penting dari pendidikan itu sendiri untuk masyarakat. Menurut Andi Makkulau per
anan pendidikan adalah “Untuk mengembangkan sumberdaya insaniyah agar manusia menyadari dan mampu
melaksanakan fungsi kekhalifahannya, maka sasaran pengembangan adalah meningkatkan daya pikir, daya fisik, dan daya pertimbangan
nilai. Ketiga daya tersebut perlu dikembangkan secara optimal, serasi dan sedini mungkin.”
32
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat dijelaskan bahwa pendidikan itu memiliki peranan untuk meningkatkan daya pikir, daya fisik dan
daya pertimbangan manusia, agar manusia itu mampu melaksanakan tugasnya sebagai khilafah di muka bumi, yang tentunya pengembangan
itu harus dilaksanakan secara serasi dan sedini mungkin maka daya pikir, daya fisik dan daya pertimbangan manusia tidak bisa berjalan
secara optimal.
2. Jalur Pendidikan
Berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang dikutip oleh Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama
bahwa “Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.”
33
Menurut Combs dan Ahmad pendidikan formal, nonformal dan
informal adalah:
32
Andi Makkalau, Strategi Pengembangan Potensi Sumber Daya Insaniyah: Konsep Ideal, Alumni Jurnal Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni, Vol. 1 No , 1991., h. 22
33
Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, 2006., h. 13
a. Pendidikan Formal adalah sistem pendidikan yang terstruktur,
hierarkis, dilaksanakan dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, studi akademik, beragam program spesialis dan beragam isntitusi,
full time, berupa latihan teknis maupun profesional.
b. Pendidikan Informal adalah proses pendidikan sepanjang hayat,
dimana setiap individu memperoleh sikap, nilai keterampilan dan pengetahuan, dari pengalaman sehari-hari, dan dari pengaruh
pendidikan dan sumber-sumber lingkungannya seperti dari keluarga, tetangga, pekerjaan dan ketika bermain, dari pasar dan
jalan raya, dari perpustakaan dan media massa.
c. Pendidikan Nonformal adalah setiap kegiatan pendidikan yang
terorganisasi di luar sistem sekolah formal, apakah dilaksanakan tersendiri ataukah merupakan bagian dari kegiatan yang lebih
besar, yang dimaksudkan untuk melayani sasaran didik tertentu dan tujuan belajar.
34
3. Pendidikan Nonformal
Menurut M. Sudomo, pendidikan non formal adalah “Setiap kegiatan pendidikan yang diorganisir di luar sistem pendidikan formil,
baik dilakukan sebagai kegiatan yang lebih luas untuk memenuhi kebutuhan pelajar clientele dan mencapai tujuan-
tujuan belajar.”
35
34
Saleh Marzuki, Pendidikan Nonformal: Dimensi dalam Keaksaraan Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012, h. 145
35
Sismanto, Penddikan Luar Sekolah Dalam Upaya Mencerdaskan Bangsa, Jakarta: CV Era Swasta, 1984, h. 7
Menurut Soelaiman Joesoef pendidikan non formal adalah “pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak terlalu
mengikuti peraturan- peraturan yang tetap dan ketat.”
36
Menurut Combs dalam buku Penelitian Tindakan Dalam Pendidikan Nonformal menyatakan bahwa “Pendidikan nonformal
nonformal education adalah setiap kegiatan pendidikan yang diorganisasikan diluar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan
secara sengaja untuk melayani peserta didik tertentu guna mencapai tujuan belajarnya.
37
Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan N
asional menyatakan bahwa “Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang”.
38
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan nonformal adalah suatu proses pendidikan yang
dilaksanakan secara terbuka, terstruktur dan berjenjang yang tidak memiliki aturan-aturan yang baku serta dilaksanakan dalam rangka
memenuhi kebutuhan pendidikan bagi masyarakat tertentu. 4.
Fungsi Pendidikan Nonformal
Fungsi pendidikan nonformal adalah membelajarkan individu atau kelompok agar mampu memberdayakan dan mengembangkan dirinya
sehingga mampu beradaptasi terhadap perubahanperkembangan
36
Soelaiman Joesoef, op.clt, h. 79
37
Ishak Abdulhak dan Ugi Suprayogi, Penelitian Tindakan Dalam Pendidikan Nonformal, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012, h. 19
38
Moh. Alifuddin, Kebijakan Pendidikan Nonformal: Teori, Aplikasi dan Implikasi, Jakarta: Magna Script Publishing, 2011, h. 19
zaman, berdasarkan fungsi tersebut pendidikan nonformal menurut
Soegimin Gitoasmoro dapat melayani kebutuhan sebagai berikut:
a. Pendidikan suplemen: kesempatan untuk menambahmeningkatkan
pengetahuan dan keterampilan tertentu di luar pendidikan sekolahformal.
b. Pendidikan komplemen: kesempatan untuk menambahmelengkapi
pendidikan sekolahformal. c.
Pendidikan kompensasipengganti: kesempatan untuk memperoleh pendidikan bagi yang tidak pernah mengalami pendidikan di
sekolah. d.
Pendidikan substitusi: kesempatan untuk belajar pada jenjang pendidkan tertentu berhubung belum adanya pendidikan disekitar
tempat tinggal. e.
Pendidikan alternatif: kesempatan untuk memilih jalur pendidikan nonformal sehubungan dengan peluang atau waktu yang dimiliki.
f. Pendidikan
pengayaanpenguatan: kesempatan
untuk memperkayamemperluas
meningkatkan kemampuan
yang diperoleh dari pendidikan sekolahformal.
g. Pendidikan
pemutakhiranupdating: kesempatan
untuk memutakhirkan atau meremajakan pengetahuan dan keterampilan
yang telah dimiliki. h.
Pendidikan pembentukan keterampilan: kesempatan untuk memperoleh keterampilan baru di samping keterampilan yang telah
dimiliki.
i. Pendidikan penyesuaian: kesempatan untuk memperoleh
pendidikan penyesuaian diri sehubungan adanya mobilitas territorial, pekerjaan, dan perubahan sosial.
j. Pendidikan pembibitan: kesempatan untuk memperoleh pendidikan
atau latihan keterampilan tertentu melalui proses belajar bersama sambil mengadakan usaha bersama dalam kelompok belajar usaha
bersama. Selain itu Pendidikan nonformal berfungsi mengatasi berbagai
kesenjangan yang ada di masyarakat. Menurut Hunter ada beberapa kesenjangan yang dapat diatasi melalui pendidikan nonformal,
yaitu: a
Kesenjangan pekerjaan the job gap, yaitu adanya ketidak sesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja atau
keterampilan kerja yang dinutuhkan. b
Kesenjangan efisiensi the efficiency gap, yaitu kurangnya pemanfaatan secara tepat sumber daya manusia dan sumber
finansial. c
Kesenjangan permintaan dan penyediaan the demand and supply gap, yaitu meningkatnya permintaan pendidikan dan
konsekuensi rendahnya mutu pendidikan. d
Kesenjangan populasi population gap, yaitu gagalnya sekolah untuk mengatasi pertumbuhan penduduk usia sekolah.