Tanggapan mahasiswa psikologi Universitas Sanata Dharma terhadap penggunaan referensi berbahasa Inggris.
vii ABSTRAK
TANGGAPAN MAHASISWA PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA TERHADAP
PENGGUNAAN REFERENSI BERBAHASA INGGRIS
Frans Dwi Nugroho 019114013 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Jogjakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma terhadap penggunaan referensi berbahasa Inggris dalam perkuliahan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian sebanyak 315 mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2003-2006. Hasil penelitian menunjukkan (1) referensi berbahasa Inggris dinilai lebih baik dari referensi berbahasa Indonesia, (2) motivasi didorong oleh suatu keharusan yang diberikan oleh dosen, selain buku yang tersedia memang berbahasa Inggris sehingga mau tidak mau mahasiswa membaca referensi berbahasa Inggris, (3) lemahnya pengetahuan bahasa Inggris menyulitkan mahasiswa membaca referensi berbahasa
Inggris, (4) sebagian besar mahasiswa merasa senang dan takut dalam mengunakan referensi berbahasa Inggris, (5) Usulan yang diberikan mahasiswa terhadap fakultas adalah fakultas diharapkan mendukung program penggunaan referensi berbahasa Inggris. Mahasiswa sendiri diharapkan tetap bersemangat dan terus meningkatkan kemampuan dalam bahasa Inggris. Dosen juga diharapkan mendorong mahasiswa untuk terbiasa menggunakan referensi berbahasa Inggris.
(2)
viii ABSTRACT
THE RESPONSES OF THE PSYCHOLOGY STUDENTS OF SANATA DHARMA UNIVERSITY TOWARD ENGLISH REFERENCES
Frans Dwi Nugroho Psychology Faculty Sanata Dharma University
Jogjakarta 2008
This present study investigated the responses of Psychology students of Sanata Dharma toward using English references in lecture. This study was a descriptive research. Three hundred and fifteen students of Psychological Faculty class of 2003-2006 completed survey questionnaire. The results were (1) English references were evaluated better than Indonesian references, (2) since the lecturers require students to read English references and there was only English books, participants were forced to read English references, (3) participants meet difficulties in reading English references since their knowledge in English was low, (4) most participants felt happy and afraid in using English references, and (5) participants suggested the faculty to support using English references. The students themselves required keep the spirit and increase the capability in English. The lecturers also required encourages the students to get used to using English references.
(3)
TANGGAPAN MAHASISWA PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA TERHADAP
PENGGUNAAN REFERENSI BERBAHASA INGGRIS
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Frans Dwi Nugroho
NIM: 019114013
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(4)
i
TANGGAPAN MAHASISWA PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA TERHADAP
PENGGUNAAN REFERENSI BERBAHASA INGGRIS
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Frans Dwi Nugroho
NIM : 019114013
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA JOGJAKARTA
(5)
(6)
(7)
iv
Mengenal diri sendiri
Adalah sebuah perjalanan
Menguasai diri sendiri
Adalah tujuannya
(Vijayeswaran)
Belajar sikap sukses pohon bamboo
Terus membangun akar pondasi agar tetap kokoh, Terus membangun ruas demi ruas yang ulet
Hingga menjulang tinggi.
Mengikuti kemanapun terpaan angin tanpa melawan Namun tetap kembali ke tempat semula
Kokoh, berprinsip dan lembut
Ia membuat segala sesuatu indah pada
waktunya
(Pkh 3 : 11a)
(8)
v
Skripsi ini aku persembahkan untuk: Bapa-Ibu Kakakku Serta orang-orang dan mahluk-mahluk disekitarku
(9)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Februari 2008
Penulis (Frans Dwi Nugroho)
(10)
vii ABSTRAK
TANGGAPAN MAHASISWA PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA TERHADAP
PENGGUNAAN REFERENSI BERBAHASA INGGRIS
Frans Dwi Nugroho 019114013 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Jogjakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma terhadap penggunaan referensi berbahasa Inggris dalam perkuliahan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian sebanyak 315 mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2003-2006. Hasil penelitian menunjukkan (1) referensi berbahasa Inggris dinilai lebih baik dari referensi berbahasa Indonesia, (2) motivasi didorong oleh suatu keharusan yang diberikan oleh dosen, selain buku yang tersedia memang berbahasa Inggris sehingga mau tidak mau mahasiswa membaca referensi berbahasa Inggris, (3) lemahnya pengetahuan bahasa Inggris menyulitkan mahasiswa membaca referensi berbahasa
Inggris, (4) sebagian besar mahasiswa merasa senang dan takut dalam mengunakan referensi berbahasa Inggris, (5) Usulan yang diberikan mahasiswa terhadap fakultas adalah fakultas diharapkan mendukung program penggunaan referensi berbahasa Inggris. Mahasiswa sendiri diharapkan tetap bersemangat dan terus meningkatkan kemampuan dalam bahasa Inggris. Dosen juga diharapkan mendorong mahasiswa untuk terbiasa menggunakan referensi berbahasa Inggris.
(11)
viii ABSTRACT
THE RESPONSES OF THE PSYCHOLOGY STUDENTS OF SANATA DHARMA UNIVERSITY TOWARD ENGLISH REFERENCES
Frans Dwi Nugroho Psychology Faculty Sanata Dharma University
Jogjakarta 2008
This present study investigated the responses of Psychology students of Sanata Dharma toward using English references in lecture. This study was a descriptive research. Three hundred and fifteen students of Psychological Faculty class of 2003-2006 completed survey questionnaire. The results were (1) English references were evaluated better than Indonesian references, (2) since the lecturers require students to read English references and there was only English books, participants were forced to read English references, (3) participants meet difficulties in reading English references since their knowledge in English was low, (4) most participants felt happy and afraid in using English references, and (5) participants suggested the faculty to support using English references. The students themselves required keep the spirit and increase the capability in English. The lecturers also required encourages the students to get used to using English references.
(12)
Yang bertanda
tangan di bawah ini, saya mahasiswa
Universitas Sanata
Dharma:
Nama.
: Frans Dwi Nugroho
NomorMahasiswa : 0191
14013
Demi pengembangan
ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas
Sanata
Dharma karya ilmiah saya yang be{udul:
TANGGAPAN MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
TERHADAP PENGGUNAAN REFERENSI BERBAHASA INGGRIS
Beserta perangkat
yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan
Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalma bentuk pangkalan data,
mendistribusikan
secara
terbatas,
dan mempublikasikannya
di Intemet atau media lain
untuk kepentingan
akademisi tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada
saya selamatetap
tercantumkan
nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan
ini yang saya buat dengan
sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada
tanggal:28
Mei 2008
Yang menyatakan
ry
(13)
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur atas kasih Tuhan yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini tak lepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak yang telah banyak membantu penulis, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan… Terima kasih banyak Tuhan… untuk KasihMu yang begitu besar, Hikmat, Penyertaan dan kesetiaanMu di sepanjang jalan kehidupanku…. 2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Dr. A. Supratiknya selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas kesediaan waktu, perhatian, kesabaran dan bantuan yang amat berharga bagi penulis sehingga karya ini akhirnya bisa terselesaikan.
4. Kepada Dr. T. Priyo Widiyanto, M.si dan MM. Nimas Eki S., S.Psi., Psi., M.Si selaku dosen penguji. Terima kasih atas kesempatannya, kita sudah bersama kurang lebih dua jam di ruang rapat untuk ujian skripsi.
5. Bp. Heri Widodo, S.Psi. Terimakasih banyak atas bimbingan, bantuan yang telah banyak diberikan kepada saya. Terima kasih juga atas kesempatan dan berbagai pengalaman yang amat berharga, baik. Banyak pengalaman yang saya dapatkan ketika kita berproses bersama. Sukses selalu ya, Pak…
6. Ibu Sylvia CMYM, S.Psi., M.si selaku dosen pembimbing akademik, terima kasih atas penyertaannya selama ini.
7. Kepada Bp. Siswa, Bp. Cahyo, Bp. Minto, Mba Etta, Mba Titik, terima kasih karena bersedia menyediakan waktunya untuk berbagi dengan saya…
8. Kepada Yang tercinta : Papa-Mama… Terima kasih banyak ya…Ma-Pa… Frans akhirnya bisa menyelesaikan semua ini… Terima kasih atas kasih, pengorbanan yang begitu besar yang telah diberikan pada saya. Frans sayang Papa-Mama…Tuhan Memberkati kita selalu…
9. Kepada kakakku Ferry Prasetyono. Terima kasih atas suka duka dan kebersamaan yang telah kita lalui bersama.
(14)
x
10. Edilburga Wulan Saptandari, terima kasih buat semua perhatian, cinta dan kebersamaan yang membuat hidupku semakin penuh warna.
11. Kepada keluarga besar Soehendrodjati, Terimakasih ya atas perhatian, doa, dan kasih sayang yang selalu diberikan buat saya.
12. Teman-teman fakultas Psikologi, terima kasih atas proses yang kita lalui bersama. Thanks banget…
13. Thanks to Romolo….. Naik gunung bareng bule-nya kapan ya…..
14. Mas Gandung dan Mbak Nanik. Terima kasih atas bantuannya yang begitu besar...
15. Mas Muji. Wow thanks mas, buat keceriaan yang tak ada matinya. 16. Buat Mas Doni, terima kasih.
17. Pak Gi’ terimakasih atas bantuan yang telah diberikan, dan juga untuk senyuman dan sapaan yang semakin membuat suasana kampus semakin hidup dan selalu harmonis.
18. Teman-teman Ass. Penelitian : Etik, Tyo, Christ, Bertha, Prima, Lita, Merlin, Lia… Thanks atas kerja sama, kebersamaan, perhatian dan support-nya. Akhirnya aku bisa menyelesaikan tugas akhirku dan aku akan mengawali kehidupan yang lebih kompleks lagi.
19. Sahabatku yang baik : Doni, Bayu, Sutaman, Ferry, Punto, Yoyo, Dian, Top-x, Ekodok, Narendra, Ernest, teman-teman JRS, teman-teman Poseidon, teman-teman Geotrek (pa Sanda dan mba Ve) dan teman-teman semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas proses yang telah bina selama ini. Bayak inspirasi yang saya dapatkan saat berproses bersama.
20. Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang tidak dapat dsebutkan satu per satu. Terima kasih juga pada mahluk yang di alam ini, semoga makhluk di dunia ini ikut bersuka cita. Terima kasih banyak…
(15)
xi DAFTAR ISI
Halaman Judul ………. i
Halaman Persetujuan Pembimbing ………. ii
Halaman Pengesahan ………...……… iii
Halaman Motto ………...……… iv
Halaman Persembahan …...……….……… v
Pernyataan Keaslian Karya ………. vi
Ucapan Terima Kasih ………. vi
Abstrak .….……… ………… vii
Abstract ……….. viii
Kata Pengantar ……… ix
Daftar Isi .……… xi
Daftar Tabel ……… xiv
Daftar Lampiran ……… ………. xvi
BAB I PENDAHULUAN ……….. 1
A. Latar Belakang Masalah ………. 1
B. Rumusan Masalah ………..……… 5
C. Tujuan Penelitian ……...………...…. 5
(16)
xii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 7
A. Membaca Sebagai Tugas mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma……….……… 7
B. Penggunaan referensi berbahasa Inggris………..…... 10
1. Pentingnya referensi berbahasa Inggris……… 10
2. Kesulitan referensi bahasa Inggris …………..….……… 13
C. Tanggapan ……….……… 15
1. Pengertian Tanggapan ……….. 15
2. Aspek-aspek Tanggapan ……… 16
D. Tanggapan mahasiswa terhadap referensi berbahasa Inggris 19 BAB III METODE PENELITIAN………... 20
A. Jenis Penelitian ….……… . 20
B. Populasi dan sampel ………. . 20
C. Instrumen dan pertanggung jawaban mutu………. 22
1. Instrumen ……… 22
2. Pertanggung jawaban mutu ………... 26
D. Analisis Data ………..……….. 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………. … 29
A. Pelaksanaan penelitian ……….…. 29
B. Deskripsi hasil penelitian ………. 29
(17)
xiii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 50
A. Kesimpulan ……… 50
B. Saran……… 52
(18)
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Komponen-komponen alokasi waktu berdasarkan SKS ……….. 8 Tabel 2 : Jumlah populasi mahasiswa Psikologi tahun 2003-2006 ………. 21 Tabel 3 : Jumlah sampel dalam penelitian ……….. 21 Tabel 4 : Blueprint kuesioner tanggapan mahasiswa terhadap
referensi berbahasa Inggris ……….. 25 Tabel 5 : Kategorisasi jawaban subjek mengenai penggunaan
referensi berbahasa Inggris saat perkuliahan ……… 30 Tabel 6 : Kategorisasi opini mahasiswa mengenai penggunaan
referensi berbahasa Inggris ………... 31 Tabel 7 : Kategorisasi pengalaman mahasiswa saat membaca
referensi berbahasa Inggris ………... 31 Tabel 8 : Kategori perasaan dan alas an mahasiswa saat membaca
referensi berbahasa Inggris ……….. 32 Tabel 9 : Kategorisasi waktu dan alas an mahasiswa saat membaca
referensi berbahasa Inggris ………. 33 Tabel 10 : kategorisasi motivasi mahasiswa saat membaca referensi
berbahasa Inggris ……… 35 Tabel 11 : kategorisasi respon mahasiswa terhadap kesulitan atau
(19)
xv
tidaknya membaca referensi berbahasa Inggris ……… 36 Tabel 12 : Kategorisasi kesulitan mahasiswa saat membaca referensi
berbahasa Inggris ……….. 36 Tabel 13 : Kategori perilaku mahasiswa saat mengalami kesulitan
membaca referensi berbahasa Inggris ………... 38 Tabel 14 : Ringkasan usulan untuk mahasiswa mengenai penggunaan
referensi berbahasa Inggris ……….. 39 Tabel 15 : Kategorisasi usulan mahasiswa untuk dosen terhadap
penggunaan referensi berbahasa Inggris ……….. 40 Tabel 16 : Kategorisasi usulan mahasiswa untuk fakultas mengenai
(20)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Kuesioner
Lampiran 2 : Jawaban subjek dan pengolahan data penelitian Lampiran 3 : Ringkasan Kategorisasi hasil penelitian
Lampiran 4 : Konsistensi jawaban responden Lampiran 5 : Surat penelitan
(21)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bahasa Inggris menjadi bahasa yang banyak digunakan di seluruh dunia.
Ketika bahasa Inggris dipilih menjadi alat komunikasi diantara orang-orang dari
penutur bahasa yang berbeda-beda, bahasa Inggris menjadi bahasa internasional yang
sering disebut sebagai
lingua franca
(Dewaele dan Jenkins dalam Seidlhofer, 2005).
Selain digunakan sebagai bahasa global dalam komunikasi lisan, bahasa Inggris pun
digunakan secara luas dalam proses pertukaran informasi non-lisan atau tulisan. Surat
kabar, majalah, buku, jurnal, serta sumber-sumber informasi lainnya yang bahkan
dapat kita temui di dunia maya banyak menggunakan bahasa Inggris. Pemakaian
bahasa Inggris dalam penulisan informasi dianggap akan dapat dipahami oleh semua
orang dari latar belakang bahasa yang beraneka ragam.
Seiring dengan perkembangan dunia ke arah globalisasi dan kemajuan
teknologi informasi, berbagai informasi dapat diperoleh dalam waktu yang singkat.
Suatu peristiwa yang terjadi di suatu negara dapat diketahui masyarakat dari belahan
dunia yang berbeda pada waktu yang cepat. Akses terhadap informasi menjadi
semakin terbuka dan dapat dinikmati banyak orang. Hal tersebut terjadi pula dalam
dunia pendidikan. Suatu hasil penelitian dan penemuan terbaru dapat diketahui
dengan segera oleh banyak orang.
Free journal
dapat di-
download
dari internet. Buku
teks dapat dibeli secara langsung dari penerbit maupun agen baik yang ada di dalam
(22)
negeri maupun yang ada di luar negeri. Mahasiswa memiliki keleluasaan untuk
mengakses berbagai referensi yang dibutuhkannya dari banyak sumber. Namun tak
dapat dipungkiri bahwa sebagian besar referensi tersebut menggunakan bahasa
Inggris.
Hasil penelitian Santoso (2005) menyebutkan bahwa mahasiswa Pendidikan
Bahasa Inggris semester 8 Universitas Sanata Dharma masih banyak mengalami
kesalahan dalam hal penulisan dan berbicara bahasa Inggris. Faktor yang melandasi
kesalahan tersebut adalah kurangnya mahasiswa berlatih berbicara, sehingga
menyebabkan perasaan gugup, takut, dan tidak percaya diri.
Membaca sumber bacaan dalam bahasa Inggris guna tujuan akademik tidak
sama dengan membaca bacaan popular lainnya. Menurut Us
ǒ
-Juan (2006), hal yang
membedakan antara membaca bacaan bertujuan akademik dalam bahasa Inggris dan
membaca bacaan bahasa Inggris secara umum adalah adanya interaksi antara
pengetahuan latar belakang disiplin ilmu dengan pengetahuan bahasa Inggris.
Pengetahuan latar belakang disiplin ilmu secara umum diperoleh mahasiswa dari
bangku kuliah. Mahasiswa biasanya sudah memahami istilah-istilah khusus dalam
bahasa Inggris yang memang digunakan dalam kegiatan perkuliahan sehari-hari.
Sebagai contoh, mahasiswa psikologi biasanya memahami istilah
attachment, defense
mechanism,
atau
prejudice
. Sedangkan pengetahuan bahasa Inggris didapat
mahasiswa dari kegiatan belajar formal maupun aktivitas lainnya. Kurikulum
nasional di Indonesia menetapkan bahwa pelajaran bahasa Inggris wajib diberikan
mulai tingkat sekolah dasar sampai sampai SMA. Menurut Standar Kompetensi dan
(23)
3
Kompetensi Dasar Tingkat SMA/MA yang disusun oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (2006), pada saat lulus SMA siswa seharusnya telah memenuhi standar
kompetensi berbahasa Inggris yang meliputi kemampuan mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis.
Selain mendapat pelajaran bahasa Inggris dari pendidikan
formal, pengetahuan bahasa Inggris didapat pula dari lagu, film, atau bacaan-bacaan
popular seperti novel berbahasa Inggris.
Bahasa Inggris tetap merupakan bahasa asing bagi sebagian mahasiswa. Tidak
semua mahasiswa menguasai dan menggunakan bahasa Inggris dalam kehidupan
sehari-hari. Bahasa ini tidak selalu dikenal dan dipelajari sejak usia dini. Akan tetapi
mahasiswa dihadapkan pada realita bahwa masyarakat, khususnya dalam dunia
pendidikan, meletakkan bahasa Inggris sebagai sesuatu yang penting.
Penting bagi mahasiswa untuk berperilaku aktif dalam kegiatan pembelajaran
di bangku kuliah serta di luar bangku kuliahan. Perilaku aktif mahasiswa dalam
kegiatan pembelajaran salah satunya adalah dengan membaca berbagai referensi,
baik buku teks, jurnal, maupun bacaan-bacaan popular lainnya. Perilaku membaca
merupakan hal yang penting dalam dunia pendidikan. Mahasiswa sebagai
orang-orang yang diharapkan untuk peka terhadap perkembangan informasi sudah
seharusnya menjadi pembaca yang aktif. Akan tetapi, kemampuan memahami bacaan
merupakan suatu keterampilan yang tidak mudah dikuasai. Memahami bacaan
menjadi semakin sulit dilakukan jika bacaan tersebut menggunakan bahasa asing,
bahasa yang tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
(24)
Mengingat bahwa sumber bacaan yang mutakhir hampir semuanya ditulis
dalam bahasa Inggris, keterampilan membaca dalam bahasa Inggris menjadi hal yang
penting. Carrell dan Grabe (dalam Us
ǒ
-Juan, 2006) menyebutkan bahwa kemampuan
membaca dalam bahasa Inggris merupakan sesuatu yang penting untuk meraih
keberhasilan dalam studi di dunia akademik dan kerja profesional di masa yang akan
datang.
Referensi yang berkaitan dengan ilmu psikologi kebanyakan menggunakan
bahasa Inggris. Namun pada kenyataannya, membaca bacaan berbahasa Inggris
adalah sesuatu kegiatan yang asing dan jarang dilakukan pada tingkat pendidikan
sebelumnya maupun dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa cenderung mencari
sumber bacaan yang menggunakan bahasa Indonesia karena dengan demikian
mahasiswa tidak perlu menerjemahkan mengingat bahasa Indonesia merupakan
bahasa sehari-hari. Akan tetapi di sisi lain, serangkaian matakuliah di Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma banyak menggunakan referensi buku berbahasa
Inggris. Suka tidak suka mahasiswa harus menggunakan referensi tersebut sebagai
sumber acuan untuk menambah wawasan dalam ilmu pengetahuaannya. Hal ini
memunculkan banyak tanggapan yang beragam. Hasil penelitian Dewaele (2005)
menunjukkan bahwa sikap siswa di Belgia terhadap bahasa Inggris terbukti lebih
positif dibandingkan sikap terhadap bahasa Perancis. Hal ini berarti siswa Belgia
sangat tertarik mempelajari dan menggunakan bahasa Inggris dalam kehidupan
sehari-hari dibandingkan menggunakan bahasannya sendiri, seperti: menggunakan
bahasa Inggris untuk berkomunikasi, menonton TV yang menggunakan bahasa
(25)
5
Inggris, mendengarkan musik yang menggunakan bahasa Inggris dll.
