keluarga, komunitas, lanskap mencerminkan karakter fisik, biofisik dan budaya pada kehidupan sehari-harinya.
3. Historic site adalah suatu lanskap yang berasosiasi dengan suatu kejadian sejarah, aktivitas, ataupun manusia.
4. Ethnographic landscape adalah suatu lanskap yang meliputi berbagai keragaman keadaan tersebut.
Menurut Nurisyah dan Pramukanto 2001, suatu bentukan lanskap dikatakan memiliki nilai sejarah bila memiliki minimal satu kriteria danatau
alasan sebagai berikut: 1. Etnografis, merupakan produk khas suatu sistem ekonomi dan sosial suatu
kelompoksuku masyarakat etnik. Dua bentuk utama dari lanskap ini adalah rural landscape dan urban landscape. Rural landscape yaitu suatu model atau
bentuk lanskap yang dapat merupakan cerminan aspek ekonomi perdesaan dan berbagai kehidupan perdesaan. Urban landscape adalah bentuk lanskap yang
berhubungan dengan pembangunan kota dan kehidupan perkotaan 2. Associative, suatu bentuk lanskap yang berasosiasi atau yang dapat
dihubungkan dengan suatu peristiwa, personal, masyarakat, legenda, pelukis, estetika dan sebagainya.
3. Adjoining, adalah bentukan lanskap yang merupakan bagian dari suatu unit tertentu, bagian monumen, atau bagian dari struktur bangunan tertentu.
Lanskap sejarah mampu bertahan hingga keadaan masa kini namun tetap menampilkan keadaan masa lalu secara berkelanjutan, serta mengikuti
perkembangan pembangunan. Lanskap sejarah juga memiliki fokus terhadap lanskap budaya, diantara kontribusi manusia terhadap keadaan awal suatu tempat.
2.2 Pelestarian Lanskap Budaya dan Sejarah
Pelestarian lanskap sejarah dapat didefinisikan sebagai usaha manusia untuk memproteksi atau melindungi peninggalan budaya dan sejarah terdahulu
yang bernilai dari perubahan yang negatif atau yang merusak keberdaaannya atau nilai-nilai yang dimilikinya. Kegiatan pelestarian lanskap sejarah ini, selanjutnya,
menitikberatkan pada berbagai upaya guna menciptakan pemanfaatan yang lebih kreatif, menghasilkan berbagai produk warisan heritage products yang baru,
melaksanakan berbagai program partisipasi, melaksanakan analisis ekonomi serta
berbagai kegiatan ekonomi dan budaya di kawasan pelestarian tersebut Nurisyah dan Pramukanto, 2001.
Sebagai designed historic landscape, kawasan Taman Kencana memiliki nilai penting yang perlu dilestarikan keberadaannya di Kota Bogor. Nurisyah dan
Pramukanto 2001, berpendapat ada lima manfaat yang diperoleh dari pelestarian yang dilakukan, antara lain :
1. Mempertahankan warisan budayasejarah yang dimiliki karakter spesifik suatu kawasan.
2. Menjamin terwujudnya ragam dan kontras yang menarik dari suatu areal atau kawasan. Adanya areal sejarah atau yang bernilai budaya tinggi di suatu
kawasan tertentu yang relatif modern akan memiliki kesan visual dan sosial yang berbeda.
3. Kebutuhan psikis manusia, yaitu untuk melihat dan merasakan ekstensi dalam alur kesinambungan masa lampau, masa kini dan masa depan yang tercermin
dalam objek atau karya lanskap untuk selanjutnya dikaitkan dengan harga diri. 4. Motivasi ekonomi, peninggalan budaya dan sejarah memiliki nlai yang tinggi
apabila dipelihara baik, terutama dapat mendukung perekonomiann kotadaerah bila dikembangkan sebagai kawasan wisata.
5. Menciptakan simbolisme sebagai manifestasi fisik dari identitas suatu kelompok masyarakat tertentu.
Selanjutnya, Nurisyah dan Pramukanto 2001 juga menjelaskan kriteria untuk melakukan tindakan pelestarian didasarkan atas pertimbangan faktor-faktor:
1. Makna sejarah, yaitu pertimbangan terhadap makna kesejarahan dan keunikannya.
2. Extant historic resources, yaitu pertimbangan pada jumlah dan tipe dari fitur utama yang terkait dengan periode sejarah tapak tersebut, serta integritas
historis dari berbagai sumberdaya yang dapat dipertahankan keberadaannya. 3. Kondisi sumberdaya sejarah, termasuk kondisi struktur dan tanaman. Seleksi
sumberdaya sejarah, meliputi: kepentingan dari asosiasi sejarah, ketersediaan sumberdaya eksisting, keterpaduan sumberdaya tersedia, keterkaitan antara
sumberdaya eksisting dengan keterkaitan sejarah, kondisi sumberdaya saat ini,
ketersediaan informasi sejarah pada periode yang otentik untuk upaya restorasi.
2.3 Perencanaan Lanskap Kawasan Budaya dan Sejarah