Deskripsi dan Analisi Data

sering bercanda hal ini agar suasana tidak menjadi tegang.” 67 Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil wawancara dengan Bapak Jamaluddin, beliau menyebutkan bahwa : kepala sekolah dapat mencairkan suasana, bahkan itu sering terjadi. Hal ini karena kepala sekolah adalah orang yang humoris. 68 Dari karakter kepala sekolah yang mempunyai sisi humoris, peneliti menganggap dan menghubungkan apa yang dimaksud oleh Bapak Endang sebagai penyampaian yang kurang tepat secara bahasa. Penggunaan bahasa yang kurang tepat dalam proses komunikasi bisa dapat terjadi karena sisi humoris yang dimiliki kepala sekolah. Selanjutnya walaupun kepala sekolah memiliki sisi humoris dalam proses komunikasi dengan guru-guru, kepala sekolah tetap mempunyai sifat yang tegas dalam berkomunikasi. Hal itu dikemukakan oleh Ibu Umaeroh, beliau meyebutkan bahwa : “kepala sekolah menunjukan ketegasannya tetapi tidak memaksa, sebagai contoh dalam pelaksanaan upacara. Kepala sekolah menekan kepada wali kelas dan guru-guru untuk hadir, karena hal itu sudah menjadi komitmen bersama.” 69 Hal yang senada juga diutarakan oleh Ibu Sri Rahayu, beliau menyebutkan bahwa : kepala sekolah mempunyai ketegasan, akan tetapi dalam ketegasannya kepala sekolah tidak terkesan memaksa. 70 Lebih lanjut lagi ditegaskan oleh Bapak Jamaluddin, beliau meyebutkan bahwa : “Iya, jadi memang itu harus dimiliki oleh seorang pimpinan, memiliki suatu ketegasan tetapi hal ini tidak memaksa. Kita profesional dalam bekerja.” 71 Dalam hal ini dapat diketahui kepala sekolah sebagai pimpinan bisa memainkan perannya, kepala sekolah di satu sisi mempunyai sisi yang 67 Hasil wawancara denga Ibu Umaeroh, Guru, pada hari Senin, 19 September 2016 68 Hasil wawancara dengan Bapak Jamaluddin 69 Hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh 70 Hasil wawancara dengan Ibu Sri Rahayu, GuruWakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, pada hari Rabu, 21September 2016 71 Hasil wawancara dengan Bapak Jamaluddin humoris tetapi di sisi lain kepala sekolah juga tegas dalam berkomunikasi akan tetapi tidak dengan cara memaksa guru untuk menjalankan tugas atau informasi yang diberikan oleh kapala sekolah. Akan tetapi ada hal yang berbeda dalam pandangan guru terhadap komunikasi yang dilakukan kepala sekolah, tidak semua guru dengan kompak menjawab bahwa komunikasi yang dilakukan sudah berjalan dengan baik. Hal ini diutarakan oleh Ibu Siti Zubaidah, beliau menyebutkan bahwa : komunikasi yang dilakukan kepala sekolah belum cukup baik, saya kira baru setengah. 72 Hal ini menjadi menarik karena Ibu Siti Zubaidah sebagai wakil kepala sekolah, komunikasi yang dilakukan kepala sekolah belum cukup baik dan menganggap baru mencapai 50, Sebagai wakil kepala sekolah tentunya beliau sering berkomunikasi dengan kepala sekolah. Peneliti memandang tingkat kesulitan dan kerumitan wakil kepala sekolah menurut struktur organisasi memiliki kesulitan yang berbeda. Dari tingkat kesulitan ini lah Ibu Siti Zubaidah memandang komunikasi yang dilakukan kepaka sekolah belum sepenuhnya maksimal. Karena tingkat kesulitan yang berbeda sebagai wakil kepala sekolah dengan banyaknya tugas yang dijalankan dipandang masih perlu ditingkatkan lagi komunikasi antara kepala sekolah dengan Ibu Siti Zubaidah. Selanjutnya komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dianggap dapat mengubah sikap dan perilaku guru yang terjadi di sekolah. Hal ini diutarakan oleh Bapak Endang Hidayat, beliau menyebutkan bahwa : komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat merubah sikap dan perilaku guru, sebagai contoh apabila kehadiran guru kurang maksimal, maka kepala sekolah akan berkomunikasi. Dari komunikasi yang 72 Hasil wawancara dengan Ibu Siti Zubaidah, GuruWakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Pada hari Selasa, 20 September 2016 dilakukan kepala sekolah dengan guru maka kehadiran guru tersebut akan lebih maksimal lagi. 73 Hal senada juga di utarakan oleh Bapak Sukoco, beliau menyebutkan bahwa : ” Ya bisa, artinya ketika saya mulai merasa malas dan kepala sekolah mulai menegur, saya bisa menjadi rajin kembali karena teguran yang diberikan kepala sekolah.” 