Perilaku-perilaku ini sangat menunjang dalam meningkatkan kemampuan dalam berbahasa
Inggris, selain itu niat untuk mempelajari bahasa Inggris sangat besar sehingga para
siswa tergerak untuk menggunakan bahasa Inggris untuk mempelancar dan
menambah pengetahuannya menggunakan bahasa Inggris.
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tanggapan
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma terhadap penggunaan
referensi berbahasa Inggris.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tanggapan
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma terhadap penggunaan
referensi berbahasa Inggris dalam perkuliahan?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggapan mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma terhadap penggunaan referensi berbahasa
Inggris.
D.
Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, peneliti mengharapkan dapat memberikan manfaat
yang berarti, baik secara teoretis ataupun secara praktis.
(26)
a.
Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan
ilmiah berupa suatu wacana fenomenologis dalam bidang ilmu psikologi
sosial dan psikologi pendidikan khususnya dalam melihat tanggapan
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma terhadap
referensi berbahasa Inggris.
b.
Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan untuk Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma agar dapat mengetahui tanggapan
dalam bentuk respon mahasiswa terhadap referensi berbahasa Inggris.
Selain itu, untuk memberikan wacana dan memberikan refleksi kepada
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma mengenai
pentingnya kemampuan memahami referensi berbahasa Inggris pada saat
kuliah.
(27)
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Membaca Sebagai Tugas Mahasiswa Psikologi Universitas Sanata
Dharma
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma didirikan tahun 1996
berdasarkan surat keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 162/DIKTI/Kep/1996
tanggal 4 Juni 1996.
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma bertujuan
mempersiapkan Sarjana Psikologi dan Psikolog yang berkualitas, dalam arti: (a)
kompetensi keilmuwan dan profesi yang tinggi; (b) kepribadian yang dewasa
dan utuh, integritas moral yang tinggi, nurani keilmuwan yang kokoh dan tajam
serta kepedulian dan tanggung jawab yang besar terhadap sesama lingkungan;
(c) kemampuan akademik yang memadai untuk berkembang secara mandiri
maupun untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Buku
Pedoman Program Studi Pskologi, 2004).
Program pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
mengunakan sistem kredit semester (SKS). Sistem kredit semester adalah
sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menyatakan beban studi mahasiswa
dan beban penyelenggaraan pendidikan dengan satuan kredit atas dasar satuan
waktu semester yang setara dengan 16-19 minggu kerja. Satu sks merupakan
(28)
ukuran kegiatan belajar mengajar yang terdiri atas komponen-komponen
sebagai berikut:
Tabel 1
Komponen-Komponen Alokasi Waktu Berdasarkan SKS
Kegiatan
Belajar
Terstruktur &
terjadwal
Tidak
terjadwal
(menit)
Mandiri
(menit)
Jumlah
(menit)
Kuliah Teori
50 menit
60
60
170
Seminar 50
menit 60 60 170
Kuliah Praktek
2 x 50 menit
60
60
220
Praktek
Laboratorium
3 x 50 menit
60
60
270
Praktek
Lapangan
4 atau 5
jam/minggu
60 60
Beban Studi yang ditempuh mahasiswa untuk memperoleh gelar
sarjana sebanyak 144 sks, sesuai SK mendiknas No. 232/U/2000 maka
matakuliah dalam kurikulum program Sarjana Psikologi dibedakan dalam 5
kelompok, yaitu: (a) Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK); (b)
Matakuliah Keilmuwan dan Keterampilan (MKK); (c) Matakuliah Keahlian
Berkarya (MKB); (d) Matakuliah Berkehidupan Bersama (MBB); (e)
Matakuliah Perilaku Berkarya. Kurikulum pendidikan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma dirancang sedemikian rupa sehingga memberikan
landasan yang kuat bagi lulusan untuk terjun sebagai praktisi psikologi di dalam
masyarakat maupun untuk melanjutkan studi ke jenjang berikutnya (S2) baik
magister maupun magister profesional (Buku Pedoman Program Studi Pskologi,
2004).
(29)
9
Tugas mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar adalah berperan
aktif dalam perkuliahan didalam kelas maupun di luar kelas. Guna menambah
pengalaman dalam bidang akademik, salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah dengan membaca
Menurut Cohen (dalam Arohana, 2002), membaca adalah sebuah
aktivitas dan merupakan hasil persepsi yang diinterpretasikan dari
simbol-simbol huruf kedalam sebuah rangkaian kata-kata yang digabungkan dalam
sebuah kalimat sehingga dapat dipahami dan dimengerti. Keberhasilan dalam
membaca tergantung pada apa yang diperoleh waktu membaca, bagaimana
motivasi pembaca dalam memahami suatu teks, apakah pembaca mengerti apa
yang dibaca, kesiapan diri dari pembaca pada saat membaca teks, keakraban
pembaca dengan topik bacaan, dan kerumitan materinya.
Berbagai macam bacaan sebagai media untuk menambah informasi.
Pengetahuan akan menjadi sangat kurang apabila mahasiswa bergantung pada
kegiatan belajar di kelas saja. Oleh sebab itu mahasiswa diharapkan untuk
mencari berbagai referensi guna menambah wawasan dalam hal teori dan
penerapan suatu pengetahuan. Referensi yang dimaksud di sini mengacu pada
Tesaurus Bahasa Indonesia (Endarmoko, 2006) yang menyebutkan bahwa
referensi sama dengan bibiliografi, daftar bacaan/pustaka, kepustakaan,
literatur, pustaka acuan. Jadi, referensi dalam penelitian ini diartikan sebagai
berbagai macam pustaka atau bacaan, baik berupa buku, jurnal, artikel ilmiah,
maupun artikel populer lainnya.
(30)
B.
Penggunaan Referensi Berbahasa Inggris
1. Pentingnya Referensi Berbahasa Inggris
Hampir semua lembaga pendidikan, termasuk Universitas Sanata
Dharma menyediakan perpustakaan sebagai tempat mencari referensi yang
dibutuhkan dalam proses pendidikan. Mahasiswa diharapkan secara aktif
menggunakan perpustakaan sebagai salah satu acuan utama dalam menambah
pengetahuannya. Ilmu pengetahuan yang terus berkembang seiring kemajuan
jaman harus terus diikuti oleh mahasiswa. Maka, sangat penting untuk
mengejar lajunya pengetahuan dengan membaca.
Psikologi merupakan ilmu sosial yang selalu berubah mengikuti
perkembangan di sekitarnya. Ilmu psikologi muncul dari belahan dunia Barat.
Dalam perkembangannya, teori-teori terbaru psikologi pun masih terus
berkembang di dunia Barat. Oleh sebab itu banyak sekali buku yang
mengupas tentang teori dan perkembangan Psikologi dengan bahasa Barat,
khususnya bahasa Inggris. Pemakaian bahasa Inggris ini bertujuan agar semua
orang dari berbagai belahan dunia dapat memahaminya mengingat kedudukan
bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.
Penggunaan referensi merupakan suatu hal yang mutlak dalam proses
pembelajaran. Dalam hal ini mahasiswa harus berperan aktif mencari
informasi terbaru dan mengikuti perkembangan suatu ilmu. Referensi yang
mutakhir sangat menunjang kegiatan belajar mengajar, mulai dari proses
(31)
11
pemberian materi hingga mengerjakan tugas-tugas kuliah. Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma, seperti halnya universitas-universitas lain di
Indonesia banyak mengadopsi buku-buku dari luar negeri sehingga buku-buku
referensi yang tersedia sebagian besar berbahasa Inggris. Penggunaan bahasa
Inggris pada berbagai referensi ini dapat dilihat pada koleksi buku yang
dimiliki Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Universitas Sanata
Dharma memiliki dua unit perpustakan, yaitu di kampus I Mrican dan kampus
III Paingan. Sampai dengan bulan Oktober 2006, diketahui bahwa pada dua
unit perpustakaan tersebut terdapat 1893 buah buku psikologi. Sejumlah 1243
buah buku atau 65,66% dari keseluruhan buku adalah buku berbahasa Inggris.
Sisanya, 650 buah buku (34,34%) adalah buku berbahasa Indonesia, bahkan
untuk buku-buku terbitan tahun 2000 keatas hampir 100% merupakan buku
berbahasa Inggris. Maka harus disadari dan diterima bahwa pada
kenyataannya, referensi berbahasa Inggris hampir selalu lebih mutakhir dan
mudah ditemukan. Oleh sebab itu mau tidak mau mahasiswa dituntut untuk
membaca referensi berbahasa Inggris karena keterbatasan referensi yang
berbahasa Indonesia.
Tuntutan ini nampak pula pada buku-buku referensi yang digunakan
sebagai acuan perkuliahan. Pada Buku Pedoman Program Studi Pskologi
(2004) disebutkan sumber bacaan yang disarankan guna mendukung
matakuliah-matakuliah tertentu. Misalnya dalam mata kuliah Psikologi
Belajar disarankan untuk membaca buku yang berjudul Theories of Learning
(32)
yang dikarang oleh G.H. Bower & E.R. Hilgard atau Introduction to Theories
of Learning yang dikarang oleh B.R. Hergenhahn & H.M. Olson. Selain itu
untuk matakuliah Psikoterapi dianjurkan untuk membaca sumber bacaan yang
berjudul Manual for Theory and Practice of Counselling and Psychotherapy
yang dikarang oleh G. Corey. Dari sini dapat dilihat bahwa hampir sebagian
besar buku-buku acuan atau buku bacaan untuk setiap mata kuliah di fakultas
Psikologi didominasi oleh buku berbahasa Inggris.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia yang pada
dasarnya selalu berubah dan berkembang sesuai dengan konteks
lingkungannya. Ilmu sosial banyak berkembang dan diteliti di negara Barat.
Perkembangan ini dapat diikuti dengan cara mencari informasi
sebanyak-banyaknya. Cara yang efektif untuk mendapat informasi salah satunya adalah
dengan membaca. Seturut perkembangannya mahasiswa dituntut untuk
menguasai bahasa Inggris agar dapat mengikuti segala informasi dan
pengetahuan yang terbaru. Carrell dan Grabe (dalam Usõ-Juan, 2006)
menyebutkan bahwa kemampuan membaca dalam bahasa Inggris merupakan
sesuatu yang sangat penting untuk meraih keberhasilan dalam studi di dunia
akademik.
(33)
13
2. Kesulitan Membaca Referensi Bahasa Inggris
Untuk mendapatkan informasi dan pemahaman tentang sebuah bacaan
mahasiswa harus membaca dengan pelan dan teliti. Wiriachitra (1982)
menyebutkan bahwa kesulitan dalam bahasa Inggris dalam membaca bacaan
ilmiah adalah sebagai berikut:
a.
Pengenalan kosakata
Dalam hal ini pembaca harus dapat menemukan arti kata dan aspek
ini sangat penting dalam membaca bacaan bahasa Inggris. Mengetahui
makna suatu kosa kata dapat dilakukan dengan:
1.)
