Data yang digunakan merupakan data set populasi dari penelitian sebelumnya. MVP ditentukan dengan cara mensimulasikan populasi
awal. Surya 2010 menggunakan matriks Leslie sebagai dasar dari penentuan ukuran populasi minimum lestari monyet ekor panjang
Macaca fascicularis. Matriks Leslie di jabarkan dengan system aljabar untuk mendapatkan ukuran populasi minimum lestari.
2.2.Bio-ekologi Rusa Timor 2.2.1.
Taksonomi dan Morfologi
Rusa termasuk satwa ruminansia dari bangsa Artiodactyla, suku Cervidae, dengan anggota 17 marga, 42 jenis dan 196 anak jenis Baillie
et al . 1996, Timmins et al. 1998, Whitehead 1993 dalam Semiadi 2006.
Rusa Timor diklasifikasikan ke dalam Phylum Chordata, Sub phylum Vertebrata
, Class Mamalia, Ordo Artiodactyla, Sub Ordo Ruminansia, Family Cervidae, Genus Rusa, dan Spesies Rusa timorensis de
Blainville 1822. Rusa Timor memiliki ukuran tubuh sekitar 50
– 60 lebih kecil dibandingkan dengan rusa sambar Semiadi 2006. Rusa Jantan memiliki
tanduk yang bercabang yang disebut rangga, dengan panjang dua kali panjang kepalanya Schroder 1976 dalam Mukhtar 1996. Rangga rusa
jantan dewasa biasanya memiliki tiga buah cabang runcing. Rusa jantan memiliki warna bulu coklat keabu-abuan dan pada jantan sering kali
memiliki warna yang lebih gelap Semiadi 2006. Ekor relatif panjang dengan bulu yang tidak terlalu panjang Anderson 1984 dalam Semiadi
2006. Perut berwarna lebih terang daripada punggung. Ketiak, pangkal paha, dan bagian dalam dari telinga berwarna putih kekuningan.
2.2.2. Habitat
Habitat alami rusa terdiri atas beberapa tipe vegetasi seperti savana yang dimanfaatkan sebagai sumber pakan dan vegetasi hutan yang tidak
terlalu rapat untuk tempat beristirahat, kawin, dan menghindarkan diri dari predator. Hutan sampai ketinggian 2.600 meter dpl dengan padang
rumput merupakan habitat yang paling disukai oleh rusa terutama jenis Cervus timorensis
Garsetiasih 2007. Whitten et al. 1996 dalam Semiadi 2006 menyatakan bahwa habitat utama untuk rusa timor
adalah kawasan savana. Di daerah yang sering terkena kebakaran akan dijumpai banyak rusa
timor yang “turun gunung” guna merumput tanaman muda dan menjilati abu sisa pembakaran sebagai sumber
mineral. Rusa timor dapat dijumpai dengan mudah di daerah hutan terbuka hingga ketinggian 2600 m dpl Semiadi 2006. Diluar habitat
aslinya, Rusa timor dapat hidup hingga daerah bersalju Inggris, walau hanya dalam jumlah populasi yang terbatas Whitehead 1993 dalam
Semiadi 2006.
2.2.3. Distribusi
Groves dan Grubb 1987 dalam Semiadi 2006 meyakini bahwa rusa timor yang berada di Sulawesi dan Pulau Timor merupakan rusa
yang berasal dari Pulau Jawa dan Bali, yang mencapai Pulau tersebut baik dengan adanya campur tangan manusia maupun menyebrang secara
berenang, khususnya untuk rusa yang berada di daerah Nusa Tenggara.Van mourik dan Stelmasiak 1986 dalam Semiadi 2006
mempunyai keyakinan bahwa cikal bakal rusa timor dan anak jenisnya dimulai dari daratan Cina. Pada saat perubahan iklim dunia di masa
Holocene, terjadilah migrasi pertama yang dimulai ke daerah Kalimantan dan Jawa. Penelitian menunjukan bahwa di awal era Pleistocene di
Taiwan pernah hidup jenis rusa timor. Penyebaran rusa timor diluar habitat asli:
Rusa timor pernah dilepaskan di daerah Banjarmasin pada tahun 1680 dan berkembang dengan baik Whitehead 1993 dalam Semiadi 2006
namun catatan resmi mengenai keberadaan rusa tersebut saat ini tidak diketahui. Pelepasan secara tidak sengaja di daerah Kabupaten Penajam
Paser Utara Kaltim diyakini juga terjadi pada anak jenis rusa timor asal NTT pada tahun 1980. Sekitar tahun 1855 rusa timor dari Pulau Seram
pernah didatangkan ke Kepulauan Aru Nootebom 1996 dalam Semiadi
2006. Pelepasan rusa timor di daerah Taman Nasional Wasur dilakukan pada tahun 1928an dan telah berkembang pesat Semiadi 2006.
2.2.4. Status