74 lebih lanjut lagi diperkuat dengan hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh, beliau menyebutkan bahwa : “Tentu ya dapat mengubah perilaku seseorang ke arah yang lebih positif, misalnya saya yang awalnya malas untuk absen dengan adanya komunikasi atau nasihat akhirnya dapat berubah menjadi lebih rajin masuk.” 75 Dari beberapa hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi interpersonal kepala sekolah sudah berjalan dengan baik, komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dilakukan dengan lembut, dilakukan secara tegas tetapi tidak terkesan memaksa. Dalam proses komunikasi dengan guru, kepala sekolah juga menjadi sesorang yang dapat menghibur guru-guru karena pada dasarnya kepala sekolah mempunyai sifat yang humoris sehingga dapat mencairkan suasana ketika berkomunikasi. Sesuatu yang menarik juga berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru SMK Al-Hidayah Ciputat, komunikasi yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dapat merubah perilaku guru tersebut sesuai dengan apa yang manjadi tujuan yang dilakukan kepala sekolah dengan berkomunikasi dengan guru. Hal ini menjadi sebuah hal yang sangat baik dalam berjalannya kegiatan organisasi dan kegiatan belajar mengajar karena dapat meningkatkan motivasi kerja guru. Dalam berkomunikasi, dahulu kala saat teknologi masih belum secanggih saat ini pada umumnya manusia lebih sering berkomunikasi secara tatap muka. Akan tetapi dengan berkembangnya zaman dan perkembangan teknologi yang sangat pesat manusia semakin dimudahkan 73 Hasil wawancara dengan Bapak Endang Hidayat 74 Hasil wawancara dengan Bapak Sukoco 75 Hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh dalam hal berkomunikasi. Banyak media yang dapat digunakan dalam berkomunikasi pada masa kini, telepon, email, dan media sosial semakin banyak bermunculan. Hal ini rasanya tidak dapat dihindari oleh manusia dalam berkomunikasi, ketika komunikasi secara tatap muka tidak dapat dilakukan karna masalah jarak dan waktu media komunikasi dirasa sangat membantu. Fenomena ini juga terjadi di dalam proses komunikasi interpersonal antara kepala sekolah dan guru di SMK Al-Hidayah Ciputat. Hal ini diungkapkan langsung oleh kepala sekolah, beliau menyebutkan bahwa : “saya dan guru mempunyai grup whatsapp untuk berkomunikasi. Akan tetapi jika ingin berkomunikasi interpersonal saya akan menghubungi ke guru yang bersangkutan.” 76 Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, dapat dilihat bahwa kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan guru juga menggunakan media komunikasi whatsapp. Pemanfaatan media komunikasi whatsapp digunakan kepala sekolah untuk tetap menjaga komunikasinya dengan guru apabila komunikasi secara tatap muka tidak dapat dilakukan. Selanjutnya hasil wawancara dengan Ibu Sri Rahayu juga mengatakan hal yang senada, beliau mengatakan bahwa : “Iya kalau misalkan kepala sekolah tidak ada di sekolah, kita bisa menggunakan media lain karena kita punya group di whatsapp atau lewat sms. ” 77 Lebih lanjut lagi ditegaskan oleh hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh, beliau menyebutkan bahwa : “Iya kadang-kadang kalo ada rapat menggunakan media infocus. Lebih enak kalau komunikasi secara langsung dan terbuka. Komunikasi lewat handphone ada, sebatas media whatsapp, akan tetapi berkaitan dengan hal yang sifatnya tidak mendesak.” 