Mengecek arti dalam kamus.
Ini merupakan hal yang mudah dan cepat dilakukan untuk
menemukan arti yang tepat pada sebuah kata.
2.)
Menginterpretasikan.
Dilakukan dengan melakukan analisis kata sehingga kata yang
dibaca dapat dipahami konteksnya dan dimaknai menjadi arti
yang utuh.
Pemahaman kosakata bahasa Inggris merupakan dasar untuk
memahami dan menerjemahkan makna sebuah kata yang kemudian
akan digabungkan menjadi sebuah kalimat. Apabila ada satu atau
beberapa kata dalam kalimat yang tidak dimengerti terjemahannya,
maka pembaca akan sulit pula menerjemahkan kalimat yang terkait ke
dalam bahasa Indonesia.
(34)
b.
Pemahaman kalimat
Ketika membaca buku, artikel, ataupun yang lainnya, pembaca
terkadang mengetahui arti setiap katanya, akan tetapi sulit mengerti
apa yang dimaksud dalam tulisan tersebut. Kalimat harus dipahami
sebagai suatu kesatuan, tidak terpotong-potong dan dilepaskan dari
konteksnya.
Walaupun penting memahami makna setiap kosakata, namun
terjemahan bahasa Inggris tidak dapat diterjemahkan kata perkata
melainkan dengan diterjemahkan sesuai konteks kalimatnya.
Menerjemahkan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia memerlukan
keterampilan khusus dalam memahami konteks kalimat.
c.
Analisis paragraph
Biasanya dengan membaca individu akan mengerti isi bacaan
tersebut. Akan tetapi hubungan antar paragraf dan keseluruhan bacaan
seringkali kurang diperhatikan. Bagian analisis paragraf ini jarang
sekali diperhatikan oleh pembaca bacaan berbahasa asing, mereka
lebih melihatnya secara global dan universal.
d.
Interpretasi ilustrasi
Dalam membaca bacaan ilmiah, pembaca terkadang sulit untuk
memahami bacaan, dengan dicantumkannya ilustrasi pembaca
diharapkan dapat membantu dalam memahami bacaan. Interpretasi
(35)
15
ilustrasi ini sangat membantu pembaca dalam memahami isi bacaan
yang sedang dibaca. Ilustrasi ini dapat berupa tabel, diagram, grafik,
foto dan lain-lain.
C.
Tanggapan
1.
Pengertian Tanggapan
Tanggapan tidak dapat dilepaskan dari proses persepsi. Persepsi
adalah proses penerimaan stimulus oleh indera yang diteruskan ke otak
sehingga membentuk suatu kesan. Persepsi ini akan membuahkan suatu
penilaian yang sangat subjektif dan memungkinkan terjadinya perbedaan antar
individu. Ketika terjadi proses persepsi, individu membentuk kesan mengenai
stimulus yang ada. Kesan yang terbentuk akan menuntun perilaku yang akan
dilakukan untuk merespon suatu stimulus. Kesan tidak akan muncul ketika
tidak ada persepsi yang terjadi pada individu. Ketika individu melakukan
proses persepsi maka individu sudah mempunyai suatu ide yang menuntunnya
dalam berperilaku tertentu (Watson, 1984). Kesan yang terbentuk dalam
proses persepsi akan membawa individu kedalam pembentukan tanggapan.
Atkinson (1983) menggarisbawahi bahwa persepsi merupakan
proses dimana individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimulus
yang diterimanya dan pola-pola yang ada di lingkungan sekitarnya sehingga
menjadi lebih berarti bagi individu yang bersangkutan. Hal serupa
diungkapkan oleh Irwanto (1988), bahwa persepsi merupakan suatu proses
(36)
penginterpretasian terhadap rangsang-rangsang yang diterima oleh indera,
sehingga menimbulkan pengertian dan tanggapan terhadap suatu stimulus.
Berdasarkan kamus umum bahasa Indonesia (Poerwadarminta,
1978) tanggapan adalah balasan , jawaban, reaksi, respons, sahutan, sambutan,
sanggahan, tangkisan, komentar. Hal serupa juga diungkapkan oleh
Endarmoko (2006), tanggapan merupakan suatu respon yang diterima oleh
panca indera yang berupa pendapat atau reaksi.
2.
Aspek Tanggapan
a.
Reaksi Emosi
Merupakan respon individu terhadap suatu stimulus yang
memunculkan suatu perilaku tertentu. Reaksi ini berkaitan dengan
aspek emosi seseorang. Pada dasarnya, terdapat enam emosi dasar
manusia menurut Ekman (dalam Matsumoto, 1994) yaitu marah,
senang, takut, jijik, sedih, dan terkejut. Namun seringkali timbul
beberapa emosi dasar dalam waktu yang bersamaan sehingga
memunculkan emosi baru, misalnya kecewa, optimisme, penerimaan,
ragu-ragu, penyesalan, cinta, benci, dan sebagainya. Emosi memiliki
keterkaitan dengan motivasi. Jika ada emosi positif terhadap stimulus
tertentu, maka seseorang akan mendekat. Sebaliknya jika ada emosi
negatif tentang suatu stimulus, maka seseorang akan menjauh. Emosi
merupakan suatu stimulus penyulut dan biasanya dapat diamati karena
terwujud dalam suatu perilaku, aktivitas fisiologis maupun kognitif.
(37)
17
Reaksi mahasiswa terhadap bacaan berbahasa Inggris mungkin
bermacam-macam. Reaksi ini tergantung pada muatan emosi yang
terkandung dalam diri mahasiswa terhadap bacaan berbahasa Inggris
tersebut. Emosi inilah yang akan menjadi stimulus penyulut timbulnya
reaksi tertentu. Sebagai contoh, mahasiswa yang memiliki emosi takut
terhadap referensi berbahasa Inggris akan memikirkan
ketidakmampuannya dalam berbahasa Inggris ketika diberi tugas
membaca artikel berbahasa Inggris.
b.
Opini
Merupakan pendapat individu yang mengarah pada pengungkapan
alasan-alasan yang melatarbelakangi seseorang berpikir dalam
menanggapi suatu stimulus (Rahmat dalam Setiawan, 1996).
Mahasiswa akan memiliki beragam opini mengenai penggunaan
referensi berbahasa Inggris. Opini ini ditentukan pula oleh persepsinya
mengenai referensi berbahasa Inggris. Jika kesan yang muncul
mengenai referensi berbahasa Inggris beraneka macam, maka opini
yang muncul kemudian pun sangat mungkin menjadi beragam pula.
Opini ini akan mengungkap pula kesulitan-kesulitan yang dihadapi
oleh mahasiswa dalam menghadapi penggunaan referensi berbahasa
Inggris untuk tugas kuliah.
(38)
c.
Perilaku
Perilaku ini mencerminkan sikap seseorang dalam menanggapi suatu
stimulus. Sears (1999) menyebutkan bahwa sikap ini dibagi menjadi
dua kategori, yaitu: sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif
merupakan suatu respon yang menghasilkan perilaku baik, akan tetapi
sikap negatif merupakan suatu respon yang mengarah pada perilaku
menolak suatu objek yang dihadapi.
d.
Harapan
Merupakan keinginan individu lebih lanjut pada stimulus yang
dihadapinya. Harapan didasari oleh pengalaman individu terkait
dengan responnya terhadap suatu stimulus tertentu. Selain
pengalaman, harapan sangat ditentukan dan berhubungan dengan
kemampuan yang ada dalam dirinya (Walgito, 2003). Harapan
merupakan suatu hal yang mendukung penemuan solusi ketika
muncul permasalahan. Harapan ini dapat muncul berupa kritik dan
saran. Harapan mahasiswa terhadap penggunaan referensi berbahasa
Inggris dipengaruhi oleh banyak faktor yang sifatnya individual.
Sehingga sangat mungkin terjadi mahasiswa memiliki harapan yang
beragam mengenainya. Mahasiswa yang memiliki pengalaman tidak
menyenangkan dalam menggunakan bahasa Inggris tentu memiliki
harapan yang berbeda dengan mahasiswa yang mampu menggunakan
bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-harinya secara aktif dan tepat.
(39)
19
Harapan ini akan mengarah pada pembentukan suatu sikap. Sikap
merupakan hasil dari belajar dan akan mengalami perubahan setiap
saat. Sikap ini dipengaruhi oleh harapan sesorang terhadap stimulus
yang diterimanya. Walgito (dalam Hudaniah, 2003) menyebutkan
bahwa salah satu faktor yang menyebabkan seseorang berperlilaku
adalah harapan yang berasal dari dalam diri seseorang. Harapan ini
mengarah pada keinginan individu saat menanggapi suatu stimulus
yang dihubungkan dengan pengalaman dan kemampuan yang ada
dalam individu tersebut.
D.
Tanggapan Mahasiswa Terhadap Referensi Berbahasa Inggris
Penggunaan referensi berbahasa Inggris di bangku perkulihan
merupakan suatu aktivitas yang harus dilakukan oleh seluruh mahasiswa
Psikologi karena referensi yang tersedia lebih banyak menggunakan referensi
berbahasa Inggris. Selain itu, referensi buku Psikologi banyak ditulis
menggunakan bahasa Inggris sehingga mau tidak mau, mahasiswa harus
menggunakannya dalam proses perkuliahan. Penelitian ini akan melihat
tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan referensi berbahasa Inggris.
Tanggapan yang diteliti difokuskan pada reaksi emosi, opini, perilaku dan
harapan. Dalam penelitian ini perilaku sendiri akan mengungkap motivasi
pengalaman dan kesulitan yang dihadapi saat membaca referensi berbahasa
Inggris.
(40)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskripsi dengan model survei. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menjelaskan dan menggambarkan keadaan yang terjadi pada saat ini. Penelitian ini tidak menguji atau tidak menggunakan hipotesis, tetapi hanya mendeskripsikan informasi apa adanya yang sesuai dengan variabel yang diteliti (Kountur, 2003).
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup data kuantitatif dan kualitatif. Perhitungan data kuantitatif dilakukan dengan cara melihat frekuensi dari jawaban-jawaban yang muncul. Sedangkan data kualitatif dianalisis dari alasan-alasan yang diberikan subjek sebagai penjelasan jawabannya. Kedua cara ini digabungkan untuk melihat bagaimana tanggapan mahasiswa mengenai penggunaan referensi berbahasa Inggris.
B. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma tahun ajaran 2006/2007. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang masih aktif dalam kegiatan perkuliahan, antara lain: angkatan 2003, 2004, 2005, dan 2006. Jumlah seluruh mahasiswa yang aktif adalah 462 mahasiswa. Untuk mahasiswa
(41)
21
angkatan 2007 tidak dimasukan kedalam populasi karena mahasiswa tersebut baru masuk di fakultas Psikologi dan masih beradaptasi di bangku perkuliahan. Karena telah tersedianya daftar sampel, maka peneliti mengambil sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling. Peneliti menyediakan kuesioner sebanyak 462 eksemplar untuk dibagikan pada para subjek. Kuesioner yang terkumpul kembali sebanyak 315 eksemplar.
