Banjir Efektivitas DAM parit di hulu DAS Ciliwung dalam usaha pencegahan banjir

mengurangi bahaya banjir dan sedimentasi, 4 meningkatkan dan mempertahankan kesuburan tanah, 5 meningkatkan produkivitas tanah, 6 memperbaiki dan mempertahankan fungsi hidrologis DAS dan 7 meningkatkan kesejahteraan manusia di dalam DAS.

2.3 Penggunaan Lahan

Lahan adalah suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi, dimana faktor – faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya. Termasuk di dalamnya adalah akibat – akibat kegiatan manusia, baik pada masa lalu maupun sekarang, seperti reklamasi di daerah – daerah pantai, penebangan hutan dan akibat – akibat yang merugikan seperti erosi dan akumulasi garam Hardjowigeno et all. 2001. Lahan merupakan sumberdaya alam yang mempunyai keterbatasan baik jumlah maupun daya dukungnya. Oleh karena itu dalam fenomena penggunaan lahan diperlukan suatu perencanaan penggunaan lahan yang efisien berdasar atas kesamaan hak dan dapat diterima oleh masyarakat serta bersifat lestari. Untuk menentukan alternatif penggunaan lahan untuk pertanian pada suatu lokasi, perlu adanya penyesuaian dengan penggunaan lahan yang telah ada, keinginan petani, kemampuan sumberdaya manusia dan kemampuan modal agar memudahkan bagi petani dalam menerima teknologi yang disarankan Ramdan, 1999.

2.4 Banjir

Banjir floods adalah salah satu bentuk ekstrim aliran permukaan runoff exstremes di mana tinggi muka air sungai atau debit sungai melebihi suatu batas yang ditetapkan untuk kepentingan tertentu Isnugroho, 2002. Selanjutnya Hewlett 1982 mengatakan bahwa banjir adalah 1 setiap aliran yang merusak harta benda manusia, 2 setiap ketinggian muka air tubuh air alami sungai, danau yang melebihi 9 ketinggian normalnya. Pada suatu keadaan banjir, kerusakan terhadap harta benda disebabkan oleh : 1. Ketinggian banjir atau ketinggian air, yang biasanya terjadi pada debit maksimum 2. Lama waktu penggenangan, atau berapa lama air tertinggal pada atau di atas ketinggian harta benda 3. Pelepasan sedimen atau pengendapannya, yang menentukan seberapa banyak kerusakan lapangan atau timbunan lumpur akan terjadi. 4. Energi kinetik aliran banjir, atau seberapa besar energi yang diberikan pada bangunan, lapangan, jembatan atau dam. 5. Penambahan massa tanah yang menyebabkan kolapsnya tebing, urugan dan bangunan pengendali erosi tebing hillsides 6. Kesalahan dalam menzonasi daerah dataran banjir atau batas atas harta benda. Bila dihubungkan dengan penyebab banjir, dikenal lima jenis banjir: 1. Banjir karena curah hujan lama long – rain floods, banjir ini berhubungan dengan curah hujan yang turun selama beberapa hari atau minggu dengan intensitas rendah tipe hujan siklon atau frontal. Kapasitas penyimpanan permukaan dari DAS akhirnya dilewati dan sehingga tambahan hujan yang turun bergerak cepat ke sungai. 2. Banjir karena mencairnya salju yang diakibatkan dari cepatnya peningkatan suhu di daerah bersalju. 3. Banjir seketika flash floods, adalah banjir yang berasosiasi dengan hujan konveksional atau dengan besarnya dari hujan selama siklonik storms. 10 4. Banjir karena tanah yang membeku frozen – soil floods adalah banjir yang berasosiasi dengan jenis tanah yang spesifik yang membeku dan disebut concrete frost . 5. Banjir pasang surut air laut tidal floods yang terjadi di daerah pantai, dan seringkali diperburuk oleh air banjir pada bagian hulu sungai yang berlawanan dengan naiknya air laut. Dari ke lima jenis banjir tersebut, banjir yang umum terjadi di Indonesia adalah banjir karena curah hujan yang lama, banjir seketika dan banjir pasang surut air laut. Pada beberapa kejadian banjir, penyebabnya adalah kombinasi dari beberapa jenis banjir tersebut. Dalam kaitannya dengan pencegahan banjir maupun kekeringan dalam konsep DAS, upaya mencegah banjir di musim penghujan berarti juga mengurangi bencana potensi bencana kekeringan pada saat musim kemarau maka upaya yang dilakukan adalah memanipulasi satu atau beberapa proses sekaligus yang terjadi dalam sistem DAS tersebut yang berpengaruh terhadap hasil air dengan sasaran untuk memperkecil potensi banjir dan dampaknya melalui berbagai pendekatan yang efisien dan efektif antara lain dengan penerapan – penerapan konservasi tanah dan air KTA yang tepat. Konsep konservasi tanah dan air tidak hanya difokuskan pada proses yang berkaitan dengan erosi dan akibat lanjutan dari erosi tetapi juga mencegah kerusakan tanah baik dari segi sifat fisiknya akibat erosi, atau sifat kimianya akibat penurunan kesuburan dan memelihara produktivitas lahan melalui kombinasi pengelolaan dan penggunaan tanah yang tepat. Teknik KTA dalam pengendalian banjir adalah teknik manipulasi proses dalam sistem DAS yang bertujuan mengurangi debit aliran pada musim penghujan dan mempertahankan debit pada saat musim kemarau salah satu indikator kondisi 11 DAS yang baik adalah kecilnya ratio debit maksimum dan minimum. Secara sederhana, teknik yang dilakukan adalah untuk memelihara keseimbangan siklus hidrologi dalam system DAS melalui upaya agar air hujan yang jatuh ke permukaan bumi lebih banyak tertahan dan meresap ke dalam tanah sehingga dapat menambah persediaan air tanah sekaligus menurunkan laju aliran permukaan agar tidak mengalir dalam jumlah dan kecepatan yang membahayakan banjir. Pada intinya upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut di bagian hulu adalah meningkatkan kapasitas infiltrasi, menurunkan laju aliran permukaan, mencegah sedimentasi, dan pada bagian hilir adalah meningkatkan kapasitas infiltrasi Fakhrudin, 2003.

2.4 Dam Parit