yang masuk ke CT5 tidak hanya berasal dari CT4 tetapi juga penambahan pada beberapa mata air disekitarnya.
Kecepatan air yang dihitung menggunakan rumus manning lebih besar dibandingkan dengan kecepatan yang di ukur di lapang. Kecepatan air pada kondisi di
lapang lebih lambat. Menurut Arsyad 2006, bahwa sedimen yang terendapkan di dalam saluran, sungai, waduk dan muara sungai akan menyebabkan pendangkalan
badan air tersebut, yang dapat menimbulkan kerugian oleh karena mengurangi fungsi badan air yang mengalami pendangkalan tersebut. Dam parit Citeko 4 sedimen yang
banyak ditemukan adalah endapan pasir dan rumput. Sedangkan pada dam parit Citeko 5 sedimen yang banyak ditemui adalah sampah, baik sampah rumah tangga
maupun dari lahan pertanian. Tabel 4. Pengukuran CT-4 Pada Kondisi Hujan dan Tidak Hujan
L H A VM VL QM QL Kondisi tidak hujan
3,3 0,32 1,05
1,32 0,88
1,39 0,92 Kondisi hujan
3,3 0,8 2,64 2,1
1,54 5,56 4,06
Tabel 5. Pengukuran CT-5 Pada Kondisi Hujan dan Tidak Hujan L H A VM VL QM QL
Kondisi tidak hujan 2,8 0,36
1,01 1,38
0,88 1,39
0,9 Kondisi hujan
2,8 0,83 2,32
2,43 1,62
5,66 4,36
Keterangan: L
= Lebar Saluran m
H = Tinggi Air
m A
= Luas Permukaan m²
VM = Kecepatan Manning m²detik
VL = Kecepatan Lapang m²detik
QM = Debit Manning
m³detik QL
= Debit Lapang m³detik
5.2.1 Debit Aliran Rendah Low Flow
38
Bulan Desember 2007 terjadi hujan dengan intensitas rendah, bulan Januari 2008 hujan dengan intensitas lebih tinggi dari bulan Desember 2007 dan bulan
Februari 2008 terdapat hujan dengan intensitas tinggi. Debit aliran rendah terutama terjadi di bulan Desember. Meskipun hampir setiap hari hujan tetapi intensitasnya
rendah, sehingga debit yang masuk ke dam parit rendah. Debit yang masuk ke dam parit rendah maka debit yang masuk ke spilway juga rendah sehingga ratio debit yang
masuk ke dam parit dengan debit yang keluar dari dam parit tinggi. Rasio penurunan debit pada saat debit aliran rendah rata – rata adalah 0,8. Artinya pada aliran rendah
ratio penurunan debit tinggi, sehingga efektivitas dam parit rendah. Hal ini terjadi pada CT-4 dan CT-5, kedua dam parit ini memiliki ratio debit yang keluar
dibandingkan debit yang masuk sama. Fungsi dam parit CT-4 dengan CT5 pada kondisi debit aliran rendah hanya menampung air dari sungai Citeko kemudian
mengalirkannya ke saluran irigasi untuk mengairi lahan, peternakan atau kebutuhan rumah tangga. Fungsi dam parit untuk pengendalian banjir belum optimal karena
debit air sungai kecil. Selain itu, kemungkinan limpasan permukaan pada bulan Desember masih mengisi air bawah tanah karena pada bulan sebelumnya infiltrasi
rendah. Ratio dam parit CT-4 dan CT-5 pada saat debit aliran rendah terdapat pada Tabel 6.
Tabel 6. Debit Aliran Rendah Debit m
3
detik DP
Curah Hujan cm
Masuk Dam Parit Keluar Dam Parit
Ratio 0 0,46
0,37 0,80
CT4 1,2 0,88
0,77 0,87
0 0,56 0,48
0,85 CT5
1,3 0,88 0,73
0,82
39
Berdasarkan Gambar 13 dan 14, debit yang keluar dari dam parit mengalami penurunan dibandingkan debit yang masuk ke dam parit, seiring hal itu debit pada
saluran irigasi semakin bertambah. Artinya debit sungai Citeko menurun setelah melewati dam parit. Grafik bulan Desember 2007 menunjukkan bahwa garis pada
CT4 dan CT5 berhimpit, yaitu jarak antara debit yang masuk dengan debit yang keluar sangat dekat. Selain itu air yang masuk ke saluran irigasi kecil. Artinya pada
kondisi debit aliran rendah kemampuan dam parit dalam menurunkan debit kecil sehingga ratio antara debit yang keluar dari dam parit dengan debit yang masuk ke
dam parit tinggi dan efektivitas dam parit dalam kondisi tersebut rendah. Meskipun pada saat debit aliran rendah, namun air masih tetap mengalir ke saluran irigasi. Hal
ini disebabkan karena pada dam parit yang dialirkan ke target irigasi dilengkapi dengan pintu air. Pintu air berfungsi untuk menutup sebagian saluran dam parit agar
pada saat musim kemarau air tetap mengalir ke saluran irigasi Berdasarkan Gambar 13 dan 14, debit yang keluar dari dam parit mengalami
penurunan dibandingkan debit yang masuk ke dam parit, seiring hal itu debit pada saluran irigasi semakin bertambah. Artinya debit sungai Citeko menurun setelah
melewati dam parit. Grafik bulan Desember 2007 menunjukkan bahwa garis pada CT4 dan CT5 berhimpit, yaitu jarak antara debit yang masuk dengan debit yang
keluar sangat dekat. Selain itu air yang masuk ke saluran irigasi kecil. Artinya pada kondisi debit aliran rendah kemampuan dam parit dalam menurunkan debit kecil
sehingga ratio antara debit yang keluar dari dam parit dengan debit yang masuk ke dam parit tinggi dan efektivitas dam parit dalam kondisi tersebut rendah. Meskipun
pada saat debit aliran rendah, namun air masih tetap mengalir ke saluran irigasi. Hal ini disebabkan karena pada dam parit yang dialirkan ke target irigasi dilengkapi
dengan pintu air. Pintu air berfungsi untuk menutup sebagian saluran dam parit agar pada saat musim kemarau air tetap mengalir ke saluran irigasi
Debit Dam Parit Citeko 4
0.00 1.00
2.00 3.00
4.00 5.00
6.00 7.00
1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 71 76 81 86
Hari D
e b
it m 3
d e
ti k
Debit Masuk Debit Spilway
Debit Keluar
Gambar 13. Fluktuasi Debit CT-4 Gambar 13. Fluktuasi Debit CT-4
40
Debit Dam Parit Citeko 5
0.00 1.00
2.00 3.00
4.00 5.00
6.00 7.00
1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 71 76 81 86
Hari D
e b
it m 3
d e
ti k
Debit Masuk Debit Spilway
Debit Keluar
Gambar 14. Fluktuasi Debit CT-5 Gambar 14. Fluktuasi Debit CT-5
5.2.2 Debit Aliran Tinggi High Flow 5.2.2 Debit Aliran Tinggi High Flow