Tabel 2
Jumlah Populasi Mahasiswa Psikologi Tahun 2003-2006
Angkatan 2003 2004 2005 2006
Jumlah mahasiswa 119 121 117 105
Total 462
Tabel 3
Jumlah sampel dalam penelitian
Angkatan 2003 2004 2005 2006 Jumlah kuesioner 47 95 80 93
Total sampel 315
Penelitian dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Kampus III Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 3 September 2007 sampai dengan hari Jumat tanggal 7 September 2007 dan hari Selasa tanggal 11 September 2007 sampai dengan hari Rabu tanggal 12 September 2007.
(42)
C. Instrumen dan Pertanggung Jawaban Mutu 1. Instrumen
Instrumen pada suatu penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara, pengujian, atau melalui kuesioner (Kountur, 2003; Effendi dan Singarimbun, 1989). Alat yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data adalah kuesioner tanggapan mahasiswa Universitas Sanata Dharma terhadap penggunaan referensi berbahasa Inggris.
Kuesioner disusun dengan tidak menggunakan skala. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari pertanyaan tertutup dan terbuka. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang menyediakan alternatif jawaban dan meminta responden untuk memilih dari alternatif jawaban yang telah tersedia. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang tidak memiliki alternatif jawaban sehingga responden bebas menjawab sesuai dengan apa yang dialaminya.
Kuesioner dalam penelitian ini mengungkap aspek opini, reaksi emosi, perilaku dan harapan. Selain itu dalam kuesioner ini menambahkan aspek motivasi, pengalaman, dan kesulitan. Ketiga aspek ini didapat dari pengembangan aspek reaksi emosi dan perilaku. Selain itu, dapat memudahkan responden dalam menjawab dan mendapatkan data yang lebih kaya.
(43)
23
Kuesioner akan mengungkap tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan referensi berbahasa Inggris. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari tujuh bagian besar, yaitu: (1) opini mahasiswa terhadap penggunaan referensi berbahasa Inggris, (2) motivasi mahasiswa dalam membaca referensi berbahasa Inggris, (3) pengalaman yang didapat ketika membaca referensi berbahasa Inggris, (4) kesulitan yang dihadapi mahasiswa pada saat membaca referensi berbahasa Inggris, (5) perilaku mahasiswa dalam menanggapi penggunaan referensi berbahasa Inggris, (6) reaksi emosi yang dirasakan oleh mahasiswa pada saat membaca referensi berbahasa Inggris, dan (7) harapan mahasiswa terhadap penggunaan referensi berbahasa Inggris. Setiap bagian pertanyaan akan mengungkap hal mengenai penggunaan referensi berbahasa Inggris dalam perkuliahan. Referensi berbahasa Inggris yang dimaksud di sini adalah segala macam sumber bacaan, meliputi buku, jurnal, artikel ilmiah, maupun artikel populer yang menggunakan bahasa Inggris.
Kuesioner terdiri dari sepuluh pertanyaan dengan rincian: dua pertanyaan mengenai opini, satu pertanyaan mengenai motivasi, satu pertanyaan mengenai pengalaman yang didapat setelah membaca, dua pertanyaan mengenai kesulitan yang dihadapi, dua pertanyaan mengenai perilaku yang dilakukan mahasiswa ketika membaca referensi, satu pertanyaan mengenai reaksi emosi saat membaca, dan
(44)
satu pertanyaan mengenai harapan mahasiswa terhadap penggunaan referensi berbahasa Inggris.
Kuesioner ini terdiri tiga macam bentuk pertanyaan. Pertama adalah pertanyaan yang bersifat tertutup, yaitu: memberikan alternatif jawaban agar responden dapat menjawab. Kedua adalah pertanyaan yang bersifat terbuka, yaitu: pertanyaan yang membebaskan responden dalam menjawab. Sedangkan yang ketiga adalah pertanyaan terbuka dan tertutup, yaitu: responden diharapkan memilih alternatif jawaban dan menjelaskan mengapa memilih pilihan tersebut.
Berikut ini adalah blueprint kuesioner tanggapan mahasiswa Universitas Sanata Dharma terhadap penggunaan referensi berbahasa Inggris.
(45)
25
Tabel 4
Blueprint Kuesioner Tanggapan Mahasiswa Terhadap Referensi Berbahasa Inggris
No Hal yang diungkap Aspek
Penggunakan referensi berbahasa Inggris
Jumlah aitem
No soal 1. Reaksi emosi - Apa yang Anda rasakan ketika
membaca referensi berbahasa Inggris?
Alasan:
1 4
2. Opini - Seberapa banyak referensi bahasa Inggris digunakan dalam perkuliahan?
- Bagaimana opini/pendapat anda mengenai penggunaan referensi berbahasa Inggris dalam perkuliahan?
2 1
2 3. Perilaku - Kapan atau pada saat apa Anda
membaca referensi berbahasa Inggris?
Alasan:
- Apa yang Anda lakukan ketika menemukan kesulitan dalam membaca referensi berbahasa Inggris?
2 5
9
4. Motivasi - Apa yang mendorong Anda membaca referensi berbahasa Inggris?
1 6
5. Pengalaman - Berdasarkan pengalaman Anda, apa sajakah yang Anda dapatkan ketika membaca referensi berbahasa Inggris?
1 3
6. Kesulitan - Apakah Anda mengalami kesulitan saat membaca referensi berbahasa Inggris?
- Saat Anda membaca referensi berbahasa Inggris, hal apa yang menjadi kesulitan utama Anda? Alasan:
2 7
8 7. Harapan - Sebutkan harapan/usulan Anda
terkait dengan penggunaan referensi berbahasa Inggris?
1 10
(46)
2. Pertanggung jawaban mutu
Pada penelitian ini pertanggung jawaban mutu menggunakan validitas muka yang diselidiki dengan cara meminta pihak yang berkompeten untuk memeriksa kuesioner yang akan diberikan dan kemudian diminta untuk menyimpulkan apakah kuesioner telah memberikan kesan mampu untuk mengukur hal-hal yang akan diukur. Validitas isi, yaitu pengujian item dilakukan dengan analisis rasional terhadap isi kuesioner serta professional judgement yang diperoleh dengan cara meminta pihak yang berkompeten untuk memeriksa kuesioner yang akan diberikan, hal ini bertujuan supaya kuesioner tersebut relevan dan tidak keluar dari tujuan penelitian (Azwar, 1999).
Reliabilitas dalam penelitian ini dilihat dari konsistensi jawaban responden yang diberikan saat menjawab kuesioner. Kuesioner diberikan pada beberapa subjek dalam jeda waktu tertentu untuk melihat konsistensi jawaban yang diberikan responden (Patton, 1990).
D. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua tahap. Pertama, seluruh jawaban dihitung besar frekuensi dan prosentasenya. Kedua, setiap jawaban yang berisikan alasan akan dikoding dan dikategorisasikan sehingga memudahkan analisis data.
(47)
27
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini akan melalui tiga tahap (Kriyantono, 2006), yaitu:
1. Untuk menganalisis pertanyaan tertutup dilakukan dengan metode penghitungan distribusi frekuensi:
a. Memasukan data mentah ke dalam bentuk tabel ringkasan. b. Menghitung frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.) Menghitung berapa banyaknya responden untuk setiap alternatif jawaban.
2.) Menghitung jumlah setiap jawaban berdasarkan alternatif jawaban.
3.) Frekuensi dihitung dengan menggunakan rumus:
B A
x 100% Keterangan:
A = Jumlah total setiap pilihan jawaban
B = Jumlah total seluruh jawaban yang diberikan responden c. Membuat diagram untuk memudahkan melihat prosentase per
pilihan jawaban responden.
d. Menganalisis dan mendeskripsikan hasilnya.
2. Untuk mengalisis pertanyaan terbuka dilakukan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Koding berdasarkan data mentah yang didapat dari kuesioner. Koding ini ditentukan berdasarkan alasan yang diberikan responden dalam menanggapi penggunaan referensi berbahasa Inggris dalam perkuliahan.
(48)
b. Membuat kategorisasi berdasarkan koding yang telah dibuat. c. Menghitung prosentase dengan menggunakan cara sebagai
berikut:
D C
X 100% Keterangan:
C =Jumlah total setiap kategori D = jumlah responden
d. Membuat diagram untuk memudahkan melihat prosentase per kategori jawaban responden.
e. Mencari hubungan antar kategorisasi agar dapat memahami tanggapan dari setiap kategorisasi tersebut.
f. Analisis data untuk mendapatkan gambaran secara utuh sehingga dapat menjawab pertanyaan penelitian.
3. Menggabungkan hasil analisis dari jawaban terbuka dan tertutup. Hal ini dilakukan agar pengolahan data menjadi kaya dan dapat saling melengkapi untuk melihat gambaran mengenai tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan referensi berbahasa Inggris. 4. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara menyeluruh.
(49)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Kampus III Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 3 September 2007 sampai dengan hari Jumat tanggal 7 September 2007 dan hari Selasa tanggal 11 September 2007 sampai dengan hari Rabu tanggal 12 September 2007.
Subjek penelitian sebanyak 343 mahasiswa yang masih aktif mengikuti perkuliahan, yaitu terdiri dari mahasiswa angkatan 2003, 2004, 2005, dan 2006. Peneliti menyediakan kuesioner sebanyak 343 eksemplar untuk dibagikan pada para subjek. Kuesioner yang terkumpul kembali sebanyak 315 eksemplar (92%).
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Berikut ini adalah tabel ringkasan yang telah dihitung frekuensi dan prosentasenya:
(50)
Tabel 5
Kategorisasi Jawaban Subjek Mengenai
Penggunaan Referensi Berbahasa Inggris Saat Perkuliahan Penggunaan Referensi di Perkuliahan Frekuensi %
Semua matakuliah 122 39%
Beberapa matakuliah 190 60%
Tidak pernah digunakan dalam
Perkuliahan 2 1%
Tidak menjawab 1 0%
Total Jawaban 315 100%
Diagram 1
Jawaban Mengenai Penggunaan Referensi Berbahasa Inggris
39%
60%
1%
Selur uh m at ak uli ah Beber ap a m at ak uli ah Tidak digun ak an
Dari Tabel 5 di atas tampak bahwa dari 315 mahasiswa, 122 mahasiswa (39%) menjawab penggunaan referensi berbahasa Inggris digunakan dalam seluruh matakuliah, 190 mahasiswa (60%) menjawab beberapa matakuliah, 2 mahasiswa (1%) menjawab referensi bahasa Inggris tidak pernah digunakan dalam kegiatan perkuliahan dan 1 mahasiswa (0%) tidak menjawab. Hal ini menunjukkan, sebagian besar mahasiswa menilai bahwa penggunaan referensi berbahasa Inggris dipakai dalam beberapa matakuliah.