78 Dalam hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh beliau menambahan media infocus dalam rapat sebagai salah satu media yang digunakan dalam 76 Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Sudarwanto 77 Hasil wawancara dengan Ibu Sri Rahayu 78 Hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh berkomunikasi, akan tetapi selanjutnya Ibu Umaeroh mengatakan komunikasi yang dilakukan melalui media seperti whatsapp tidak membicarakan hal yang mendesak seperti yang berhubungan dengan pengambilan keputusan. Hal yang senada juga diperkuat oleh hasil wawancara dengan kepala sekolah, beliau mengata kan bahwa : “keputusan-keputusan yang harus diputuskan harus di lakukan secara tatap muka. Melalui media hanya menyampaikan point-point pembicaraannya saja.” 79 Dari hasil wawancara yang didapatkan dapat terlihat bahwa media komunikasi hanya menjadi alat pendukung dalam komunikasi. Komunikasi yang diharapkan lebih kepada komunikasi secara langsung atau secara tatap muka, karena jika ada hal-hal yang bersifat pengambilan keputusan akan lebih efektif secara tatap muka. Akan tetapi tidak semua mengatakan menggunakan media komunikasi ketika berkomunikasi dengan kepala sekolah, seperti yang di utarakan oleh Bapak Sukoco, beliau menyebutkan bahwa : “Selama ini kepala sekolah hanya tatap muka saja ketika berkomunikasi dengan saya” 80 Hal yang sama di ungkapkan oleh Bapak Jamaluddin, beliau menyebutkan bahwa : Dalam hal penggunaan media lain ketika berkomunikasi dengan kepala sekolah saya tidak menggunakannya, saya lebih sering bertatap muka dengan kepala sekolah. 81 Menjadi menarik ketika beberapa guru menyebutkan bahwa mereka tidak menggunakan media komunikasi ketika berkomunikasi dengan kepala sekolah, mereka menyebutkan bahwa lebih sering bertatap muka dibandingkan dengan media komunikasi. Simpulan peneliti dalam hal ini kaitanya dengan penggunaan media komunikasi ada pada bagaimana kepala sekolah atau guru mempunyai keinginan untuk menyampaikan sesuatu hal atau informasi. 79 Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Sudarwanto 80 Hasil wawancara dengan Bapak Sukoco 81 Hasil wawancara dengan Bapak Jamaluddin Penyampaian informasi kepada guru, yang menyebutkan bahwa ketika dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah juga menggunakan media lain seperti grup whatsapp, sms, infocus dan yang lainnya lebih kepada pesan yang ingin disampaikan kepala sekolah kepada guru bersifat hal yang tidak mendesak. Sedangkan dalam kaitannya dengan guru yang menyampaikan bahwa tidak menggunakan media komunikasi ketika berkomunikasi dengan kepala sekolah lebih kepada hal-hal atau informasi yang ingin disampaikan membutuhkan komunikasi secara tatap muka sehingga yang menjadi kebutuhan kepala sekolah dapat langsung direspon oleh guru dan juga sebaliknya. Komunikasi merupakan salah satu aktifitas yang sangat sering dilakukan oleh manusia. Manusia mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya sebagai makhluk sosial. Dalam satu hari secara tidak sadar manusia akan berkomunikasi, akan tetapi sesuatu yang harus juga disadari adalah seberapa seringkah manusia berkomunikasi, karena intensitas manusia berkomunikasi dapat membuat hubungan antara satu manusia dengan manusia lain menjadi lebih erat dan lebih baik. Sama halnya dengan kepala sekoah, kepala sekolah sebagai pimpinan di dalam sekolah juga harus memiliki komunikasi yang intens dengan guru dalam mengarahkan dan menjalankan visi dan misi. Di SMK Al-Hidayah Ciputat intensitas komunikasi antara kepala sekolah dengan guru menjadi hal yang terbatas. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sukoco, beliau menyebutkan bahwa : “Sepertinya jarang ya saya berkomunikasi dengan kepala sekolah, karena saya jarang bertemu dengan kepala sekolah. Hal yang lainnya adalah karena guru atau saya tidak setiap hari hadir di sekolah.” 82 Pernyataan senada juga di utarakan oleh Bapak Endang Hidayat, beliau menyebutkan bahwa : “Minimal saat kita ada jam pelajaran di 82 Hasil wawancara dengan Bapak Sukoco sekolah. Tergantung kepada tanggung jawab masing-masing. ” 83 Secara tersirat beliau menyebutkan bahwa pada kenyataanya beliau jarang berkomunikasi dengan kepala sekolah, beliau hanya berkomunikasi dengan kepala sekolah ketika beliau mempunyai jam mengajar di SMK Al-Hidayah Ciputat. Selanjutnya lebih tegas lagi di utarakan oleh Bapak Yasmin, beliau menyebutkan bahwa : saya agak jarang berkomunikasi dengan kepala sekolah, mungkin hanya satu kali dalam seminggu. 