Analisis Regresi Linear Berganda

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis lebih lanjut untuk memperoleh hasil yang dijadikan jawaban dari masalah penelitian. Dalam menjawab permasalah, digunakan metode analisis deskriptif dan kuantitatif. Nazir 2003 mengartikan analisis deskriptif sebagai suatu metode dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan alasan-alasan pemilihan keputusan petani. Metode Kuantitatif dan deskriptif digunakan untuk mencari alokasi panen petani, pola musiman marketed surplus, dan faktor-faktor yang mempengaruhi besaran marketed surplus petani. Untuk menganalisis alokasi hasil panen digunakan metode deskriptif dan tabulasi. Untuk alokasi hasil panen, rentang waktu yang digunakan adalah musim tanam terakhir MT 2010. Untuk membandingkan pola musiman, digunakan perbandingan dua musim. Musim awal 2010 dan akhir 2010 untuk padi sawah, dan musim 2010 untuk padi ladang. Model yang dibangun dipisahkan antara model faktor-faktor yang mempengaruhi matketed surplus padi sawah dan padi ladang. Hal ini bertujuan untuk melihat perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi marketed surplus dari kedua jenis lahan tersebut sehingga dapat dilihat perbedaan karakteristiknya.

4.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi besaran marketed surplus akan dilakukan dengan menggunakan data dari keseluruhan responden, maka diperoleh model faktor marketed surplus. Model yang digunakan adalah regresi linear berganda. Tingkat signifikansi variabel yang dipilih yaitu sampai dengan 15 persen karena variabel yang digunakan adalah sosial ekonomi. Berdasarkan data yang tersedia, model persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut : Y=b +b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 +b 5 X 5 +b 6 X 6 + b 7 X 7 +b 8 X 8 +b 9 X 9 +b 10 X 10 +b 11 X 11 +e i Dimana : Y = Jumlah produk yang dipasarkan marketed surplus X1 = Produksi Gabah Petani kg X2 = Harga Gabahkg Rp X3 = Harga Gabak Kering Giling X3 = Pendapatan Luar Usahatani Rp X4 = Musim dummy X5 = Jumlah Tanggungan Keluarga orang X6 = Usia Petani tahun X7 = Luas tempat menjemur Gabah m 2 X8 = Luas tempat menyimpan stok gabah m 2 X9 = Pendidikan petani tahun X10 = Status Penguasaan Lahan Petani dummy X11 = Sumber Modal Usahatani dummy Analisis dimulai dengan melakukan wawancara berdasarkan kuesioner yang dibuat kepada responden. 1. Marketed Surplus Y Marketed surplus adalah variabel dependent atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel-variabel dugaan. Marketed surplus yang digunakan di dalam model adalah proporsi gabah yang dijual oleh petani saat panen atau dalam bentuk gabah kering panen GKP, sedangkan untuk penjualan bentuk gabah kering giling GKG akan dianalisis dengan metode deskriptif. 2. Produksi X1 Produksi adalah jumlah gabah kotor Gross Harvest yang dihasilkan dari lahan padi petani. Hal ini disebabkan jika yang digunakan data net harvest atau marketabe surplus, maka potongan natura setia petani akan berbeda-beda. 3. Harga Gabah X2 Harga gabah yang digunakan dibagi menjadi dua jenis, yaitu harga gabah kering panen GKP dan harga gabah kering simpan GKS. Harga gabah kering panen adalah harga gabah yang berlaku saat petani menjual hasil panennya saat panen. Sedangkan harga gabah kering simpan adalah harga rata-rata yang berlaku saat petani menjual secara bertahap hasil panennnya. 4. Pendapatan Luar Usahatani X3 Pendapatan luar usahatani yang digunakan adalah data pendapatan yang didapat rumah tangga petani selain dari usahatani padi yang diusahakannya sendiri. Pendapatan luar usahatani ada yang bersifat musiman, seperti hasil kebun, penyewaan traktor. Ada juga yang bersifat rutin, seperti upah buruh tani dan gaji pegawai negeriswasta. Agar datanya seragam ,maka data keduanya ditabulasi, kemudian dikonversi menjadi pendapatan luar usahatani per bulan. 5. Musim X4 Variabel musim adalah variabel dummy dalam model ini. Untuk padi sawah, musim bernilai 0 adalah musim musim awal tahun sedangkan musim bernilai 1 adalah musim akhir tahun. 6. Jumlah Tanggungan Rumah Tangga X5 Jumlah tanggungan adalah jumlah anggota keluarga, saudara, atau kerabat yang masih menjadi tanggungan petani. Jumlah tanggungan ini mencerminkan ukuran keluarga, sehingga petani sebagai kepala keluarga dimasukkan atau dihitung ke dalam jumlah tersebut. 7. Usia Petani X6 Data usia petani adalah umur petani saat diwawancarai. Usia petani biasanya telah menggambarkan pengalaman usahatani petani itu sendiri. 8. Luas Tempat Menjemur X7 dan Menyimpan Gabah X8 Luas tempat menjemur dan menyimpan gabah digunakan untuk menggambarkan akses petani untuk melakukan stok gabah. Hal itu dikarenakan stok sangat erat kaitannya dengan akses penjemuran dan penyimpanan. Luas penyimpanan dan penjemuran tidak harus milik petani, tetapi bukan milik petani yang biasa diakses petani, contohnya: luas lapangan umum, luas lantai jemur penggilingan terdekat, atau luas halaman rumah yang biasa digunakan untuk menjemur gabah petani tersebut. Sedangkan untuk luas akses penyimpanan adalah luas tempat menyimpan yang biasa digunakan petani untuk menyimpan gabah. 9. Pendidikan X9 Variabel pendidikan adalah lamanya petani menempuh pendidikan formal. 10. Status Penguasaan Lahan Petani X10 Status penguasaan lahan dalam model ini adalah variabel dummy. Nilai 1 untuk petani yang mengusahakan lahan yang seluruhnya milik petani itu sendiri, sedangkan niai nol adalah untuk petani yang mengusahakan lahan yang seluruhnya atau sebagian bukan miliki sendiri. 11. Sumber Modal Usahatani Sumber modal dalam model ini digambarkan dalam data nominal dummy. Data tersebut dibedakan menjadi modal sendiri 1 dan modal pinjaman 0. Modal pinjaman mencakup petani yang hanya sebagian meminjam atau sepenuhnya meminjam modal untuk usahataninya. Evaluasi Model Pendugaan Evaluasi model pendugaan bertujuan untuk mengetahui apakah model yang diduga terpenuhi secara statistik. Dalam membuat suatu keputusan ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y, maka digunakan uji F dan uji t. Uji F digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y secara bersama-sama simultan, sedangkan uji t digunakan untuk melihat pengaruh setiap variabel bebas X terhadap variabel terikat Y dalam penilitian ini.

a. Uji-F