(51)
31
Tabel 6
Kategorisasi Opini Mahasiswa Mengenai Penggunaan Referensi Berbahasa Inggris
Opini mahasiswa terhadap referensi
berbahasa Inggris Frekuensi %
Opini positif 137 43%
Opini negative 53 17%
Kedua-duanya 125 40%
Jumlah responden 315
Diagram 2
Opini Mahasiswa Mengenai Penggunaan Referensi Berbahasa Inggris
Dari tabel 6 ditunjukkan bahwa 130 mahasiswa (43%) memiliki opini positif, 53 mahasiswa (17%) memiliki opini negative, dan 125 mahasiswa (40%) memiliki dua opini sekaligus, baik opini positif maupun negatif. Dari temuan ini dapat disimpulkan bahwa opini mahasiswa terhadap penggunaan referensi berbahasa Inggris positif.
Tabel 7
Kategorisasi Pengalaman Mahasiswa Saat Membaca Referensi Berbahasa Inggris
Pengalaman saat membaca Frekuensi %
Baik 225 71%
Buruk 37 12%
Kedua-duanya 50 16%
(52)
Diagram 3
Pengalaman Saat Membaca Referesi Berbahasa Inggris
Dari Tabel 7 terlihat bahwa ketika membaca referensi berbahasa Inggris 225 mahasiswa (71%) mempunyai pengalaman yang baik, 37 mahasiswa (12%) mempunyai pengalaman yang buruk, dan 50 mahasiswa (16%) mempunyai pengalaman baik dan buruk sekaligus.
Tabel 8
Kategorisasi Perasaan dan Alasan Mahasiswa Saat Membaca Referensi Berbahasa Inggris
Perasaan saat membaca Alasan
Perasaan Frekuensi % Kategori Frekuensi %
Marah 24 7% Positif 83 26%
Senang 145 43% Negatif 172 55%
Jijik 8 2% Kedua-duanya 47 15%
Sedih 48 14% Total responden 315
Takut 108 32%
Bosan 8 2%
Jumlah total
jawaban 341 100%
Diagram 4
Perasaan Responden Pada Saat Membaca
7%
43%
2% 14% 32%
2%
Mar ah
Senang Jij ik Sedih Takut Bosan
(53)
33
Diagram 5
Alasan Mahasiswa Mengenai Perasaan Saat Membaca Referensi Berbahasa Inggris
Dari Tabel 8 di atas nampak bahwa perasaan mahasiswa saat membaca sangat bervariasi. Dua puluh empat mahasiswa (7%) cenderung memiliki perasaan marah, 145 mahasiswa (43%) memiliki perasan senang, 8 mahasiswa (2%) memiliki perasaan jijik, 48 mahasiswa (14%) memiliki perasaan sedih, 108 mahasiswa (32%) memiliki perasaan takut dan 8 mahasiswa (2%) memiliki perasaan bosan. Alasan yang melatarbelakangi mahasiswa memiliki perasaan-perasaan tersebut ditunjukkan dengan 83 mahasiswa (26%) masuk ke dalam kategori emosi positif, 172 mahasiswa (55%) masuk ke dalam kategori tidak emosi negatif, dan 47 mahasiswa (15%) masuk dalam kategori kedua-duanya, baik emosi positif maupun negatif.
Tabel 9
Kategorisasi Waktu dan Alasan Mahasiswa Saat Membaca Referensi Berbahasa Inggris
Waktu membaca referensi Alasan Pada saat apa
mahasiswa membaca Frekuensi % Kategori Frekuensi % Disuruh dosen 175 34% Internal 40 13% Mengerjakan tugas 230 44% Eksternal 229 73% Ingin menambah
pengetahuan 116 22%
Kedua-duanya 29 1%
Jumlah total jawaban 512 100%
Jumlah
(54)
Diagram 6
Waktu Mahasiswa Membaca
34%
44% 22%
Disu r uh dosen Menger j akan t ugas
I ngin m enam bah penget ahuan
Diagram 7
Alasan Mahasiswa Mengenai Waktu Membaca Referensi Berbahasa Inggris
Dari Tabel 9 di atas terlihat bahwa 175 mahasiswa (34%) membaca referensi bahasa Inggris ketika disuruh dosen, 230 mahasiswa (44%) membaca referensi bahasa Inggris ketika mengerjakan tugas, dan 116 mahasiswa (22%) membaca referensi bahasa Inggris ketika ingin menambah pengetahuan. Dapat dilihat pula bahwa faktor eksternal menjadi faktor pendukung yang dipilih oleh 299 mahasiswa (73%) ketika menentukan waktu membaca referensi berbahasa Inggris. Sedangkan yang mengaku bahwa faktor internal menjadi faktor pendukung dalam menentukan waktu membaca referensi berbahasa Inggris sebanya 40
(55)
35
mahasiswa (13%). Dua puluh sembilan mahasiswa (1%) memilikh kedua-duanya, baik faktor eksternal maupun internal.
Tabel 10
Kategorisasi Motivasi Mahasiswa Saat Membaca Referensi Berbahasa Inggris
Motivasi saat membaca Frekuensi % Eksternal (Jawaban pilihan A) 142 45% Internal (Jawaban Pilihan B,C&D) 53 17%
Kedua-duanya 108 34%
Jumlah responden 315
Diagram 6
Motivasi Mahasiswa Saat Membaca Referensi Berbahasa Inggris
Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa motivasi membaca referensi bahasa Inggris dipengaruhi oleh faktor eksternal, internal, serta gabungan kedua faktor tersebut. Sebanyak 142 mahasiswa (45%) memilih faktor eksternal sebagai motivator membaca referensi berbahasa Inggris. Seratus enam puluh mahasiswa (17%) menilai bahwa motivasi membaca dipengaruhi oleh faktor internal dan 108 mahasiswa (34%) menilai bahwa motivasi membaca dipengaruhi oleh gabungan kedua faktor, internal dan eksternal.
(56)
Tabel 11
Kategorisasi Respon Mahasiswa Terhadap Kesulitan atau Tidaknya Membaca Referensi Berbahasa Inggris
Kesulitan membaca referensi
berbahasa Inggris Frekuensi %
Ya 271 86%
Tidak 44 14%
Jumlah total jawaban 315 100%
Diagram 7
Pendapat Mengenai Kesulitan atau Tidaknya Membaca Referensi Berbahasa Inggris
86% 14%
Ya Tidak
Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa 271 mahasiswa (86%) mengalami kesulitan dan 44 mahasiswa (14%) tidak mengalami kesulitan ketika membaca referensi berbahasa Inggris.
Tabel 12
Kategorisasi Kesulitan Mahasiswa Saat Membaca Referensi Berbahasa Inggris
Kesulitan membaca referensi Bahasa Inggris Alasan
Kesulitan utama Frekuensi % Kategori Frekuensi %
Mengenali kosa kata 161 35%
Bahasa yang
kompleks 97 31%
Memahami kalimat 167 37%
Kemampuan
kurang 133 42%
Menggabungkan
paragraph 95 21%
Kedua-duanya 17 5%
Menginterpretasikan
ilustrasi 34 7%
Jumlah
responden 315 Jumlah total jawaban 457 100%
(57)
37
Diagram 8
Kesulitan Utama Dalam Membaca Referensi Berbahasa Inggris
Diagram 9
Alasan Mahasiswa Mengenai Kesulitan Pada Saat membaca Referensi Berbahasa Inggris
Dari tabel 12 di atas terlihat bahwa sebanyak 161 mahasiswa (35%) mengalami kesulitan dalam mengenali kosakata, 167 mahasiswa (37%) mengalami kesulitan dalam memahami kalimat, 95 mahasiswa (21%) mengalami kesulitan dalam menggabungkan paragraf, dan 34 mahasiswa (7%) mengalami kesulitan dalam menginterpretasikan ilustrasi. Alasan yang dikemukakan mahasiswa beragam. Akan tetapi jika dikategorikan, 97 mahasiswa (31%) melihat bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa yang kompleks, 133 mahasiswa (42%) memiliki
35%
37% 21%
7%
Mengenali kosakat a Mem aham i kalim at Mengabungkan par agr af Mengint er pr et asi kan ilust r asi
(58)
kemampuan yang kurang, sedangkan 17 mahasiswa (5%) melihat kedua-duanya, bahasa Inggris sebagai bahasa yang kompleks serta kemampuan diri yang kurang sebagai faktor yang menyulitkan dalam membaca referensi berbahasa Inggris.
Tabel 13
Kategorisasi Perilaku Mahasiswa Saat Mengalami Kesulitan Membaca Referensi Berbahasa Inggris
Perilaku Saat Mengalami Kesulitan Frekuensi %
Membuka kamus 240 41%
Bertanya pada teman 183 31%
Mencari referensi lain berbahasa
Indonesia 127 22%
Berhenti membaca 40 7%
Jumlah total jawaban 590 100% Diagram 10
Perilaku Saat Mengalami Kesulitan Membaca Referensi Berbahasa Inggris
41%
31% 22%
7%
Mam buka kam us Bert anya pada t em an
Mencari referensi lain berbahasa I ndonesia Berhenti m embaca
Dari tabel 13 di atas tampak bahwa saat mengalami kesulitan dalam membaca referensi berbahasa Inggris, sebanyak 240 mahasiswa (41%) akan membuka kamus, 183 mahasiswa (31%) akan bertanya pada teman, 127 mahasiswa (22%) akan mencari referensi lain yang berbahasa Indonesia, dan 40 mahasiswa (7%) akan berhenti membaca referensi berbahasa Inggris tersebut.
(59)
39
Tabel 14
Ringkasan Usulan Untuk Mahasiswa Mengenai Penggunaan Referensi Berbahasa Inggris
Usulan untuk mahasiswa Frekuensi % Membaca referensi berbahasa Indonesia 12 4% Membaca referensi berbahasa Inggris 268 85%
Kedua-duanya 4 1%
Jumlah responden 315
Diagram 11
Usulan Untuk Mahasiswa Mengenai Penggunaan Referensi Berbahasa Inggris
Dari tabel 14 di atas terlihat bahwa 12 mahasiswa (4%) mengusulkan pada para mahasiswa agar membaca referensi berbahasa Indonesia dan 268 mahasiswa (85%) mengusulkan agar membaca referensi berbahasa Inggris, sedangkan 4 mahasiswa (1%) mengusulkan agar membaca referensi dalam bahasa apapun, baik bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.