84 Berdasarkan beberapa hasil wawancara di atas dapat peneliti simpulkan, bahwa fenomena ini terjadi karena di sekolah swasta seperti SMK Al-Hidayah Ciputat, guru-guru tidak mempunyai jam mengajar di sekolah setiap hari. Guru-guru tidak hanya mengajar di SMK Al-Hidayah Ciputat, akan tetapi banyak yang mengajar di sekolah lain sehingga intensitas komunikasi dengan kepala sekolah menjadi jarang. Seperti contoh Bapak Yasmin, beliau ketika berkomunikasi dengan kepala sekolah hanya sau kali dalam rentang waktu satu minggu. Hal inilah yang membuat komunikasi antara kepala sekolah dengan guru dan sebaliknya sangat terbatas. Komunikasi merupakan hal yang sangat sering dilakukan oleh manusia, akan tetapi dalam hal ini hambatan dalam komunikasi sering terjadi pula. Hambatan yang terjadi dapat menyebabkan proses komunikasi menjadi tidak lancar dan nantinya akan bermuara pada pemahaman atau penafsiran dari suatu informasi dapat terjadi. Sering kali hal ini membuat permasalahan muncul di dalam organisasi khususnya dalam topik penelitian ini adalah di sekolah. Hambatan memang ada, terutama untuk saya berkomunikasi kepada guru yang wanita lebih sulit karena perbedaan gender dengan saya, terkadang ketika guru-guru wanita diberikan motivasi lebih menganggapi 83 Hasil wawancara dengan Bapak Endang Hidayat 84 Hasil wawancara dengan Bapak Yasmin secara perasaan atau lebih sensitif. Sedangkan kepada guru-guru yang laki- laki tidak ada hambatan yang berarti. 85 Jika dilihat pernyataan yang muncul dari Bapak Yuli, faktor gender menjadi suatu hambatan dalam berkomunikasi dan dalam membina motivasi, karena menurut beliau ketika beliau berkomunikasi dengan guru- guru wanita ada kekhawatiran akan adanya sensitifitas dari guru karena menurut beliau hal itu muncul dari karakter alamiah wanita. Berbeda dengan hasil wawancara di atas, Sedikit membahas kembali kepada subab sebelumnya, banyak guru di SMK Al-Hidayah Ciputat menyebutkan bahwa intensitas komunikasi dengan kepala sekolah jarang terjadi, akan tetapi intensitas komunikasi yang terjadi ini dianggap tidak menjadi hambatan dalam melaksanakan komunikasi dengan kepala sekolah. Hal ini terungkap berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Via Aprilian , beliau menyebutkan bahwa : “Tidak ada hambatan dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah, jika memang beliau tersedia waktu ” 86 hal yang senada juga di utarakan oleh Ibu Nawang Wulan, beliau menyebutkan bahwa “Saya kira sejauh ini tidak ada hambatan dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah .” 87 Selanjutnya hal di atas diperkuat oleh Ibu Umaeroh, beliau menyebutkan bahwa : “Tidak ada hambatan untuk komunikasi dengan kepala sekolah karena memang secara waktu beliau ada setiap hari di sekolah.” 88 Sejauh ini pandangan yang muncul dari Bapak Jamaluddin, Ibu Umaeroh dan Ibu Nawang Wulan merasa tidak ada hambatan yang terjadi ketika berkomunikasi dengan kepala sekolah, akan tetapi pandangan lain muncul dari narasumber lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Yasmin, beliau menyebutkan bahwa : “Selama ini tidak ada 85 Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Sudarwanto 86 Hasil wawancara dengan Bapak Via Aprilian, Guru, pada hari Rabu, 28 September 2016 87 Hasil wawancara dengan Ibu Nawang Wulan, Guru, pada hari Senin, 26 September 2016 88 Hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh hambatan, karena jika ada kendala di sekolah saya lebih sering sampaikan kepada wakil kepala sekolah.” 