Pengumpulan Data Produktivitas Pakan

Pemangkasan dilakukan setiap 20 hari sekali karena pada waktu tersebut produksi dan nilai gizi cukup tinggi dan tidak akan mengganggu pertumbuhan berikutnya. Pengukuran produktivitas tumbuhan pakan dilakukan di 6 padang rumput yang ada di TWA dan CA Pananjung Pangandaran sebanyak 21 plot yakni masing masing 3 plot 1x1 m di depan Wisma Rengganis, Information Center , dan depan Wisma Ciborok, serta 6 plot di padang penggembalaan Cikamal yakni 3 plot ukuran 1x1 m untuk area terbuka dan 3 plot ukuran 2x2 m untuk area dibawah tegakan, dan masing-masing 3 plot dengan ukuran 2 x 2 m di bekas padang penggembalaan Badeto dan Nanggorak. Data mengenai produktivitas pakan rusa di TN Alas Purwo didapatkan dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Santosa 2008. Data mengenai luasan padang rumput sangat perlu diketahui untuk menghitung produktivitas pakan rusa timor. Luasan ke enam padang rumput di TWA dan CA Pananjung Pangandaran telah diketahui yakni 0,16 ha untuk padang rumput Rengganis, 0,13 ha untuk Ciborok, 0,173 ha untuk Information centre, 10 ha untuk bekas padang pengembalaan Badeto, 10 ha untuk bekas padang penggembalaan Nanggorak dan 20 ha untuk padang penggembalaan Cikamal. Sebagian padang penggembalaan Cikamal sudah tertutupi oleh semak, untuk menghitung luasan padang rumput yang tersisa dan padang rumput yang telah ditutupi semak, dilakukan penghitungan luasan dengan cara meretifikasi citra padang penggembalaan Cikamal yang didapatkan dari Google Earth dengan menggunakan perangkat lunak ArcGis 9.3.

4.3.4. Suhu udara, Kelembaban, dan Curah Hujan

Pada TWA CA Pananjung Pangandaran, suhu udara dan kelembaban diukur dengan menggunakan termohigrometer, sedangkan data curah hujan dan panjang hari didapatkan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Sedangkan untuk TN Alas Purwo data faktor lingkungan didapatkan dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh Santosa 2008. 4.4.Analisis Data 4.4.1. Ukuran Populasi Ukuran Populasi dari hasil sensus dengan metode concentration count adalah jumlah tertinggi dari seluruh pengamatan.

4.4.2. Struktur umur dan Sex rasio

Jumlah individu pada setiap kelas umur disusun dalam piramida populasi. namun untuk mendapatkan Gambaran pola pertumbuhan populasi yang sebenarnya, jumlah individu dalam kelas umur dibagi selang umurnya yakni 0-1 untuk anak, 2-5 untuk remaja, dan 6-17 untuk dewasa di TWA dan CA Pananjung Pangandaran dan 0-2 untuk anak, 3-5 untuk remaja, dan 6-17 untuk dewasa di TN Alas Purwo Santosa, 2008. Sex rasio didapatkan dari perbandingan jumlah individu jantan dan betina pada tiap kelas umur. Untuk kelas umur anak sex rasio yang digunakan adalah sex rasio kelas umur satu tingkat diatasnya yaitu kelas umur remaja. Sex Rasio dihitung dengan rumus berikut ini: Dimana: Y = Jumlah Individu Jantan, X = Jumlah Individu Betina

4.4.3. Peluang Hidup

Peluang hidup dihitung pada setiap kelas umur. Data peluang hidup didapatkan dari jumlah individu yang hidup pada kelas umur x+1 dibagi dengan jumlah individu pada kelas umur dibawahnya x. Sedangkan persentase kematian adalah 1- peluang hidup dikalikan 100. Peluang hidup dapat dihitung dengan rumus berikut ini: Keterangan : Px = Peluang hidup kelas umur x L x+1 = jumlah individu yang hidup pada KU X+1 x x x L L p 1  