10. Status Penguasaan Lahan Petani X10 Status penguasaan lahan dalam model ini adalah variabel dummy. Nilai 1
untuk petani yang mengusahakan lahan yang seluruhnya milik petani itu sendiri, sedangkan niai nol adalah untuk petani yang mengusahakan lahan yang
seluruhnya atau sebagian bukan miliki sendiri. 11. Sumber Modal Usahatani
Sumber modal dalam model ini digambarkan dalam data nominal dummy. Data tersebut dibedakan menjadi modal sendiri 1 dan modal pinjaman
0. Modal pinjaman mencakup petani yang hanya sebagian meminjam atau sepenuhnya meminjam modal untuk usahataninya.
Evaluasi Model Pendugaan
Evaluasi model pendugaan bertujuan untuk mengetahui apakah model yang diduga terpenuhi secara statistik. Dalam membuat suatu keputusan
ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y, maka digunakan uji F dan uji t. Uji F digunakan untuk melihat pengaruh
variabel bebas X terhadap variabel terikat Y secara bersama-sama simultan, sedangkan uji t digunakan untuk melihat pengaruh setiap variabel bebas X
terhadap variabel terikat Y dalam penilitian ini.
a. Uji-F
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor X
i
secara bersamaan simultan terhadap variable terikat Y. dengan hipotesis
sebagai berikut : H
: b
1
= b
i
= 0 Semua faktor X
i
tidak mempengaruhi Y H
1
: b
1
≠ 0 Sekurang-kurangnya ada satu Xi yang mempengaruhi Y Rumus Uji F adalah :
F-hit = JKK . k n-1 JKG . k-1
Keterangan : JKK : Jumlah kuadrat untuk nilai tengah kolom
JKG : Jumlah kuadrat galat k
: Jumlah faktor yang dianalisis
n : Jumlah contoh
Kriteria Uji : 1. F- hit F Tabel, maka tolak H
berarti semua variabel bebas mampu secara bersama-sama menjelaskan variasi dari variabel tak bebas.
2. F- hit F Tabel, maka terima H berarti semua variabel bebas tidak
mampu secara bersama-sama menjelaskan variasi dari variabel bebas. Dikarenakan pengolahan model telah menggunakan tools statistik, maka
pendugaan signifikansi model ini bisa terlihat di output.
b. Uji- t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Hipotesis pengujiannya adalah :
H : b
i
= 0 Variabel X tidak mempengaruhi variabel Y H
1
: b
i
≠ 0 Variabel X mempengaruhi variabel Y Dalam melihat pengaruh variabel X terhadap variabel Y, maka digunakanlah uji t.
Rumus perhitungan uji t adalah: t
hitung
= bi – b0 SE
Keterangan : bi = Slope faktor Xi
b = Slope Konstanta
SE = Standard Error Kriteria Uji :
1. t- hit t
tabel
, maka tolak H artinya variabel-variabel bebas yang diuji
berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas. 2. t- hit t
tabel
, maka terima H artinya variabel-variabel bebas tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas
Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
digunakan sebagai pengukur tingkat kebaikan model. Semakin tinggi keragaman dapat diterangkan oleh model tersebut,
semakin besar koefisien determinasi.
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Kabupaten Karawang berada di bagian utara Propinsi Jawa Barat yang terletak antara 107
02 – 107 40’ Bujur Timur dan 5
56’ – 6 34’ Lintang Selatan.
Suhu rata-rata di Kabupaten Karawang adalah 27 C dengan kelembapan 80.
Kabupaten Karawang mempunyai batas wilayah secara administratif sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa,
2. sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Subang,
3. sebelah Tenggara berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta,
4. sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur,
dan ; 5.
sebelah Barat dengan Kabupaten Bekasi. Secara administratif Kabupaten Karawang terbagi menjadi 30 kecamatan.
Pada tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Karawang mencapai 2.125.234 jiwa. Kabupaten Karawang memiliki luas 1.753,27 km
2
dengan kepadatan penduduk 1.212 jiwa tiap km
2
. Berdasarkan sensus pertanian tahun 2003, banyaknya rumah tangga pertanian di Kabupaten Karawang adalah 133.292
rumah tangga yang terbagi menjadi rumah tangga petani padi, palawija, holtikultura, dan perkebunan. Untuk rumah tangga petani padi sebanyak 90.792
rumah tangga. Secara topografi Kabupaten Karawang termasuk daerah yang relatif
rendah dan datar. Karawang bagian utara dan tengah didominasi oleh dataran rendah yang merupakan daera pemukiman dan pesawahan yang telah dilengkapi
dengan pengairan atau sistem irigasi teknis. Sedangkan Karawang bagian selatan adalah daerah perbukitan dengan ketinggian 100-250 meter dpl. Oleh karena itu,
daerah Karawang Selatan merupakan darah pengembangan komoditas perkebunan. Keragaman kemiringan berkisar antara 0-40 persen, dengan tingkat
kemiringan datar mendominasi sebagian besar wilayah Kabupaten Karawang. Sekitar 94 persen memiliki tingkat kemiringan lereng maksimum 8 persen dan 83
persen berada pada kisaran lereng 0-3 persen. Kabupaten Karawang termasuk memiliki rata-rata curah hujan 163,5 mmbulan dan jumlah hari hujan 6,97 per
bulan.
5.1 Kondisi Pertanian Kabupaten Karawang