Kondisi Pertanian Kabupaten Karawang Karakteristik Responden

5.1 Kondisi Pertanian Kabupaten Karawang

Sebagai satu sentra beras, penggunaan lahan di Kabupaten Karawang mayoritas digunakan untuk pertanian, khususnya tanaman pangan, yaitu padi. Luas lahan pesawahan mendominasi lebih dari separuh luas lahan keseluruhan di Kabupaten Karawang. lahan sawah itu pun mayoritas telah dilengkapi dengan sistem irigasi, terutama irigasi teknis. Tabel 10. Luas Penggunaan Lahan Kabupaten Karawang Tahun 2009 Lahan Pertanian Luas ha Lahan Sawah Pengairan Teknis 85.513 Setengah teknis 4.009 Irigasi Sederhana 3.620 Desanon PU 435 Tadah Hujan 3.952 Jumlah 97.529 Lahan Bukan Sawah TegalKebuh 8.149 LadangHuma 2.378 Perkebunan 328 Hutan Rakyat 4.389 Tambak 9.354 Empang 657 Lainnya 9.444 Jumlah 35.092 Jumlah Lahan Pertanian 132.621 Lahan Bukan Pertanian Luas ha RumahBangunan 22.063 Hutan Negara 13.292 Rawa 197 Lainnya 7.154 Jumlah 42.706 Jumlah Lahan Non Pertanian 42.706 Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Karawang 2010 [diolah] Tabel 10 menyajikan luas penggunaan lahan sesuai dengan fungsi lahan tahun 2009. Dapat dilihat bahwa Kabupaten Karawang mayoritas lahannya digunakan untuk pertanian, sehingga mayoritas penduduknya adalah masyarakat yang bekerja di bidang pertanian 61,9. Luas lahan sawah masih mendominasi, dan lahan untuk padi non sawah tidak terlalu luas, namun dari sisi teknologi, peluang peningkatan untuk produksinya masih menjanjikan. Selain komoditi padi, Kabupaten Karawang juga menghasilkan komoditi palawija dan hortikultura. Komoditi sayuran utama yang dihasilkan yaitu jamur merang, mentimun, dan kacang panjang. Bahkan jamur merang merupakan komoditi unggulan Kabupaten Karawang, karena pasokan bahan baku merang sangat melimpah.

5.2 Karakteristik Responden

Kategori usia petani dikelompokkan berdasarkan kategori Survei Tenaga Kerja Nasional Saskernas. Usia petani yang menjadi respondan yaitu petani yang berusia 28 – 70 tahun. Namun jumlah terbanyak yaitu petani dengan rentang usia 45-59 tahun. Hal itu menunjukkan bahwa petani masih berada pada usia produktif. Sebaran responden menurut usia petani padi di Kabupaten Karawang dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Sebaran Petani Responden Menurut Usia Tahun 2011 Kategori Umur Petani Padi Ladang Petani Padi Sawah n n 10-29 tahun 1 3,30 1 1,60 30-44 tahun 9 30,00 14 23,30 45-59 tahun 15 50,00 31 51,70 60 tahun 5 16,70 14 23,30 Jumlah 30 100,00 60 100,00 Sumber: Data Primer Pengalaman usahatani padi petani rata-rata telah lebih dari lima tahun. Jumlah petani yang lebih dari 60 tahun atau usia pasca produktif berjumlah 14 orang untuk petani padi sawah dan lima orang untuk petani padi ladang. sedangkan usia 10-29 tahun berjumlah masing-masing 1 orang untuk petani padi sawah dan lading Tabel 12. Sebaran Petani Responden Menurut Pengalaman Usahatani Tahun 2011 Kategori Umur Rata-rata Pengalaman Usahatani Padi tahun Petani Padi Sawah Petani Padi Ladang 10-29 tahun 10,00 15,00 30-44 tahun 18,10 16,10 45-59 tahun 23,10 22,70 60 tahun 31,90 40,00 Sumber: Data Primer Untuk pengalama usahatani padi, baik itu petani ladang maupun sawah, usia petani