89 Dari beberapa hasil wawancara di atas, dapat di simpulkan bahwa sejauh ini tidak ada yang menjadi hambatan berarti dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah. Sedangkan hal yang muncul dari kepala sekolah ketika berkomunikasi dengan guru-guru wanita, beliau mempunyai sedikit kekhawatiran ada nya sifat sensitif yang akan muncul ketika berkomunikasi. Akan tetapi hal itu hanya menjadi kekhawatiran kepala sekolah semata tanpa dijadikan hal yang dianggap sebagai hambatan oleh guru-guru. Selanjutnya Walaupun banyak guru yang tidak dapat hadir setiap hari di sekolah dikarenakan guru-guru di SMK Al-Hidayah Ciputat juga mengajar di sekolah lain. Berdasarkan data yang berhasil di dapatkan menunjukan bahwa rata-rata guru mengajar di SMK Al-Hidayah Ciputat hanya 2 sampai 3hari dalam satu minggu. Intensitas kehadiran yang cukup jarang ini tidak menjadi hambatan untuk berkomunikasi dengan kepala sekolah dikarenakan kepala sekolah hadir sebanyak 6 hari dalam satu minggu di sekolah. hal inilah yang membantu guru-guru dalam berkomunikasi ketika guru-guru tidak bisa hadir setiap hari di sekolah. Motivasi merupakan dorongan manusia untuk melakukan sebuah hal, dengan adanya motivasi manusia akan dengan senang hati dan sungguh-sungguh dalam mengerjakan pekerjaan yang ingin dilakukan. Motivasi yang muncul dapat berasal dari dalam diri intrinsik ataupun dari luar diri ekstrinsik, dan banyak faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang. Dalam konteks pembinaan motivasi kerja guru disekolah sudah tentu hal ini menjadi tanggung jawab dan kewajiban dari seorang pimpinan yaitu kepala sekolah. Pembinaan motivasi kerja guru merupakan sebuah langkah penting guna memajukan sekolah, hal ini tentunya menjadi sebuah tantangan kepala seolah dalam membina motivasi kerja guru. 89 Hasil wawancara dengan Bapak Yasmin Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Idrus, beliau mengatakan bahwa : “Kepala sekolah dapat membuat kebijakan yang berkaitan dengan motivasi yang diberikannya.” 90 Lalu berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Wahyudin, beliau juga mengatakan bahwa : “Saya sangat membutuhkan motivasi dari pimpinan, artinya motivasi di sini senantiasa dijadikan sebagai dedikasi kinerja kita dengan profesional, tanpa adanya arahan atau perhatian dari pimpinan mungkin dalam melakukan pekerjaan akan tidak cepat selesai atau lalai. ” 91 Dari hasil wawancara dengan Bapak Wahyudin dan Bapak Muhammad Idrus , beliau sangat terbuka dalam menyampaikan bahwa beliau sangat membutuhkan motivasi dari pimpinan, beliau menyadari tanpa adanya arahan atau perhatian dari pimpinan atau kepala sekolah kinerja yng dihasilkan akan tidak maksimal dan juga diharapkan hal-hal yang berkaitan dengan kibijakan sekolah, diharapkan hal yang dapat memicu motivasi kerja guru. Hal yang senada juga di utarakan oleh Ibu Arsih, beliau menyampaikan bahwa : “motivasi dari kepala sekolah cukup saya butuhkan, sebagai contoh kepala sekolah selalu berkomunikasi dengan saya terkait perkembangan siswa. Hal ini menjadi sebuah semangat atau motivasi untuk lebih maksimal lagi dalam mengajar dan mendidik siswa. Hal- hal semacam itu sangat saya butuhkan.” 92 Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Endang, beliau menyampaikan bahwa : “pemberian motivasi perlu dilakukan, artinya motivasi itu kan hasil yang diketahui dan dijadikan ukuran buat kita. Kalau motivasi itu disampaikan di akhir suatu periode atau akhir pelajaran, ini semacam kepuasan batin. Jadi kepala sekolah menyampaikan penghargaan kepada guru yang kehadirannya 90 Hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Idrus, Guru, pada hari rabu, 26 September 2016 91 Hasil wawancara dengan Bapak Wahyudin, Guru, pada hari rabu, 26 September 2016 92 Hasil wawancara dengan Ibu Arsih, Guru, pada hari rabu, 28 September 2016 cukup tinggi, hal ini memberikan semangat kepada guru-guru yang lain.” 93 Lebih lanjut lagi, hasil wawancara dengan Ibu Nawang Wulan, beliau menyampaikan bahwa : “Kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada saya dan guru- guru yang lain.” 94 Hasil wawancara dengan Ibu Nawang Wulan dengan jelas menyatakan bahwa kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada beliau dan kepada guru-guru yang lain, walaupun beliau guru yang belum lama mengajar di SMK Al-Hidayah Ciputat beliau menyebutkan kembali bahwa : “Komunikasi yang dilakukan kepala sekolah sangat mempengaruhi motivasi kerja saya. Kepala sekolah memberikan tanggung jawab yang lebih kepada saya dalam melakukan kegiatan pengajaran agar memberikan hasil yang terbaik yang diberikan.” 