan bahwa keberhasilan membaca tergantung dengan apa yang diperoleh saat membaca, bagaimana motivasi pembaca dalam memahami suatu teks, apakah pembaca mengerti apa yang dibaca, kesiapan diri dari pembaca pada saat membaca teks, keakraban pembaca dengan topik bacaan, dan kerumitan materinya. Mahasiswa membaca referensi berbahasa Inggris karena ada pengaruh faktor eksternal yang kuat, subjek yang masuk dalam kategori ini sebesar 73. Subjek beranggapan bahwa membaca referensi berbahasa Inggris adalah suatu keharusan karena tugas membaca referensi berbahasa Inggris diberikan oleh dosen, sehingga mau tidak mau mahasiswa harus membaca agar dapat mengerjakan tugas yang diberikan dosen. Selain itu disebaban pula oleh buku yang tersedia memang berbahasa Inggris, jadi mau tidak mau mahasiswa harus membaca yang berbahasa Inggris tersebut. Motivasi internal atau dorongan dari dalam diri individu sendiri untuk membaca referensi berbahasa Inggris cukup rendah, yaitu 13. Subjek ini beranggapan bahwa membaca adalah sesuatu kebutuhan individual untuk menambah pengetahuan. Sebanyak 86 mahasiswa mengalami kesulitan dalam membaca referensi berbahasa Inggri. Hal ini disebabkan oleh lemahnya pengetahuan bahasa Inggris, khususnya kurangnya kosakata yang dimiliki dan ketidakmampuan dalam memahami kalimat bahasa Inggris. Sebanyak 31 subjek juga menganggap bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa yang tidak mudah untuk dimengerti karena bahasanya sangat komplek dan mengandung banyak arti. Hal ini membuat mahasiswa menjadi bingung dan takut dalam mengartikannya. Saat mengalami kesulitan 41 mahasiswa akan membuka kamus supaya dapat mengerti arti suatu kata dalam bahasa Indonesia, 31 mahasiswa akan bertanya pada teman yang lebih mengerti bahasa Inggris, 22 mahasiwa akan mencari referensi lain dengan tema yang sama dalam bahasa Indonesia, sedangkan 7 mahasiswa akan berhenti membaca. Usulan mahasiswa dalam menyikapi penggunaan referensi berbahasa Inggris pada saat kuliah terbagi dalam tiga bagian. Yaitu usulan untuk