mencerminkan pengalaman usahatani padi itu sendiri. Semakin tua usia petani, maka semakin lama pula pengalaman usahataninya. Hal yang terjadi di lapangan, yaitu rata-rata petani sudah mulai berusahatani saat umur masih terbilang muda, yaitu 20-30 tahun. Tabel 13. Sebaran Petani Responden Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2011 Pendidikan Petani Padi Ladang Petani Padi Sawah n n Tidak sekolah 2 6,70 1 1,70 Lulusan SD 22 73,30 27 45,00 Lulusan SMP 0,00 3 5,00 Lulusan SMA 5 16,70 14 23,30 S1 0,00 14 23,30 S2 1 3,30 1 1,70 Jumlah 30 100,00 60 100,00 Sumber: Data Primer Tabel 13 menunjukkan tingkat pendidikan petani responden. Mayoritas pendidikan petani responden adalah tamatan SD baik itu petani padi ladang maupun petani padi sawah. Sebaran tingkat pendidikan yang terjadi pada petani padi sawah, yaitu jumlah lulusan SMA dan S1 masing-masing sebanyak 14 responden. Itu menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal rata-rata petani padi sawah lebih tinggi dibandingkan petani padi ladang. Tabel 14. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Status Usahatani Tahun 2011 Status Usahatani Petani Padi Ladang Petani Padi Sawah n n Penghasilan Utama 0,00 53 88,30 Penghasilan Sampingan 30 100,00 7 11,70 Jumlah 30 100,00 60 100,00 Sumber: Data Primer Dari Tabel 14 dapat disimpulkan bahwa petani padi sawah lebih banyak menjadikan usahatani padi sebagai sumber penghasilan utama rumah tangga dibandingkan petani padi ladang. Petani padi ladang lebih mengandalkan hasil kebun untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Hasil kebun yang diusahakan antara lain: jeruk, pisang, dan palawija. Tabel 15. Sebaran Petani Responden Menurut Status Penguasaan Lahan Tahun 2011 Status Penguasaan Lahan Petani Padi Sawah Petani Padi Ladang n n Penggarap pinjam 30 100,00 Pemilik 44 73,30 Penggarap Sewa 3 5,00 Penggarap sakap 6 10,00 Penggarap Gadai 1 1,70 Milik dan Sewa 2 3,30 Milik dan Gadai 3 5,00 Penggarap Sewa dan Sakap 1 1,70 Jumlah 60 100,00 30 100,00 Sumber: Data Primer Dari Tabel 15 didapat bahwa secara keseluruhan, status penguasaan lahan yang diusahakan petani adalah garapan. Jenis garapan yang ada, antara lain: garapan sewa, sakap, gadai, dan pinjam atau hak garap. Namun jika dilihat masing-masing jenis lahan, mayoritas petani padi sawah adalah pemilik sedangkan petani padi ladang adalah penggarap dengan sistem pinjam atau hak garap. Hak garap yang didapat petani padi ladang adalah hak garap lahan hutan yang diberikan oleh Perhutani kepada masyarakat lokal. Perbedaan antara sistem garap pinjam dengan sistem garap lainnya adalah sistem garap pinjam petani tidak dikenakan konsekuensi apapun seperti pajak atau biaya sewa yang sifatnya rutin kepada pemilik lahan dalam hal ini Perhutani. Untuk sistem sewa, petani pengarap harus membayar uang sewa kepada pemilik lahan. Untuk sistem sakap, petani harus membayar sejumlah proporsi atau jumlah penjualan atas proporsi hasil panen. Tabel 16. Sebaran Petani Responden Menurut Luas Lahan yang Diusahakan Tahun 2011 Kategori Luas Lahan Padi Petani Padi Ladang Petani Padi Sawah n n 0,49 ha 8 26,70 2 3,30 0,5 ha - 0,99 ha 9 30,00 20 30,00 1 ha - 1,99 ha 