1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kosmetik adalah bahan yang diaplikasikan secara topikal yang digunakan untuk memperbaiki penampilan, menghilangkan kotoran kulit, meningkatkan rasa percaya diri,
mempertahankan komposisi cairan kulit, melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet, dan memperlambat timbulnya kerutan Wasitaatmadja 1997. Menurut kegunaan bagi kulit, kosmetik
dapat digolongkan menjadi kosmetik perawatan kulit dan kosmetik dekoratif. Kosmetik dekoratif atau riasan adalah kosmetik yang diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga
menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri. Dalam kosmetik riasan, peran zat pewarna dan zat pewangi sangat besar. Zat pewarna
dalam kosmetik dekoratif ini dapat berasal dari pewarna alami dan sintetis. Pewarna sintetis banyak digunakan karena dapat membuat sabun, lotion, cream dan produk kecantikan lainnya terlihat sangat
menarik. Tetapi pewarna sintetis dapat menimbulkan bahaya seperti neurotoksisitas, gangguan organ reproduksi, kanker, iritasi kuit, ruam dan hiperpigmentasi. Oleh karena itu telah banyak
dikembangkan pewarna alami kosmetik yang berasal dari tumbuhan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai pewarna alami kosmetik adalah pembuatan pewarna lipstik oleh Farima 2009
dengan bahan dasar ekstrak bunga mawar merah, Trinanda 2012 dengan bahan dasar ekstrak buah rasberi dan Utami 2011 dengan bahan dasar beras ketan hitam.
Cabai Capsicum sp. merupakan tanaman yang memiliki prospek yang baik untuk digunakan sebagai pewarna kosmetik. Hal ini karena cabai memiliki zat warna karotenoid. Karotenoid
adalah kelompok pigmen alami yang berwarna merah, orange atau kuning yang larut dalam lipid sehingga dapat diaplikasikan pada kosmetik dengan bahan dasar minyak. Untuk tujuan pewarna
kosmetik, cabai perlu dihilangkan zat pedasnya kapsaisin karena dapat menimbulkan iritasi kulit dan kulit terasa panas. Dari studi pustaka yang dilakukan, penelitian nasional ataupun internasional yang
mengulas potensi cabai merah sebagai pewarna kosmetik belum ditemukan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan potensi cabai merah sebagai pewarna alami kosmetik.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan cabai untuk pewarna kosmetik, antara lain keseragaman warna merah dan kandungan zat pedas atau kapsaisin. Keseragaman warna
merah perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi kualitas dari zat pewarna tersebut. Kandungan zat pedas harus seminimal mungkin agar mudah dihilangkan sehingga kosmetik dengan pewarna dari
cabai aman untuk diaplikasikan pada kulit wajah. Menurut Udin dan Mochtar 1993, cabai besar memiliki tingkat kepedasan 500,000 SHU Scoville Heat Unit dan kandungan kapsaisin sebesar
0.35, sedangkan cabai kecil cabai rawit memiliki tingkat kepedasan 980,000 SHU dan kandungan kapsaisin sebesar 0.66. Berdasarkan hal tersebut, cabai merah besar dipilih dalam penelitian ini
karena memiliki keseragaman warna merah yang baik serta memiliki tingkat kepedasan yang lebih sedikit dibandingkan dengan cabai rawit.
Untuk mendapatkan warna dari cabai merah, cabai merah dikeringkan terlebih dahulu. Pengeringan cabai merah besar Capsicum annuum L. dapat dilakukan secara alami menggunakan
sinar matahari atau dapat menggunakan alat pengering. Pengeringan alami memiliki banyak kendala yaitu membutuhkan luas pengeringan lebih besar dibanding dengan pengeringan mekanis. Adanya
kontaminasi yang berasal dari debu, insekta, burung, dan rodensia serta bahan yang terus mengalami respirasi jaringan dan adanya proses fermentasi bila bahan mengandung kadar gula tinggi
menyebabkan kualitas pengeringan mekanis lebih baik dari pengeringan alami. Namun, warna produk
2 hasil pengeringan alami lebih baik dan pengeringan alami lebih ekonomis dibanding pengeringan
mekanis Desrosier 2008. Setelah dikeringkan, cabai merah dikecilkan ukurannya hingga 30 – 40
mesh untuk dihilangkan kandungan kapsaisinnya dengan cara ekstraksi oleoresin. Oleoresin adalah campuran minyak dan resin yang diperoleh dari ekstraksi, pemekatan dan standarisasi minyak atsiri
dan komponen non volatile dari rempah-rempah anonim 2009. Oleoresin dari proses ekstraksi ini dapat digunakan untuk obat oles untuk meringankan rasa pegal dan dingin akibat rematik dan encok.
Sehingga didapatkan nilai tambah cabai selain digunakan untuk pewarna kosmetik.
1.2 Tujuan Penelitian