Aspek kompensasi IUPHHK-HA Analisis Tingkat Kepuasan Tenaga Kerja Bagian Produksi

kerja beristirahat di mess masing-masing dan mereka merasa nyaman dengan keadaan ini. Namun, sebagian responden yang merasa biasa dan kurang puas akan kenyamanan tempat kerja adalah responden yang bekerja dan tinggal di Camp KM 22, dimana di Camp ini menurut mereka sangat bising karena selalu berhadapan dengan suara wheel loader, logging truck dan traktor, dan jika tidak ada hujan kondisi di sekitar lingkungan kerja dan mess tempat tinggal mereka sangat banyak debu. Ketidakpuasan akan kenyamanan tempat kerja khususnya juga bagi beberapa responden unit mekanik yang sering melalukan perbaikan di malam hari pada logging truck di tengah hutan, mereka merasa tidak nyaman karena harus bekerja dengan sinar lampu yang seadanya kondisi lingkungan gelap. Namun, perlu mendapat perhatian pada fasilitas keselamatan kerja yang disediakan perusahaan sebagian besar responden yaitu sekitar 44 menyatakan tidak puas. Hal ini karena dari perusahaan sendiri kurang menyediakan fasilitas keselamatan kerja seperti masker, helm kerja, sarung tangan, sepatu boat, celemek, maupun alat pelindung diri yang lain. Dari hasil wawancara dengan responden, mereka yang merasa tidak puas dengan fasilitas keselamatan kerja ini sangat kecewa dengan perusahaan karena perusahaan kurang memperhatikan pentingnya alat keselamatan kerja, semua peralatan keselamatan kerja dan alat pelindung diri dan jika diperlukan dalam kegiatan operasionalnya, maka setiap tenaga kerja harus menyediakannya sendiri. Rasa kurang puas terhadap fasilitas keselamatan kerja ini sangat dirasakan oleh tenaga kerja yang bekerja di luar ruangan, hal ini dapat terlihat di lapangan banyak tenaga kerja seperti operator chainsaw, operator logging truk, mekanik serta operator traktor tidak dibekali dengan alat keselamatan kerja yang cukup.

