Hari dan Jam Kerja Aturan Tata Tertib Kerja

Produksi. Setiap unit ini terbagi lagi menjadi beberapa Kepala Urusan Kaur. Adapun struktur organisasinya dapat dilihat pada Lampiran 8. Berdasarkan sifaat pekerjaan dan jangka waktu hubungan kerja, maka status tenaga kerja PT. Ratah Timber dibedakan atas 3 status, yaitu: a. Tenaga kerja waktu tertentutidak tetap, adalah tenaga kerja yang terikat hubungan kerja untuk waktu tertentu dan jenis pekerjaan tertentu sesuai perjanjian kerja yang disepakati. Segala hal yang berkaitan dengan tenaga kerja waktu tertentu akan dituangkan dalam suatu perjanjian kerja waktu tertentu yang menuat hak dan kewajiban kedua belah pihak. Perjanjian kerja waktu tertentu dapat diadakan untuk paling lama 2 dua tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 satu kali untuk jangka waktu paling lama 1 satu tahun. b. Tenaga kerja waktu tidak tertentutetap, adalah tenaga kerja yang terikat hubungan kerja yang tidak terbatas waktunya. Masa percobaan diperhitungkan sebagai masa kerja apabila tenaga kerja yang bersangkutan telah diangkat sebagai tenaga kerja tetap. Seorang tenaga kerja baru yang telah menyelesaikan masa percobaan atau perjanjian kerja waktu tidak tertentu dengan prestasi dan dedikasi yang baik, maka dapat diangkat menjadi tenaga kerja tetap perusahaan sesuai dengan status golongan, pangkat dan jabatannya. c. Tenaga kerja harian, adalah tenaga kerja yang terikat hubungan kerja untuk jenis pekerjaan tertentu dan waktu yang berubah-ubah sesuai kebutuhan, serta menerima upah berdasarkan kehadiran kerjanya setiap hari.

4.6 Hari dan Jam Kerja

Dengan tetap memperhatikan Undang-Undang yang berlaku, maka jam kerja perusahaan dalam seminggu adalah 40 empat puluh jam kerja efektif. Tetapi, khusus pada kegiatan operasional di lapangan, waktu kerja ditentukan secara tersendiri sesuai dengan kebutuhan operasional di lapangan. Kerja lembur adalah waktu jam kerja yang dijalani dalam sehari atau seminggu selebihnya dari 8 delapan jam sehari dan 40 empat puluh jam seminggu pada hari-hari kerja biasa atau hari libur resmi atau hari istirahat mingguan. Tenaga kerja yang memerlukan atau menghendaki bekerja melebihi waktu kerja demi pelaksanaan tugas yang lebih baik dianggap sebagai melaksanakan kewajiban karena tanggungjawabnya, oleh karena itu tidak mendapat upah lembur. Batas kerja lembur adalah tidak boleh melebihi 14 empat belas jam seminggu kecuali jika perusahaan telah mendapat ijin dispensasi dari pejabat tenaga kerja yang berwenang. Upah lembur dibayarkan bersamaan dengan gaji pada tiap akhir bulan atas dasar surat perintah kerja lembur dari atasan.

4.7 Aturan Tata Tertib Kerja

Tata tertib dan disiplin kerja mempunyai maksud untuk mendidik dan sebagai tindakan korektif yang bersifat pengarahan terhadap sikaptingkah laku tenaga kerja. Adapun diantaranya peraturan yang dikeluarkan perusahaan adalah sebagai berikut: a. Tertib waktu Setiap tenaga kerja harus berada di tempat tugasnya masing-masing tepat pada waktu kerjanya sesuai perjanjian kerja, demikian pula pada waktu istirahat keluar dan meninggalkan kerja. Setiap tenaga kerja yang datang terlambat atau atau pulang lebih awal dari waktu kerja yang telah ditentukan, wajib melapor dan mendapat persetujuan dari atasan. b. Tertib kehadiran Setiap tenaga kerja wajib mengisi daftar absensi atau mempergunakan kartu kehadiran kerjanya sendiri pada saat masuk dan pulang kerja. Tenaga kerja tidak diperkenankan menandai kartu absenkartu kehadiarn tenaga kerja lain. Pelanggaran ini akan dikenakan sangsi. Apabila tenaga kerja berhalangan karena sakit atau kecelakaan atau sebab lain, maka wajib untuk memberitahukan kepada atasannya masing-masing. c. Tertib berpakaian kerja Setiap tenaga kerja diwajibkan mengenakan pakaian kerja sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Pakaian seragam diberikan kepada tenaga kerja tertentu menurut jenis pekerjaan. Tenaga kerja yang mendapat pakaian seragam dari perusahaan wajib mengenakannya pada hari kerja dan jam kerja secara lengkap serta tidak dibenarkan untuk dipakai di luar waktu kerja atau di luar keperluan dinas. Demi tegaknya disiplin kerja di perusahaan, seluruh tenaga kerja bertanggung jawab atas pelaksanaan tata tertib perusahaan dan tegaknya disiplin kerja di perusahaan di bawah pengawasan para pemimpin, pimpinan departemen atau atasan langsung. Setiap tindakan tenaga kerja yang melanggar peraturan perusahaan, ketentuan hukum atau ketentuan lain yang merugikan perusahaan dapat dikenakan sangsi atau pemutusan hubungan kerja. Sangsi berupa Surat Peringatan SP yakni SP biasa SP-I dan SP-II dan SP keras SP-III dengan ancaman Pemutusan Hubungan Kerja PHK. Dalam hal tenaga kerja memperoleh 3 tiga surat peringatan untuk kasus yang berbeda, akan diskorsing 1 minggu. Apabila tenaga kerja masih melakukan pelanggaran lagi walaupun kasusnya berbeda makan akan dikenakan PHK.

4.8 Kompensasi