95 Berdasarkan dari beberapa hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa pembinaan motivasi kerja guru yang dilakukan kepala sekolah sangat dibutuhkan oleh setiap guru. Hal ini menjadi penting karena guru membutuhkan motivasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai guru. Pengarahan, pemberian reward, pembuatan kebijakan pemberian tanggung jawab lebih, dan controling pengawasan menjadi sebuah hal yang dapat membina motivasi kerja guru dalam lingkungan SMK Al-Hidayah Ciputat. Komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam hal pembinaan motivasi kerja guru dapat terlihat dari apa yang yang dilakukan oleh kepala sekolah. dalam hal ini kepala sekolah mempunyai pengaruh yang besar dalam terciptanya motivasi kerja guru di SMK Al- Hidayah Ciputat. 93 Hasil wawancara dengan Bapak Endang Hidayat 94 Hasil wawancara dengan Ibu Nawang Wulan 95 Hasil wawancara dengan Ibu Nawang Wulan Hal ini pula yang disadari oleh Bapak Yuli Sudarwanto sebagai kepala sekolah, beliau menyebutkan bahwa : “Ya, saya selalu memberikan motivasi karena kita mempunyai visi dan misi atau tujuan yang harus dicapai oleh guru. Secara tidak langsung saya lakukan, akan tetapi pada akhir tahun saya akan memberikan reward kepada guru yang mempunyai kinerja yang baik” 96 Hal yang di utarakan oleh bapak yuli Sudarwanto, menjadi hal yang menarik karena beliau menyatakan bahwa pemberian motivasi yang diberikan adalah sebuah reward pada akhir tahun untuk guru-guru yang mempuyai kinerja yang baik. Dalam konteks memotivasi melalui komunikasi interpersonal beliau tidak menyampaikannya secara tersurat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sri Rahayu, beliau mengatakan bahwa : komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membina motivasi saya. Sebagai contoh ketika dalam menangani siswa yang bermasalah, kepala sekolah memberikan semangat, dan dilakukan dengan komunikasi yang tersendiri. 97 Dari hasil wawancara tersebut dapat terlihat bahwasannya kepala sekolah melakukan komunikasi yang berdampak kepada motivasi guru ketika dalam menangani siswa yang bermasalah. Dalam hal ini tentunya komuikasi yang dilakukan kepala sekolah sangat membantu guru, karena pada dasarnya menangani siswa yang bermasalah bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh, beliau mengatakan bahwa : komunikasi dapat membina motivasi kerja saya, karena agar ke depannya saya mempunyai tanggung jawab dan lebih baik lagi dalam mengajar di SMK Al-Hidayah Ciputat. 98 Hal yang senada juga di utarakan oleh Bapak Tugiran, beliau mengatakan bahwa : Iya pasti 96 Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Sudarwanto 97 Hasil wawancara dengan Ibu Sri Rahayu 98 Hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh sangat membina karena apa yang disampaikan oleh kepala sekolah berhubungan dengan hal yang mengenai pendidikan. 99 Lebih tegas lagi di utarakan oleh Bapak Wahyudin, beliau menyampaikan bahwa “Pasti sangat membina motivasi. Ketika kepala sekolah menyampaikan sesuatu hal yang berkaitan dengan siswa, saya senantiasa termotivasi dalam bekerja se suai, dengan tanggung jawab.” 