II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lanskap Budaya dan Sejarah
Lanskap budaya didefinisikan sebagai suatu area geografis, meliputi baik budaya dan sumberdaya alami dan cagar alam, berasosiasi dengan kejadian
historis, kegiatan, atau seseorang atau memperlihatkan nilai budaya atau keindahan lainnya Birnbaum, 1994. Menurut Platcher dan Rossler 1995
lanskap budaya mencerminkan interaksi antara manusia dengan lingkungan alami dalam ruang dan waktu. Alam, dalam hal ini merupakan bagian dari kehidupan
manusia, meliputi proses yang dinamis, seperti membentuk lanskap. Lanskap budaya juga menunjukkan interaksi antara manusia, sistem sosial dan bagaimana
mereka dapat mengorganisasikan ruang. Lanskap sejarah historical landscape merupakan bagian dari bentuk
suatu lanskap budaya yang memliki dimensi waktu di dalamnya. Lanskap sejarah ini, umumnya dibentuk antara unsur alam dan unsur budaya dengan skala cakupan
areal: tapak, distrik, ketetanggaan, komuniti, kota, wilayah, nasional, dan internasional Nurisyah dan Pramukanto, 2001. Selanjutnya Birnbaum 1994
juga menjelaskan, terdapat empat jenis lanskap budaya dan sejarah: historic site, historic designed landscape, historic vernacular landscape, dan ethnographic
landscape. 1. Historic designed landscape adalah suatu lanskap yang secara nyata didesain
oleh seorang arsitek lanskap, master gardener, arsitek, atau ahli agronomi, sesuai dengan prinsip-prinsip desain, atau sesuai dengan tradisi. Nilai-nilai
keindahan memegang peranan penting dalam designed landscape, seperti taman, kampus, dan perumahan. Lebih lanjut Keller dan Keller 1989
menjelaskan beberapa tipe designed historic landscapes: residensial, arboretum, taman, plaza, kampus, perencanaan kota, battlefield, area rekreasi
outdoor, area exhibition, parkways, dan badan air. 2. Historic vernacular landscape adalah suatu lanskap yang berkembang
melalui suatu penggunaan oleh manusia yang kegiatan atau pekerjaannya membentuk pada lanskap. Melalui sikap budaya dan sosial seseorang,
keluarga, komunitas, lanskap mencerminkan karakter fisik, biofisik dan budaya pada kehidupan sehari-harinya.
3. Historic site adalah suatu lanskap yang berasosiasi dengan suatu kejadian sejarah, aktivitas, ataupun manusia.
4. Ethnographic landscape adalah suatu lanskap yang meliputi berbagai keragaman keadaan tersebut.
Menurut Nurisyah dan Pramukanto 2001, suatu bentukan lanskap dikatakan memiliki nilai sejarah bila memiliki minimal satu kriteria danatau
alasan sebagai berikut: 1. Etnografis, merupakan produk khas suatu sistem ekonomi dan sosial suatu
kelompoksuku masyarakat etnik. Dua bentuk utama dari lanskap ini adalah rural landscape dan urban landscape. Rural landscape yaitu suatu model atau
bentuk lanskap yang dapat merupakan cerminan aspek ekonomi perdesaan dan berbagai kehidupan perdesaan. Urban landscape adalah bentuk lanskap yang
berhubungan dengan pembangunan kota dan kehidupan perkotaan 2. Associative, suatu bentuk lanskap yang berasosiasi atau yang dapat
dihubungkan dengan suatu peristiwa, personal, masyarakat, legenda, pelukis, estetika dan sebagainya.
3. Adjoining, adalah bentukan lanskap yang merupakan bagian dari suatu unit tertentu, bagian monumen, atau bagian dari struktur bangunan tertentu.
Lanskap sejarah mampu bertahan hingga keadaan masa kini namun tetap menampilkan keadaan masa lalu secara berkelanjutan, serta mengikuti
perkembangan pembangunan. Lanskap sejarah juga memiliki fokus terhadap lanskap budaya, diantara kontribusi manusia terhadap keadaan awal suatu tempat.
2.2 Pelestarian Lanskap Budaya dan Sejarah