Ekosistem Flora Fauna Peta Kawasan TWACA Pananjung Pangandaran

laut. Endapan tersebut terdiri dari pasir dan tanah yang kondisinya hampir menutupi seluruh areal pantai TWA CA Pananjung Pangandaran.

3.1.2.3. Iklim

Kawasan TWACA Pananjung Pangandaran mempunyai curah hujan rata- rata 3.196 mmtahun dengan suhu berkisar 25° - 30° C dan kelembaban udara antara 80-90 . Musim basah atau hujan terjadi pada Oktober sampai dengan Maret bersamaan dengan bertiupnya angin baratbarat laut. Musim kering terjadi pada Juli sampai dengan September selama periode musim angin tenggara.

3.1.2.4. Hidrologi

Dalam kawasan TWACA Pananjung Pangandaran terdapat dua buah sungai yang panjangnya tidak lebih dari 500m – 2 km. Sungai terbesar adalah sungai Cikamal yang bermuara di pantai barat dan sungai Cirengganis yang bermuara di pantai timur.

3.1.3. Ekosistem

Kawasan TWA dan CA Pananjung Pangandaran memiliki beberapa tipe ekosistem yakni: a. Ekosistem pantai yang didominasi oleh butun Baringtonia asiatica , ketapang Terminalia cattapa, nyamplung Calophyllum inophyllum , dan pandan Pandanus tectorius. b. Ekosistem hutan dataran rendah, didominasi oleh jenis laban Vitex pubescens , kondang Ficus variegata, marog Cratoxylon formosum , kisegel Dilenia excelsa. c. Ekosistem hutan tanaman, didominasi oleh jati Tectona grandis dan mahoni Swietenia macrophyla.

3.1.4. Flora

Flora yang terdapat sekitar 80 merupakan vegetasi hutan sekunder tua dan sisanya adalah hutan primer. Pohon-pohon yang dominan antara lain Laban Vitex pubescens, Kisegel Dilenia excelsea, dan Marong Cratoxylon formosum . Selain itu banyak juga terdapat jenis-jenis pohon seperti : Reungas Buchanania arborencens, Kondang Ficus variegata, Teureup Artocarpus elsatica dan lain-lain. Dari formasi Baringtonia terdiri dari Nyamplung Callophylum inophylum, Waru laut Hibiscus tiliaceus, Ketapang Terminalia cattapa , dan Butun Baringtonia aistica. Di dataran rendahnya terdapat hutan tanaman yang merupakan tanaman eksotik, yaitu yang terdiri dari tanaman jati Tectona grandis, Mahoni Swietenia mahagoni dan Komis Acacia auriculirformis .

3.1.5. Fauna

Satwa liar yang terdapat diantaranya adalah : Rusa timor Rusa timorensis , Tando Cynocephalus variegatus, Kalong Pteroptus vampyrus, Monyet ekor panjang Macaca fascicularis, Lutung Trcyphithecus auratus, Kangkareng Anthracoceros convexus, Rangkong Buceros rhinoceros, dan Ayam hutan Gallus gallus.

3.1.6. Peta Kawasan TWACA Pananjung Pangandaran

Gambar 3.1. Peta Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Pananjung Pangandaran. 3.2. Taman Nasional Alas Purwo 3.2.1. Letak, Luas, dan Status Kawasan Secara geografis Kawasan Taman Nasional Alas Purwo terletak ujung Timur Pulau Jawa wilayah pantai Selatan antara 8? 26 45? - 8? 47 00? LS dan 114? 20? 16? - 114? 36? 00? BT. Ketinggian tempat bervariasi dari 0 - 322 m dpl. Menurut administrasi wilayah pemerintahan termasuk dalam Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi. Kantor UPT Taman Nasional Alas Purwo berkedudukan di Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi. Taman Nasional Alas Purwo berbatasan dengan Teluk Grajagan, kawasan hutan produksi Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Banyuwangi Selatan, Desa Grajagan, Desa Purwoagung, Desa Sumberasri, di sebelah Barat. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Bali dan Samudera Indonesia, sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Pangpang, Selat Bali, Desa Sumber beras, Desa Kedungrejo, Desa Wringinputih Kecamatan Muncar serta Desa Kedungasri Kecamatan Tegaldlimo dan sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia. Kawasan Alas Purwo, sebelum ditetapkan sebagai Taman Nasional, semula berstatus Suaka Margasatwa Banyuwangi Selatan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Nomor 6 stbl 456 tanggal 01 September 1939 dengan luas areal 62.000 ha. Kemudian, berdasarkan berita acara pengukuran tanggal 27 Mei 1983 luasan tersebut diubah menjadi 43.420 ha, dan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 283Kpts-II1992 tanggal 26 Pebruari 1992, status suaka margasatwa diubah menjadi Taman Nasional Alas Purwo. Kawasan Taman Nasional Alas Purwo, berdasarkan pembagian zonasi sesuai Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam Nomor: 51KptsDj-IV1987 tanggal 12 Desember 1987, terbagi atas: 1.Zona Inti, 17.200 ha, 2.Zona Rimba, 24.767 ha, 3.Zona Pemanfaatan, 250 ha, 4.Zona Penyangga, 1.303 ha. Pada tahun 2005 dilakukan revisi zonasi TNAP terkait dengan usulan zona pemanfaatan dan perubahan eks zona penyangga menjadi zona tradisonal dan zona rehabilitas. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor : 26KptsIV-KK2007 tanggal 19 Pebruari 2007 tentang Revisi Zonasi Taman Nasional Alas Purwo, terbagi atas: 1.Zona Inti, 17.150 ha, 2.Zona Rimba, 24.207 ha, 3.Zona Rehabilitasi, 620 ha, 4.Zona Pemanfaatan, 660 ha. 5.Zona Tradisional, 783 ha. Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.03Menhut- II2007 tanggal 1 Pebruari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional, Balai Taman Nasional Alas Purwo terdiri dari 2 dua Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah yaitu Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Tegaldlimo dan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Muncar. Taman Nasional Alas Purwo, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu: 1.Perlindungan proses ekologis sistem penyangga kehidupan. 2.Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. 3.Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya dalam bentuk penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya, dan pariwisata alam. 3.2.2. Keadaan Fisik Kawasan 3.2.2.1. Topografi