100 Akan tetapi hal yang bertolak belakang dengan beberapa hasil wawancara di atas adalah muncul dari bapak Via Aprilian, beliau mengatakan bahwa : sejauh ini Kepala sekolah belum pernah melakukan komunikasi interpersonal dalam kaitannya membina motivasi dan kinerja saya. 101 Hal ini menjadi menarik karena hanya beliau yang dengan tegas mengatakan bahwa kepala sekolah belum dapat membina motivasi belia dengan berkomunikasi. Jika di telusuri lagi berdasarkan pernyataan beliau, beliau baru bekerja atau mengajar di SMK Al-Hidayah Ciputat selama 6 bulan atau selama satu semester. Pandangan peneliti akan fenomena yang terjadi ini adalah berdasarkan bapak Via Aprilian sebagai guru baru SMK Al-Hidayah Ciputat yang belum sepenuhnya merasakan komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam kaitanya membina motivasi kerja guru. Dari beberapa hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa, komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah sudah dapat membina motivasi kerja guru SMK Al-Hidayah Ciputat walaupun ada satu data yang mengatakan belum merasakan pembinaan motivasi oleh kepala sekolah melalui komunikasi yang dilakukannya. Pada dasarnya ketika berkomunikasi dengan guru kepala sekolah menyampaikan sebuah hal atau pesan yang memang dibutuhkan oleh guru- guru, berlandaskan hal itu lah guru menjadi termotivasi. Hal ini menjadi 99 Hasil wawancara dengan Bapak Tugiran, Guru, pada hari Senin, 26 September 2016 100 Hasil wawancara dengan Bapak Wahyudin 101 Hasil wawancara dengan Bapak Via aprilian fenomena yang positif bagi perkembangan SMK Al-Hidayah Ciputat karena kepala sekolah sudah menjalankan komunikasinya dengan baik dan dapat pula membina motivasi kerja guru melalui komunikasi interpersonal yang dilakukannya. Peningkatan dalam dalam berbagai hal tetap harus dilaksanakan guna lebih memuaskan dan membina motivasi kerja guru sehingga kemajuan sekolah dapat terus dirasakan, bukan hanya dari motivasi kerja guru akan tetapi sampai menjangkau pula motivasi belajar siswa.

C. Temuan Hasil Penelitian

Penelitian yang telah dilaksanakan di SMK Al-Hidayah Ciputat telah dapat menggambarkan fenomena yang terjadi mengenai pelakasanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja guru. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh peneliti, maka dapat diketahui ada hal yang menjadi faktor pendukung dan hambatan dalam implementasi komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja guru di sekolah, antara lain : 1. Pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah Guru-guru di SMK Al-Hidayah Ciputat telah merasakan pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah sudah berjalan dengan baik dan sebagaimana harusnya. Pelaksanaan komunikasi interpersonal yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dapat dianggap baik oleh hampir semua guru. Karakter kepala sekolah sebagai orang yang terbuka dan humoris dirasakan sangat membantu dalam proses komunikasi. Perbedaan pandangan antara guru yang menyatakan baik dan guru yang menyatakan belum cukup baik dipandang ebuah hal yang wajar terjadi, karena sudut pandang setiap guru terhadap komunikasi interpersonal kepala sekolah dapat berbeda-beda. Harapan yang muncul dari guru-guru di SMK Al-Hidayah Ciputat tetap mengharapkan perbaikan dan peningkatan dari proses komunikasi antara kepala sekolah dan guru guna lebih memaksimalkan lagi hasil yang diharapkan. 2. Komunikasi interpersonal kepala sekolah dipandang sebagai hal yang memotivasi kerja guru Guru-guru di SMK Al-Hidayah Ciputat mempunyai kebutuhan motivasi yang cukup banyak dari kepala sekolah, guru- guru memandang motivasi yang diberikan oleh kepala sekolah menjadi suatu pendukung yang dapat memberikan keberhasilan dalam proses mengajar ataupun dalam tugas-tugas yang diberikan oleh kepala sekolah. Walaupun komunikasi dipandang sebagai hal yang dapat memotivasi kerja guru, data ini harus digali lebih dalam lagi karena menurut peneliti jawaban awal yang muncul mengenai hal apa saja yang dapat memotivasi kerja guru lebih kepada hal yang bersifat reward barang-barang rumah tangga dan elekttronik. Walaupun proses komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi guru belum berjalan dengan rutin atau secara sadar dilaksanakan oleh kepala sekolah tetapi guru-guru memandang hal ini sudah cukup