5.3.2 Aspek kompensasi IUPHHK-HA

Kompensasi perusahaan adalah segala fasilitas serta jaminan yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja ketika terjadi hubungan kerja. Pemberian kompensasi merupakan salah satu pelaksanaan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia MSDM yang berhubungan dengan semua jenis pemberian penghargaan tenaga kerja sebagai pertukaran dalam melakukan tugas perusahaan. Menurut Rivai 2006, pemberian kompensasi terdiri dari kompensasi langsung dan tidak langsung. Kompensasi langsung terdiri dari pembayaran tenaga kerja dalam bentuk upah, gaji, bonus atau komisi. Sedangkan kompensasi tidak langsung atau benefit, terdiri dari semua pembayaran yang tidak tercakup dalam kompensasi finansial langsung yang meliputi hiburan, fasilitas olaharaga, berbagai macam asuransi, jasa seperti pelayanan kesehatan dan kepedulian tempat ibadah. Apabila dikelola dengan baik, maka kompensasi akan membantu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dan memperoleh, memelihara, dan menjaga karyawan dengan baik. Sebaliknya, tanpa kompensasi yang cukup, karyawan yang ada sangat mungkin untuk meninggalkan perusahaan dan untuk melakukan penempatan kembali tidaklah mudah. Tabel 7 Distribusi responden berdasarkan tingkat kepuasan terhadap kompensasi di IUPHHK-HA PT. Ratah Timber Aspek Indikator Tingkat Kepuasan Responden SP P B KP TP Kompensasi Gaji yang Diterima 1 24 16 46 13 Fasilitas Kesehatan 64 9 20 7 Bonus dan Tunjangan 1 47 17 29 6 Fasilitas olahragahiburanibadah 6 59 23 8 4 Jaminan Asuransi 4 79 10 6 1 Ket: SP=Sangat Puas, P=Puas, B=Biasa, KP=Kurang Puas, TP=Tidak Puas Karyawan akan menerima perbedaan-perbedaan kompensasi yang berdasarkan pada perbedaan tanggung jawab, kemampuan, pengetahuan, produktivitas atau kegiatan-kegiatan manajer lainnya. Kompensasi yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja sangat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja. Bagi tenaga kerja, kompensasi yang terutama adalah yang berkaitan dengan gajiupah sebagai sumber pendapatan utama dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Pada Tabel 7 memperlihatkan bahwa sebagian besar responden sudah merasa puas terhadap kompensasi perusahaan, terutama pada fasilitas kesehatan 64, bonus dan tunjangan 47, fasilitas olahragahiburanibadah 59, dan jaminan asuransi 79 namun responden merasa kurang puas dan tidak puas terhadap gaji yang diterima 50. Lebih dari 50 responden merasa kurang puas dan tidak puas akan gaji yang diterima tiap bulannya. Bagi karyawan borongan, besarnya upah tergantung dari produktivitas yang dihasilkan, sehingga semakin tinggi produktivitas yang dihasilkan maka akan semakin tingggi pula upah yang diterima tiap bulannya. Apabila kondisi cuaca buruk selama bulan tertentu maka akan memperlambat produktifitas. Tenaga kerja yang merasa kurang puas disebabkan karena gajiupah yang diterima tidak seimbang dengan beratnya pekerjaan yang ada di IUPHHK- HA, tapi responden merasa pasrah dan tetap bertahan untuk bekerja di IUPHHK- HA karena di zaman sekarang sangat sulit mencari pekerjaan. Perusahaaan membayar upah tidak lebih rendah dari Upah Minimum yang ditetapkan pemerintah menurut keputusan Menaker No. KEP-604MEN2003 tentang Upah Minimum UM, dalam hal ini Propinsi UMP. Pihak IUPHHKA HA juga memberikan bonus dan tunjangan kepada tenaga kerja. Adapun tunjangan yang diberikan oleh IUPHHK-HA diantaranya tunjangan dukacita, tunjangan sukacita, tunjangan kecelakaan kerja, Tunjangan Hari Raya THR, dan adanya bonusinsentif apabila produktivitas yang dihasilkan dalam pertahun melebihi target produksi. Dari Tabel 7 dapat kita lihat bahwa sekitar 47 responden merasa puas dengan bonustunjangan yang diberikan oleh IUPHHK-HA. Mereka beranggapan bahwa dengan adanya bonustunjangan ini dapat mengurangi biaya kebutuhan hidup. Sedangkan responden yang merasa biasa hingga tidak puas sekitar 35 , beranggapan bahwa sebaiknya dilakukan penambahan bonustunjangannya lagi agar tenaga kerja lebih termotivasi dalam bekerja. Kompensasi tidak langsung berupa fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas olahraga, fasilitas hiburan dan fasilitas tempat ibadah juga akan sangat mempengaruhi tingkat kepuasan tenaga kerja. Pada fasilitas pelayanan kesehatan, IUPHHK-HA menyediakan sebuah poliklinik dengan seorang tenaga medis perawat. Responden yang sudah merasa puas berkisar 64, kepuasan ini dianggap tenaga kerja karena pihak IUPHHK-HA menyediakan pelayanan gratis terhadap biaya perobatan. Tetapi sesuai dengan kebijakan IUPHHK-HA, penggantian biaya perawatan kesehatan dan pengobatan diberikan dengan batasan yang telah ditentukan oleh perusahaan dalam satu tahun, dengan ketentuan tidak lebih rendah dari program dasar JAMSOSTEK. Sedangkan, menurut responden yang merasa kurang puas terhadap fasilitas pelayanan kesehatan ini dikarenakan kurang adanya fasilitas yang memadai jika terdapat tenaga kerja yang harus rawat inap dan tidak adanya dokter yang menangani masalah kesehatan yang agak serius. Selain itu untuk anak-anak tenaga kerja, perusahaan menyediakan sarana pendidikan berupa Sekolah Dasar SD. Sekitar 59 responden sudah merasa puas terhadap fasilitas olahraga, hiburan dan tempat ibadah. Pada IUPHHK-HA menyediakan sebuah musholla di sekitar mess karyawan dan sebuah gereja. Selain itu, terdapat beberapa fasilitas olahraga seperti lapangan sepak bola, volli, bulutangkis, dan tenis meja serta fasilitas hiburan berupa sebuah rumah musik yang berisi beberapa alat musik yang dapat dimanfaatkan tenaga kerja di waktu senggang sebagai hiburan. Olahraga merupakan sarana interaksi dan sosialisasi yang efektif dalam lingkungan camp. Namun, terhadap responden yang merasa biasa hingga tidak puas berkisar lebih dari 30, responden merasa fasilitas hiburannya perlu dikembangkan lagi mengingat bahwa lokasi IUPHHK-HA sangat pedalaman dan jauh dari keramaian sehingga untuk mengurangi kejenuhan dan kepenatan dalam bekerja perlu adanya hiburan yang lebih dikembangkan lagi. Dalam rangka meningkatkan perlindungan terhadap karyawan, perusahaan mengikutsertakan ke dalam program JAMSOSTEK sesuai dengan Undang- Undang No.3 tahun 1992 dan peraturan pelaksanaannya. Berbeda dengan gaji yang diterima oleh responden, untuk jaminan asuransi sebagian besar responden yaitu sekitar 79 sudah merasa puas dengan adanya JAMSOSTEK yang meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja JKK, Jaminan Kematian JK, Jaminan Hari Tua JHT, sedangkan untuk Jaminan Pemeliharaan Kesehatan JPK dilaksanakan sendiri oleh perusahaan, dengan ketentuan tidak lebih rendah dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5.3.3 Aspek peraturan IUPHHK-HA