(60)
Tabel 15
Kategorisasi Usulan Mahasiswa Untuk Dosen Terhadap Penggunaan Referensi Berbahasa Inggris
Usulan untuk dosen Frekuensi % Metode pengajaraan yang mendukung bahasa
Inggris 119 38%
Metode pengajaran alternatif 130 41% Menjawab 2 kategori: metode yang
mendukung dan alternatif 19 6%
Dosen diharapkan memperluas pengetahuan
dengan lebih banyak membaca 18 6%
Jumlah responden 315
Diagram 12
Usulan Untuk Dosen Mengenai Penggunaan Referensi Berbahasa Inggris
Dari tabel 15 di atas nampak bahwa 119 mahasiswa (38%) mengusulkan kepada dosen untuk menggunakan metode pembelajaran yang mendukung penggunaan bahasa Inggris secara lebih luas, 130 mahasiswa (41%) mengusulkan pada dosen untuk menggunakan metode pembelajaran alternatif, dan 19 mahasiswa (6%) mengusulkan keduanya, penerapan metode pengajaran alternatif dan yang mendukung penggunaan bahasa Inggris. Sedangkan 18 mahasiswa (6%) mengusulkan agar dosen memperluas pengetahuan dengan lebih banyak membaca.
(61)
41
Tabel 16
Kategorisasi Usulan Mahasiswa Untuk Fakultas Mengenai Penggunaan Referensi Berbahasa Inggris
Usulan untuk Fakultas Frekuensi %
Memperbanyak buku 156 50%
Menyediakan fasilitas dan
program bahasa Inggris 79 25%
Menjawab 2 kategori: memperbanyak buku dan
fasilitas/program bahasa Inggris 12 3% Lebih memperhatikan kualitas
dosen 2 0,05%
Jumlah responden 315
Diagram 13
Usulan Untuk Fakultas Mengenai Penggunaan Referensi Berbahasa Inggris
Dari tabel 16 menunjukkan bahwa 156 mahasiswa (50%) mengusulkan kepada fakultas untuk memperbanyak buku, 79 mahasiswa (25%) mengusulkan untuk menyediakan fasilitas dan membuat program bahasa Inggris, dan yang mengusulkan kedua hal tersebut diatas, yaitu memperbanyak buku dan menyediakan fasilitas/program bahasa Inggris sebanyak 12 mahasiswa (3%). Sedangkan 2 mahasiswa (0,05%) mengusulkan untuk memperhatikan kualitas dosen.
(62)
C. Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 60% mahasiswa melihat bahwa referensi berbahasa Inggris digunakan pada beberapa matakuliah dan 39% mahasiswa melihat bahwa referensi berbahasa Inggris digunakan pada seluruh matakuliah. Sebagian besar opini mahasiswa tentang penggunaan referensi berbahasa Inggris bersifat positif (43%). Kategorisasi respon positif ini merupakan gabungan dari beragam jawaban yang berkisar pada pernyataan “baik, bagus, dan mendukung” bila referensi berbahasa Inggris digunakan dalam perkuliahan. Mahasiswa merasa lebih banyak mendapatkan pengetahuan tentang suatu materi dalam referensi berbahasa Inggris. Referensi berbahasa Inggris dinilai lebih detail dan mutakhir dibandingkan dengan referensi berbahasa Indonesia. Hal ini menjadikan referensi berbahasa Inggris sebagai suatu hal yang menarik untuk dibaca. Selain itu, mahasiswa juga merasa bahwa dengan membaca referensi berbahasa Inggris, mereka dapat sekaligus belajar bahasa Inggris yang dirasa penting bagi masa depan mereka. Atkinson (1983) menjelaskan bahwa persepsi ini terbentuk karena individu dapat mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimulus sebagai sesuatu yang berarti bagi dirinya. Di sisi lain, 17% mahasiswa merasa bahwa penggunaan referensi berbahasa Inggris merupakan suatu hal merepotkan dan memakan banyak waktu karena harus menerjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia terlebih dahulu sebelum dapat memahami apa yang dibaca. Alasan ini membuat mahasiswa merasa kesulitan dan malas untuk menggunakan referensi berbahasa Inggris. Subjek menyadari bahwa hal ini
(63)
43
beranjak dari kurangnya kemampuan berbahasa Inggris yang dimiliki. Respon-respon ini kemudian digabung dan dikategorikan menjadi opini negatif. Sementera subjek yang beropini bahwa referensi berbahasa Inggris sebagai hal yang positif sekaligus negatif sebanyak 40%. Dalam kategori ini, subjek biasanya berpendapat bahwa referensi berbahasa Inggris itu “baik, bagus, tetapi sulit, tetapi membuat bingung” dan semacamnya.
Pengalaman yang didapat saat membaca referensi berbahasa Inggris sangat bervariasi. Akan tetapi subjek cenderung menilai bahwa mereka memiliki pengalaman yang baik ketika membaca referensi berbahasa Inggris. Tujuh puluh satu persen jawaban subjek tergolong dalam kategori baik. Kategori baik adalah saat subjek merasakan manfaat positif ketika membaca referensi berbahasa Inggris. Pengalaman positif didapat dari pernyataan mahasiswa yang berkisar “dapat menambah pengetahuan, penyajian dan pembahasannya lebih detail dan up to date, dapat belajar, dan memperoleh tantangan”. Hal ini sesuai dengan penelitian Carrell dan Grabe (dalam Usõ-Juan, 2006) menyebutkan bahwa kemampuan membaca dalam bahasa Inggris merupakan sesuatu yang sangat penting untuk meraih keberhasilan dalam studi di dunia akademik. Sementara itu pengalaman 12% subjek masuk dalam kategori buruk sebab subjek menilai bahwa membaca referensi berbahasa Inggris itu membingungkan karena kurangnya pengetahuan akan kosakata yang dimiliki sehingga menjadi sulit untuk menangkap isi dari bacaan berbahasa Inggris. Membaca referensi berbahasa Inggris itu sendiri memakan banyak waktu dan menyebabkan menjadi malas untuk membacanya.
(64)
Sedangkan pengalaman 16% subjek masuk dalam kategori baik dan buruk. Artinya subjek merasakan pengalaman yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan secara bersamaan ketika membaca referensi berbahasa Inggris.
Perasaan yang dirasakan oleh subjek ketika membaca referensi berbahasa Inggris cukup beragam. Perasaan marah dialami sebanyak 7% subjek, senang sebanyak 43% subjek, jijik sebanyak 2% subjek, sedih sebanyak 14% subjek, takut sebanyak 32% subjek, dan bingung sebanyak 2% subjek. Alasan subjek memiliki perasaan juga beragam. Antara lain adalah karena subjek mendapatkan pengetahuan sekaligus dapat belajar bahasa Inggris, penjelasan dan penyajian dalam referensi bahasa Inggris sangat detail sehingga mahasiswa merasa tertarik untuk membacanya. Perasaan takut juga menyelimuti mahasiswa saat membaca referensi berbahasa Inggris karena merasa takut ketika menerjemahkan dan mengartikan bila tidak sesuai dengan apa yang dimaksud oleh pengarangnya, subjek juga menilai bahwa kemampuan berbahasa Inggris yang dimiliki masih sangat kurang. Peryataaan ini didukung oleh Cohen (dalam Arohana, 2002) yang menyebutkan bahwa keberhasilan membaca tergantung dengan apa yang diperoleh saat membaca, bagaimana motivasi pembaca dalam memahami suatu teks, apakah pembaca mengerti apa yang dibaca, kesiapan diri dari pembaca pada saat membaca teks, keakraban pembaca dengan topik bacaan, dan kerumitan materinya.
Mahasiswa membaca referensi berbahasa Inggris karena ada pengaruh faktor eksternal yang kuat, subjek yang masuk dalam kategori ini sebesar 73%. Subjek beranggapan bahwa membaca referensi berbahasa Inggris adalah
(65)
45
suatu keharusan karena tugas membaca referensi berbahasa Inggris diberikan oleh dosen, sehingga mau tidak mau mahasiswa harus membaca agar dapat mengerjakan tugas yang diberikan dosen. Selain itu disebaban pula oleh buku yang tersedia memang berbahasa Inggris, jadi mau tidak mau mahasiswa harus membaca yang berbahasa Inggris tersebut. Motivasi internal atau dorongan dari dalam diri individu sendiri untuk membaca referensi berbahasa Inggris cukup rendah, yaitu 13%. Subjek ini beranggapan bahwa membaca adalah sesuatu kebutuhan individual untuk menambah pengetahuan.
Sebanyak 86% mahasiswa mengalami kesulitan dalam membaca referensi berbahasa Inggri. Hal ini disebabkan oleh lemahnya pengetahuan bahasa Inggris, khususnya kurangnya kosakata yang dimiliki dan ketidakmampuan dalam memahami kalimat bahasa Inggris. Sebanyak 31% subjek juga menganggap bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa yang tidak mudah untuk dimengerti karena bahasanya sangat komplek dan mengandung banyak arti. Hal ini membuat mahasiswa menjadi bingung dan takut dalam mengartikannya.
Saat mengalami kesulitan 41% mahasiswa akan membuka kamus supaya dapat mengerti arti suatu kata dalam bahasa Indonesia, 31% mahasiswa akan bertanya pada teman yang lebih mengerti bahasa Inggris, 22% mahasiwa akan mencari referensi lain dengan tema yang sama dalam bahasa Indonesia, sedangkan 7% mahasiswa akan berhenti membaca.
Usulan mahasiswa dalam menyikapi penggunaan referensi berbahasa Inggris pada saat kuliah terbagi dalam tiga bagian. Yaitu usulan untuk
(66)
mahasiwa sendiri, usulan untuk dosen, serta usulan untuk fakultas. Delapan puluh lima persen responden mengusulkan agar mahasiswa tetap bersemangat, menerima, dan membiasakan diri untuk membaca referensi berbahasa Inggris. Karena dengan membaca, akan banyak nilai positif yang didapat. Selain itu, nampak pula usulan agar mahasiswa giat belajar bahasa Inggris supaya tidak mengalami kesulitan dalam membaca referensi berbahasa Inggris. Hal ini serupa dengan penelitian Santoso (2005) yang menyebutkan bahwa kurangnya kemampuan dalam menggunakan bahasa Inggris karena kurangnya latihan berbahasa Inggris sehingga mengakibatkan rasa gugup dan menimbulkan rasa tidak percaya diri.
Tiga puluh delapan persen subjek mengusulkan kepada dosen agar mewajibkan mahasiswa untuk menggunakan referensi berbahasa Inggris dalam perkuliahan. Sementara 41% mahasiswa mengusulkan dalam penggunaan referensi jangan digunakan secara terus menerus akan tetapi diselingi juga dengan referensi berbahasa Indonesia.
Lima puluh persen subjek mengusulkan kepada pihak fakultas agar menambah koleksi buku-buku mutakhir sehingga dapat mendukung proses perkuliahan. Sedangkan 25% mahasiswa mengusulkan agar fakultas menyediakan fasilitas untuk menunjang dalam belajar berbahasa Inggris, seperti mengadakan program latihan bahasa Inggris secara gratis, menyelenggarakan English day, menambah jam matakuliah kompetensi berbahasa Inggris, membuat pengumuman dengan bahasa Inggris, dan mempermudah prosedur peminjaman buku diruang baca atau perpustakaan.