memotivasi kerja guru. 3. Intensitas dan hambatan dalam pelaksanaan komunikasi interpersonal Pada umumnya guru-guru di SMK Al-Hidayah Ciputat memandang tidak ada hambatan yang berarti dalam pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan guru. Walaupun guru-guru tidak dapat hadir setiap hari di sekolah, akan tetapi hal ini bukan menjadi faktor penghambat dalam melaksanakan komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan guru. Intensitas kehadiran guru yang tidak setiap hari di sekolah sangat terbantu dengan hadirnya kepala sekolah selama 6 hari atau dalam kata lain hadir setiap hari di saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Jadi jika guru mempunyai kebutuhan komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah, hal itu bisa dapat dilakukan dengan mudah. Hal ini menjadi menarik karena pada biasanya dibanyak sekolah, fenomena yang terjadi adalah kepala sekolah yang jarang hadir di sekolah sedangkan fenomena yang terjadi di SMK Al-Hidayah Ciputat adalah guru-guru yang tidak hadir setiap hari di sekolah sedangkan kepala sekolah hadir setiap hari. 76

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian dan hasil penelitian yang sudah di paparkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja guru di SMK Al-Hidayah Ciputat adalah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah sudah berjalan dengan baik, hal ini terlihat melalui proses komunikasi kepala sekolah yang dapat dikatakan cukup lancar dilakukan saat di sekolah, ditambah lagi dengan karakter komunikasi kepala sekolah yang terbuka dan humoris yang membuat guru menjadi tidak canggung dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah. Walaupun ada sebuah gap senioritas di dalamnnya, kepala sekolah juga tegas dalam berkomunikasi akan tetapi tidak terkesan memaksa dalam menyampaikan sebuah hal atau informasi yang harus dilakukan oleh guru-guru. 2. Selanjutnya, pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja guru juga dapat dikatakan berjalan dengan baik. Hal ini didapatkan melalui pernyataan guru yang menyebutkan komunikasi interpersonal kepala sekolah dapat memotivasi guru-guru di SMK Al-Hidayah Ciputat. Lebih lanjut lagi motivasi kerja guru dapat terbina karena kepala sekolah cukup sering melakukan komunikasi dengan guru karena kepala sekolah berada setiap hari di sekolah sehingga ketika guru-guru membutuhkan kepala sekolah untuk penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan dapat segera tertangani. Akan tetapi Komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi dilakukan jika ada kesempatan saja.

B. Saran-saran

Berdasarkan uraian dan paparan dari kesimpulan di atas, maka peneliti bermaksud memberikan dan menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat dijadikan perbaikan untuk selanjutnya, khususnya dalam implementasi komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja guru di SMK Al-Hidayah Ciputat sebagai berikut : 1. Kepada kepala sekolah, agar lebih meningkatkan kepekaan komunikasi di dalam sekolah dan juga dapat meningkatkan kompetensi dan pelaksanaan komunikasi interpersonal secara lebih aktif lagi. kepala sekolah diharapkan tidak hanya menunggu kesempatan berkomunikasi secara tidak sengaja akan tetapi mencoba lebih dahulu menanyakan tentang kabar atau hal-hal yang yang ingin disampaikan oleh guru. lebih lanjut lagi dapat membuat pola komunikasi interpersonal secara sadar dan lebih terencana guna dapat membina motivasi kerja guru. selanjutnya 2. Kepada guru-guru, lebih dapat aktif lagi berkomunikasi dengan kepala sekolah dalam memberikan atau meminta saran yang dapat memunculkan motivasi kerja guru sehingga motivasi yang dimiliki dapat senantiasa terjaga yang nantinya akan bermuara pada peningkatan kinerja dan peningkatan mutu pengajaran di sekolah. Ketika guru mempunyai permasalahan diharapkan tidak sungkan untuk mengatakan kepada kepala sekolah dan tidak hanya menunggu untuk ditanya terlebih dahulu.