8 26,70 10 16,70 2 ha - 4,99 ha 4 13,30 20 30,00 5 ha 1 3,30 8 13,30 Jumlah 30 100,00 60 100,00 Sumber: Data Primer Dari Tabel 16 dapat disimpulkan bahwa petani padi sawah mayoritas mengusahakan lebih dari satu hektar lahan sedangkan mayoritas petani padi ladang kurang dari satu hektar. Namun, secara keseluruhan, rata-rata luasan lahan yang dikuasai oleh setiap petani pada pola usahatani padi sawah yaitu 4,3 hektar, sedangkan rata-rata luas lahan petani pada pola usahatani padi ladang adalah 1 hektar. Hal ini konsisten dengan temuan sebelumnya, yaitu petani padi sawah mayoritas menjadikan usahatani padi sebagai sumber penghasilan utama sedangkan petani padi ladang menjadikan usahatani padi hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi beras rumah tangga petani. Selain itu, dapat disimpulkan pula pendapatan usahatani petani padi sawah lebih besar dibandingkan dengan petani padi ladang. Hal itu disebabkan selain luasan lahan rata-rata padi yang lebih luas, juga pola tanam padi sawah yang lebih banyak daripada padi ladang. Tabel 17. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Pendapatan Luar Usahatani per Bulan Tahun 2011 Penghasilan per bulan Petani Padi Sawah Petani Padi Ladang n n 500.000 28 46,70 500.000-1.500.000 8 13,30 23 76,70 1.500.000 - 2.500.000 7 11,70 4 13,30 2.500.000 - 3.500.000 3 5,00 3.500.000 14 23,30 3 10,00 Jumlah 60 100,00 30 100,00 Sumber: Data Primer Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa distribusi pendapatan luar usahatani petani sawah lebih menyebar dibandingkan petani padi ladang. Selain itu, rata-rata penghasilan padi ladang relatif lebih tinggi dibandingkan petani sawah. hal ini konsisten dengan status usahatani padi petani sendiri yang telah dibahas sebelumnya. Dengan status usahatani padi sebagai penghasilan utama rumah tangga, maka penghasilan luar usahatani petani padi sawah relatif lebih kecil dari pada petani ladang yang lebih mengandalkan penghasilan di luar usahatani padi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Tabel 18. Sebaran Penghasilan Luar Usahatani Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan yang Diusahakan Tahun 2011 Kategori Luas Lahan Petani Padi Sawah Petani Padi Ladang Rata-rata Penghasilan Usahatani Perbulan Rp Rata-rata Penghasilan Usahatani Perbulan Rp 0,49 ha 972.500 1.300.000 0,5-0,99 ha 1.570.000 1.876.111 1-1,99 ha 981.250 2.262.500 2-4,99 ha 2.443.333 1.437.500 5 ha 10.084.750 8.500.000 Sumber: Data Primer Namun dari Tabel 18 diketahui bahwa besaran penghasilan luar usahatani tidak bergantung pada luasan lahan padi yang diusahakan. Petani yang mengusahakan lahan padi yang luas belum tentu mempunyai penghasilan luas usahatani yang tinggi pula, begitu juga sebaliknya. Tabel 19. Rata-rata Jumlah Tanggungan Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan Tahun 2011 Luas Lahan Petani Padi Sawah Petani Padi Ladang rata-rata jumlah tanggungan rata-rata jumlah tanggungan 0,49 ha 4,00 3,63 0,5-0,99 ha 3,90 4,75 1-1,99 ha 4,38 4,11 2-4,99 ha 3,95 3,75 5 ha 4,20 3,00 Rata-rata 4,08 4,07 Sumber: Data Primer Secara keseluruhan, jumlah rata-rata tanggungan rumah tangga petani responden sama, yaitu empat