Aspek kondisi kerja Analisis Tingkat Kepuasan Tenaga Kerja Bagian Produksi

5.3.1 Aspek kondisi kerja

Kondisi kerja adalah keadaan yang dirasakan tenaga kerja di tempat kerja yang dilihat dari keamanan dan kesehatan, suasana yang mendukung dalam bekerja, kebersihan dan kerapihan dan kelengkapan serta kesiapan peralatan kerja. Pengukuran kepuasan terhadap kondisi kerja ini meliputi sistem kerja perusahaan, fasilitas keselamatan kerja yang diberikan perusahaan dan kenyamanan tempat bekerja. Terpenuhinya kebutuhan dalam perihal kondisi kerja yang baik mendorong tenaga kerja untuk dapat bekerja baik pula, sehingga hasiloutput yang dicapai dapat sesuai dengan harapan. Tabel 6 Distribusi responden berdasarkan tingkat kepuasan terhadap kondisi kerja di IUPHHK-HA PT. Ratah Timber Aspek Indikator Tingkat Kepuasan Responden SP P B KP TP Kondisi Kerja Sistem Kerja 43 24 23 10 Fasilitas Keselamatan Kerja 30 17 9 44 Kenyamanan Kerja 1 60 23 12 4 Ket: SP=Sangat Puas, P=Puas, B=Biasa, KP=Kurang Puas, TP=Tidak Puas Dari Tabel 6 kita dapat melihat bahwa sebagian besar responden sudah merasa puas terhadap kondisi kerja perusahaan, terutama pada sistem kerja 43 dan kenyamanan kerja 60. Responden yang memiliki tingkat kepuasan yang tinggi adalah tenaga kerja dengan sistem kerja bulanan karena meskipun produksi kurang atau tidak ada, gaji yang mereka terima adalah tetap. Sedangkan yang merasa kurang puas adalah responden yang sistem kerja harian dan borongan karena upah mereka tergantung hari mereka kerja dan produktifitas yang diperoleh dalam waktu satu bulan. Apabila kondisi cuaca buruk selama bulan tertentu maka akan memperlambat produktifitas. Hal ini yang mengakibatkan pendapatan tenaga kerja harian dan borongan menjadi rendah. Pada indikator kenyamanan kerja, sekitar 60 responden sudah merasa puas. Banyaknya responden yang sudah merasa puas dengan indikator ini adalah khususnya bagi responden yang bekerja dan tinggal di Camp KM 0, dikarenakan kondisi tempat kerja sudah sangat aman bagi mereka, tidak ada kebisingan, tidak banyak debu, sirkulasi udara tempat kerja yang baik, jarak mess tenaga kerja dengan kantor yang dekat menyebabkan di saat jam istirahat, kebanyakan tenaga kerja beristirahat di mess masing-masing dan mereka merasa nyaman dengan keadaan ini. Namun, sebagian responden yang merasa biasa dan kurang puas akan kenyamanan tempat kerja adalah responden yang bekerja dan tinggal di Camp KM 22, dimana di Camp ini menurut mereka sangat bising karena selalu berhadapan dengan suara wheel loader, logging truck dan traktor, dan jika tidak ada hujan kondisi di sekitar lingkungan kerja dan mess tempat tinggal mereka sangat banyak debu. Ketidakpuasan akan kenyamanan tempat kerja khususnya juga bagi beberapa responden unit mekanik yang sering melalukan perbaikan di malam hari pada logging truck di tengah hutan, mereka merasa tidak nyaman karena harus bekerja dengan sinar lampu yang seadanya kondisi lingkungan gelap. Namun, perlu mendapat perhatian pada fasilitas keselamatan kerja yang disediakan perusahaan sebagian besar responden yaitu sekitar 44 menyatakan tidak puas. Hal ini karena dari perusahaan sendiri kurang menyediakan fasilitas keselamatan kerja seperti masker, helm kerja, sarung tangan, sepatu boat, celemek, maupun alat pelindung diri yang lain. Dari hasil wawancara dengan responden, mereka yang merasa tidak puas dengan fasilitas keselamatan kerja ini sangat kecewa dengan perusahaan karena perusahaan kurang memperhatikan pentingnya alat keselamatan kerja, semua peralatan keselamatan kerja dan alat pelindung diri dan jika diperlukan dalam kegiatan operasionalnya, maka setiap tenaga kerja harus menyediakannya sendiri. Rasa kurang puas terhadap fasilitas keselamatan kerja ini sangat dirasakan oleh tenaga kerja yang bekerja di luar ruangan, hal ini dapat terlihat di lapangan banyak tenaga kerja seperti operator chainsaw, operator logging truk, mekanik serta operator traktor tidak dibekali dengan alat keselamatan kerja yang cukup.

5.3.2 Aspek kompensasi IUPHHK-HA