Gambar 9. Lokasi sub DAS Cibogo Secara Administratif dam parit tersebut terdapat di desa Citeko, Kecamatan
Cisarua, Kabupaten Bogor. Secara Geografis Daerah tangkapan air dan target irigasi dam parit pada Sub DAS Cibogo terletak pada 6
o
41 ‘ 21,5 “ sd 6
o
43‘ 35,6“ LS dan 106
o
55‘ 43“ sd 106
o
56‘ 44“BT, pada ketinggian antara 900 sd 1.045 m dpl. Sub DAS ini mempunyai panjang 4.600 m dihitung dari dam parit 1 ke hulu, mempunyai
daerah tangkapan air seluas 124,15 ha dan daerah target irigasi seluas 25,72 ha. Daerah target irigasinya meliputi wilayah RT 1 dan 2 RW 8 dan RT 3 RW 9, Desa
Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Balitklimat, 2005
4.6 Data Hidrologi Dam Parit
Hulu DAS Ciliwung dibangun dam parit secara bertingkat dengan mengikuti jalur aliran sungai yang penentuan lokasinya masih dilakukan secara manual dengan
memperhatikan, luas daerah tangkapan DTA, target irigasi TI, penggunaan lahan,
32
bentuk penampang jalur sungai. Luasan DTA tersebut diketahui pada musim kemarau panjang ternyata debit aliran ternyata masih sangat kecil, namun di musim hujan
aliran permuakaan pada dam parit teratas masih cukup besar. Oleh karena itu dam parit bertingkat yang paling atas hanya berfungsi sebagai penampung air sebagai
cadangan bagi dam parit dibawahnya. Tabel 3. Data Hidrologi Dam Parit Citeko
No Nama Mikro DAS
Simbol Dam parit
Kapasitas tampung m
3
Debit aliran Dasar ltdt
Luas DTA Ha
1 Citeko Ct1
1000 1.3
90,37 2
Ct2 1000
2,3 108,24
3 Ct3
300 3,0
143,89 4
Ct4 250
3,0 151,16
5 Ct5
200 2,8
211,22 6
Ct6 200
7,5 23328
7 Ct7
250 6,9
101,50
4.7 Debit Aliran Maksimum
Debit maksimum suatu aliran permukaan digunakan untuk mengetahui kapasitas minimum pembuatan dam atau bangunan pembendung. Salah satu metode
yang digunakan untuk mengetahui debit puncak adalah metode rasional dimana:
36 1
× = CiA
Q Satuan Internasional
Dimana : Q = Debit puncak aliran permukaan m
3
detik C = Koefisien aliran permukaan
i = Intensitas hujan cmjam A = Luas DAS Ha
DAS Citeko memiliki luas 150 Ha dengan penggunaan lahan kebun 19,45 Ha, kebun sayuran 49,46 Ha, Sawah 23,50 Ha, Rumput 13,53 Ha, semak 12,80 Ha dan
hutan pinus 29,91 Ha. Berdasarkan Stasiun Klimatologi Citeko Intensitas hujan
33
maksimal DAS Citeko untuk return periode 10 tahun adalah 6,8 cmjam. Koefisien aliran permukaan berdasarkan Schwab, et al dalam Arsyad 2006 menentuan
koefisien C untuk DAS Citeko yang memiliki tanah Andisol dan kelompok laju infiltrasi 100 mmjam. Sehingga nilai C adalah
084 ,
65 ,
150 45
, 19
= ×
=
kebun
C
184 ,
56 .
150 46
, 49
= ×
=
sayuran
C
033 ,
21 ,
150 50
, 23
= ×
=
sawah
C
032 ,
36 ,
150 53
, 13
= ×
=
rumput
C
014 ,
17 ,
150 80
, 12
= ×
=
semak
C
015 ,
79 ,
10 ,
150 91
, 29
= ×
=
pinus
C C = 0,362
Sehingga
ik m
ha jam
cm Q
det 256
, 10
36 1
150 8
, 6
362 ,
3
= ×
× ×
= Debit Aliran puncak maksimal di DAS Citeko adalah 10,256 m
3
detik
34
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian di DAS Ciliwung hulu tahun 1990—1996, perubahan penggunaan lahan menjadi salah satu penyebab yang meningkatkan debit
puncak dari 280 m
3
det menjadi 383 m
3
det dan meningkatkan persentase hujan menjadi aliran permukaan direct run-off dari 53 menjadi 63. Kenyataan tersebut
menunjukkan bahwa perubahan penggunaan lahan mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap perubahan kondisi hidrologi DAS Ciliwung Fakhrudin, 2003.
Wilayah Sub DAS Cibogo sebagai salah satu anakcabang sungai Ciliwung mengalami perubahan penggunaan lahan yang sangat drastis akibat pembabatan hutan
dan kebun teh menjadi daerah pertanian tanaman semusim seperti sayuran dan tanaman pangan lainnya. Praktek pertanian di daerah ini kurang mengindahkan kaidah
konservasi lahan, seperti pembuatan bedengan tempat pertanaman yang memotong kontur, sehingga menyebabkan mudah terjadi erosi terutama pada saat pengolahan
tanah, panen atau saat kanopi tanaman masih kurang. DAS Citeko yang masuk dalam sub Das Cibogo mempunyai daerah tangkapan
air DTA seluas 124,5 ha dengan target irigasi 26,4 ha dan terletak pada ketinggian 925 mdpl. Terdapat 7 bangunan dam parit pada DAS Citeko yang memiliki fungsi
berbeda dibandingkan dam parit pada DAS yang lain, yaitu fungsi sebagai pengendali banjir dengan membuang atau mengurangi debit pada sungai utama kemudian
dialirkan ke target irigasi. Dam parit yang diteliti pada penelitian ini adalah dam parit keempat CT-4 dan kelima CT-5, hal ini dikarenakan kedua dam parit ini dialirkan
melewati lahan pertanian dan dimanfaatkan untuk target irigasi dam parit. Dam parit Citeko keempat atau CT-4 memiliki kapasitas tampung 300 m³ dengan ukuran saluran
panjang 590 cm dan lebar 90 cm dan target irigasi 42 Ha. Dam parit ini dilengkapi
34
dengan pintu air pada saluran agar pada saat kemarau air bisa dialirkan ke saluran irigasi. Sedangkan saluran irigasi yang mengalirkan air dari dam parit ke daerah target
irigasi memiliki panjang 30 cm dan lebar 20 cm. Dam parit kelima atau CT-5 memiliki kapasitas tampung 250 m³ dengan ukuran panjang saluran 400 cm dan lebar
85 cm dengan target irigasi 1000 Ha. Dam parit ini juga dilengkapi dengan pintu air pada saluran. Sedangkan saluran irigasi yang mengalirkan air dari dam parit ke daerah
target irigasi berbentuk lingkaran dan memiliki lebar 25 cm dan lebar 25 cm. Debit aliran dasar CT-4 adalah 3,0 literdetik dan CT-5 adalah 2,8 literdetik. Sketsa
bangunan dam parit disajikan pada Gambar 10 dan Gambar 11.
5.1 Efektivitas Bangunan Dam Parit