tanggungan setiap rumah tangga. Jumlah tanggungan yang berbeda hanya pada petani responden padi ladang dengan rentang luas lahan yang dikuasai 1-1,99 hektar, yaitu dengan rata-rata jumlah tanggungan rumah tangga 4 orang. Tabel 20. Rata-rata Rasio Tenaga Kerja Dalam Keluarga Berdasarkan Luas Lahan yang Diusahakan Tahun 2011 Kategori Luas Lahan Rata-rata rasio TK dalam keluarga Ladang 0,46 0,49 ha 0,46 0,5 ha - 0,99 ha 0,59 1 ha - 1,99 ha 0,51 2 ha - 4,99 ha 0,18 5 ha 0,06 Sawah 0,12 0,49 ha 0,31 0,5 ha - 0,99 ha 0,42 1 ha - 1,99 ha 0,15 2 ha - 4,99 ha 0,05 5 ha 0,01 Sumber: Data Primer Rasio tenaga kerja dalam keluarga untuk petani padi sawah secara umum lebih rendah dari pada padi ladang. Untuk setiap luasan lahan, semakin luas lahan yang dikuasai maka rasio tenaga kerja dalam keluarga semakin kecil. Hal itu disebabkan jumlah anggota keluarga yang relatif sama di setiap rumah tangga petani. Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada usahatani padi pola ladang penggunaan tenaga kerja dalam keluarga lebih tinggi dibandingkan pola usahatani dibandingkan pola usahatani sawah. hal tersebut disebabkan jumlah anggota keluarga yang bejerja di usahatani pada pola usahatani ladang relatif lebih tinggi dibandingkan pola usahatani sawah. Tabel 21. Rata-rata Konsumsi Beras Rumah Tangga Petani Responden Tahun 2011 Ladang konsumsi perkapita per tahun makan beras sosial per rumah tangga per tahun 0,49 ha 88,20 127,00 0,5-0,99 ha 108,00 119,56 1-1,99 ha 91,95 169,00 2-4,99 ha 63,00 50,00 5 ha 60,00 400,00 rata-rata total 90,84 134,80 Sawah konsumsi perkapita per tahun makan beras sosial per rumah tangga per tahun 0,49 ha 76,50 328,00 0,5-0,99 ha 95,49 374,60 1-1,99 ha 127,70 611,25 2-4,99 ha 105,41 514,80 5 ha 107,64 518,88 rata-rata total 106,51 499,43 Sumber: Data Primer Untuk konsumsi beras rumah tangga, rumah tangga petani padi sawah mengonsumsi atau tingkat konsumsi per kapita per tahun lebih tinggi daripada petani padi ladang. begitu juga untuk konsumsi beras untuk keperluan sosial. Rumah tangga petani padi sawah lebih banyak menggonsumsi beras untuk keperluan sosial dibandingkan rumah tangga petani padi ladang. Artinya, di lingkungan petani padi sawah, budaya kegiatan sosial atau keagamaan yang menggunakan beras lebih tinggi daripada petani ladang. di lingkungan rumah tangga petani ladang, acara budaya atau keagamaan petani lebih banyak mengonsumsi dalam bentuk uang daripada beras. Produktivitas padi ladang yang lebih rendah juga mengakibatkan jumlah beras yang dimiliki petani menjadi lebih sedikit sehingga, konsumsi acara keagamaan atau budaya dalam bentuk uang lebih digemari. Jika konsumsi tersebut didistribusikan menurut luasan lahan yang dikuasai, maka rumah tangga petani yang mengusahakan lahan pada rentang 1- 1,99 hektar yang mempunyai konsumsi per kapita per tahun yang paling tinggi. hal itu terjadi pada kedua jenis petani, baik petani sawah maupun petani ladang. hal tersebut disebabkan pada rumah tangga petani dengan rentang 1-1,99 hektar, jumlah tanggungan keluarganya juga paling tinggi, seperti yang terlampir pada tabel 19.

5.3. Gambaran Umum Usahatani Padi Sawah dan Ladang di Kabupaten Karawang