(67)
47
Tiga persen subjek mengusulkan kedua hal tersebut diatas, yaitu memperbanyak koleksi buku dan menyediakan fasilitas serta program bahasa Inggris. Sementara 0.05% subjek mengusulkan agar fakultas memperhatikan kualitas dosen agar dapat membantu mahasiswa dalam memahami materi yang akan disampaikan.
Dari seluruh penjelasan diatas nampak bahwa secara umum mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengalami kesulitan dalam hal penggunaan referensi berbahasa Inggris. Mahasiswa menyadari bahwa hal ini terutama disebabkan oleh kurangnya kemampuan mahasiswa.
Namun demikian, sebagian besar mahasiswa merasa mendapatkan manfaat yang positif setelah membaca referensi berbahasa Inggris. Referensi berbahasa Inggris cenderung lebih baru dan mutakhir sehingga dirasa dapat menambah pengetahuan. Hal ini terutama berkaitan dengan penelitian-penelitian dari luar negeri yang dapat lebih membuka wacana mahasiswa (Carrell dan Grabe dalam Usǒ-Juan, 2006).
Membaca referensi bahasa Inggris dirasa merupakan suatu hal yang harus dijalani. Sebagian besar mahasiswa menganggap bahwa membaca referensi berbahasa Inggris merupakan suatu kewajiban karena merupakan tugas yang diberikan dosen. Selain itu buku yang tersedia memang menggunakan bahasa Inggris. Jadi, mahasiswa tidak mempunyai pilihan lain. Keadaan seperti ini oleh mahasiswa dipandang baik dan dijadikan sebuah motivasi. Motivasi ini terlihat dari usulan mahasiswa kepada fakultas untuk
(68)
menambah koleksi bukunya. Selain itu juga nampak dari usulan kepada dosen untuk mengajar dalam bahasa Inggris dan mengharuskan mahasiswanya untuk menggunakan referensi berbahasa Inggris.
Terdapat dua hal yang berlawanan namun dapat dimaknai sebagai suatu hal yang saling mendukung. Mahasiswa mengakui bahwa membaca referensi berbahasa Inggris itu tidak mudah. Mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam memahami referensi berbahasa Inggris. Akan tetapi di sisi lain, mahasiswa menyadari bahwa banyak manfaat positif yang diperoleh ketika membaca referensi berbahasa Inggris. Maka dari itu, kesulitan ini cenderung dimaknai sebagai suatu motivasi. Namun demikian, mahasiswa merasa membutuhkan bantuan pihak lain, seperti rekan mahasiswa sendiri, para dosen, serta fakultas guna meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam membaca serta memahami referensi berbahasa Inggris.
D. Keabsahan Data
Dalam penelitian ini dapat dilihat jawaban responden saat memberikan jawaban dalam kuesioner mempunyai konsistensi dalam menjawab. Selama selang waktu ini, terlihat bahwa responden memberikan jawaban sama dan tidak jauh beda antara pemberian kuesioner pertama dan kedua. Hal ini mencerminkan bahwa jawaban responden dalam memberikan jawaban pada kuesioner dapat dipertanggung jawabkan. Jarak waktu antara pemberian kuesioner pertama dan kedua adalah 4 bulan (lihat di lampiran reliabilitas).
(69)
49
Untuk setiap item pertanyaan responden mempunyai konsistensi jawaban dalam menjawab pertanyaan. Sebagai contoh item no 1 sebagai bentuk item yang bersifat tertutup, subyek memberikan jawaban sama antara tes pertama dan tes kedua. Dalam pertanyaan yang bersifat terbuka, subjek memberikan alasaan yang sama antara tes pertama dan tes kedua. Hal ini ditunjukan dibawah ini
Item no 3 subjek 106:
Tes pertama “pengetahuan bertambah karena menurut saya buku-buku artikel atau apa sajalah yang menggunakan berbahasa Inggris isinya lebih lengkap dari pada buku dengan bahasa Indonesia. Tapi saya juga mendapatkan pengalaman "bingung dan mumet" apalagi kalau ada tugas yang harus kejar tayang hehe...”.
Tes ke dua “bahannya lebih lengkap sekali, tapi sering kesulitan memaknai isinya”.
Item no 5 subjek 33:
Tes pertama “ya gimana lagi kalau ga dipaksa gitu ya ga dapat nilai padahal emang kepaksa banget”
Tes kedua “ya kalau tidak dipaksa lebih enak yang berbahasa Indonesia intinya perlu pemaksaan”.
Dari contoh di atas, jawaban responden pada tes pertama dan kedua memiliki inti jawaban yang sama. Hal ini dapat disimpulkan bahwa reliabilitas mengenai jawaban responden tidak berubah antara tes pertama dan kedua, hal ini menunjukan bahwa reliabilitas jawaban responden pada penelitian ini dapat dikatakan memiliki konsistensi dan dapat dipertanggung jawabkan.
(70)
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum mahasiswa dalam penelitian ini memiliki tanggapan yang baik atau positif terhadap penggunaan referensi berbahasa Inggris. Mahasiswa dapat merasakan banyak sekali manfaat yang didapatkan saat menggunakan referensi berbahasa Inggris dalam perkuliahan. Penggunaan referensi berbahasa Inggris sangat membantu dalam proses perkuliahan dan disisi lain mahasiswa melihat bahwa pengunaan referensi berbahasa Inggris adalah sebuah sarana yang sangat baik untuk belajar bahasa Inggris.
Selain tanggapan positif ini mahasiswa mempunyai pendapat bahwa saat menggunakan referensi berbahasa Inggris mahasiswa mengalami kesulitan untuk memahaminya. Kesulitan ini bukan menjadi hal yang negatif akan tetapi kesulitan tersebut menjadi suatu motivasi yang sangat besar untuk mahasiswa dalam menggunakan referensi berbahasa Inggris.
Kesimpulan mengenai tanggapan mahasiswa terhadap referensi berbahasa Inggris adalah sebagai berikut:
1. Referensi berbahasa Inggris dinilai lebih baik dari referensi berbahasa Indonesia karena referensi berbahasa Inggris penyajian dan penyampaiannya lebih detail dan up to date sehingga mahasiswa banyak menemukan pengetahuan yang baru ketika membaca referensi berbahasa
(1)
Tes pertama
Tes kedu
Item no 8
Item no 8
No Subjek
A B C D alasan
A B C D
1
2
x x x
adakalanya padanan kata dalam bahasa Inggris
kurang bisa diterima dalam bahasa Indonesia, begitu
juga sebaliknya
x x
2
33
x
kalau itu bacaan yang berat terkadang penafsiran
kosakatanya sulit dihubungkan dan dipahami
3
41
4
60
5
106
x
susah
kalau
harus
terjemahin
tiap
kalimat,
mendingan dibaca aja trus diambil intinya
x x
6
136
x
kadang kalimat satu dengan yang lain kalau
(2)
ua
8
alasan
Karena minimnya perbendaharaan kosakata bahasa
Inggris yang saya miliki sehingga membuat saya tidak
mengerti perbendaharaan kata yang tepat dalam bahasa
Indonesia
soalnya emang ga bisa / ga pintar bahasa Inggris
terkadang kalimat-kalimat susah dipahami jadi ga bisa
memahami paragraf
(3)
Tes pertama
Tes kedua
Item no 9
Item no 9
No Subjek
A B C D
A B C D
1
2 x x x
x x x
2
33
3
41
4
60
5
106 x x x
x x
(4)
Item no 10a
Item no 10a
No Subjek
Alasan Subjek
Alasan Subjek
1
2
banyaklah membaca referensi berbahasa Inggris
karena
dengan terus membaca akan melatih kemampuan teman-teman
dalam memahami referensi tersebut, bahasa Inggris tidak dapat
dihindari, dan bukan semata yang menakutkan
jangan malas belajar bahasa inggris!!! Ada gunanya lo!!
2
33
jika itu memang disuruh dosen hendaknya dosen memberikan
sumber yang harus dibaca sehingga kadangkala kita membaca
hal yang tidak perlu
diberikan arahan lebih dahulu pokok pembahasannya sehingga
mahasiswa sudah siap
3
41
kita harus lebih bisa belajar bahasa Inggris, ilmunya banyak
bro..
ayo belajar bahasa Inggris, jangan malas ah…
4
60
perbanyak kosakata bahasa Inggris, jangan mundur dulu
sebelum membuka referensi bahasa Inggris
jangan nolak dan malas dulu kalo liat referensi bahasa Inggris
5
106
ya mau ga mau… kebanyakan buku kita pake bahasa Inggris
beh… belajar lagi yach!!
banyak belajar bahasa Inggris, itu penting lah…
(5)
Tes pertama Tes kedua
Item no 10b Item no 10b
No Subjek Alasan subjek Alasan subjek
1 2
saya rasa sudah cukup bagus dalam pemberian tugas-tugas
dalam bahasa Inggris tetapi juga jangan lupa untuk
meninggkatkan diri sendiri dalam bahasa Inggris
tetap memberikan referensi Inggris tetapi juga memberikan
referensi Indonesia biar imbang
2 33
sebaiknya diberikan ulasan/review tugas yang telah dibuat mahasiswa sehingga mahasiswa tahu kesalahan/lebih memahami jangan kaya dikumpul tak ada tindak lanjut hanya untuk kepentingan dosen aja
lebih bisa memilih bahan yang diberikan dan tahu kemampuan
bahasa mahasiswa sehingga tugas tidak dipandang menyulitkan
3 41 dosen, kurang neh referensi Inggrisnya ditambah lagi referensi bahasa Inggrisnya, tapi jangan susah banget, malah strss
4 60
mau menyediakan buku-buku/referensi berbahasa Inggris
untuk mahasiswa karena mahasiswa biasanya kesulitan
cari referensi berbahasa Inggris
trus support mahasiswa buat baca referensi bahasa Inggris dan
kasih masukan / info tentang referensi yang lagi up to date dan
menarik
5 106 kalau ada yang bahasa Indonesia, mbok dicariin jangan banyak-banyak ngasih tugas pake referensi bahasa Inggris
(6)
Tes pertama Tes kedua
Item no 10c Item no 10c
No Subjek Alasan subjek Alasan subjek
1 2 pilih dosen (KB) yang memiliki kemampuan mengajar bahasa Inggris yang baik
tetap mempertahankan mata kuliah khusus bahasa Inggris (misal KB I dan KB II)
2 33 sediakan litelatur bahasa Inggris yang relevan jangan jadi kampus sejarah .. Yang aktual lah..
memberikan referensi yang lebih memadai
3 41
fakultas, nda tau…nda ngurus kita kan punya fakultas bahasa asing, referensi bahasa Inggris kenapa tidak di terjemahin biar memudahkan? 4 60 selalu up date buku terbaru trus up to date referensi bahasa Inggris
5 106 perbanyak buku, artikel, jurnal… sing kumplit ajah!!! memperbanyak buku-buku, majalah, yang pake bahasa Inggris
6 136 akreditasinya tetap A, sumber-sumber yang lebih lengkap